Nightmare
Cerpen Karangan: Wen_NaiKategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 13 June 2021
Weni baru saja membuka sebuah hubungan yang membuat dirinya dan Jungkook semakin dekat.
Weni belum lama menyandang status sebagai kekasih dalam hubungan pertunangannya dengan Jeon Jungkook.
Weni baru saja selesai menulis daftar keinginan menyenangkan yang akan ia lakukan bersama Jungkook.
Tapi kini Weni akan segera-… Kehilangan Jeon Jungkook.
Seseorang yang baru saja menjadi bagian terpenting di dalam hidupnya.
Seseorang yang awalnya selalu membuatnya kesal.
Seseorang yang ternyata dapat melumpuhkan Kim Weni hanya dengan sebuah senyum.
Jeon Jungkook.
“Maaf karena aku belum sempat memberikan kenangan manis untukmu”
Weni mengerjapkan kedua matanya saat Jungkook mengusap pipinya memandang kedua mata yang sembabnya penuh dengan penyesalan.
“Kau… Cantik”
Weni kembali menangis kencang, menggelengkan kepalanya karena belum menerima kenyataan.
Sampai kapanpun dia tidak akan pernah menerimanya.
Dia tidak mau kehilangan Jungkooknya, tidak mau.
“Aku berharap kau akan mendapatkan kenangan manis, walaupun bukan bersamaku..”
Jungkook mengucapkan kalimat itu dengan senyum manis yang menyebalkan, membuat weni berteriak tegas.
“tidak Jeon Jungkook” tegasnya sambil menggeleng dengan tubuh yang terus terduduk lemas memangku kepala berat Jungkook yang tergeletak di pinggir jalan.
“tidak kita akan bahagia bersama…” Suara weni kian merendah dengan air mata yang terus turun, membanjiri pipi pucatnya.
“Aku harus pergi sayang, jaga diri m..” tangan berlumur darah yang sedari tadi menempel di pipi Weni perlahan meringsut kehilangan penopang hingga terjatuh kebawah.
Membuat weni menggeleng keras, berteriak histeris sambil memeluk kepala Jungkook yang telah terpejam karena kehilangan jiwanya.
“tidakkk… Jeon Jungkook tidaaak..”
Weni terperanjat langsung terjaga dari tidurnya peluh bercucuran hampir membasahi tubuhnya.
Pagi menyapa lebih cepat dari dugaanya, cahaya bahkan sudah menerobos tanpa permisi dari cela tirai.
Weni memicingkan matanya, kemudian menghela nafas, dasar mimpi sialan.
Manik coklat keabuannya melirik kesamping dan menelisir seluruh kamarnya yang terasa kosong.
Apa ini?
Jungkooknya benar-benar pergi?
Bukankah tadi itu hanya mimpi buruk?
Weni langsung bergegas keluar dari kamarnya, mencari seseorang yang bisa membenarkan jika Jungkooknya baik-baik saja.
“ibu..” Weni berteriak kencang, bersamaan dengan derap langkah yang tak terlihat sabar.
“Kau sudah bangun? kau pasti lapar, cepat makan dulu”
Kepala Weni menoleh dan mendapati ibunya yang tengah berkutat dengan makanan di meja makan, sambil tersenyum kearahnya.
“ibu Jungkook mana?”
Weni mencoba untuk tenang, dan memperlambat langkahnya.
“Jungkook pulang beberapa saat yang lalu dia bilang ada rapat mendadak di kantor”
Hhhh~
Weni menghela nafas lega, ternyata itu benar mimpi, ia tersenyum.
Weni baru ingin menyamankan duduknya di atas kursi dan menikmati makanannya, sebelum kegiatan itu terhenti dengan dering telepon ibunya.
Weni menatap sekilas kearah ibunya.
“Jungkook?”
Weni memperhatikan ibunya.
“Di rumah sakit ada apa? Kecelakaan?” nyonya kim terlihat panik membuat jantung Weni jatuh di pusat gravitasi.
Apa katanya?
Kecelakaan?
Jeon jungkook?
Tunangannya?
Bagaimana bisa bukankah ibunya bilang pria itu baru saja pergi dari sini?
Tunggu-
Apa ini artinya mimpi buruknya menjadi kenyataan?
Tidak.
Weni bahkan tidak mampu untuk hanya menyimpulkan bahwa mimpi buruknya menjadi nyata.
Siapapun tolong katakan jika ini hanyalah sebuah kebohongan.
“tidak.. Ini tidak benar kan bu?”
Weni berlari dengan tergesah menuju rumah sakit terdekat, entahlah kenapa ia berlari ke sana padahal ibunya sama sekali tidak memberi tahunya tentang letak pasti rumah sakit tempat Jungkook berada.
Ia hanya berlari seperti orang kesetanan menuruti instingnya yang belum tentu benar.
Bahkan ia terlihat sangat menyedihkan pakaian tidur berwarna kuning bergambar anak bebek miliknya terlihat sangat tidak cocok dikenakan keluar pada musim dingin, memang itu jenis pakaian berpotongan panjang dan besar hanya saja terlalu tipis untuk di kenakan di luar dan sepatu? itu yang ia lupakan dengan jarak rumah dan rumah sakit yang lebih dari 100 meter ia berlari tanpa alas kaki yang berarti hanya sandal rumah tipis yang nyaman di kenakan di dalam rumah.
Oh ayolah ia tidak sempat untuk memperhatikan penampilannya sekarang otaknya kosong ia hanya berlari dengan kekhawatiran dan rasa takut semacam trauma ringan atau mungkin berat mengingat ia masuk seperti itu berteriak memanggil Jungkook dan memarahi seorang perawat yang sedang membawa beberapa berkas yang Weni yakini tidak akan di beri tahu apa isinya dan dia juga tentu tidak ingin tahu apa isi dari berkas itu.
Yang dipedulikannya sekarang adalah Jungkooknya.
“Aku bilng di mana pasien bernama Jungkook berada?” ia masih berteriak marah yang jauh dari kata menyeramkan.
Tentu sang perawat itu terlihat bingung dan berujar “anda bisa menanyakan itu pada petugas administratif di sana” ia masih berusaha terlihat ramah meski sudah diteriaki beberapa kali.
Weni masih menangis dengan kekhawatirannya dan mengikuti apa yang perawat itu arahkan.
“Kim Weni?” seseorang berseru ragu dari arah telunjuk sang perawat yang Weni teriaki.
Suara ini terdengar familiar dan Weni menoleh cepat seketika ia tumbang entah karena perasaannya yang telah lega karena melihat Jungkooknya berdiri di sana dalam keadaan sehat tanpa cacat atau karena tubuhnya lelah entahlah Weni tidak ingin memikirkan itu.
Jungkook memantapkan langkahnya saat ia yakin itu Weninya yang hampir tumbang karena tubuhnya yang mulai linglung di pegangi oleh seorang perawat.
Dan ternyata semua itu hanya kekhawatiran berlebihan weni karena bunga tidurnya yang buruk.
Tunangannya berada di sana karena membantu seorang ibu hamil yang merupakan tetangga mereka ia terjatuh di jalan dan Jungkook langsung Membawanya ke rumah sakit kemudian menelepon ibu weni untuk membantunya memberitahu orang rumah sang ibu hamil.
Tapi weni yang sudah mengalami trauma pasca mimpi buruk langsung merasa cemas dan ketakutan, dia sangat mencintai Jungkooknya.
Cerpen Karangan: Wen_nai
Blog / Facebook: Weni fikriani
Cerpen Nightmare merupakan cerita pendek karangan Wen_Nai, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Go to School
Oleh: Sahira Fara NabilaPagi yang cerah kali ini, kupasang sepatu terburu-buru sambil mengunyah roti panggang. “aku pergi!” “jangan lari, hati-hati nanti jatuh..” “ya.. Bu!!” “terlambat.. Terlambat.. Terlambat..” gumamku dalam hati. Kucoba berlari
Me And Cho Kyuhyun In Nami Island
Oleh: Lili Safera PutriBagi kalian pecinta K-pop atau suka nonton drama dan film korea, pasti kalian mengidolakan atau ngefans sama mereka. Ya, begitu juga dengan gue. Sebenarnya gue ngefans sama beberapa artis
K-Pop in Pesantren (Part 2)
Oleh: Sahira Fara NabilaLibur semesteran akhirnya dateng juga, ini yang paling di tunggu-tungggu sama seluruh penduduk pesantren. Semua anak pada bawa barang berkoper-koper ke mobil orangtua mereka. Sementara gue satu aja cukup..
Destiny
Oleh: Nadia Angelica“Aku tahu kau menyukainya, dongsaeng. Karena itu aku meninggalkan kalian berdua.” Kim Hyemin adalah seorang wanita yang hidupnya penuh teka-teki. Dilahirkan dari orangtua yang Workhaholic, ia hanyalah seorang mahasiswa
Ireumi Mwoyeyo (Part 1)
Oleh: Selmi Fiqhi“Anyyeong haseyo (Selamat pagi)?” katanya menyapaku. Aku hanya tersenyum dan duduk di sampingnya. “Anyyeong haseyo,” balasku hangat. “Jung-Sin, kau masih suka latihan menyanyi?” tanyanya – Min-Ah – sambil menggenggam
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply