Seragam Perawat Istimewa

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Kisah Nyata
Lolos moderasi pada: 30 November 2013

Pagi-pagi begini saja di kelas sudah berisik, apalagi nanti siang? Eh, tapi bukan berisik yang negatif. Melainkan berisik karena sedang berdiskusi dengan teman sebangku masing-masing tentang pendaftaran karnaval. Ah, aku saja belum kepikiran mau jadi apa. Yang penting satu, aku tidak mau menjadi Bhineka Tunggal Ika. Uhh, itu sangat merepotkan. Apalagi aku juga sudah bosan dengan bidang Bhineka Tunggal Ika, karena dari TK sampai SMP aku menjadi Bhineka Tunggal Ika terus. Nah, siapa coba yang tidak bosan?

“Mbak Endah, kamu mau daftar jadi apa?” teman sebangkuku membuyarkan pemikiranku.
“Ah, belum tahu. Nanti dulu saja aku fikirkan. Kalau kamu mau daftar jadi apa, Dhil?” Bingo, nama temanku ini Aisyah Nur Fadhila. Cukup panggil saja Dhila.
“Belum tahu juga,” Dhila memutar-mutar bolpoin yang ia pegang.
“Mbak Endah mau jadi apa?” Hanif teman yang sekelas denganku menepuk-nepuk bahuku dari belakang. Gotcha, begitulah teman-teman memanggilku. Endah. Nama lengkapku Endah Nisrinasari. Aku adalah seorang siswi SMP Negeri 3 Ngrambe. Tepatnya aku sudah kelas sembilan.
“Belum tahu,” aku menatap Hanif yang terlihat sedikit penasaran.

Ujung jarum jam saling menunjuk ke arah yang berlawanan. Tepat sekali, sekarang adalah waktunya istirahat. Aku, Dhila, Hanif dan Hayyu berjalan bersama untuk pergi ke kantin. Namun saat kami melewati depan ruang guru, langkah kami terhenti ketika Bu Katini memanggil kami berempat. “Mbak, sudah dapat bagian dalam karnaval belum?” Bu Katini menepuk bahuku pelan.
“Belum, Bu,” aku menjawab.
“Masuk kesehatan mau?” awalnya aku sedikit ragu. Namun aku harus segera menentukan pilihan.
“Ya, Bu.. Saya mau,” aku yakin bila orang lain melihat ekspresiku, mereka akan mengira aku baru saja mendapatkan undian hadiah. Konyol bukan?
“Saya juga mau, Bu,” Dhila unjuk jari.
“Saya sama Hayyu juga, Bu,” Hanif melangkah lebih dekat ke arah Bu Katini.
“Ya sudah, nanti saya catat,” Bu Katini nampak berseri-seri saat mendengar aku dan ketiga temanku mau ikut bergabung dalam bidang kesehatan untuk karnaval.

Setelah kami berbincang dengan Bu Katini tentang apa yang di butuhkan untuk karnaval tanggal 18 Agustus 2013 nanti, kami kembali berjalan menuju kantin.
“Uhh.. harus pinjam pada siapa?” aku bergumam kecil saat berjalan untuk pulang menuju rumah. Yup, hari ini memang terasa sedikit cepat sampai-sampai sudah waktunya pulang sekolah.

Aku sekarang sedang di landa bingung. Bingung harus meminjam seragam perawat kepada siapa? Kesehatan memang pilihanku. Tapi, kalau masalah seragam perawat aku belum berfikir sampai situ saat menyetujui tawaran Bu Katini.
Lukisan di atas bayangan terus terhujami jarum-jarum air. Kayu lapuk bersangga empat kami tinggalkan. Huufftt.. Saat ini adalah libur lebaran. Sepanjang liburan aku terus berfikir tentang seragam yang harus ku pinjam. Entah kenapa pemiranku buntu, tak ada ide yang terselip sedikit pun. Menyangkut saja tidak, apalagi terselip?
Dari tanggal muda akhirnya ke tanggal tua. Aku kembali masuk sekolah. Hari H sudah mulai dekat. Parahnya aku belum juga mendapat pinjaman. Mau pinjam kemana coba? hanya itulah yang ada di otakku.
“Mbak, kesehatan berkumpul di depan kelas sembilan E, Ayo!” Hayyu dari kejauhan sedikit berteriak untuk memanggilku.
Di depan kelas sembilan E sudah ramai dengan anak-anak kesehatan. Bu Katini bertanya pada masing-masing anak tentang seragam perawat yang mereka dapatkan.
“Bagaimana Mbak Endah? sudah dapat pinjaman?” tepat sasaran, pertanyaan Bu Katini begitu tepat dengan isi otakku. Emm.. apa Bu Katini diam-diam mempunyai indra keenam? Ohh.. hentikan pemikiran bodoh ini!
“Belum, Bu. Saya belum dapat,” dengan tenang aku menjawab pertanyaan Bu Katini.
“Waduh, terus cari pinjaman kemana ini?” Bu Katini bergumam sambil menengok ke kanan dan kiri.
“Bu, Stefhani..” Hanif menunjuk Stefhani adik kelasku yang berdiri di belakang Bu Katini.
“Bu, kata Ibu saya seragam perawatnya sisa satu. Di sini ada yang belum dapat? kalau ada nanti di pinjami,” Stefhani menjelaskan dengan rinci pada Bu Katini.
“Oh.. ya.. Ini Mbak Endah belum dapat pinjaman. Mbak Endah mau?” Bu Katini bertanya padaku.
“Mau, Bu. Mau..” aku mengangguk antusias.
“Ya sudah. Besok saya bawakan. Makasih, Bu,” Stefhani berpamitan pada Bu Katini lalu tersenyum.
Kalau begini, aku sudah tidak sabar menanti besok. Aku ingin segera mencoba seragam perawat. Semoga besok Stefhani tidak lupa membawa seragamnya.
“Eh, ambil air gih!” aku menyerahkan ember kosong pada Fero teman sekelasku. Pagi ini aku membersihkan Masjid sekoah bersama teman-teman.
“Mbak seragamnya aku bawa. Nanti di ambil, ya?” tak kusadari Stefhani sudah berdiri di samping serambi Masjid.
“Iya, nanti kuambil,” aku mendorong pel yang kupegang. “Makasih, ya..” lanjutku setengah berteriak agar Stefhani mendengarnya. Ia ( Stefhani ) hanya mengacungkan jempol.

Setelah selesai bersih-bersih aku dan teman-teman kembali ke kelas. Aku bergegass menuju kelas Stefhani. Tentu saja mau mengambil baju. Kelas Stefhani tidak jauh dari kelasku. Benar saja kelas kami bersebelahan.

“Mbak.. Mbak.. Ini bajunya,” saat baru saja aku berdiri di ambang pintu kelas delapan A, Stefhani sudah memanggilku. Dengan setengah berlari aku menghampirinya. Ketika aku sudah berdiri di sampingnya, Stefhani langsung menyerahkan bingkisan plastik yang berisi seragam perawat.
“Makasih ya, Fhan. Ini kupinjam dulu,” Stefhani hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu aku berpamitan untuk kembali ke kelas.
Akhirnya dapat pinjaman juga. Coba kalau saat itu Stefhani tidak datang menawarkan? pasti sekarang aku sedang bingung setengah mati. Aku sangat senang bisa mendapat pinjaman. Dan ini adalah pertama kalinya aku mengikuti karnaval dengan kostum perawat. Ini adalah karnaval paling istimewa yang kualami semasa SMP. Ya, kalian tahulah. Seperti yang kuceritakan, aku selalu menjadi Bhineka Tunggal Ika.
Saat sampai di kelas dengan gembira aku sedikit berteriak sambil menunjukkan bingkisan dari Stefhani. “Akhirnya.. dapat pinjaman.”

Cerpen Karangan: Endah Nisrinasari
Facebook: Endah Merahputih Slaludihati
Saya Endah Nisrinasari seorang siswa SMP kelas sembilan. Saya sudah kelas sembilan, tepatnya kelas sembilan A. Saya kerap di panggil Mbak Endah, Endah ataupun Bu Ketua.

Cerpen Seragam Perawat Istimewa merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Gara-Gara Mainan

Oleh:
Dengan melambaikan tangannya, Dimas menirukan gerakan tangan ibunya yang berupaya menyetop angkutan umum, sementara kakak Dimas hanya mengulum senyum melihat tingkah laku adik semata mayangnya itu. Ditambah lagi dengan

Berkat Wafer Stroberi

Oleh:
Namanya Az-zhura Laitsha. Ia biasa dipanggil Zhura. Zhura sangat tidak suka dengan susu. Ya! kata itu tidak asing lagi bagi kita. Itulah makanan 4 sehat 5 sempurna. Tetap saja

Pai Berry Itzel

Oleh:
Di terik yang panas itu, masih sempatnya Itzel pergi memetik berry Amberblaze. Ia masuk ke dalam hutan Dinamond yang sangat lebat. Mustahil ia bisa mendapatkan semak berry yang bagaikan

Menyanyi

Oleh:
Namaku Cassie. Aku tidak pandai menyanyi. Aku juga suka gelisah karena kekuranganku ini. Sampai suatu saat ku ceritakan pengalaman ini kepada mama. “Ma… Aku bingung… Kenapa aku tidak bisa

Anak Yang Durhaka Pada Orangtuanya

Oleh:
Namanya Aulia Mandarin. Anak kelas 3 SD. Ia adalah anak yang cantik. Namun, tak secantik kebaikan hatinya. Ia juga termasuk golongan anak durhaka. Pagi itu, Aulia memelas sekaligus membentak

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Seragam Perawat Istimewa”

  1. reniapratiwi says:

    critanya bgus bnget mantap

  2. Endah Nisrinasari says:

    Makasiihh..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *