Satu Opini Untuk Tuhan
Cerpen Karangan: Syafitri AyuniKategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 27 February 2016
Semilir angin menerpa wajahku membuat berantakan tiap helai rambutku, terus-menerus aku gerakkan pena kesayanganku mengisi tiap-tiap lembar kosong dengan imajinasiku. Aku Cindy anak dari seorang petani di desa seberang, aku kini tinggal bersama ayahku semenjak ibu meninggal dunia, hatiku merasa terpukul di kala aku tahu ibu meninggalkanku, pergi untuk selama-lamanya bersama Tuhan. Kini aku hanya dapat menuliskan keluh kesahku pada pena dan lembaran kertas kosong yang nantinya akan ku sampaikan pada ibu melalui Tuhan.
“Cindy.. Cindy Bapak pergi ke sawah dulu ya kamu jaga rumah baik-baik Bapak akan pulang nanti siang,”
“Baik Pak, Cindy akan jaga rumah, Bapak hati-hati ya,”
“Bapak pergi dulu ya Nak, assalamualaikum,”
“Waalaikumsalam,”
Bapak terus mengayuh sepeda sekuat tenaga agar dapat mencapai sawah secepat mungkin, tepat di hadapan bapak sedang berjalan mobil dengan kelajuan yang di atas rata-rata, bapak hanya merasa ada firasat buruk yang akan menimpanya tapi bapak tetap mengayuh sepedanya dengan hati-hati.
BRAAAAKK!!
Sepeda bapak terpelanting dan hanya menyisahkan bapak yang penuh luka dan darah, tepat seperti dugaan bapak, bapak kecelakaan, mobil dengan kelajuan di atas rata-rata tadi menabrak bapak. Segera dengan cepat aku berlari menghampiri bapak dan meminta bantuan agar orang-orang membawa bapak ke rumah sakit. Di rumah sakit aku terus memanjatkan doa agar tak terjadi sesuatu terhadap bapak, tapi dugaanku salah setelah dokter selesai memeriksa bapak dokter keluar dan langsung berkata padaku, “Nak, ikhlaskanlah segalanya mungkin inilah takdir tuhan, Tuhan telah memanggil Bapakmu dan menjemput Bapakmu untuk ikut ke surga bersamanya.”
Kini aku hanyalah seorang diri ditinggal bapak dan juga ibu, harus bagaimana lagi aku memanjatkan doa pada Tuhan? agar dia selalu dapat menjaga keluarga kami tanpa harus mencelakakannya. Saat ini lembaran baru itu terbuka, lembaran penuh kehampaan dan kesunyian. Kertas itu kembali ku buka ku tulis lagi dengan pena kesayanganku. Tuhan saat ini kau telah mengambil semua dariku bapak dan juga ibu, besok siapa lagi yang akan kau ambil? Apa aku?
Ya Tuhan ambil sajalah aku untuk menggantikan bapak dan juga ibu tapi jangan ambil mereka karena aku teramat sayang pada mereka. Di atas sajadah aku bersimpuh memohon Tuhan ambil nyawaku, tak akan aku menyesali semuanya jika Tuhan tak mengambil segalanya. Yang ada di benakku saat ini Tuhan itu tidak ADIL! merampas semua kebahagiaanku dan menggantikannya menjadi air mata tak dapat aku bayangkan jika aku harus merobek jantungku yang penuh rasa dengki pada takdir sang ILAHI RABBI.
Cerpen Karangan: Syafitri Ayuni
Facebook: Fitri Clark
Cerpen Satu Opini Untuk Tuhan merupakan cerita pendek karangan Syafitri Ayuni, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Si Pingget Tangan Itu Mamaku
Oleh: Melodia RezadhiniHari ini aku melihatnya berbicara di podium itu. Lagi. Ya, ini bukan pertama kalinya dia berdiri di sana. Memberi pencerahan bagi semua muridnya. Memberi dorongan untuk orang-orang di sekitarnya.
Surat Terakhir Untuk Papa Tersayang
Oleh: Inas Suha AzzahraBagiku harta yang berlimpah bukan membuat hidup kita semakin bahagia. Harta itu menjebak kita dalam dunia bisnis yang begitu erat. Bagiku yang paling penting di dunia ini adalah kebahagian
Minggu Dan Api
Oleh: Renaldi S.Hari yang kelabu dan udara yang dingin membuka suasana pagi ini. Seperti kabut kesan pertamaku melihat dunia hari ini. Gravitasi enggan melepasku dari kasurku yang terlihat berantakan. Perlahan tapi
Semoga Ibu Memaafkanku
Oleh: Imam Nur HidayatSaat malam benar-benar dingin karena tertiupnya angin malam yang mengenai pepohonan dan rumah-rumah semuanya bergerak senada dengan angin yang berhembus itu, orang-orang berlindung di balik selimut mereka yang hangat,
Sumur di Halaman
Oleh: Ahmad AlkadriDulu, saat aku masih kecil, seorang anak perempuan memberitahuku bahwa di bawah sumurnya terdapat istana. Dia memberitahuku dengan wajah yang berseri-seri, senyum yang sangat cerah, di bawah kelabunya langit
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply