Pesan ke Saudara Kembarku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 3 December 2016

Lisa terlihat sangat ceria di siang ini. Itu karena dia mendapat nilai sempurna pada ulangan Matematika. Sebagai saudara kembarnya, aku turut senang. Lisa merupakan adik yang baik, walaupun dia lebih muda dariku, dia selalu bersikap lebih dewasa.

“Lina, itu mama di sana!” kata Lisa saat melihat mama memasuki lapangan parkir sekolah. Suaranya yang lembut dengan senyum yang terpasang di wajahnya seolah-olah dapat mencairkan jiwaku. Dia selalu saja menjadi anak yang periang dan tidak pernah mengeluh tentang kehidupannya. Hanya hal itulah yang dapat membedakan kami saat orang-orang bertemu dengan kami.

Kami kembar identik, jadi sangat sulit untuk membedakan kami hanya dengan melihat saja. Bila berbicara, Lisa selalu menyertakan senyum manisnya, dan aku? Hanya dengan ekspresi yang datar. Walaupun kami anak kembar yang dibesarkan bersama, kehidupan kami sangat jauh berbeda. Lisa menjalani hidup yang berwarna, dan kalau dibagaikan seperti grafik, kehidupannya bergambar naik-turun naik-turun. Di dalam kehidupanku semuanya terlihat sama. Tidak ada suatu hal yang menurutku menonjol, kalau dibagaikan seperti grafik, itu akan hanya tergambar sebuah garis datar.

Saat sampai di rumah, aku langsung menuju ke kamar. Kamarku dan Lisa berbeda, karena kami sudah cukup tua untuk memiliki kamar sendiri. Biasanya saat pulang sekolah aku langsung tidur siang dan bangun 3 jam setelahnya. Tapi hari ini aku memutuskan untuk membaca novel di kamar.
Tiba-tiba terdengar suara deru mobil 30 menit setelah aku memasuki kamar. Aku intip dari jendela dan aku melihat Lisa dan mama pergi. Aku kebingungan, lalu ke luar dari kamar. Kamar Lisa masih terbuka. Aku menghargai privasi Lisa tapi aku penasaran dengan isi kamarnya. Terakhir kali aku memasuki kamarnya adalah setahun yang lalu dan setelah itu Lisa selalu melarangku memasuki kamarnya, tanpa alasan yang jelas.

Meja belajarnya berantakan. Banyak ada kertas di sana yang terurai. Ada sebuah surat di atas tempat tidurnya. Pengirimnya adalah Rumah Sakit Bintang Kejora. Saat aku buka, aku menangis. Aku tidak percaya kalau Lisa selama ini menderita leukimia dan sedang dalam perawatan. Selama ini dia terlihat sehat-sehat saja. Ternyata dibalik kehidupan berwarna yang dijalaninya, ada sebuah titik hitam yang selalu menghantuinya. Yang membuatku terpukul adalah saat membaca kalau dia terkena kanker stadium 3.

Aku duduk di atas tempat tidurnya sambil menangis. Aku tidak ingin kehilangannya, karena kami selalu bersama. Bagaimana rasanya kalau kamu kehilangan saudara kembarmu sendiri? Orang yang kamu percaya lebih dari siapapun? Aku berlari ke luar rumah sambil menangis dan membawa surat itu. Aku ingin mencari Lisa. Semua tetanggaku melihatku.

Kemudian, badanku terpental ke sisi lain dari jalanan. Aku tidak sanggup menggerakkan kaki dan tanganku. Bahkan, membuka mata saja sudah sangat sakit. Aku lihat banyak orang mengitariku. Yang aku pikirkan hanya Lisa, setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

Kudengar tangisan mama. Dan saat aku membuka mataku, aku sudah berada di sebuah kamar dengan bau khas. Bau dari rumah sakit. “Lisa.. Lisa.. mana, Ma?” tanyaku kepada mama yang duduk di sebelahku. “Lina, sayang! Kamu selamat,” kata mama dengan tangisan. Anehnya, aku bisa melihat ayah yang sudah meninggal 3 tahun yang lalu di sebelah mama. “Lisa dalam kondisi kritis setelah mendengar kabar kalau kamu tertabrak oleh truk itu,” jawab mama dengan paksa. Rasanya sesak, tapi aku berusaha tersenyum, karena Lisa pasti melakukan itu. “Ma, aku tidak tahan lagi untuk menahan rasa sakit ini. Ayah memintaku untuk mengikhlaskannya saja. Jadi, tolong sampaikan ke Lisa, ya, dia harus bisa melawan kanker itu untukku. Dia harus bisa menjadi lebih kuat dariku. Dia pasti bisa, tidak sepertiku,” kataku dengan senyuman yang paling tulus, yang tidak kupaksakan. Air mata di pipiku diusap oleh mama yang masih menangis. Aku menutup mataku.

Berat rasanya melihat mama yang bahkan tidak bisa mengusap air matanya sendiri, tapi dia bisa mengusap air mataku. Aku bisa merasakan seberapa besar mama menyayangiku. Aku percaya kepada Lisa. Aku bisa membayangkan betapa sedihnya kehilangan saudara kembarnya sendiri. Untuk sementara ini aku hanya bisa mendengar suara tangis mama dan Lisa. Sampai mereka mengiklhaskan kepergianku. Senyuman Lisa akan menjadi hal yang paling kuingat, begitu pula kelembutan mama.

Cerpen Karangan: Karralika Raidinjana

ADVERTISEMENT

Cerpen Pesan ke Saudara Kembarku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Merasa Gagal

Oleh:
Saya Novita anak pertama dari keluarga yang sederhana dan apa adanya, anak kedua bernama San dan yang ketiga bernama Lia, orangtua saya hanya seorang petani dan ibu rumah tangga.

Rapor Maria

Oleh:
“Sudah pulang, Nak?” Maria berdiri di depan pintu dengan perasaan takut. Ibunda tersenyum di atas sofa ketika menyulam lalu membuka kedua lengannya menyambut kedatangan anaknya. Maria berlari memeluk ibunda.

Ohh My Best Friend

Oleh:
Hari ini adalah hari pertamaku di SMP (Sekolah Menengah Pertama) di sana aku sangat merasa tak percaya diri dan takut. Sampai-sampai di bangku milikku aku hanya sendiri, banyak teman

Forgetting All

Oleh:
“Assalamualaikum,” ucap Felly saat ia tengah membuka pintu rumahnya. “Waalaikumussalam,” jawab Anjani. Mama Felly yang masih terduduk di ruang tamu. “Mama! Tumben belum tidur, Ma? Biasanya, setiap Felly pulang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *