Hari Ulang Tahun Seseorang
Cerpen Karangan: Ibnu HandokoKategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 5 May 2014
Pagi ini, aku berada di taman belakang sebuah rumah mewah, mungkin karena sisa mabuk semalam aku tak ingat mengapa siang hari seperti ini aku sudah terdiam duduk pada sebuah bangku berwarna cokelat tua, sepasang kakiku mengenakan sepatu kulit abu-abu, dan celana hampir sama dengan warna sepatu. Di atas tempat aku beristirahat, terdapat sweater yang didominasi warna putih tetapi dengan motif kotak-kotak cokelat tua, hampir sama seperti sweater yang dulu pernah dihadiahkan untukku dari seorang teman yang habis jalan-jalan ke luar negeri, entah itu Eropa atau Amerika, Rasanya aku mulai susah sekali mengingat segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku.
Dalam kebingungan, aku melihat ke segala arah, apa yang ada di sana, apa yang telah terjadi, perlahan aku mulai mengerti bahwa di taman belakang ini telah disiapkan sebuah pesta. Di beberapa bagian taman telah ditata rapi makanan di atas meja-meja panjang, pada bagian belakang ada beberapa lampu dan pengeras suara, sedangkan di dekat kolam renang, ada sebuah panggung kecil dengan latar belakang papan yang dihiasi dengan gambar-gambar dan juga tulisan “Selamat Ulang Tahun” yang menandakan bahwa pesta di taman belakang ini adalah pesta ulang tahun. Jadi, aku berada di sini itu untuk sebagai tamu undangan pesta ulang tahun seseorang? Pertanyaannya, siapakah yang berulang tahun itu, atau yang paling penting adalah siapa yang telah membawaku ke sini? Semua pertanyaan itu harus segera dijawab sebelum tempat ini mulai ramai, paling tidak agar aku bisa menyesuaikan diri dan membaur dengan para tamu undangan lainnya. Belum lama aku berjalan, seseorang menghampiri diriku dan memegang lenganku “Mau ke mana, Pak?” Aku segera menoleh padanya, seorang perempuan dengan senyum yang manis, rambutnya hitam panjang dan wangi dan matanya mengingatkan aku pada seseorang yang sudah lama sekali berada dalam pikiranku.
“Lisa?”
Tiba-tiba saja aku bisa mengingat nama seseorang yang baru saja memegang lenganku dalam benakku setelah aku melihat matanya.
“Bukan, Pak. Aku Dewi, putrinya.”
Putrinya? Kenapa selama ini dia tidak pernah bercerita jika dia sudah punya anak? Dia menikah dengan siapa? Bibirku yang memintaku untuk bisa segera mendapatkan jawabannya. “Kalau boleh aku tahu, siapa yang telah membawaku kesini?” Ini sebenarnya bukan pertanyaan pertama yang harus aku temukan jawabannya dari semua deretan pertanyaan yang aku punya, tapi ini akan memberiku sedikit cahaya pada kegelapan yang menyelimuti pikiranku.
“Bapak. Sewaktu pagi, bapak itu bangun sangat pagi, kemudian mandi dan berpakaian rapi, karena Bapak bilang bahwa hari ini Bapak harus menghadiri pesta ulang tahun Ibu, maka Bapak sama Mas Dika, dibawa ke sini.”
“Sebentar, sebentar. Ibu siapa yang berulang tahun?” Itu pertanyaan pertama dalam daftar pertanyaanku, hanya sudah diberi panduan bahwa yang berulangtahun itu adalah seorang perempuan, yang disebut Ibu olehnya.
“Ibu Lisa. Ibu saya.”
Lisa? Nah, kebetulan sekali! Aku bisa tanyakan padanya sekarang apa hubunganku dengan yang berulang tahun itu, lalu di mana dia? Ucapku dengan rasa penasaran yang cukup besar, “Ibu sudah lama meninggal, lima tahun yang lalu, Bapak lupa? Ah. Pasti Bapak mulai pikun deh.” Dia bercerita dengan datar tadinya, tapi lama-lama mukanya berubah ceria. Lalu dia berkata lagi, “Bapak tahu, Mas Dika sering bilang pada saya, bahwa dia ingin sekali seperti Bapak, meskipun Ibu sudah lama meninggal, cinta Bapak terhadap Ibu tetap selalu nyata dan menyala, buktinya, sepanjang lima tahun ini, Bapak tidak pernah putus menggelar perayaan ulang tahun Ibu!”.
Jadi? Lisa adalah istriku dan Dewi yang tengah berbicara padaku adalah anakku sendiri? Mengapa aku bisa lupa semua ini dalam waktu semalam saja? Apa yang terjadi semalam denganku? Aku yang langsung memutuskan untuk tidak merusak hari ulang tahun seseorang dengan membuka rahasia bahwa aku sudah mulai lupa pada segala sesuatu yang terjadi dalam hidupku. Aku langsung mempraktikkan ilmu pengamatan di sekitar lingkungan dengan memandang sebuah panggung kecil di seberang kolam renang, tapi cahaya matahari yang memantul dari permukaan air membuat mataku terasa sangat silau, dan tiba-tiba membuat air mataku jatuh. Dewi segera mengeluarkan tisu dari tasnya lalu mengusap pipi dan kelopak mataku, sambil berujar, “Ibu pasti bahagia disana melihat Bapak masih mencintainya dengan sangat.” Lagi-lagi dia tersenyum memandangku.
Cerpen Karangan: Ibnu Handoko
Blog: http://inubercerita.blogspot.com
Cerpen Hari Ulang Tahun Seseorang merupakan cerita pendek karangan Ibnu Handoko, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Tiga Cinta Satu Muara (Part 2)
Oleh: Rin KamekoDyah terbangun. Hangat. Ia membuka matanya perlahan. Rasanya sulit menyadari dimana dirinya saat ini. “Sudah bangun, nak?” Suara itu. “Ayah?” Dyah terkejut menyadari dirinya sedari tadi berbaring dengan berbantalkan
Gaya Hidup Mutub
Oleh: Halub“Hidup kok gini gini aja ya, kayak enggak ada perubahannya sama sekali.” Ucapan itu diarahkan Mutub ke Sahat, dengan tujuan Sahat benar-benar merubah semua gaya hidup minimalisnya ke arah
Ibuku Duniaku
Oleh: Dinda Tiara Gita Sumanda“Aku benci ayah!!!” teriakku menggema di lapangan basket outdoor, di tempat ini kulampiaskan semua amarah dan kekesalanku. tempat ini menjadi saksi kepiluan sebuah pengkhianatan, kulempar bola basket dengan bengisnya
Vas Bunga Pecah, Tersusun Kembali Tanpa Rancangan
Oleh: Ayu Salma Fitria“Tik tik tik..,” gemercik hujan membantu pikiranku lebih tenang, tak kusangka ini harinya. Kupilih bus, sebagai teman menanti hasil. Juga bersama teman seperjuanganku, yang duduk disamping kaca jendela dan
Chaos Before Chaos (Part 1)
Oleh: Jie LaksonoMalam itu hampir usai, akan tetapi matahari belum terbit lagi. Ribuan bintang masih terlihat menghiasi langit bumi. Jutaan manusia tidak tidur malam itu. Mata mereka tertuju pada tv di
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply