Bukannya Pelit
Cerpen Karangan: Jenny Ria HartiwiKategori: Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 13 November 2016
Pernah dengar pepatah yang mengatakan bahwa “dalamnya lautan bisa diukur tapi dalamnya hati siapa yang tau?”
Nah itu yang sekarang aku rasakan, aku sekolah di salah satu SMK favorit di kotaku dan Aku jurusan akuntansi. Aku bisa dikatakan terlalu over keep pada semua barang milikku. Pernah suatu hari temanku meminjam sebuah pulpen padaku
“Ren, aku pinjem pulpen donk… ntar aku balikin deh”
“oh.. ok nih pinjem aja, yang penting balikin ntar ya”
“Ok ok siap, Ren”
Tak lama setelah pelajaran usai temanku lupa mengembalikan pulpen yang dia pinjem tadi, dan aku menagihnya ya aku menagihnya
“Ehm… sorry kemarin kamu kan pinjem pulpen, nah mana pulpennya? boleh minta dibalikin gak?”
“Dasar pelit, aku ini memang akan mengembalikannya.. jadi tak perlu ditagih segala!!!” katanya sambil bersungut-sungut
“Bukan seperti itu maksud…” tapi dia memotongnya
“Memang benar kata anak-anak, kamu itu pelit”
Akhirnya dia meninggalkan aku sendiri di kelas dan kemudian bergosip dengan temannya. Aku memikirkan topik yang ia bahas adalah aku.
Pernah suatu saat lagi temanku meminjam uang padaku tak banyak jumlahnya hanya Rp. 10.000,- dan ia berjanji akan membayarnya lusa.
“Eh, Ren aku pinjem uang kamu boleh?”
“oh.. boleh, emang mau pinjem berapa?”
“Gak banyak kok, cuma 10 ribu aja dan aku janji bakal bayar lusa deh”
“Oh.. ok nih uangnya” kataku sembari memberikan uang yang ia pinjam
Namun janji yang ia berikan tak kunjung dilakukan.. sudah seminggu lebih ia tidak membayar hutangnya padaku dan kembali aku menagihnya… ya aku kembali menagihnya
“Sorry nih vi kamu kan kemarin pinjam uangku 10 ribu dan janji balikin lusanya, nah sekarang udah lebih dari seminggu kamu.. eh.. kamu gak mau bayar?”
“Heh.. iya nih aku bayar, kamu itu pelit amat sama temen sendiri juga dan lagi aku gak bakal kabur kok!!”
“Bukan gitu.. tapi uangnya itu bu…”
“Alah banyak alasen kamu!! nih uangnya udah aku balikin!!”
“Ok makasih ya vi…”
“Bodo amat dasar pelit, bener kata anak-anak ternyata”
Setelah kejadian kejadian seperti Lani dan Vivi aku menjadi anak yang semakin pendiam dan tak punya teman yang bisa mendengarkan semua keluh kesahku. Aku jadi bingung dengan semua yang terjadi… semua temanku bilang aku ini pelit, tidak teman aku tidak seperti itu dan ketahuilah teman itu bukan hobiku
Aku mengingat kembali kejadian bersama Lani saat mengambil pulpen yang ia pinjam.. Aku punya alasan tersendiri mengapa aku melakukannya, itu semata mata karena tinta pulpenku yang satunya sudah habis dan aku tak memiliki uang untuk membeli lagi. Aku juga kembali mengingat saat aku meminta uangku untuk dikembalikan oleh vivi, itu juga hanya semata-mata karena uangku kurang 7.000 untuk membeli obat untuk ayahku yang sedang sakit.
Aku tak seperti yang kalian pikirkan kawan, tolong mengertilah! Setiap aku ingin menjelaskannya kalian selalu memotongnya dan tak membiarkanku untuk menjelaskannya. So Guys Please Don’t do that to me
Cerpen Karangan: Jenny Ria Hartiwi
Facebook: Jenny Ria Hartiwi
Cerpen Bukannya Pelit merupakan cerita pendek karangan Jenny Ria Hartiwi, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Bukan Liburan Biasa
Oleh: Nola DewantiSeperti remaja lainnya, Sisi juga ingin merasakan liburan bersama pacarnya dan juga teman-temannya. Namun sayang, keinginannya tersebut ditentang oleh kedua orangtuanya, terutama oleh Mamanya. Hingga pada akhirnya Sisi pun
Cinta Ku Milik Sahabat Ku (Part 1)
Oleh: Nur HidayatHari ini cuaca mendung, sudah sejak tadi aku menatap ke luar jendela memandangi hujan pagi yang gerimis. Halaman pun penuh dengan genangan air, ku lihat air masih mengucur dari
Cinta Hanyalah Mimpi Bagiku
Oleh: Nita Kusumawati WidodoDering alarm tak hentinya terdengar di telingaku. Jam menunjukan pukul 7 yang artinya aku hampir telat menuju sekolah. Segera aku bergegas dan menuju sekolah. Yap, awal pertama duduk di
Histeria Ruang Isolasi
Oleh: RismawatiDari Ruang IGD kuikuti irama gerak kursi roda yang melaju di lorong sempit berliku dan mendaki menuju ruang isolasi di lantai 3. Kutempati ruang Musdalifah 52 ini sendirian. Ruang
Aku Kangen Dia
Oleh: Heri Purnama IbrahimPada suatu hari, di mana hari itu aku dan ibuku pergi mendaftar untuk masuk sekolah dasar (SD). Setelah itu, akhirnya aku di terima dan aku masuk di kelas 1A.
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply