Jangan Lupakan Kami, Ayah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 8 January 2016

Hembusan angin terasa saat sore hari menjelang. Ku lihat seseorang duduk termenung di sebuah kursi panjang di bawah pohon. Aku mulai mengira-ngira apa yang ia sedang pikirkan saat ini, wajahnya terlihat kusut seperti begitu berat ia pikul bebannya. Aku mendekat, semakin dekat dan duduk di sampingnya. Namun, ia belum tersadar dalam khayalannya, aku pegang tangannya.

“Ibu, apa yang Ibu pikirkan?”
“oh, tidak, tidak ada” terlihat ia terkejut, gelisah dan matanya berkaca-kaca.
“kenapa Ibu menangis?”
“Ibu tidak menangis” katanya sambil memalingkan wajah. Aku begitu paham, sangat terlihat di wajahnya, ia sangat gelisah.

“apa Ibu memikirkan Ayah?”
“kenapa kau tanyakan itu?” tatap ibu kepadaku.
“Ibu, apa Ayah akan kembali, aku rindu Ayah, Ibu!” aku mulai menangis, ibu mendekapku.
“Nak, jangan kau risaukan itu Ayah pasti kembali, ia akan datang melihat putrinya yang cantik ini!” kata ibu dengan suara gemetar.
“tapi kapan?” kataku lebih keras. Tidak pernah kami sangka sebelumnya, sejak hari itu yang ku ingat ayah begitu marah, aku tidak tahu sebabnya karena aku begitu kecil. Ayah meninggalkan rumah dan bagaikan pergi untuk selama-lamanya.

Tiba-tiba sebuah mobil mewah meluncur ke halaman gubuk kami, sesokok laki-laki memakai jas, sepatu hitam, berkaca mata ke luar dari mobil. “siapa dia Bu?” Ibu termenung menatap ketiga makhluk itu. Pria itu berjalan ke arah kami.
“Fani, kamu sudah besar Nak, Ayah rindu kalian?” ucap pria itu dalam hatiku dia tahu namaku, ia memanggilku nak, dan ia merindukan kami, aku dan ibu. Diakah ayah yang selama ini aku rindukan. Aku mendekat menatap wajahnya, aku menangis aku memeluknya, aku benar-benar merindukannya.

“istriku, Nak, maafkan Ayah, Ayah meninggalkan kalian, waktu itu Ayah putus asa, Ayah pergi ke kota, namun Ayah beruntung, Ayah bekerja di toko, Ayah ingin mengajak kalian tapi Ayah takut merepotkan, sehingga baru sekarang Ayah dapat mengunjungi kalian!”
“tidak suamiku, kami menunggumu, kami sayang Ayah.” kata ibu. Aku terharu, mungkin saat inilah Allah mengabulkan doa kami di setiap salatku.

Cerpen Karangan: Halimah Sari
Facebook: Halimah S

Cerpen Jangan Lupakan Kami, Ayah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kilas Balik Kisah Adinda

Oleh:
Detik jam terus berjalan, waktu kan terus berputar, dan ku tau bahwa dewasa tak semenyenangkan apa yang dibayangkan, tanpa disadari bahagia dan kesedihan kan slalu berdampingan, begitu juga tentang

Mimpi Anak Borneo

Oleh:
Ruangan itu sudah dipenuhi banyak orang. Dadaku berdegup kencang. Perasaanku bercampur antara cemas dan bahagia. Aku yang mengenakan pakaian terusan bewarna merah dengan corak batik Kalimantan yang indah, berjalan

Deni Si Anak Jorok

Oleh:
Deni adalah anak laki-laki kelas 4 sd yang dikenal memiliki kebiasaan hidup kotor dan jorok seperti mandi hanya 1 kali sehari, tidak pernah menyikat gigi, membuang sampah sembarangan, kamarnya

Berharap Kembali (Part 3)

Oleh:
Terdiam aku menatap kosong kamarku, aku tak tahu bagaimana caranya agarku bisa mendapatkan uang dan melunasi hutang-hutang ayah. Ayah hanya meninggalkan beban dan penderitaan pada aku dan ibu. Apa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *