Maaf Aku Meninggalkanmu Malaikat Kecil

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 30 November 2016

Tanggal 3 November tepatnya, hari yang kusesali. Kenapa? Karena pada tanggal itu aku telah dilahirkan dengan kondisi yang sangat… begitulah!

Sekarang aku sudah berumur 12 tahun, umur dimana aku akan pergi, itu kata dokter, dan aku mempercayainya begitu saja.

Kubuka gorden perlahan, sinar sang surya menyilaukan mataku, begitu cerah hari ini. “Kriek” terdengar pintu kamarku dibuka, berdirilah seorang gadis mungil di depan pintu seraya menyapaku hangat.
“Kakak! Selamat pagi, ayo kita sarapan, Mom sudah memanggilmu untuk turun! Come on” dia menarik tanganku “iya, kakak ambil kereta kakak dulu” jawabku, Nara adikku mengangguk. Kuambil kereta tempat tabung udara di pojokkan kamar, kalian pasti bertanya-tanya untuk apa tabung udara itu. Ya… kalau aku tidak membawa itu kemana-mana, aku akan sesak.

Biar kujelaskan tentang penyakitku, aku menderita leukimia sejak berumur 8 tahun, dan sejak itu aku menyesal hidup. Dokter memastikan hidupku tidak lebih dari 12 tahun karena di umurku yang ke 12, aku telah menderita leukimia stadium angkut. Sekarang aku bisa apa? Hanya keluargaku yang menjadi malaikat untukku, terlebih lagi Nara, adikku.

“Good Morning all! Wah menunya apa nih?” Tanyaku seraya menarik kursi “good morning honey! Menunya ada kepiting saus tiram and Salad saus asam pedas, yummy!” Jawab Ibuku layaknya pelayan “Kak Nata, Nara and Dad mau apa?” Sambung Ibu menawarkan makanan “Daddy mau capit kepiting aja. Nata, Nara mau apa?” Tanya Ayahku “saus kepiting” jawabku dan Nara hampir berbarengan dan kami pun tertawa bersama.

Kujalani hari-hari terakhirku dengan happy. Karena selalu ada malaikat kecil di sampingku. Tapi entah mengapa, hari ini aku merasakan mual yang amat sangat hebat. Aku berlari menuju kamar mandi karena tak tahan lagi dengan rasa mual ini. Saat mendengarku muntah-muntah, Nara berlari menghampiriku di kamar mandi.

“Kak Nata! Kakak kenapa, dan apa itu cairan merah? Apa itu darah?” Petanyaan bertubi-tubi dilontarkan malaikat kecilku dengan persaan khawatir yang amat bergejolak “Nara, Kakak tak apa-apa, Kakak udah biasa muntah darah. Sekarang tolong panggilkan Mom dan Dad ya!?” Pintaku pada Nara, ia segera mengangguk dan berlari menuju Mom dan Dad.

Mom dan Dad membawaku ke rumah sakit, aku tak tau apa yang dilakukan Mom dan Dad. Mereka sudah tau kalau aku akan pergi, tapi kenapa Mom dan Dad membawaku ke rumah sakit. “Mom, Dad! Kenapa kalian membawaku ke rumah sakit? Ini hari terakhirku, biarkan aku di rumah saja. Dan mana malaikat kecilku? Aku ingin bertemu dengannya untuk yang terakhir kali” kataku dengan suara agak serak “honey! Apa yang kau bicarakan?” Ibu menatapku dengan mata yang berkaca-kaca “mana malaikat kecilku Mom?” Tanyaku “Dad akan memanggilnya” jawab Dad tak kuasa melihatku merintih.

Tak berapa lama Nara menghampiriku. “Kakak! Kakak udah sembuh? Ayo kita pulang Kak! Kakak kan udah sembuh!” Kata Nara dengan polosnya “iya Kakak udah sembuh. Kakak akan pulang kok! Tapi kita pisah rumah sementara” jawabku seraya memegang erat tangan mungilnya, Ayah dan Ibu tak kuasa membendung air mata melihat aku dan Nara akan berpisah “hah? Pisah rumah? Mana bisa Kak! Kakak mau kemana sih?” Nara bertanya-tanya “Kakak mau tidur panjang, kayak beruang. Jadi Nara harus gantiin Kakak! Kakak mau hibernasi ke tempat yang jauh. Nara harus kuat, nggak boleh cengeng, Nara harus bisa banggain Mom dan Dad. Dan makasih udah jadi malaikat kecil Kakak!” Pesanku untuk Nara yang terakhir kali. Saat itu air mata Nara menetes, dia mengerti apa yang aku maksud “Kakak! Kakak nggak boleh pergi!” Teriak Nara, ia menangis menjadi jadi. “Maaf aku meninggalkanmu Malaikat Kecil” kataku pelan dengan menghembuskan nafas terakhir, tanganku tak bisa lagi memegang tangan mungilnya. Semua hati keluargaku menjerit perih.

Sekarang aku sudah meninggalkan dunia dan orang-orang yang aku cintai. Sekarang batu nisan yang kosong telah tertulis namaku “Natalia Corina”

ADVERTISEMENT

Tamat

Cerpen Karangan: Rani Tri A.S
Facebook: Rani Minnie
Semoga suka ya!
Terima kasih udah baca!

Cerpen Maaf Aku Meninggalkanmu Malaikat Kecil merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Daisy Putih (Part 1)

Oleh:
Terdengar suara dering telepon dari ruang tengah. Ibuku yang memang kebetulan sedang berada di sana langsung mengangkat telepon itu. Kemudian memanggilku. “Ini dari Bibi Nelli. Dia ingin bicara denganmu,”

The Father

Oleh:
“kak… pesan beliau, ia ingin kau yang memandikannya!” suara lirih dengan isak tangis berdenging-denging di telinga Daffa, sesekali dalam lamunannya ia tampak kesal, marah, jengkel, dan ia pun mengacak-acak

Tentangmu Sahabat

Oleh:
Tampak suasana pagi yang lumayan cerah. Seorang gadis duduk seorang diri di teras depan rumah. Gadis yang cantik, Ririn namanya. Jari-jemarinya begitu lincah menari di atas tombol ponselnya. Tiba-tiba,

Puisi Untuk Ibu

Oleh:
Senja pun pergi dengan meninggalkan bekas kenangan singkat di hati ini, seharusnya dia bertanggung jawab karena telah membuat gue menunggunya kembali lagi, padahal hal yang paling dibenci gue adalah

Biarkan Pergi

Oleh:
Binar-binar hujan itu masih ada, agaknya ia masih ingin berderai meninggalkan hawa dingin dari yang sedang hingga menusuk tulang, meninggalkan sepi dan perlahan meninggalkan keheningan malam. Malam ini agaknya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Maaf Aku Meninggalkanmu Malaikat Kecil”

  1. yonanda says:

    sayang, alur ceritanya terlalu cepat. padahal jalan ceritanya bagus. cerita penyakitnya bisa diperluas lagi, jd yg baca bisa dapat info baru. salut bgt!! deh untuk rani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *