Happy Can Come From Elsewhere

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 19 March 2014

Kata orang bijak kebahagiaan bisa datang dari manapun disadari ataupun tanpa kita sadari. Andra merasakannya walau sempat merasa bahagianya akan hilang setelah ibunya meninggal. Dan kini dia hidup dengan Ibu baru dan saudara tiri dengan bahagia. Ayahnya dan Ibu tirinya kini tinggal di Amerika sementara dia tinggal di Indonesia dengan kakak tirinya bernama Indira. Suatu pagi di meja makan.
“pagi kak!” sapa Andra saat menghampiri meja makan.
“pagi… ayo sarapan kakak bikinin nasi goreng!”
“baiklah.” Di tengah menyantap sarapannya “kak…” panggil Andra
“ada apa?”
“nggak jadi…”
“halah… ya sudah cepet dihabisin nanti telat ke sekolah!” Andra hanya mengangguk

Andra menuju ke sekolah sementara Indira menuju kantor. Di sekolah Andra sangat terkenal karena prestasinya dalam akademik dan non akademik. Hari ini Andra ulangan semua murid pada panik tapi Andra tenang-tenang saja. Sementara Indira bertemu dengan klien yang merupakan cinta lamanya. Indira tiba-tiba merasa deg degan saat bertemu cinta lamanya. Andra mengerjakan ulangan dengan tenang tapi tiba-tiba dia menjadi gelisah bahkan sampai keringat dingin. Guru mendekati Andra.
“Andra kamu kenapa gelisah?” tanya guru
“saya merasa dingin sekali dan tiba-tiba kepala saya pusing.”
“kamu ke uks aja!”
“nggak apa-apa saya selesaikan ulangan saya dulu”
“kamu yakin?” Andra hanya mengangguk

Sementara di kantor Indira setelah meeting dengan klien. Sang klien yang merupakan cinta lamanya mengajaknya minum kopi bareng. Otomatis Indira mau. Jadi dari dulu Indira menyukainya tapi tak pernah berani mengungkapkannya. Dan ternyata sang klien itu juga memiliki perasaan yang sama dengan Indira. Saat di coffee break.
“kamu mau pesan apa In?” tanyanya
“Hem… Ice Cappucino saja”
“baiklah… ice cappucino dan Ice vanillalate.” Sang klien memesannya. Sang klien bernama Fathur. “apa kabar mu? Aku dengar Mamamu udah nikah lagi.”
“kabarku baik kok. Iya memang Mama udah nikah lagi dengan duda anak 1.”
“berarti kamu punya saudara, jadi nggak sepi lagi dong!”
“iya saudaraku laki-laki dan sekarang sedang duduk di kelas 3 SMA.”
“owh… aku pengen bilang sesuatu padamu.”
“apa?”
“dari dulu sampai sekarang aku suka padamu..”
“trus?”
“mau nggak kamu jadi pacarku?”
“asal kamu tau dari dulu juga aku sudah suka sama kamu tapi aku nggak berani ungkapin.”
“jadi…”
“aku mau” mereka resmi jadian.

Di sekolah Andra yang setelah selesai ulangan tiba-tiba pingsan di depan ruang kelasnya. Andra dibawa ke uks dan memberitahu kak Indira. Tak lama kak Indira datang ke sekolah dan membawa Andra ke rumah sakit. Untuk beberapa hari Andra dirawat di rumah sakit. Kak Indira dengan setia menungguinya bersama sang pacar Fathur. Fathur selalu datang saat Andra sedang istirahat sehingga Andra tidak tahu kalau kakaknya sudah jadian dengan Fathur.

Hari ini Fathur membawakan makan siang untuk Indira ke rumah sakit. Saat masuk ke kamar rawat Andra ia tidak melihat Indira dan Andra sedang injeksi oleh suster. Fathur memutuskan untuk menunggu Indira di depan kamar rawat. Tak lama kemudian Indira datang dan menghampiri Fathur dengan muka sedih.
“Hai, Indira sayang! Kamu kenapa sedih gitu?” tanya Fathur
“begini…” Indira menceritakan apa yang terjadi pada Fathur. “kamu kenapa nggak langsung masuk ke dalam?”
“tadi Andra sedang diinjeksi, jadi ku putuskan untuk menunggu kamu di luar aja.”
“ya sudah ayo masuk!” mereka masuk kamar rawat Andra. “Hai Andra! Udah makan dan minum obat?”
“udah kak, itu siapa kak?” tanya Andra
“oh ya, kamu belum kenal ya. Ini pacar kakak namanya Fathur”
“Hai salam kenal” Fathur menyapa Andra dan Andra hanya mengangguk sambil mengajaknya berjabat tangan. “sebenarnya aku sering ke sini tapi setiap aku ke sini kamu sedang istirahat. Oh ya, aku bawa makan siang kamu In!”
“iya makasih, kamu mau Dra?” Andra hanya menggelengkan kepala.

Akhirnya Andra keluar dari rumah sakit. Andra keluar dari rumah sakit bersamaan dengan orangtuanya pulang dari Amerika untuk berpuasa dan berlebarang di Indonesia. Andra pulang ke rumah bersama Fathur sementara Indira menjemput orangtuanya ke bandara. Tiba di bandara Indira mendapat kabar kalau pesawat yang ditumpangin oleh kedua orangtuanya mengalami kecelakaan saat mendarat di bandara.

Indira menelpon Fathur kalau orangtuanya kecelakaan dan ia ingin memastikan kalau orangtuanya baik-baik aja sehingga jangan beri tahu Andra. Indira mencari-cari informasi tentang orangtuanya. Setelah seharian mencari Indira hanya mendapati mayat orangtuanya. Betapa sedihnya dia, segera Indira menelpon Fathur untuk memberi kabar ini pada Andra.
“ini minum obat dulu!” Fathur memberikan obat pada Andra
“ya. Oh ya, kenapa kak Indira dan Mama Ayah belum sampe?”
“kamu harus sabar ya, kak kamu masih menguruh jenazah Mama dan Ayah mu. Mereka mengalami kecelakaan tadi pagi saat mendarat.”
“kak Fathur pasti bercanda?”
“masak kakak bercanda nyawa orang.”

Andra diam dan tiba-tiba kondisi Andra drop. Karena nggak mungkin di bawa ke rumah sakit jadi Fathur menelpon dokter untuk datang. Keesokan Indira duduk di sebelah jenazah orangtuanya dengan air mata yang terus mengalir. Fathur memeluk untuk menenangkannya. Shilla pacar Andra duduk di sebelah Andra di dalam kamar karena kondisi Andra untuk keluar.
“Shilla sayang!” panggil Andra
“ya sayang, ada apa?”
“aku pengen lihat Ayah dan Mama untuk terakhir kali, aku mohon!”
“baiklah, sini aku bantu.”

Andra duduk di antara jenazah Ayah dan Mamanya. Tak kuasa Andra menahan tangisnya. “Ayah haruskah puasa dan lebaran tahun ini hanya berdua bersama kak Indira, kenapa Ayah harus menyusul Bunda meninggalkan aku. Huk… huk…” kemudian Andra menatap Mamanya. “baru sebentar aku sama Mama kenapa Mama juga harus pergi meninggalkan aku dan kakak?”
Shilla mendekati Andra dan menenangkan. “ayo kembali ke kamar kodisimu belum baik betul!”
“Shilla ijinin aku untuk ikut mengantar Ayah dan Mama sampai ke tempat peristirahatan terakhir!”
“tapi…” belum selesai bicara Indira memberi kode untuk mengijinkan.

Andra mengantar orangtuanya ke peristirahatan terakhir. Air mata Andra dan Indira terus membasahi pipinya. Seakan ingin menyusul mereka, Andra seorang cowok bisa merasa sesedih itu. Bahkan dia tidak bisa sekuat itu, tidak bisa sekuat cowok lain ditambah kondisinya yang belum stabil. Saat jenazah dikubur tubuh Andra sudah tidak dapat menopang sehingga ia ambruk. Andra dibawa ke dalam mobil, setelah pemakaman bukan menuju rumah Indira dan Shilla membawa Andra ke rumah sakit.
“Kak Indi pulang aja, mengurus pengajian nanti malam, biar Andra aku yang jagain!” kata Shilla
“baiklah, kakak pulang dulu, kalau ada apa-apa kabarin kakak!”
“baik kak”

ADVERTISEMENT

Indira pulang sementara Andra belum sadar dan kondisinya masih labil. Shilla dengan setia menunggu Andra sadar. Fathur dengan setia pula menemani Indira yang masih dirundung kesedihan mendalam. Bahkan Fathur dan Shilla tidak tidur demi menjaga orang yang mereka sayangi. Andra sadar dan mencari kakaknya, sementara kakaknya masih sedih di rumah.
“Shill, kak Indira mana?” tanya Andra
“kak Indi masih mengurus pengajian buat Ayah dan Mama kamu.”
“apa Ayah dan Mama benar-benar sudah pergi ninggalin aku?” Shilla hanya megangguk. “aku pengen menyusul mereka, dan aku merasa akan menyusul mereka.”
“kamu nggak boleh bilang gitu! Aku nggak suka, kamu pasti sembuh”
“kalau aku akan sembuh dan cuma sakit ringan kenapa aku sampai saat ini masih di sini. Diinjeksi itu sakit dan minum obat itu juga nggak enak. Aku tahu kok kalau sakit ku ini bukan sakit biasa dan sewaktu-waktu bisa menyusul Mama dan Ayah.”
“kata siapa? Kamu pasti sembuh.”
“aku dengar sendiri saat dokter bicara dengan kakak.”

3 bulan kemudian…
Andra menjalani hidupnya seperti biasa, sekolah dan bermain. Tapi ada yang berbeda, kini Shilla tidak bersama Andra karena Shilla harus pergi ke Jepang ikut dengan kedua orangtuanya. Sudah sebulan Shilla pergi meninggalkan Andra.

Flashback…
“Andra aku tahu kondisimu sudah sangat baik tapi aku belum bisa meninggalkanmu, aku terlalu khawatir padamu.”
“aku tidak apa-apa aku juga akan baik-baik saja. Kamu ikutlah dengan orangtuamu sebelum kamu menyesalinya. Toh kita masih bisa komunikasi lewat sosial media.”
“tapi…” tangan Andra menutup mulutnya
“sssttt… keburu pesawatnya berangkat. Orang tuamu sudah menunggu.”
Flashback end..

Andra menjalani hidupnya dengan senyuman dan kebahagiaan buat orang lain. Walau hatinya tidak seperti yang dilihat. Pernikahan kak Indira dan Fathur akan segera berlangsung. Andra sibuk mempersiapkan pernikahan kakaknya. Walau terkadang ia berharap Ayah dan Mamanya ada di antara mereka.

Indira merasa sedih mengingat pernikahannya yang sebentar lagi. Indira teringat orangtuanya yang ingin pulang ke Indonesia karena ingin melihatnya menikah. Andra melihat kakaknya yang sedih coba menghiburnya walau dirinya sendiri juga merasa sedih.
“calon pengantin jangan ngelamun, mikirin apaan sih kak?” tanya Andra
“nggak kok, kakak cuma keinget sama Mama dan Ayah.”
“udalah kak pasti Mama dan Ayah pasti bahagia di sana”

Hari pernikahan pun tiba. Indira terlihat cantik dan juga tegang menghadapi pernikahannya. Saat ijab qobul terucap dengan baik oleh Fathur tak terasa air mata bahagia menetes di pipi Indira. Senyum merekah tergambar jelas di wajah Andra. Tapi senyum itu berubah menjadi rasa sakit. Rasa sakit itu tak tertahankan sekali hingga Andra jatuh pingsan. Membuat semua tamu kaget termasuk Indira dan Fathur.

Andra segera dibawa ke rumah sakit. Kondisinya kritis bahkan dokter menyatakan kalau Andra dalam kondisi koma. Indira sedih bukan karena pernikahannya sedikit berantakan melainkan kondisi Andra yang tiba-tiba memburuk. Di bandara seorang gadis cantik keluar dari bandara yaitu Shilla. Begitu di dalam mobil ia langsung menelfon hp Andra tapi tidak diangkat. Shilla menghubungi Indira dan diketahui kalau Andra di rumah sakit, sesegera mungkin Shilla menuju rumah sakit.

Sampai di rumah sakit ternyata Shilla telah terlambat Andra telah pergi untuk selamanya. Saat Shilla masuk kamar Andra untuk mengenangnya sebentar tapi ia menemukan surat untuknya dan Indira.

To: Shilla
Hi sayang, apa kabar? Pasti baik. Gimana jepang? Indah bukan?
Aku tahu kamu pasti marah karena aku nggak bisa nepatin janji padamu, aku minta maaf telah pergi dulu tanpa pamit, aku juga minta maaf karena bohong padamu kalau aku baik-baik saja. I love you forever ever.
From: Andra

To: kak Indira
Selamat kak, semoga bahagia…
Maaf kak aku nggak bisa sama kakak lagi… karena sekarang kakak sudah ada yang jagain jadi tugasku telah selesai…
Kalau kak Fathur sakitin kakak pasti aku akan selalu mengganggu tidur kak Fathur, heheheeheheh just kidding kak,
I love you kak, walau kakak bukan kakak kandungku tapi kakak adalah salah satu sumber kebahagianku, aku akan ketemu Ayah dan Mama lebih dulu
From: adikmu yang paling ganteng Andra

Cerpen Karangan: Vixia Ariestya a.k.a Tyas
Facebook: vixia ariestya dwi andharista

Cerpen Happy Can Come From Elsewhere merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Rindu Sahabat Lama Ku

Oleh:
Iseng-iseng bongkar lemari buku, aku menemukan sebuah kotak berwarna merah dan bermotif bunga-bunga kecil di sudut kanan rak buku paling bawah. “Masih cantik nih kotak” gumamku, sambil tersenyum. Hasratku

Cinta Yang Telah Pergi

Oleh:
Pada sore hari Aku duduk di teras belakang rumah, sambil liatin ikan hias piaraan papa di kolam kecil samping teras. Aku kepikiran terus kata-kata Mutia sahabat baik aku di

Wasiat Cinta

Oleh:
Putra namamu. Untuk pertama kalinya kau titip salam kepadaku lewat sahabatku, Maya namanya. Waktu itu dan sekarang sangat berbeda. Kali ini aku bahagia, aku telah tahu semua kebenarannya. Aku

Sepucuk Surat Putih

Oleh:
“Angga bangun!” Suara malaikat duniaku telah berbicara dan aku segera membuka mata yang berat ini. Kubuka jendela sambil menyapa dunia. Udara dingin menusuk kulit. Dingin ya sangat dingin kota

Oppa, Mianhae

Oleh:
Jingga matahari terbit seakan tak nampak tertutup gumpalan awan yang redup. Gemuruh guntur di langit terdengar samar dari kejauhan Kota Seoul. Udara sekitar menghembus gigil beku, menghempas tubuh seorang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *