Satu Kakiku Menjadi Saksi Perjalanan Hidupku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Perjuangan
Lolos moderasi pada: 23 July 2016

Buruh bangunan adalah pekerjaanku, aku berjuang mencari rezeki demi menghidupi keluargaku. Kedua anakku sudah saatnya untuk besekolah, dan itu artinya aku harus bekerja lebih keras lagi agar aku bisa menyekolahkan mereka. Merekalah yang harus aku perjuangkan untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin agar kelak kehidupan mereka tidak susah sepertiku. Aku bersyukur memiliki istri yang solekhah dan anak yang cerdas, merekalah penyemangatku.

Saat aku sedang bekerja, Sugeng salah satu teman kerjaku memberi tahu bahwa ibuku terjatuh dari pohon ketika sedang mencari hasil kebun. Tulang belakang ibuku patah dan harus dioperasi, aku harus mengeluarkan uang tabunganku untuk biaya operasi namun belum cukup, aku harus mencari pinjaman saat itu juga. Setelah seminggu dirawat di rumah sakit, kini ibuku harus rawat jalan di rumah karena lukanya yang lumayan parah dan susah disembuhkan. Kini rasanya sangat berat untuk menjalani cobaan ini seiring tumor di kakiku semakin membesar, selain membiayai perawatan ibuku, menyekolahkan kedua anakku dan keponakan prempuanku yang yatim piatu, aku juga harus membiayai kuliah Hasbi adik laki-lakiku. Aku harus menyekolahkan mereka semua sampai menjadi sarjana agar mereka bisa memiliki pekerjaan tetap dan layak tidak sepertiku.

Aku tak tega melihat anak-anakku yang sering diejek teman-temannya karena sepatu dan tasnya yang sudah robek. Namun mereka tak pernah meminta kepadaku, ingin sekali aku membelikan yang layak untuk mereka tetapi mengapa aku tak bisa, uangku belum bisa untuk membelikannya semua itu. Istriku selalu merawat ibuku yang keadaannya belum membaik. Keponakan perempuanku kadang sepulang sekolah membantu tetangga menyapu dan diberi uang saku, itu sedikit meringankan bebanku karena ia juga mendapat beasiswa di sekolahnya. Hasbi kini telah semester empat, biaya kuliahnya semakin mahal.

Kini aku harus bekerja ekstra keras, demi mereka semua harapanku. Sampai aku melupakan kesehatanku, tumor di kakiku semakin membesar dan aku mencoba mencari obatnya namun belum ada, aku harus tetap bertahan bekerja dengan kakiku yang sakit ini. Sakit! Berat! semakin hari tumorku semakin parah hingga kini mungkin tumor ini hampir 10 kg. Untuk berjalan saja tanganku harus membantu mengangkatnya. Namun aku tetap bekerja karena dokter menyarankanku untuk segera dioperasi, itu berarti aku harus mempersiapkan uang yang lumayan banyak.

Aku mencoba untuk mengajukan bantuan kepada pemerintah agar mendapatkan keringanan biaya operasi, Alhamdulillah aku mendapatkannya. Namun, ketika aku akan operasi mengangkat tumorku, dokter menyarankan agar kakiku diamputasi karena tumornya yang sudah menjalar hampir ke seluruh bagian kaki kananku. Itu menjadi hal yang sangat berat untuk keluargaku terutama isteriku, karena aku harus kehilangan satu kakiku. Aku sudah sangat siap untuk diamputasi, hari itu juga aku diamputasi. Aku tak tega melihat istri dan anak-anakku menangis di sampingku ketika mengantarkanku menuju ruang operasi. Aku meyakinkan mereka bahwa semua ini akan baik-baik saja. Aku yakin Allah swt. Pasti sudah memiliki rencana indah di balik semua cobaan ini, mungkin dengan kehilangan satu kakiku ini aku bisa memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.

Alhamdulillah, Hasbi adikku kini hampir selesai kuliah dan dia juga sudah bisa sambil bekerja menjadi guru honorer di sebuah Sekolah Dasar, setidaknya dia sudah bisa membiayai kuliahnya sendiri. Kedua anakku pun mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi karena prestasinya yang lumayan bagus. Keadaan ibuku pun kian membaik. Istriku masih tetap setia menjaga dan merawat kami. Dengan satu kakiku kini aku bisa membuka usaha membuat kerajinan bambu kecil-kecilan, karena keadaanku saat ini tidak memungkinkan untuk bekerja menjadi buruh bangunan kembali.
Aku tetap bersyukur kepada Allah swt. Walau hanya dengan satu kaki aku masih bisa terus bekerja dan berkarya untuk menghidupi keluargaku. Karena aku sadar di luar sana banyak orang-orang yang sama sekali tidak bisa melakukan aktivitas karena keterbatasannya. Terima kasih ya Allah karena Engkau telah mengabulkan permohonanku yang selalu kuhaturkan di setiap lima waktuku.

Cerpen Karangan: Yesi Dyah Septiani
Facebook: Yesi Dyah Septiani

Nama: Yesi Dyah Septiani
Sekolah: SMA NEGERI BANYUMAS
Alamat: Jl. Pramuka no.13,Sudagaran,Banyumas

Cerpen Satu Kakiku Menjadi Saksi Perjalanan Hidupku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Istikharah

Oleh:
Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita mau, karena Tuhan maha tahu dan maha adil untuk hambanya. Semua orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, jangan melawan,

Paham (Part 1)

Oleh:
Siapa Aku? Aku hanyalah seorang wanita dari milyaran manusia di muka bumi ini, wanita yang mempunyai banyak pertanyaan dalam hidupnya dan selalu mencari jawabannya sendiri, tentang arti hidup yang

Misteri Nilai A

Oleh:
Hujan deras yang tak kunjung reda saat itu membuat Evendi sedikit terlambat berangkat ke kampus, setelah semua jalan mulai mengering, dengan motor jupiter mx ia berangkat ke kampus tercintanya.

Topeng

Oleh:
Dalam tengahnya hujan, aku menanti kendaraan. Kulihat titik hujan jatuh beraturan membasahi bumi. Menimbulkan percikan bunyi yang berdendang seperti irama piano yang dibunyikan. Samar-samar aku melihat sosok wajah teduh

Kepergian Ibu

Oleh:
Tiara pergi ke kamarnya dan menumpahkan rasa kesedihannya. Penyesalan yang ada di pikirannya saat diberitahukan bahwa ibunya telah tiada. Dia mogok makan, dan tak mau keluar dari kamar. “ya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *