Perjalanan ke Kota Tua

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Liburan
Lolos moderasi pada: 27 January 2015

Bulan kemarin kami sedang jalan-jalan di Kebun Raya Bogor karena kami pecinta Traveling dan terpikirlah acara jalan-jalan selanjutnya kami akan pergi ke Kota Metropolitan Jakarta tepatnya di kawasan wisata Kota Tua atau yang biasa disebut dengan Kotu. Setelah perencanaan selama 1 bulan akhirnya tiba lah waktunya kita berangkat ke Kotu, dari Bogor kami cuman membawa persiapan yang paling terpenting saja yaitu modal nekat dan UANG.

Kita kumpul di Ciawi jam 8, tapi kenyataannya malah pada lebih dari jam 9, itu lah kami, kalau disuruh kumpul jam 8 pasti kita jam segitu berangkat dari rumahnya namanya juga orang Indonesia selalu ngaret (alias jam karet) hehehe. Karena perjalanan menuju Ciawi lumayan jauh dari rumah, Saya, Ela, dan Apit kejebak macet di Caringin, akhir-akhir ini Caringin bikin macet kendaraan karena jembatan Caringin ambruk, maka sedang dalam perbaikan tapi tetap saja sudah sekitar 3 bulan dari ambruknya jembatan lalu diperbaiki belum selesai juga, padahal di jalur sebelah kanan sudah diperbaiki, tapi malah ambruk lagi karena sering dilalu-lalang oleh mobil truk-truk besar, entah lah sampai kapan perbaikan jembatan selesai.

Untungnya saya mengantisipasi kemacetan, berangkat dari rumah jam 8 kurang, jadi saya tidak terlalu kejebak macet hehe, setelah setengah jam lebih sampai juga di Ciawi ternyata sudah ada Ayu yang datang duluan karena jarak rumah Ayu ke Ciawi dekat cuman beberapa menit.

Sambil menunggu yang belum datang kita ngobrol-ngobrol aja dulu, galau-galauan gitu kan lagi zaman galau sama pacar, setelah ngobrol curhat-curhatan panjang lebar hampir lupa sama Apit dan Ela.
“sudah mau setengah 9 ni yu gak terasa kita ngobrol”, kata ku,
“hemmm, iya juga yahh, Ela sama Apit sudah sampai mana ya?”,
“aduh gak tau juga yu gak ada sms dari mereka”.
“ada sms ya ke Ayu, dari Milah”
“apa yu isi smsnya?”
“katanya dia mau ikut ke Kotu”
“bagus kalu begitu, kan jadi tambah rame”,
“tapi dia baru mau ganti baju ya,”
“ya sudah yu kita tunggu saja dia, dekat ini kan rumahnya Milah ke Ciawi?”
“iya juga, untung kita belum berangkat ya kalau sudah berangkat kan kasian juga Milah”.
Untung nya kita belum berangkat, jadi Milah bisa ikut, sementara Ayu smsn sama Milah, saya fokus memperhatikan jalan raya melihat mobil angkutan yang berhenti barangkali ada Ela dan Apit yang turun, ternyata mereka tidak ada di sekitar jalan sambil nunggu mereka main game Angry Bird saja di hp habisnya mereka lama banget, lagi asik-asiknya main game tiba-tiba di belakang ada yang menepuk pundak saya, karena kaget banget hampir saja hp saya jatuh untung ke tangkap lagi, mereka berdua memang jail.
“hey kalian, sudah lama ngagetin pula hampir saja jantung sama hp mau jatuh ni hehe,”
“hahaaa sekali-kali ngagetin orang dong,” jawab Apit.
“kurang asem lu Pit,” cetus ku.
“ya iyalah orang gue manis hahaha”
“hahaa gak nyambung lebay lagi,”

Tidak lama setelah Apit dan Ela datang, beberapa menit kemudian Milah juga datang. Nah, setelah semuanya (Saya, Ayu, Ela, Apit dan Milah) kumpul di Ciawi, kita selanjutnya naik Bus yang jurusan nya ke Kampung Rambutan cuman bayar ongkos Rp. 8000/orang. setelah kita sampai di Kampung Rambutan, kita naik Busway Transjakarta dengan harga tiket Rp. 3500/orang. Karena kita baru pertama kali nya naik Busway kita tidak tau pemberhentian mana yang langsung sampai menuju Kota Tua. Tanpa tanya sana sini akhirnya kita nyampe tepat di pemberhentian terakhir transjakarta yaitu Harmoni dekat di Kawasan Kota Tua.

Akhirnya sampai juga di Kota Tua hihihihi serasa seneng-seneng deh, banget pokoknya bangga juga ke Jakarta ngecer, biasanya juga kan jalan-jalan nya ikutan di Sekolah yang cuman tau duduk terus sampai.

Setelah turun dari Busway kita jalan menuju Kotu, tapi kita masih kebingungan sebenarnya Kotu itu dimana nya. Saya kira Kotu tuh kaya Kebun Raya Bogor yang tempat wisata nya berada di dalam pagar, ternyata bukan, Kotu itu adalah kawasan Kota Tua yang di dalam kawasannya terdapat berbagai macam bangunan-bangunan yang sudah tua salah satu nya ada Museum Mandiri, Museum Fatahilah, Museum Wayang, Museum Keramik dan lain sebagainya.

Setelah kita tau pertama yang kita tuju adalah Museum Mandiri, pertama kami kira masuknya bayar padahal gratis. Di Museum Mandiri banyak terdapat sejarah-sejarah bank Mandiri, ada alat-alat yang biasa adanya di bank, ada patung-patung nya juga dan tidak tau ada apa lagi, karena saya tidak begitu memperhatikannya, karena fokus foto-foto sama teman-teman narsis dikit hehe.

Selanjutnya kita ke area Museum Fatahilah, disana banyak banget yang jualan, ada yang jualan makanan seperti kerak telor, ayam bakar, ada es cendol juga. Ada juga yang jualan tas, baju, sendal, sepatu pokok nya banyak banget. Karena ingin punya kenang-kenangan dari Kotu kami membeli baju yang bertulisan Jakarta.

Saya, Apit dan Milah jalan-jalan terus menuju meriam depan Museum Fatahilah, sedangkan Ayu dan Ela mereka tertinggal. Karena kita bertiga malas nyari itu anak dua, akhirnya kita bertiga foto-foto di dekat meriam, dan ternyata ada orang yang saya kira itu patung padahal bukan, kita juga tidak mau meninggalkan momen lucu ini, kita pun foto-foto sama patung boongan ini, tapi kita harus bayar kalau mau foto sama si patung boongan, tenang saja tidak mahal, tapi seikhlasnya saja.

ADVERTISEMENT

Waktu sudah sore, kita menyempatkan waktu ke Mushola, setelah ke Mushola kita berangkat lagi menuju Bogor untuk pulang. Kami naik Busway Transjakarta lagi, karena kami tidak tau harus turun dimana lagi agar sampai Kampung Rambutan kami malah turun di dekat Mall. Waktu sudah sekitar magrib, kami shalat dulu, terus kami beli oleh-oleh buat orang rumah.

Karena kami belum sampai Kampung Rambutan, kami bingung harus naik angkutan apa, setelah bertanya akhirnya kami naik Kopaja, terus kami turun lagi, karena masih bingung juga di sebelah mana terminal Bus Kampung Rambutan kita naik angkutan dan ternyata kata penumpang lain padahal kita tidak usah naik mobil lagi, terminal Bus tinggal nyebrang saja tadi, aduh aduh nasib deh kita malah buang-buang ongkos, ya sudahlah nama nya juga pengalaman hehee.
Akhirnya kami naik Bus menuju Ciawi, kami kelelahan, panas, berkeringat campur jadi satu, kebayang gak tuh gimana badan kita pada lengket-lengket. Sampai sudah di ciawi kita naik angkutan lagi menuju pulang ke rumah masing-masing, mana hujan, kejebak macet pula, aduh pusing lah, tapi di balik itu semua saya dan kawan-kawan senang bisa sampai di tempat tujuan dan pulang dengan selamat.

Cerpen Karangan: Tia Agustina
Blog: www.iyayimut.blogspot.com

Cerpen Perjalanan ke Kota Tua merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pejuang Kanker (Part 2)

Oleh:
10 may 2021 dengan jantung berdebar dan perut yang sesekali melilit karena nervous aku berusaha duduk tenang menanti namaku dipanggil. Hari ini jadwal cek up rutin seperti biasa. Kalaupun

Cinta Tak Terduga

Oleh:
Aku hancur dalam ketidakpastian. Pratiwi, itulah namaku. Seorang remaja yang menganggap pacar itu adalah segalanya dalam hidup. Namun sebuah kejadian mengubah sikapku, aku berubah menjadi seorang yang hanya memikirkan

Alamak! Puding Jatuh!

Oleh:
Setelah aku dan keluargaku melaksanakan solat Idul Adha, kami segera bersiap-siap ke masjid untuk melaksanakan penyembelihan hewan kurban. Papa dan abangku sudah pergi duluan. Sedangkan aku, adikku, dan mama

10 : 10 : 10

Oleh:
10 oktober 7 tahun yang lalu Ketika gue mengutarakan rasa pada perempuan yang pernah gue sebut takdir. Waktu itu gue masih duduk di bangku kelas 3 sebuah SMA. Pada

Tragedi Situgintung

Oleh:
Langit sore merah melekat, menutup siang yang habis dengan cepat seakan-akan pertanda bahwa kiamat sudah dekat, matahari belum sepenuhnya terbenam saat Fatah masih duduk berdiam di atas atap lantai

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *