Love (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 3 February 2022

“Hujan rintik-rintik, air bergelombang, tiap hari hujan, tidak ada bosannya.”

Gadis berambut panjang itu bernyanyi sambil memainkan embun yang mengumpul di atas kaca. Ia menggambar sesuatu yang abstrak untuk menemani kesepiannya. Hufft! Akibat hujan melanda dirinya terjebak di kafe milik temannya. Itu semua gara-gara Sehun—tersangkanya—orang yang memaksanya datang ke sini, padahal tidak ada urusan apa-apa. Benar-benar menyebalkan! Laki-laki tampan yang penuh pesona itu sekarang malah sibuk melayani tamunya sambil tersenyum lebar. Sementara dirinya dianggurkan. Aish, dasar laki-laki jahanam!

Inginkan sekali Driana meneriakkan umpatan di depan muka laki-laki itu. Namun, melihat kafe yang ramai membuatnya ragu. Bisa-bisa dirinya dicap perempuan cari perhatian. Itu tidak boleh dibiarkan. Terpaksalah dirinya duduk sendiri di dekat jendela dengan kegabutannya.

Andai saja di sini ada In Yeop, kekasihnya. Hwang In Yeop nama lengkapnya, laki-laki berwajah tegas itu telah menemaninya selama satu tahun ini. Selama ini Driana mengungkapkan segala keluh kesahnya pada In Yeop. In Yeop selalu mendengarkan curhatannya serta memberikan solusi atas setiap masalahnya. Laki-laki idaman memang. Walaupun tampangnya seperti berandalan, In Yeop sangat baik hati, perhatian, dan manis. Paket komplit. Duh, kalau membicarakan In Yeop jantungnya pasti bergetar tidak keruan. Pesona In Yeop memang luar biasa. Tiba-tiba perasaan rindu mendera.

Sayang sekali, In Yeop sibuk dengan teman-temannya. Kekasihnya itu sedang berlatih untuk kompetisi basket antar universitas bulan depan. Sudah tidak dapat dibayangkan bagaimana sibuknya laki-laki itu. Selama dua minggu ini pesannya diabaikan terus, dan In Yeop hanya sekedar membalas ‘oke’ itu pun kebanyakan pesannya di-read saja. Meskipun begitu, rasa cintanya tetap mengakar kuat. Efek bucin, ya, begitu.

Berbicara soal In Yeop. Kenapa Driana tiba-tiba ngidam suara berat laki-laki itu, ya? Kalau ditelepon apa laki-laki itu akan mengangkatnya? Namun, sekarang masih sore. Pasti In Yeop sedang berlatih di lapangan bola basket indoor. Lupakan sajalah. Lebih baik tidak usah. Nanti In Yeop akan terganggu.

“Park Driana!”
Sehun memanggilnya dari kejauhan. Driana mendumal saat Sehun melambaikan tangan padanya. Apa maksudnya coba? Apa laki-laki itu ingin dirinya jadi pelayan dadakan? Driana tidak sudi kalau itu benar adanya.

“Ada apa?”
Walaupun begitu, Driana tetap menghampiri Sehun dan menanyakan maksud dari laki-laki itu. Maklumlah, Driana adalah perempuan baik hati yang tidak tega menolak permintaan sahabatnya sendiri.

Sehun menumpu sikunya di atas meja counter. Sebelah tangannya memegang ponsel. Persis seperti iklan ponsel. Gaya sok keren itu membuat perut Driana tiba-tiba mual. Memang tukang tebar pesona. Sudah beratus-ratus kali, tapi tetap saja dirinya tidak terbiasa.

“Apa kau ingat Ahn Hyo Seop?” tanya Sehun tiba-tiba.

ADVERTISEMENT

Mendengar nama itu membuat dadanya sesak. Ahn Hyo Seop yang itu? pikirnya dalam hati. Bagaimana bisa? Laki-laki itu seharusnya sudah minggat dari Korea.

“Driana?! Apa yang terjadi denganmu? Kenapa melamun?!”
Dengan kesal Driana memukul lengan berotot Sehun. “Kau kejam sekali! Kenapa membahas laki-laki itu lagi? Aku sudah mem-blacklist-nya sejak lama. Jangan ingatkan aku lagi!”
“Woah ….” Sehun hampir tidak bisa berkata-kata saat melihat kemarahan Driana. Biasanya gadis itu lebih suka diam dan menangis daripada berteriak seperti ini. Pengaruh Hwang In Yeop memang luar biasa. Walaupun dilanda kemarahan, dirinya tetap harus mengungkapkan yang sebenarnya. “Na, laki-laki itu sudah kembali ke Korea.”

“APA?!!”
Driana syok bukan main. Laki-laki itu benar-benar kembali? Oh, tidak! Mengapa laki-laki itu kembali setelah empat tahun lamanya? Dadanya semakin sesak. Tidak mungkin dia kembali.

“Na?” Sehun keluar dari counter dan mendekati Driana. Laki-laki itu menahan tubuh kurus Driana yang hendak rubuh. “Apa kau tidak apa-apa?”

Gadis itu membenamkan wajahnya di dada bidang Sehun. Air matanya tumpah begitu saja. Membahas Ahn Hyo Seop selalu saja membuat pertahanannya rusak parah. Ahn Hyo Seop adalah laki-laki yang telah melukai hatinya. Laki-laki itu membuatnya mati rasa sampai dirinya bertemu Hwang In Yeop. Akibat laki-laki itu kehidupannya jadi abu-abu, dan sekarang laki-laki itu kembali setelah empat tahun. Baru saja kehidupannya kembali normal, laki-laki itu datang seakan-akan ingin merusak kebahagiaannya.

“Na,” panggil Sehun lembut sambil menepuk-nepuk punggung Driana. Ia tidak tahu dengan jelas bagaimana permasalahan Driana dan Ahn Hyo Seop. Setahunya, Ahn Hyo Seop meninggalkan Driana dan pergi ke Amerika tanpa kabar apa-apa. Selain itu, ada berita simpang siur kalau Ahn Hyo Seop berkencan dengan kakak gadis itu. Selebihnya ia tidak tahu apa-apa.

“Sehun,” desis Driana. “Biarkan aku memelukmu … sebentar saja.”

Sembari menikmati pelukan hangat ini. Otaknya tiba-tiba mulai me-reply masa lalu. Me-reply saat-saat bahagianya bersama Ahn Hyo Seop, cinta pertamanya.

Waktu itu Driana suka sekali mengoleksi jepit rambut dengan hiasan stroberi. Padahal usianya sudah tujuh belas tahun. Ibunya sering mengomel saat melihat koleksi jepit rambut Driana yang bertambah setiap hari. Memang banyak yang tidak menyukai hobinya itu. Hanya Ahn Hyo Seop saja yang memakluminya. Laki-laki manis itu malah sering memberikan jepit rambut yang serupa.

Seperti saat ini. Driana dan Ahn Hyo Seop bertemu diam-diam di taman bermain yang ada di komplek perumahan mereka. Ahn Hyo Seop datang dengan hoodie-nya, sebelah tangannya menenteng sebuah tote bag berwarna hitam. Dengan riang, Driana langsung memanggil laki-laki itu, “Oppa!”

Hyo Seop yang pada dasarnya murah senyum tersenyum semakin lebar mendengar suara lembut gadis itu. Remaja yang berusia satu tahun di atas Driana itu mempercepat langkah kakinya. “Annyeong. Bagaimana kabarmu hari ini?” tanyanya basa-basi seraya duduk di ayunan kosong di sebelah Driana.
“Baik, Oppa,” jawab Driana seperlunya. Gadis itu mengayunkan ayunannya dengan santai. “Oppa membawakanku jepit rambut baru lagi?” tanyanya dengan tubuh yang berayun-ayun.
Hyo Seop mengangguk. Laki-laki itu membedah tote bag-nya, di dalam tote bag ada satu pak jepit rambut berhias stroberi ada juga hiasan buah lainnya. Ia sengaja membeli itu agar Driana tidak fanatik dengan stroberi. Tidak hanya jepit rambut, Hyo Seop membelikan Driana beberapa camilan dan dua buah es-krim cone kesukaan gadis itu. “Hentikan ayunanmu. Ayo kita makan es-krimnya dulu!” ujarnya.

Dengan sigap Driana mengerem ayunannya. Gadis itu langsung mengambil es-krim rasa stroberi di tangan kanan Hyo Seop. “Segarnya,” pujinya begitu rasa manis asam merebak di lidahnya.

Hyo Seop tersenyum lebar. Untunglah Driana menyukainya. Laki-laki itu mengusap jejak es-krim yang tertinggal di sudut bibir gadis itu. Sontak hal itu membuat pipi Driana bersemu. Apalagi Hyo Seop menyesap jari yang terdapat sisa es-krim Driana. Bagaimana Driana tidak tambah baper coba? Untung jantungnya kuat.

Hyo Seop yang baru sadar akan tingkahnya berdeham pelan. Laki-laki itu membuang muka, pipinya sudah memerah. Dirinya kelepasan. Semoga saja Driana tidak ilfeel padanya.

Hal yang sama juga terjadi pada Driana. Gadis itu membuang muka sambil menyentuh dadanya yang berdebar tidak karuan. Es-krim yang telah meleleh hingga membanjiri tangannya pun dia abaikan. Pikirannya hanya terfokus pada debaran asing yang ada di jantungnya.

Bukan hal tabu sebenarnya. Driana sering sekali merasakan debaran ini saat di dekat Hyo Seop. Sejak lama malah. Debarannya bertambah parah saat ada momen di mana Hyo Seop menyentuh tangannya atau tanpa sengaja memeluknya. Paling sering di bus di mana Hyo Seop selalu berdiri di belakangnya saat kereta penuh sesak. Saat itu juga Hyo Seop memeluknya untuk menjaganya. Tidak ada niat untuk mencuri-curi kesempatan. Anehnya dadanya selalu berdebar tidak keruan. Kepalanya pun sering pening takut kalau Hyo Seop mengetahui hal itu.

Apakah ini namanya cinta? Kata teman-temannya berdebar-debar akibat laki-laki itu namanya sedang jatuh cinta. Kenapa bisa secepat ini datangnya? Driana bahkan belum siap memprosesnya.

“Park Driana. Ada yang ingin kubicarakan padamu,” ujar Hyo Seop tiba-tiba.
Driana menoleh, remaja itu penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Hyo Seop. “Apa? Katakan saja, aku akan mendengarkannya.”

Hyo Seop menatap kedua bola mata hitam Driana dalam. Jantungnya yang berdegup kencang membuatnya tak tahan. Berkali-kali ia meneguk ludahnya sendiri. Pemuda itu meraih kedua tangan Driana dan menggenggamnya erat. “Driana …,” panggilnya lembut.
“I-iya.” Driana mendadak gugup. Pikiran gadis itu sudah traveling ke mana-mana.

Hyo Seop berdeham beberapa kali. Tenggorokannya seperti tersumbat, lidahnya terasa kelu. Sangat sulit rasanya mengungkapkan apa yang ada di pikirannya. Namun, kapan lagi momennya? Ia harus segera mengatakannya pada Driana.

Dengan menguatkan hatinya, Hyo Seop lantas berkata, “Driana. Aku menyukaimu. Apa kau mau menjadi kekasihku?”

“Yaa!”

Sehun menepuk-nepuk pipi Driana pelan. Setelah puas menangis gadis itu langsung tepar di dalam pelukannya. Apa masalah Driana dan Ahn Hyo Seop begitu kompleks sehingga sahabatnya ini begitu terluka? Ia tidak tahu jawabannya. Hanya Driana dan Ahn Hyo Seop saja yang tahu.

“Apa yang kau lakukan padanya?”

Kekasih Driana, Hwang In Yeop tiba-tiba datang dengan jaket denimnya yang setengah basah. Sehun berdecak pelan, jujur saja dia tidak menyukai laki-laki berandalan seperti In Yeop menjadi kekasih Driana. Walaupun dirinya tidak suka, berkencan dengan In Yeop atau tidak adalah hak mutlak Driana.

In Yeop langsung mengambil alih Driana dari pelukannya. Laki-laki itu menggendong Driana posesif seperti anak kecil yang tidak rela mainannya direbut oleh orang lain. “Apa ada ranjang di sini?” tanya In Yeop dingin.
“Tentu,” ketus Sehun. Laki-laki itu menuntun In Yeop menuju kamarnya. Kebetulan kafe miliknya seperti ruko, di lantai dua ada apartemen kecil untuknya tidur. “Kau bisa membaringkan Driana di ranjangku.”

In Yeop mengangguk dan membaringkan Driana di atas ranjang. Dengan perhatian In Yeop menyelimuti tubuh Diana. Ketika melihat bekas air mata di kedua pipi mulus gadisnya itu In Yeop kebingungan. Apa yang membuat Driana-nya menangis seperti ini?

“Apa kau melakukan sesuatu padanya?” tuduhnya pada Sehun.
Sehun mengumpat dalam hati. Laki-laki itu memutar bola matanya. “Aku bukan penjahat. Lagi pula Driana adalah sahabatku. Dia lebih lama mengenalku daripada dirimu. Kalaupun ada yang menyakitinya, itu pasti bukan aku.”

Kali ini giliran In Yeop yang mengumpat. Dirinya tidak menyukai laki-laki sombong yang mengaku-ngaku sebagai sahabat Driana itu. Jelas-jelas laki-laki itu iri dengannya karena dia bisa mendapatkan Driana sementara Sehun tidak.

“Terserahmu saja.”

In Yeop mengalah pada akhirnya. Senyum penuh kemenangan terbit di wajah tampan Sehun.

“Apa yang membuat Driana seperti ini?” tanyanya pada Sehun. In Yeop duduk di tepi ranjang. Dengan telaten dan penuh kelembutan, dia menghapus bercak-bercak air mata di pipi Driana. Hatinya terluka saat melihat gadis yang dicintainya begitu menderita. “Apa yang terjadi padamu, Baby?”

Sehun bersedekap. Punggungnya ia sandarkan di dinding, sementara matanya awas melihat setiap pergerakan In Yeop yang begitu perhatikan pada Driana. Rasa isi menyelubunginya. Dengan kuat ia menepisnya. Dia tidak boleh seperti ini!

“Driana menangisi mantan kekasihnya,” jawab Sehun. Nada bicaranya memelan. “Aku tidak tahu bagaimana permasalahannya. Yang jelas, laki-laki itu telah membuat Driana seperti ini.”

Rasanya marah sekaligus kecewa. Driana tidak pernah membicarakan apa pun tentang mantannya. Gadis itu sering sekali berceloteh, menceritakan segala keluh kesahnya, tidak terkira malah. Namun, hal yang begitu berat hingga membuat gadis itu menderita sama sekali tidak disinggung. Sehun yang hanya sekedar sahabat Driana saja lebih tahu. Kenapa dirinya tidak diberi tahu?

“Jangan berpikir macam-macam,” tegur Sehun tiba-tiba. “Driana tidak bercerita padamu karena dia tidak ingin menyinggung duka lamanya. Gadis itu sudah terluka begitu lama, dia berusaha dengan keras untuk melupakan mantannya yang bajingan itu. Sekarang, dia berusaha memulai hidup baru, tapi ada kabar kalau bajingan itu kembali ke Korea. Itulah yang membuat Driana seperti ini.”

Perasaan marah di hati In Yeop digantikan oleh duka. Sejahat apakah mantan Driana itu? Sampai-sampai bisa membuat gadisnya serapuh ini.

Cerpen Karangan: Febi Auliasari
Halo, aku Febi. Mahasiswa semester dua jurusan Hukum Tata Negara. Aku suka banget nulis di Wattpad. Terkadang aku juga nulis cerpen buat ngisi waktu luang. Semua genre aku suka, terutama misteri thriller. Aku penulis romance yang enggak punya pengalaman romance sama sekali. Aku introvert, pendiam, penyendiri, dan susah bergaul. Kalian bisa mampir ke Wattpad aku di @Annelysme.

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen Love (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Boyfriend

Oleh:
Aku berlari menjauh. Air mataku sudah tak lagi terbendung. Hatiku terasa sangat sakit. Dia, orang yang sangat kucintai telah mengkhianatiku. Sakit. Mama yang melihatku menangis saat memasuki kamar, datang

Sarangheyo X-Cool

Oleh:
Teriakan dan sorak kegirangan sudah tak terdengar lagi, berganti dengan hening yang membelenggu hati, membuat beberapa pasang mata terlihat memerah karena air mata yang terus mengalir. Begitu menyentuh di

You Are My Chingu

Oleh:
Memiliki chingu (sahabat) memang indah. Benar kata orang-orang kalau sahabat memang selalu ada didekatmu walau bagaimanapun keadaanmu. Begitulah yang kurasakan sekarang ini. Aku memiliki 4 orang chingu yaitu Yuri,

Mystery School (Part 1)

Oleh:
Malam itu, burung hantu tak berkicau karena ketakutan melihat sebuah pemandangan; seorang gadis berambut pirang berlari sambil menitikkan airmata. Raut wajahnya memperlihatkan wajah cemas. Dia menoleh ke belakang. Disana

Doctor Psychopath

Oleh:
Suatu Hari di sebuah rumah sakit ternama di korea, terlihat seorang suster yang berlari ke tempat administrasi. Lalu suster tersebut pun bertanya keberadaan dokter Han. “Suster Choi, apakah kamu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *