Kita

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 3 November 2016

Alunanan denting lagu Safe and Sound yang dinyanyikan oleh Megan Nicole dan Tifany Alvord terdengar keras di Headphone yang sedang didengarkan Bella. Ia berada di bawah pohon yang rindang sambil memejamkan kedua kelopak matanya menikmati setiap lirik lagu. Bella yang masih menggunakan baju sekolah berosis SMA itu, sesekaki mengikuti lirik lagu tersebut. Lagu kesukaannya, yang selalu ia putar. Gadis cantik itu membuka kedua kelopak matanya, melihat danau biru, tempat kesukaannya yang ia kunjungi saat sekolah telah usai.

Untuk kesekian kalinya lagu berhenti. Karena jam sudah menunjukkan pukul 15.08 wib, Bella dengan cepat segera melangkahkan kaki menuju rumahnya yang lumayan jauh dari Danau Biru.

Rumah sederhana yang berada paling pojok itu gaduh kembali. Ibu Bella -Marianti, sedang bertengkar dengan seseorang pria yang bertubuh besar, kulit hitam dan rambut gondrong. Tubuh besar si pria itu mampu membuat Marianti terkapar di lantai. Namun wanita itu tidak tinggal diam, ia memaki si pria yang ada di hadapannya. Air mata tidak bisa lagi ditahan, dengan perlahan pun air jatuh dari mata Marianti membasahi kedua pipinya.

Ketika Bella sudah berada di depan pintu, pria itu langsung meninggalkan ibu dan anak yang masih dalam diam. Bella tahu, itu adalah pelanggan ibunya yang akhir-akhir ini selalu datang ke rumah. Ia juga tidak tahu apa permasalahan ibunya, namun Bella sangat yakin masalah ini mampu membuat ibunya ngedrop, hal itu terlihat dari wajah Marianti yang lesu

“Maafkan ibu” ucap Marianti memeluk Bella membuat gadis cantik itu mengangguk
“Sebaiknya kau makan siang terlebih dahulu” Bella mengangguk menurut. Ia memang gadis yang lugu, sopan, penuh dengan tata krama, dan jarang mengeluarkan sepatah kata.
Bella bukan orang yang sombong, namun ia lebih memilih diam daripada harus berbicara karena menurutnya tidak penting.

Marianti menatap nanar ke arah putri sematawayangnya itu. Kedua tangannya yang sudah mulai keriput menyeka sisa air mata yang ada di pipinya. Marianti langsung ke kamar tidur dan menghisap sebatang rok*k untuk menghilakan pikiran yang sedang kacau.

Cerpen Karangan: Kokom
Facebook: Kokom
Suka berbicara sendiri sampai dicap orang gila di kelas 😀
Masih belajar untuk membuat sebuah cerita ;). Maka, mari kita saling berbagi ilmu. Jika cerpen saya masih kurang, mohon kritik dan sarannya. Terimakasih 🙂

Cerpen Kita merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kau

Oleh:
Entah sampai kapan aku memikirkan dia. Sebenarnya aku tidak mau memikirkan dia, tapi dia selalu ada di pikiranku. Dia pun selalu ada di mana aku ada. Memang dia aneh.

Lampion Terakhir

Oleh:
Mungkin itu hanya kenangan. Biasanya, aku dan Reila membuat lampion bersama, untuk dijadikan hiasan kamar kami. Tapi, ada satu lampion yang istimewa, membuatku selalu ingin memegangnya, seolah ketika aku

Pertemuan Singkat

Oleh:
Kulangkahkan kaki keluar kelas yang sangat membosankan dan suntuk. Siang hari yang cukup terik di kampus, hanya segelintir orang yang rela berpanas-panas di jalan, sementara yang lain sepertinya nyaman

Layang Layang Koin Si Akbar

Oleh:
Anginnya sepoi-sepoi kala itu, namun wajah seorang anak yang mempunyai pipi tembem nampak pucat kusam, entah apa yang dipikir Akbar kala itu, ternyata tak jauh dari situ pula matanya

Bukan Lagi Sahabat

Oleh:
Aku memandang langit yang memerah menandakan matahari terbenam di ufuk barat. Kembali terbayang kisah-kisah kebersamaan bersama Gerry, teman sejati. Teman yang memberi banyak perhatian. Bisa dibilang, ia adalah sahabat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *