Pengorbanan Seorang Ibu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 1 September 2015

Pagi buta sebelum berangkat bekerja Ibu salat subuh terlebih dahulu. Setiap hari Ibu bekerja dan bekerja. Pekerjaan Ibuku itu, memang menurut saya tidak terlalu berat, karena saya belum merasakan sendiri. Tapi, hari ini saya sedih, nangis, kesal dan menyesal setelah saya tahu begitu beratnya mencari uang seribu demi seribu.

Setiap hari Ibu berjualan tak sedikitpun ia merasa lelah ataupun cape. Mungkin sebenarnya ia cape, lelah tapi itu hanyalah nyanyian kesedihannya yang selalu ditutupinya demi kebahagiaan anak-anaknya. Sungguh sebuah pengorbanan yang tak ternilai harganya dibanding dengan apapun. Saya bicara seperti ini, karena saya sudah merasakannya sendiri. Betapa perih yang saya rasakan saat saya berjualan.

Rumah demi rumah saya datangi tak seorang pun ada yang mau beli. Saya berjualan keliling dari rumah ke rumah. Sampai saya berniat hendak pulang, tapi urungkan niatnya, kebetulan saya bertemu Kakak saya di jalan, katanya coba jualannya ke rumah sakit saja. Akhirnya saya ke sana, apa yang terjadi ternyata tidak ada yang mau beli juga. Sudah putus asa, sakit hati ini, nangis sepanjang jalan, sampai saya teringat Ibu. Begitu besar pengorbananmu Bu. Engkau pelitaku, cahaya hidupku surgaku ada di telapak kakimu Ibu.

Saya akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit, saya berniat benar-benar mau pulang. Tapi, saat hendak pergi saya melihat pasar kayaknya coba deh aku ke sana, dan ternyata baru masuk pasar eh.. ada yang beli, alhamdullilah. Sampai habis dagangan saya. Saya bersyukur sekali, ternyata mencari uang itu tidak gampang dan tak semudah itu, butuh pengorbanan, kesabaran. Dari sini saya simpulkan. Bahwa mencari uang halal itu prosesnya panjang dan butuh dengan kesabaran baru Allah ngasih rezekinya.

Cerpen Karangan: Yumi Yumna
Blog: aminah.ilyasha.blogspot.com

Cerpen Pengorbanan Seorang Ibu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Teruntuk Bapak

Oleh:
Bangunannya hampir roboh, cat yang menempel pada permukaan mulai mengelupas, warnanya pun memudar, daun kering berserakan, tiang penyangga tak sekuat dulu lapuk termakan usia, rumah yang dulu sangat indah

Mencintai Dengan Ikhlas

Oleh:
Hari ini tepat tiga belas tahun usia pernikahan kami. Aku sangat bahagia karena selama itu aku dan Mas Rizal suamiku mampu melalui lika-liku rumah tangga yang selalu tidak pasti.

Boneka Beruang

Oleh:
Ini lah saya boneka beruang yang lucu dan dibeli oleh seorang wanita paruh baya untuk menemani anaknya bermain. Awalnya keluarga ini tampak indah dipenuhi canda dan tawa, hingga anak

Penyesalan Riana

Oleh:
“Allaahuakbar.. Allahuakbar,” suara adzan subuh berkumandang, sang ibu membangunkan anaknya yang masih tertidur pulas. “Nak… Riana bangun! Salat Nak…” dari bilik kamar terdengar suara menyahut. “Aduh apaan sih Bu!

Generasi P = K

Oleh:
Malam yang dingin mencekam. Bersaksi sinar bulan yang temaram. Terpendar cahaya bintang yang bertarung dalam amukan suara alam. Desir angin berhembus. Menusuk nadi menusuk ulu. Seolah petir terus menyambar

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *