Inilah Surgaku
Cerpen Karangan: A. Nur al-Fath al-HikmahKategori: Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 26 May 2014
Pagi belum lagi meninggi, sementara sesekali suara kokok ayam masih terdengar dari belakang rumahku, ayam milik tetangga yang kerap membangunkanku untuk bersiap berangkat ke sekolah setiap pagi.
Seperti biasanya, bunda dengan wajan dan sutilnya, telah sibuk di dapur, mempersiapkan sarapan untukku dan adik-adikku, sementara papa masih tertidur dengan pulasnya.
“Masak apa pagi ini bunda?” tanyaku singkat
“Seperti biasa sayang, hanya nasi dan telur goreng saja” jawab bunda sekenanya.
Aku hanya tersenyum sesaat lalu berlalu pergi, mengambil handuk dan menuju kamar mandi, sementara keributan baru kembali terdengar, biasa, adik-adikku yang merasa terlambat bangun dan kemudian berteriak-teriak memintaku untuk segera mandi.
“Iya… ini juga baru masuk kamar mandi” ujarku singkat
Sesaaat kemudian…
Aku melihat adik bungsuku telah jongkok di depan kamar mandi, adik kecilku yang masih duduk di kelas IV SD.
“Hehehehe..” kekehnya
“Kenapa?” tanyaku
“Tidak ji…” jawabnya singkat
“Kenapa!” ucapku agak keras sembari melototkan mataku, seakan-akan marah
“Tidak ji… kakakku yang cantik” jawabnya spontan sembari berlari menuju kamar mandi serta menguncinya dari dalam.
Sementara itu, adikku yang satunya, sedang asyik di depan laptop papa, menonton film-film animasi kegemarannya.
“Ashgar…!” bentakku keras
“Iye… kakak” jawabnya tanpa memalingkan wajahnya
“bukannya pergi siapkan buku dan bajumu untuk ke sekolah, malah nonton” sergahku
“iye… sedikitpi kasihan, hampirmi habis filmnya nah” jawabnya sembari tersungut-sungut.
“Ashgar!” bentakku kembali
“Iya… iya…” jawabnya sembari berlalu menuju kamarnya, mempersiapkan buku dan baju yang akan dipakainya ke sekolah.
Hening sesaat… tak ada suara, yang ada hanya buni piring, gelas dan sendok yang disediakan oleh bunda untuk sarapan kami, serta suara cipratan air dari kamar mandi.
Naufal (adik bungsuku) berdiri gagah di depan cermin, menata rambutnya sembari tersenyum kecil.
“Naufal…” panggilku
“Iye…” jawabnya
“Pinjamka’ dulu sisirta” pintaku dari dalam kamar
Tak lama… prang… terdengar suara piring yang pecah, bergegas aku keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi. Naufal berdiri kaku, di samping bunda masih memegang gelas.
“Hati-hati Naufal” ucap Bunda
“Tabe Bunda… tidak kusengajai…” jawabnya lirih, sementara dari matanya kulihat butiran kristal air mata menggenang.
“Kenapa Bunda” tanyaku
“Naufal nabrak Bunda, dan piring yang bunda pegang jatuh” jawab Bunda
Aku hanya dapat menghela nafas panjang
“Kenapa memangki sayang, na lari-lariki?” tanya Bunda kepada Naufal
“Mau bawakan Kakak Imma sisir ini Bunda” jawabnya, sembari memperlihatkan sisir yang dipegangnya.
Bunda hanya tersenyum, lalu berlalu pergi mengambil sapu dan membersihkan pecahan piring tadi.
Aku terdiam, kulambaikan tanganku memanggil Naufal
“Ini sisirnya Kak” ujarnya, setelah tiba di depanku
“Terima kasih sayang” ucapku lirih, lalu berjongkok, menghapus sisa airmata yang membuat alur di pipi tembemnya.
“Sudah… jangan nangis lagi ya” ucapku sembari memeluknya
“Iye..” jawabnya singkat, walau lemah, sesegukan tangisnya masih bisa kudengar.
Tak lama…
“Ayo Naufal…” panggilku
Setelah menyalami Bunda dan Papa yang juga telah terbangun, Naufal segera mendatangiku, naik ke atas motor yang telah kutunggangi, untuk mengantarnya ke sekolah terlebih dahulu.
“Ashgar…” teriakku
“Iye… tungguma” jawaban itu terdengar dari dalam rumah
Sama dengan yang dilakukan Naufal, adikku Ashgar segera pula naik ke atas motor, dan kemudian kami berlalu menuju sekolah kami, ya… kami satu sekolah, aku di kelas IX dan adikku di kelas VII.
Cerpen Karangan: A. Nur al-Fath al-Hikmah
Siswa Kelas IX.F
SMP Negeri 2 Pangkajene
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep)
Prov. Sulsel
Cerpen Inilah Surgaku merupakan cerita pendek karangan A. Nur al-Fath al-Hikmah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kasih Sayang Seorang Ayah
Oleh: Ainus Sa'adahSuatu hari saat diriku masih kecil, ketika aku masih berumur 3-4 tahunan. Aku belum kenal sama sekali akan suara “burung”, hanya saja aku mengerti namanya. Dihari pagi yang cerah
Aku Rindu Pelukanmu Mama
Oleh: Nida Nawilatul Afifah“Pa bangun, pa bangun” mamaku menangis ketika melihat papa tak sadarkan diri. Beliau mempunyai penyakit kanker paru-paru, makanya beliau sering sakit-sakitan. “Astaghfirullahaladzim, pa.. Papa.. Papa bangun pa” Ucapku dan
Adik Baru
Oleh: Darin Hilmi AzzahraDi komplek daun hijau ada seorang anak tunggal namanya Alina rayna dipanggil Alin, dia sangat kesepian di rumah karena tidak punya adik. Suatu hari di rumah Alin. “bun, alin
Pengusaha Muda
Oleh: Yuli RahmawatiMentari pagi tengah menampakkan diri. Cahayanya masuk ke dalam ruangan bernuansa biru pastel melalui sela-sela tirai dibalik jendela. Cahayanya menusuk mata indah itu. Membuatnya terpaksa membuka mata. Ia mengerjapkan
Renungkan
Oleh: Alfred PandieAlex terlahir dari keluarga cukup berada, masalah uang, alex tinggal mengulurkan tangan, masalah makan dan sebagainya sudah di atur oleh baby sister yang biasanya dipanggilnya “BIBI”. Dan semua keindahan
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply