Saat Yang Terpisah Dipertemukan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 11 February 2014

SMA Pelita Nusantara salah satu sekolah favorit di kota itu. Hari ini hari pertama masuk sekolah, setelah liburan semester ganjil kemarin. Kegiatan belajar mengajar seperti biasanya, namun di kelas XI IPA 1 nampak gaduh bagaikan genderang bertalu. Sepertinya tak ada guru yang mengajar di kelas tersebut. Beberapa siswa duduk bergerombol, sambil bercakap-cakap. Ada yang menceritakan pengalamannya saat liburan, ada yang hanya melepas rindu karena lama tak bertemu. Mode, musik, kuliner, idola sampai ngegosip artis-artis mereka bicarakan.

Berbeda dengan yang lainnya, Agatha duduk terpekur memandangi bukunya. Berusaha mengingat-ingat pelajaran yang telah diajarkan semester lalu. Cewek ini sedikit pendiam dan suka menyendiri. Ia lebih senang menghabiskan waktu dengan setumpuk buku daripada ngerumpi yang nggak ada manfaatnya baginya. Itulah sebabnya dia tak terlalu memiliki banyak teman.

Tak lama kemudian bu Diandra datang. Secepat kilat siswa yang sedang ngerumpi, berlarian ke bangku mereka masing-masing. Guru yang terkenal kedisiplinannya ini membuat takut siswanya. Ia tak segan-segan memberi hukuman kepada siapa saja yang melanggar peraturan.
“selamat pagi anak-anak”, sapanya dengan senyum merekah. Ternyata bu Diandra tak sendirian, ia bersama seorang siswa. Siswa tersebut menjadi pusat perhatian. Terutama yang cewek, tak ada yang berkedip memandangi cowok siswa baru tersebut.
“anak-anak, pagi ini ibu akan memperkenalkan teman baru untuk kalian. Dia pindahan dari Bandung dan akan bersekolah disini. Untuk lebih jelasnya silahkan Alex kamu perkenalkan diri kamu”, perintah bu Diandra sambil mempersilahkan Alex.
Para siswi berseru kecil tanda bahagia. Wajahnya indah bagaikan rembulan dan tubuhnya yang jangkung itu memang patut untuk dikagumi.
“Hay semua, perkenalkan namaku Alexander Firganatha. Boleh dI panggil Alex atau Firga. Tempat tanggal lahir, Amsterdam 27 juli 1995”, terangnya. Semua siswi pada kagum, ternyata cowok keren ini lahir di jerman. Setelah mendengarkan perkenalan singkat Alex tentang dirinya, Agatha yang dari tadi cuek-cuek saja, tiba-tiba ia tertarik saat Alex menyebut tempat tanggal lahirnya.
“ya sudah Alex selamat datang di sekolah kami. Semoga kamu betah ya disini. Silahkan kamu mencari tempat duduk.”, Ujar Bu Dina. Kebetulan tempat duduk yang kosong hanya tinggal di sebelah Agatha. Tak ada yang melepaskan pandangan dari Alex, semua mata tertuju padanya. ada mata-mata genit berkedip padanya. membuat Alex risih. Ia pun duduk.

“hay, kenalin aku Alex, kamu siapa”, tanyanya ramah.
“Agatha, Agatha Alexandra”, ujar Agatha datar. Alex memandangi Agatha, entah mengapa cewek yang satu ini beda dari yang lain. sejak dari tadi ia hanya membolak-balik bukunya dan mengacuhkan kehadiran Alex.
“wah, nama kita hampir sama ya”, ucap Alex.
“bukan itu aja. Tempat tanggal lahir kita juga sama. Aku juga lahir di Amsterdam, 27 juli 1995”, jawab Agatha.
“oh ya. Wah nggak nyangka ya. Kebetulan yang sangat luar biasa”, bangga Alex.

Kehadiran Alex, mewarnai hari-hari Agatha. Alex pandai sekali menghiburnya. Walaupun Agatha agak sedikit cuek, namun tak masalah Alex dapat mengatasinya. Mereka berteman sangat dekat. Ini membuat kecemburuan sosial di antara teman-temannya. Suatu ketika saat pulang sekolah, Agatha tiba-tiba diseret ke toilet oleh Margaretha, salah satu teman sekelasnya yang terobsesi dengan Alex. Di toilet Agatha diguyur air. Mereka meminta agar Agatha tak duduk satu bangku lagi dengan Alex. Margetha juga meminta agar Agatha menjauhi Alex. Di toilet ia menangis. Dia sangat sedih, baru saja menemukan teman yang baik dan bisa mengertinya, eh malah di suruh menjauhi. Agatha tak ingin menjauhi Alex, namun di sisi lain ia di bawah pengaruh ancaman Margaretha. Agatha hanya pasrah.

Keesokannya Agatha pindah tempat duduk. Ia bertukar tempat dengan Margaretha. Alex yang tak tahu apa-apa bingung. Ia mempertanyakan mengapa Agatha pindah tempat duduk. Agatha terpaksa mengatakan bahwa ia sudah tak tahan lagi duduk sebangku dengan Alex. Ia bosan dan ingin mencari suasana baru. Saat Agatha di ajak ke kantin oleh Alex, ia menolak. Ia berusaha membuat Alex menjauh darinya. Sebenarnya hati kecilnya menentang, tapi ia harus melakukannya jika ingin hidup aman.

“udahlah Lex, mending kamu ke kantinnya sama aku aja”, rajuk Margaretha. Dengan lemas, Alex pun pergi ke kantin bersama Margaretha. Saat di ajak ke perpustakaan pun Agatha tak mau. Ia benar-benar menghindar dari Alex. Alex bertanya-tanya, hingga suatu saat ia sampai di titik puncak. Dimana ia tidak tahan lagi duduk dengan Margaretha yang lebaynya minta ampun. Suka manja dan merepotkan Alex. Alex tak tahan jika harus duduk berjauh-jauhan dengan Agatha. Gadis yang sudah melekat di hatinya sejak pertama kali melihatnya.

Pulang sekolah Alex berencana ingin bicara dengan Agatha. Ia tidak yakin jika Agatha pindah tempat duduk hanya karena sikapnya yang keterlaluan. Bukankah selama ini baik-baik saja, mereka juga tak pernah berantem. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan Agatha.

Saat pulang sekolah, Alex mencegat Agatha di depan pintu. Agatha mencari-cari alasan agar dirinya bisa terlepas dari serbuan pertanyaan Alex. Namun percuma Alex tetap tak bergeming dari tempatnya, sebelum Agatha menceritakan semuanya.
“Tha, sebenarnya apa sih yang terjadi. Kenapa kamu tiba-tiba menjauh dari aku, apa salah aku Tha. Coba jelasin. Bukankah selama ini hubungan kita baik-baik saja”, ujar Alex memelas.

Agatha tak bisa mengelak lagi. Alex benar-benar memberikan pertanyaan bertubi-tubi yang membuat Agatha semakin terdesak. Akhirnya ia pun berkata jujur. Bahwa dirinya di minta oleh Margaretha untuk menjauhi Alex. Dengan menangis, Agatha menjelaskan perlakuan Margaretha kepadanya. Alex memeluknya. Ia tersentuh, hatinya juga ikut menangis saat melihat gadis yang di sayanginya sedih. Kasihan Agatha, gara-gara dirinya gadis manis ini harus hidup di bawah ancaman Margaretha.

ADVERTISEMENT

“Agatha, kamu jangan menjauh lagi dari aku. Kamu nggak tau betapa tersiksanya aku saat jauh dari kamu. Agatha, aku sayang sama kamu. Aku nggak ingin ada yang memisahkan kita. Apapun yang terjadi, kita harus bersama-sama”, ungkap Alex sambil memeluk erat Agatha.

Hari itu, Agatha di antar pulang oleh Alex. Mereka resmi jadian. Alex akan membuat perhitungan denganMargaretha.

Keesokan paginya, Alex menggandeng tangan Agatha ke kelas. Semua mata memandangi mereka. Saat sampai di kelas, ia mendapati Margaretha sedang asyik duduk sambil ngerumpi dengan temannya.
“sorry, kayaknya kamu mesti kembali ke tempat duduk kamu deh. Yang punya mau duduk nih”, ujar Alex sambil merangkul pundak Agatha. Agatha hanya diam dan menunduk. Ia tak berani menatap Margaretha.
“loh, bukannya dulu yang mau pindah dari sini dia. Masa sekarang mau balik lagi sih. Nggak bisa, ini sudah menjadi tempat dudukku”, Enggan Margaretha.
“aku bilang pindah. Asal kamu tau ya, kita udah resmi jadian. Jadi nggak papa donk kalau Agatha kembali ke tempat duduknya”, kata Alex. Margaretha terkejut. Terpaksa ia harus pindah ke tempatnya. Alex memperlakukan Agatha seolah-olah tuan putri.

“pengumuman-pengumuman”, ujar Alex. Membuat teman-temannya berkumpul, termasuk Margaretha.
“mulai sekarang, nggak ada yang boleh ganggu Agatha lagi. karena mulai saat ini kita resmi berpacaran. Kalau nanti di antara kalian ada yang ganggu Agatha, berarti sama aja dia cari masalah sama aku. Jadi aku pesan sama kalian semua, jangan sampai jatuh ke lubang buaya”, kata Alex dengan lantangnya.

Hari-hari mereka lalui dengan bahagia. Hingga suatu kebenaran mengejutkan mereka. Suatu hari Alex bermain ke rumah Agatha. Ia bertemu dengan ibunda Agatha. Alex memberikan salam dan mencium tangan bunda Agatha. Tanpa di sengaja ibunda Agatha melihat gelang yang di pakai Alex, gelang bertali hitam dan memiliki gandul inisial YW.
“dari mana kamu mendapat gelang itu”, tanya Ibunda Agatha dengan nada gemetar.
“oh ini, sudah sejak lahir saya pakai tante. Kenapa ya?”, Alex balik bertanya.
“siapa nama panjang kamu nak”, tanya Bunda Agatha.
“Alexander Firganata”, jawab Alex. Ibunda Agatha tambah gemetar.
“tempat tanggal lahirmu dimana, dan siapa nama panjang kedua orangtuamu?”, tanya Ibunda Agatha.
“Amsterdam, 27 juli 1995. Dan nama ayah saya Yanuar Alexander, dan…”, Alex menghentikan perkataannya. Ia menghela napas dan melanjutkannya.
“dan sampai sekarang saya tidak tau di mana, bagaimana wajahnya, namanya siapa saya tak pernah tau”, ujarnya dengan wajah menunduk. Ibunda Agatha menangis.
“ini ibumu nak. Ini ibumu. Kalian tidak boleh pacaran”, ujarnya sambil memeluk Alex. Agatha masih ganti baju, ia pun keluar dan bingung saat melihat ibunya menangis.
“nggak, nggak mungkin. Ibuku sudah meninggal. Ibu jangan bercanda”, elak Alex.
“tidak nak, kalau kamu tidak percaya Agatha tolong ambilkan bunda kotak perhiasan di bawah lemari”, titahnya.

Dengan sigap Agatha mengambilkan. Ibunda Agatha membukanya, dan ternyata isinya adalah gelang yang sama persis dengan milik Alex. Alex benar-benar tak percaya dengan semua ini. Ibunda Agatha menjelaskan bahwa ia pernah menikah dengan seorang lelaki dari bandung, saat sedang mengandung mereka pergi ke Jerman untuk urusan bisnis. Dan melahirkan buah hatinya disana yang ternyata kembar dan berlawanan jenis. Mereka hanya berselang 5 menit. Mereka sengaja memesankan dua buah gelang yang sama persis sebagai pengikat di antara ke duanya. YW yang berarti Yanuar Alexander dan Weilgha Dribson. Tak disangka usaha mereka gulung tikar dan terbelit hutang. Inilah yang membuat keduanya memutuskan untuk hidup sendiri-sendiri dan berlari sana-sini dikejar-kejar penagih hutang. Mereka membagi putra dan putri mereka. Dan berjanji akan bertemu kembali setelah semua selesai. Namun mereka kehilangan kontak selama 16 tahun.

Ketiganya menangis. Mereka tak percaya ini semua terjadi pada mereka. Ayah Alex belum menikah ia masih setia menunggu istrinya. Alex kemudian menelepon ayahnya dan ayahnya segera mendatangi rumah Agatha dan ibunya. Ayahnya kini telah sukses. Pertemuan satu keluarga yang telah lama terpisah itu, diselimuti oleh keharuan. Mereka pun berkumpul kembali.
Alex terdiam. Ia merenungi nasibnya. Ia benar-benar tak menyangka bahwa Agatha adalah adiknya.

“Alex, mari kita mulai lembaran baru dimana aku dan kamu bukan menjadi sepasang merpati yang bebas terbang. Tapi sebagai adik dan kakak”, ujar Agatha tiba-tiba.
“tapi Agatha. Aku masih tidak bisa menerima semua ini”, sahut Alex.
“sudahlah. Ini takdir dari Tuhan, kita harus bisa menerimanya. Bukankah kau dulu pernah berjanji kita akan selalu bersama-sama dalam kaadaan apapun. Semua itu terwujud, kita akan bersama-sama tapi sebagai keluarga yang saling menyayangi”, terang Agatha di sela-sela tangisnya.
“aku merasa, aku seperti seekor pungguk yang merindukan rembulan. Aku memiliki angan yang sangat tinggi bersamamu. Namun saat kenyataan terungkap, semua itu mustahil untuk ku raih. Kau hanya mimpi untukku”, ungkap Alex. Matanya memerah.
“bermain api hangus, bermain air basah. Semua yang kita lakukan mengandung resiko, temasuk cinta”, tegas Agatha.
“Agatha bolehkah aku memelukmu untuk yang terakhir kalinya sebagai seseorang yang sangat berarti dalam hidupmu”, pinta Alex. Agatha mengangguk. Alex memeluknya, dan mencium kening adiknya.
“ini pelukkan dan ciuman seorang kekasih”, ujar Alex. Kemudian ia merangkul pundak Agatha.
“dan ini, pelukkan seorang kakak kepada adiknya”, katanya lagi sembari tersenyum mencoba menerima takdir…

Cerpen Karangan: Yuni Maulina
Blog: yuni-maulina.blogspot.com
Facebook: yuni Lindsey

Cerpen Saat Yang Terpisah Dipertemukan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Goodbye Father

Oleh:
Hai, namaku Lisa violita. Aku biasa dipanggil Lisa. Aku memiliki ayah yang hebat. Ayahku sangatlah tampan dan memakai kacamata. Pekerjaan ayahku adalah pegawai kantor. Aku sangat bangga memiliki ayah

Pusara Biru

Oleh:
Kamboja putih gugur dan layu, semerbak wanginya sirna bersama hembusan sang bayu. Kutilang menjerit bersahutan, air matanya meleleh. Jangkrik dan Capung diam seribu bahasa. Melihat Andi berjongkok pilu di

Merah Sempurna

Oleh:
Hanya ada satu Merah di dunia ini, yaitu aku. Namun, bagi keluargaku dan kedua sahabatku, Natalie adalah sosok gadis sempurna yang bisa menggeser posisiku maupun namaku. Gadis itu benar-benar

Hidup Tak Seindah Surga

Oleh:
Di dalam gelapnya sebuah malam terdapat pemuda yang hidup dalam kesederhanaan. Ia hanya memiliki seorang ibu dan ditemani oleh 7 orang saudara-saudarinya. Ayahnya telah tiada sejak ia masih kecil.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Saat Yang Terpisah Dipertemukan”

  1. Rizqi says:

    Sejak kapan amsterdam ada di jerman?? Belanda mungkin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *