School Love Affair (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 1 May 2021

For you Kim So Hyun…
Aku tidak akan menanyakan kabarmu, karena aku tau kau pasti baik-baik saja, ya kan?
Hei! Kuharap pertanyaan itu muncul di kepalamu, pertanyaan tentang kedatangan tulisan yang kukirimkan ini.
Kau tidak lupa padaku kan?
Aku sahabatmu dari SOPA, kau pasti mengenalku kan?
Oh ya, kapan kau akan datang? Aku sudah menunggu kedatanganmu, aku ingin melihat paras cantik wajahmu.
Hehe, maafkan aku Kim, aku terlalu merindu, aku juga terpaksa mengirimi tulisan ini.
Baiklah aku sudah tidak tau apa lagi yang harus aku tulis, yang terpenting aku sangat merindukanmu dan ingin cepat bertemu denganmu.

Yeonjun

Aku melempar kasar kertas itu tepat pada tong sampah kamarku. Siapa sebenarnya Yeonjun? Aku bahkan tak ingat kalau aku memiliki sahabat di sekolah terkenal itu, tapi kenapa dia bisa tau kalau aku akan pergi dan pindah ke sana?
“Haishhh…” aku menggaruk kepalaku yang sama sekali tak gatal.
Aku meraih handuk dan bergegas ke kamar mandi.

“Kim So Hyun!” teriakan Mingyu, kakak keduaku itu telah membuatku menggores sebagian pipiku dengan lipstick tipis karena terkejut.
“Ya sebentar!” aku membalas teriakan itu
Sementara Kai yang sedang menikmati sarapannya memprotes kebisingan yang baru kali ini terjadi.
“Ya! Kau tidak perlu berteriak seperti itu”
Mingyu hanya menatapnya dan mengabaikannya. Aku pun turun dengan seragam sekolah Segang, aku tidak peduli seragamku ini, padahal aku sudah menerima seragam yang baru, yang berjas kuning itu.

“Apa kau akan pergi dengan si tukang protes itu?” Tanya Mingyu pada aku yang baru saja mengambil roti dan segelas susu coklat.
Sebelum aku menjawab pertanyaannya aku menoleh dan menatapnya bingung. Maksudnya apa si tukang protes?
Aku menggeleng pelan, “Maybe”

Kakak pertama telah siap untuk pergi menemui teman-temannya di sekolah, dengan sedikit malas aku mengikutinya dan menoleh sebentar ke arah Mingyu. Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, dia seperti mengisyaratkan ‘pergilah aku akan menyusulmu nanti’
Aku menarik nafas pelan lalu melanjutkan langkahku menyusul Kai, dan mencoba mensejajarkan langkah.

Sepanjang perjalanan menuju halte bus aku hanya terdiam tak banyak berbicara seperti biasanya.
Jujur saja, sebenarnya aku memang kurang dekat dengan Kai, karena dia jarang sekali di rumah, dia lebih menghabiskan waktunya bersama teman-temannya itu, walaupun begitu dia sangat perhatian padaku dan Mingyu. Sedangkan Mingyu, waahhhh… dia sangat menyebalkan, dia selalu mengahasutku untuk belajar malas, terlambat ke sekolah, dan hal-hal yang tak baik lainnya, tapi Kai selalu menjadi penolongku agar tidak melakukan itu. Beruntungnya aku mempunyai kakak yang seperti itu.

“Hei! Apa kau tak akan ke sekolah?” Tanya Kai yang telah menyadarkanku
“Ah i…iya, maafkan aku” kataku yang langsung mengikuti Kai
Aku duduk di sebelahnya. Aigo… Kim! Itu kakakmu! Oh ayolah jangan canggung seperti ini.
“Ada apa?” Tanya Kai yang sepertinya menyadari keadaanku yang benar-benar tak karuan.
“Ha?” sahutku
“Tidak” katanya
Daripada merasa canggung, sebaiknya aku memilih mendengarkan musik saja.

Suasana sekolah saat ini begitu berbeda dengan mantan sekolahku yang tercinta. Segang. Ya itu sudah pasti bukan? Asing. Mana aku tidak punya teman sama sekali disini, aku juga tidak pandai bergaul, tapi kuharap akan datang hal yang baik saat pertama masuk sekolah.

ADVERTISEMENT

Aku melangkah dengan pasti setelah aku benar-benar meneguhkan hatiku untuk tetap berpikir positif. Aku tersenyum sebahagia mungkin.

Brukk…!!!
“Mianhae” suara seorang lelaki yang membuatku langsung menengadah dan menatapnya, setelah itu kusipitkan mataku.
Sepertinya aku pernah melihat orang ini, tapi dimana? Batinku yang masih menatapnya. Lelaki itu pun sama halnya denganku, kami saling bersitatap. Seperti ada sesuatu yang sedang dia pikirkan, tapi aku tidak bisa menebak apa yang ada dipikirannya.

“Kim So Hyun?” nama yang tak asing dihidupku, ya, dia baru saja menyebutkan namaku.
“Siapa?” Tanyaku yang langsung mengalihkan pandangan mataku darinya.
“Apa kau tidak mengingatku?” dia balik bertanya
Aku mencoba mengingatnya, tapi tidak bisa, aku benar-benar tidak tau siapa lelaki itu.

Tanpa berkata apapun aku pun meninggalkan dirinya dan pergi menuju kelas yang telah menunggu kedatanganku.
“KIM SO HYUN!!!” lelaki itu meneriakiku, tapi aku menghiraukannya, aku tidak peduli dengannya, lagipula siapa dia? Tiba-tiba menyebut namaku tanpa seizinku.

Di depan kelas aku tiba-tiba teringat dengan sebuah surat yang datang tak lama ini. Yeonjun, SOPA, sahabat.
“Ah ya! Aku tau, pasti itu orang sinting yang mengirimiku surat 2 hari yang lalu” ucapku dan langsung masuk ke kelas setelah tadi diperintah oleh wali kelas Kim.

Ketika kakiku sampai di kelas semua mata langsung mengarah ke arahku, aku hanya bisa tersenyum saat menghadapi situasi seperti ini.
“Annyeong” kataku pada akhirnya setelah mencoba menyesuaikan diri
“Ya! Kenapa kau kabur?” lelaki itu datang lagi
Aku terkejut saat tau dia sekelas denganku. Aku harap dia tidak akan menggangguku, aku pasti akan kesulitan nanti.
“Kau mengenalnya Yeonjun?” Tanya seorang gadis seumuran denganku
“Dia sahabatku, kau ingat dengan kisah seorang gadis cantik dari Segang?” Tanya Yeonjun yang langsung mendekati gadis itu, dia bahkan tidak lupa untuk menyeretku untuk duduk di dekatnya.
“Kim So Hyun, ya kan?” gadis tadi memastikan namaku yang cantik itu.
Aku hanya mengangguk pelan lalu melirik ke arah Yeonjun yang masih saja menebar senyumannya yang menurutku sangat indah.
“Aku Park Sou-Hyun. Nama kita rupanya ada kesamaan” katanya yang mengulurkan tangannya padaku dengan ramahnya.
“Wahhh kalian benar-benar sangat cocok” ucap seorang gadis yang baru saja datang dari luar.

“Apa dia anak baru?” lagi-lagi seseorang datang, tapi ini lelaki, dan aku merasa taka sing dengan wajahnyanya.
“Ya! Ada perlu apa Baekhyun?” Tanya Yeonjun yang terdengar tidak suka dengan kehadirannya
“Aigo… aku hanya ingin melihat suasana kelas ini” katanya beralasan
Yeonjun masih menatap Baekhyun dengan malas sekaligus kesal.
“Alasanmu tak pernah berubah ternyata” sinis nya

Aku yang tidak mengerti apa-apa hanya duduk dan mendengarkan percakapan antara dua orang lelaki itu dengan tampang serius. Aku benar-benar tak mengerti, lagipula aku memang belum mengenal mereka dengan akrab seperti yang lainnya itu.

Baekhyun melirik ke arahku, lelaki itu tersenyum manis, aku membalas senyumannya. Lalu dia mendekat ke arahku,
“Hai” sapanya yang terdengar akrab.
Aku mengangguk pelan, isyarat bahwa aku menjawab sapaannya itu.
“Ya! Pergilah, aku malas melihat kakak kelas sepertimu” raung Yeonjun
“Baiklah, aku akan pergi, selamat tinggal. Lain kali kau jangan tidur di rumah!” pesannya dengan senyum sinis yang seakan ditunjukkan untukku yang masih menatapnya dengan tatapan bingung tak mengerti.

Sepulang sekolah…
“Kak! Apa kau tidak akan pulang?” tanyaku pada Kai yang sedang bersandar di dekat gerbang sekolah yang mulai terlihat sepi.
“Pulang saja duluan, nanti kakak menyusul” pesannya
“Dia tak akan pulang cepat Kim, dia akan pergi merantau, baru saat tengah malam dia baru kembali ke rumah” suara khas Mingyu terdengar dari sebelah kananku, dia muncul tanpa kusadari kedatangannya itu.
“Pulang saja dengannya” katanya yang langsung pergi meninggalkan aku dan Mingyu

Aku tidak pernah tau kemana perginya Kai sampai dia pulang tengah malam, aku benar-benar merasa jauh darinya. Dia juga tidak pernah mau menceritakan tentang kehidupannya padaku, dia benar-benar orang asing yang ternyata harus hadir dalam hidupku.

“Aku tak percaya bisa mendapat kakak yang seperti itu, tidak pernah kuharapkan sama sekali, dari sejak aku dalam kandungan pun aku tidak pernah mau mengharapkannya” katanya, kemudian mengambil alih salah satu headset yang sedang asyik menempel di telingaku.
“Aigo…” aku memukul kecil kepalanya itu. Menyebalkan.
Mingyu hanya tersenyum setelah mendapatkan pukulan yang tadi kuberikan.
“Wae?”
“Kau sangat lucu ternyata” godanya yang membuatku langsung memalingkan wajah karena takut pipiku berubah menjadi merah semu.

Akhirnya akupun sampai di rumah dengan selamat, aku langsung mengempaskan diriku ke atas kasur. Lega rasanya setelah melewati proses di sekolah tadi, awal yang membuatku tidak mengerti alur untuk kedepannya jika aku bersekolah disana.
Aku masih tidak yakin akan meneruskan sekolah yang aneh menurutku, suasana yang benar-benar sama sekali tidak pernah kuharapkan. Yang kuharapkan adalah suasana sekolah yang damai dan membuatku merasa nyaman di dalamnya.

“Kim! Apa kau mau ikut denganku?” Tanya Mingyu yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kamarku.
“Biasakan mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku” omelku mengingatkan Mingyu
“Arasseo-arasseo” katanya sambil berjalan ke arahku dan duduk di dekatku.
“kasur baru ya?” dia memastikan
“memangnya kenapa? Ada masalah?” aku balik memastikan pertanyaannya itu
“Tidak, hanya saja kasur masih terasa nyaman daripada kasurku yang sudah berumur itu” celetuknya yang membuatku ingin tertawa.
“Baiklah lupakan itu. Jadi, bagaimana? Kau mau ikut tidak?” Tanyanya sekali lagi
Aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaannya itu, aku memikirkannya lebih dulu. Senyumanku mengembang di hadapan wajahnya, itu tandanya aku menyetujui ajakannya itu.
“Bagus, aku akan menunggumu diluar, jangan terlalu lama”
Mingyu pun keluar dari kamarku, sementara denganku, bersiap-siap, aku tidak tau akan dibawa kemana sore-sore begini, dan ini untuk yang pertama kalinya.

“Ya, aku akan membawanya keluar, kenapa? Memangnya aku tidak boleh membawanya? Lagipula aku juga akan menjaganya, aku ini kan kakak yang baik” ucapan itu membuatku terhenti di ambang pintu. Sepertinya dia sedang menelepon seseorang. Orang yang di seberang telepon sepertinya tidak mengizinkanku untuk keluar bersama Mingyu. Ya, siapa lagi kalau bukan Kai, dia memang tidak menginginkanku hidup dekat dan akrab dengan Mingyu, tapi kenapa dia sendiri jauh dari kehidupanku. Aku tidak mengerti sama sekali apa yang dia pikirkan.

Mingyu yang menyadari keberadaanku langsung menutup teleponnya.
“Baik, dia sudah datang” katanya di akhir telpon
“Ayo” Mingyu menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam mobil.

Di sepanjang perjalanan aku tidak tau apa yang sedang kupikirkan. Kurasa sudah beberapa menit ini aku terus memperhatikan Mingyu yang sedang sibuk menyetir mobil miliknya itu.

“Apa kau tidak punya pekerjaan selain menatapku dengan seperti itu? Oh atau kau baru menyadari kalau aku itu sangat tampan, iya kan?” katanya yang dengan PD nya menyebut dirinya tampan.
Ah.. aku memang sulit mengakui kalau kedua kakakku sangat tampan bagai pangeran dari kerajaan Timur, seperti halnya dalam dongeng. Kim Mingyu dan Kim Jong In. tapi kenapa kakak pertamaku tidak mau dipanggil dengan nama pemberian kakek? Dia lebih memilih nama ciptaannya sendiri. Kai.

“Ya! So Hyun-aa, apa yang sedang kau pikirkan?” Mingyu mengagetkanku lagi.
“Ayo turun, kita sudah sampai” lanjutnya yang sudah turun lebih dulu.
“Ya” hanya itu yang keluar dari mulutku.

Aku pun turun, Mingyu menggenggam tanganku erat, lalu langkahnya membawaku pada sekumpulan orang-orang, kupikir itu teman Mingyu.
“Wahhh, ternyata lebih cepat dari yang kubayangkan” ucap salah seorang dari mereka
Mingyu hanya tersenyum lalu ber-high-five dengan teman-temannya, lengan kirinya masih setia menggenggam tanganku.

“Siapa namamu?” Tanya seorang gadis yang sepertinya seumuran dengan Mingyu.
“Kim So-Hyun” jawab ku ramah.
“Kau sangat cantik, beruntungnya Mingyu bisa mendapatkan gadis secantik ini” puji gadis yang bernama asli Choi Jisu, tapi dia lebih suka disapa Lia.

Aku mendelik heran saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Lia. Apa teman-temannya juga tidak tau kalau aku adalah adik dari Kim Mingyu? Dan apakah lelaki itu menyembunyikan identitas yang sebenarnya, kalau dia punya adik permepuan?
Menyebalkan sekali dia, awas saja ketika sampai di rumah, berani sekali dia tidak mau memperkenalkan adiknya pada teman-temannya itu.

Cerpen Karangan: Rushi M.A
Blog / Facebook: Kim Shi Yoon

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Mei 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen School Love Affair (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


School Love Affair (Part 2)

Oleh:
Sudah 2 minggu yang lalu aku menghadapi Yeonjun yang menyebalkan, ntah apa yang merasuki dirinya itu, aku benar-benar tak percaya kalau dia benar-benar sahabat mayaku. “Kau tak ingat padaku?”

Lollipop (Part 1)

Oleh:
Menjemput yang terakhir aku tidak tahu harus bagaimana? Rasanya baru kemarin aku duduk di belakangmu yang mengayuh sepeda, bersama dalam bayang-bayang sinar bulan yang berkilauan, menembus malam dan bisikan

Ketika Hati Harus Memilih

Oleh:
Siang ini surya begitu semangat menerangi bumi. Sepulang sekolah kulemparkan tas merahku ke atas kasur. Kurebahkan badanku yang terasa lesu di sofa dekat jendela sembari merasakan dahaga yang menggerogoti

Fine Mapple Drops

Oleh:
Ini bukan kisah seromantis cinta Jack dan Rose di kapal Titanic, juga bukan kisah setragis Romeo dan Juliette yang sama-sama memilih mati demi cinta mereka. Tidak. Ini hanya sebuah

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *