School Love Affair (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 2 May 2021

Sudah 2 minggu yang lalu aku menghadapi Yeonjun yang menyebalkan, ntah apa yang merasuki dirinya itu, aku benar-benar tak percaya kalau dia benar-benar sahabat mayaku.

“Kau tak ingat padaku?” kalimat itu lagi-lagi melintas di pikiranku.
Aku segera mengusir kalimat itu dengan cepat dari kepalaku.

“Baekhyun” tanpa sengaja aku menyebutkan nama lelaki yang selalu datang setiap pagi ke kelasku. Aku juga merasa tak asing dengan wajahnya, aku pernah melihatnya, tapi dimana? Aku tak ingat apapun, ingin rasanya menanyakan hal ini pada Kai, tapi aku masih merasa tak nyaman, lagipula aku belum terbiasa hidup di sekitarnya. Selama bertahun-tahun aku pisah rumah dengan Kai, jadi dia merasa asing dalam hidupku.

“So-Hyun!” panggilan itu membuatku terbangun dari lamunanku.
Tanpa menjawab sahutan itu aku cepat menghampiri Kai yang berdiri di depan pintu kamarku.
“Ya? Ada apa?” kataku
“Apa Baekhyun tadi menemuimu lagi?” pertanyaan dengan nama Baekhyun tiba-tiba meluncur dari mulutnya
“He?”
“Ah, maaf aku baru menanyakannya sekarang” katanya yang mencoba mencairkan suasana
“Ya tak apa. Memangnya kakak melihat aku bersama orang itu tadi pagi?” kini aku memberanikan diri untuk bertanya.
“Ya, dari pertama kali masuk pun aku melihatnya, apa yang dia lakukan padamu?”
“Tidak, dia hanya berbasa-basi denganku” jelasku.
“Aigo, dia benar-benar cari mati denganku” desisnya yang membuatku sedikit memiringkan kepala dan mengangkat sebelah alisku. Bingung.
“Baiklah, lain kali jika itu terjadi lagi suruh dia menghadap padaku” katanya
Aku mengangguk. Mengiyakan.
“Tidurlah, besok kau harus pergi lebih awal” perintahnya sebelum pergi ke kamarnya.
Pertanyaaku kembali tertunda, dan ntah kapan aku akan mengeluarkan pertanyaan itu untuknya.

“Annyeong!” Adora menyapaku yang sedang sibuk membaca buku.
“Ne”
“Waaahh, Baekhyun-ssi belum datang ternyata” kata Irene seakan meledekku
Aku memanyunkan bibir dengan cepat padanya
“Ku harap dia tidak datang lagi setelah mendapat teguran dari orang menyebalkan itu” kataku
“Haha… kau bahkan memanggilnya dengan orang yang menyebalkan?” Adora tertawa mendengar kalimatku barusan.
Buku terlupakan, dan aku tenggelam dalam obrolan antara Irene dan Adora.

Tak lama kemudian seorang lelaki datang dan duduk disampingku, senyuman khasnya muncul lagi di depan wajahku.
“Baiklah, kami akan pergi” ucap Adora mewakili Irene.
Setelah itu mereka pun pergi meninggalkanku dan Yeonjun.

“Liburan nanti kau akan pergi kemana?” Tanya lelaki itu setelah mengirimkan jempol pada kedua gadis yang telah menjadi sahabatku.
“Liburan?” aku mendelik
“Haha, maksudku rencana liburan nanti kau akan kemana?” dia mengulang pertanyaannya itu.
Aku masih bingung, untuk apa dia menanyakan soal itu? Baru juga aku sampai di sekolah ini 2 minggu yang lalu.
“Hh” dia menghela napas panjang
“Wae?” tanyaku yang ingin tau maksud dari helaan napasnya itu.
“Tidak” katanya
Sedetik kemudian dia mengambil posisi tidurnya setiap di kelas.
“Aigo” kataku yang sudah terbiasa.

Aku melihat Adora dan Irene sedang sibuk berbincang-bincang, sepertinya mereka membicarakan hal yang sangat menarik, ingin rasanya aku menghampiri mereka, tapi aku yakin pasti Yeonjun akan bangun nanti, jadi daripada dia bangun dan mengajakku berbincang yang sama sekali tidak kumengerti, akhirnya akupun memutuskan untuk melanjutkan buku yang tadi kutinggalkan karena kehadiran 2 sahabatku.
Sesekali aku melirik kearahnya, dia terlihat sangat tampan ketika tidur. Pikirku yang kemudian tersadar dan menggelengkan kepala dengan cepat.
“Tidak-tidak” desisku pelan.
“Haisshhh”
“Kembali ke tempat dudukmu sana!” perintah sebuah suara yang membuatku menoleh ke arahnya
Kai?
Kenapa dia ada disini? Untuk apa dia kemari? Apa untuk menemui ku” atau…
“Adora, apa kakakmu tidak akan datang hari ini?” Tanya Kai yang beralih ke dekat Adora yang sedang sibuk mendengarkan Irene.
“Hah? Siapa?”
“Jennie. Apa dia tak akan datang?” Kai mengulangi pertanyannya itu.
“Aigo, dia… ah ntahlah yang jelas kemarin malam dia pergi dengan temannya” jelas Adora.
Kai hanya mengangguk mengerti, dia tidak perlu menanyakan kemana perginya Jennie. Dia hanya perlu memastikan apakah dia akan datang atau tidak.
“Baiklah” katanya yang langsung meninggalkan Adora.

Sebelum benar-benar pergi, Kai berpesan pada Yeonjun yang sekarang masih terlihat tertidur di kursinya.
“Yeonjun-aa… lain kali jika kau ingin tidur, bawa kasurmu kemari” katanya yang setelahnya pergi dari kelas.
Aku kebingungan dan merasa aneh, dia bahkan tak menyapaku atau bahkan menyampaikan 1 2 patah kata? Tapi kenapa dia melakukan itu? Seakan-akan tidak mengenalku.
“Ah… dia benar-benar menyebalkan” umpat Yeonjun
Aku menoleh ke arahnya
“Siapa maksudmu?” Tanya ku
“Kim Jong In”
“…”
“Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia memiliki anak perempuan. Dia sangat keras pada siapapun. Pada Mingyu-hyung saja seperti itu. Sebaiknya ibunya tidak melahirkan seorang gadis” katanya yang terdengar masih sangat kesal padaku.

Saat tahu dan mendengar kalimat itu, aku semakin curiga, heran, dan bingung. Apakah dia tidak pernah memberitahukan tentang diriku? Atau bahkan dia memang sengaja menyembunyikannya? Alasannya? Rasa penasaranku semakin menjadi-jadi, akhirnya kuputar kursiku menghadap Yeonjun. Lelaki itu sempat terkejut karena tiba-tiba aku menggebrak pelan mejanya.
“Mwo?”
Baru ingin kukatakan, guru Kim datang lebih cepat.
“Ada apa?”
“Tidak nanti saja” kataku yang kembali ke posisi semula.
“Hh… baiklah”

ADVERTISEMENT

Pelajaran matematika, menyenangkan, ini adalah pelajaran tercinta dalam hidupku. Aku merasa akrab dengan pelajaran ini, tak peduli siapapun yang mengajarnya.

Pelajaran berakhir, aku langsung mengajak Yeonjun untuk menanyakan hal yang masih berputar di kepalaku.
“Kau tidak akan makan?” Tanya Yeonjun
“…”
“Aku sangat lapar, ayo!” ajaknya
Anehnya, kenapa diriku bisa menerima ajakannya yang selalu kutolak sebelumnya.
“Waaahhh… ada apa denganmu? Kau terlihat berbeda hari ini” katanya
Aku duduk di sebelah Adora dan Jisoo, mereka terlihat sangat terkejut.
“Ada apa ini?” Tanya Jisoo
“Oppa! Apa yang kau berikan padanya? Sampai-sampai dia mau makan siang disini? Denganmu pula” Tanya Adora pada Yeonjun yang baru saja duduk didepanku
“Aku tidak tahu, dan bahkan tidak yakin kalau dia benar-benar Kim So-Hyun yang kukenal” ungkap Yeonjun
Pikiranku belum berubah, aku ingin cepat-cepat menyelesaikan hal-hal yang belum terungkap.
“Oh, atau ingatannya sudah kembali?” celetuk Adora
“Uhuk-Uhuk…”
Jisoo menyerahkan air padaku, tanpa disuruh lagi aku meneguknya.
“Upss… maafkan aku”
“Ya! Memangnya aku hilang ingatan?’ sungutku
“Hehe…” cengiran kuda Adora muncul
“Aku sudah selesai” kataku
“Kim! Apa kau marah padaku?”
“Tidak” singkatku yang kemudian berlalu
“Lain kali jaga ucapanmu” omel Yeonjun yang juga memilih pergi meninggalkan mereka.
“Huuhh… padahal aku tidak bermaksud seperti itu, dia juga tadi bilang tidak marah kan?” ucapnya terdengar menyesal. Jisoo tersenyum dan menepuk pundaknya pelan.
“Tenang, aku akan membantumu mengembalikan suasana”

Sore ini aku berencana untuk pergi menemui Yeonjun di cafe. Tujuanku hanya satu, mengungkap yang sebenarnya sedang terjadi.
“Kau mau kemana?” suara itu mengagetkanku yang sengaja sedang mengendap-endap agar tidak diketahui siapapun.
Kai berjalan ke arahku.
“Kau akan pergi dengan siapa?”
“Aku, aku hanya ingin berjalan-jalan. Tidak ada orang yang harus ku temui kan?”
“Baekhyun? Yeonjun?” Kai memastikan
Mataku terbelalak kaget, kenapa harus 2 orang itu yang dicurigai? Kenapa tidak Adora atau Jisoo.
“Haha… mana mungkin, lagipula mereka sangat menyebalkan untukku” kataku sambil tertawa hambar.

Mataku melirik jam yang tertempel di dinding ruangan. Lagi-lagi aku tersenyum, sebelah alis mataku terangkat sebelah.
“Kalau begitu kakak akan menemanimu” katanya yang langsung meraih tanganku dan melangkah keluar rumah.
“Aaaa… oppa!” aku memanggilnya dengan ragu. Kai menoleh
“Kau tidak perlu menemaniku, aku memang berencana untuk pergi sendiri” terangku sebelum aku benar-benar dibawa ke mobil.
Kai menatap tajam mataku, sepertinya dia sedang mencari kebenaran dari ucapanku.
“Baiklah” katanya yang langsung melepas genggaman tangannya dariku.
“Terimakasih aku akan pergi” pamitku.

“Ya! So-Hyun-aa! Berapa menit lagi aku harus menunggumu lama disini” omel Yeonjun saat aku sampai di cafe yang telah dijanjikan
“Mian. Tadi sesuatu telah terjadi” aku beralasan
Yeonjun mengangguk-angguk. Sedetik kemudian matanya terarah padaku, lalu tersenyum.
“Kau pasti berubah pikiran” katanya tiba-tiba”
“Ha?”
“Sudah kubilang, pasti suatu saat nanti kau akan menyadari kalau akulah yang ternyata setiap saatnya mendengarkan semua ocehanmu”
Kuangkat sebelah alisku. Apa maksudnya?
“Sudah lupakan, aku akan bertanya padamu” kataku yang mencoba menggantikan topic tidak jelas itu.
“Menanyakan hal apa? Hati?”
“Kai”
Yeonjun membelalak kaget saat mendengar nama itu disebut.
“Kenapa? Apa kau takut membicarakannya?” aku memastikan
“Untuk apa kau menanyakan tentang manusia itu? Apa kau…” ucapannya terhenti dan menatapku dalam-dalam.
“Ah tidak. Baiklah apa yang ingin kau tanyakan?”
“Apa dia tidak pernah menceritakan tentang keluarganya?” tanyaku tanpa berbasa-basi lagi.
Yeonjun menarik napasnya sebelum menjawab
“Singkatnya, dia tidak pernah menceritakan apapun”
“Kenapa?” tanyaku lagi
“Mungkin… tapi tidak! Aku tidak bisa asal menebaknya” ucapnya
Aku mulai kebingungan mencari kata-kata, padahal sebelum aku datang aku sudah mempersiapkannya matang-matang.

“Apa dia pernah menceritakan tentang adik-adiknya?”
“Hmpft… hahahaha… kenapa kau harus menyebut adik-adiknya? Hei So-Hyun, dia hanya memiliki 1 adik lelaki, dan kau tau? Mingyu-hyung adalah orang terbaik yang pernah kutemui. Sifat mereka bertolak belakang” jelasnya.
Aku terdiam, Kai memang tidak pernah menceritakan hal yang berhubungan denganku. Atau jangan-jangan aku bukan adik kandung mereka? Kejadian waktu itu pun berputar, saat dimana Mingyu membawaku pergi menemui teman-temannya, dan mirisnya lagi mereka juga tidak tau kalau aku ini adalah adiknya.
Orangtuaku meninggal setahun yang lalu, tapi aku pernah mendengar Kai sedang bercakap dengan seseorang yang tidak ku ketahui di seberang telepon, dan Kai juga sempat memanggilnya ‘appa’. Aku jadi semakin yakin kalau aku memang bukan adik kandung mereka.

“So-Hyun-aa!” panggil Mingyu dari dapur saat melihatku datang.
Aku menoleh dan tersenyum sayu padanya.
“Apa kau baru pulang kencan?” celetuknya sambil menghampiriku dan langsung menyodorkan segelas air putih.
“…”
“Siapa yang berkencan, aku hanya berjalan-jalan”
Kai yang sedang memainkan laptopnya pun fokus mendengarkan percakapanku dan Mingyu.
“Waahhh… kau pandai berbohong ternyata”
Mataku tak hentinya berkeliling, jantungku berdegup kencang. Apa dia tau kalau aku tadi menemui Yeonjun?
“Tadi aku melihatmu bersama teman sekelasmu” lanjutnya yang membuatku semakin yakin atas dugaanku sendiri.
Kai beranjak dari kursi dan menghampiriku
“Apa benar yang dikatakan Mingyu?” tanyanya dingin dan serius.
Setelah aku kehilangan kata-kata, dan aku hampir saja membeku karena dihujani pertanyaan-pertanyaan dari kedua kakakku, tidak, maksudku Kai dan Mingyu. Kuputuskan untuk pergi tanpa berkata apapun pada mereka.
“Kau mau kemana?” Tanya Mingyu
“Mandi” sahutku tanpa memperlihatkan wajahku.

Di kamar aku melempar tasku.
“Untuk apa mereka mengurusiku? Sebaiknya mereka tidak peduli denganku” air mataku tiba-tiba mengalir dengan deras. Semua kejadian yang baru saja terjadi terulang dikepalaku.
“Kau tidak boleh menyia-nyiakan gadismu itu Mingyu”
“Semoga Mingyu tidak memutuskan hubungan denganmu”
“Dia hanya memiliki 1 adik lelaki”
Semua kalimat, tatapan mata, dan perlakuan mereka padaku hadir menghantuiku saat ini.
“So-Hyun!” panggilan Mingyu terdengar, tapi aku tidak peduli sama sekali.
Aku membenci mereka! Sangat!

“Kemana Kim So-Hyun? Aku belum melihatnya sampai sekarang” Tanya Jisoo pagi itu.
“Benar, biasanya dia yang datang pertama ke kelas” timpal Adora
Baekhyun datang dengan senyum jailnya.
“Waahhh… apa kau menyembunyikan Kim?” lelaki itu menuduh Yeonjun.
“Siapa bilang? Jangan menuduhku sembarangan!” sungut Yeonjun sambil menunjuk-nunjuk kearah Baekhyun
Lelaki itu menepisnya dengan cepat.
“Tak sopan!”
“Biarkan saja, suruh siapa kau menuduhku” api kemarahan semakin membara dalam diri Yeonjun. Jennie yang kebetulan sedang lewat kelas itupun langsung masuk tanpa meminta izin.
“Hei! Hentikan!” lerainya dengan suara yang tegas
Mereka terdiam saat mendengar suara tegasnya.
“Kau juga, kenapa ada disini? Tak tau malu” umpat Jennie pada Baekhyun.
“Haisshhh… aku sangat tidak beruntung sekali memiliki adik yang benar-benar tidak tau sopan santun, dan tak tau terimakasih” katanya sambil menatap Jennie dan Yeonjun bergantian
“Kecuali Adora” lanjutnya yang kemudian tersenyum pada gadis yang sedang sibuk menulis.
“Ya!” sungut Jennie dan langsung menjitak kepala kakaknya itu.
“Haishhh…” ringis Baekhyun
“Memangnya siapa yang mau punya kakak sepertimu” ucapnya lalu pergi begitu saja
“Pergi sana!” tambah Yeonjun
Setelah menjitak kepala Yeonjun. Lelaki itupun pergi ke kelasnya.

Cerpen Karangan: Rushi M.A
Blog / Facebook: Kim Shi Yoon

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 2 Mei 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen School Love Affair (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Saudara Di Korea

Oleh:
Annyeong, nae ileum hani. (Halo, namaku Hani) Aku tinggal di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa bagian timur. Aku benar-benar orang Indonesia, tapi banyak yang bilang wajahku wajah orang-orang korea.

Nerd (Part 1)

Oleh:
Namaku Kyungsoo. Ah, atau sebut saja aku dengan MongKyung, StupidKyung, atau PabboKyung. Terserah kalian saja, aku sudah sangat terbiasa dengan panggilan itu. Jangan heran dengan semua perlakuan teman-temanku terhadapku,

Burushirubaraito (Part 2)

Oleh:
“Oii!” Awa melambaikan tangannya riang saat netra coklat madunya bersitatap dengan netra biru itu. Gadis itu bergegas menghampiri. “Kau sudah baik-baik saja?” Tanyanya. Lelaki berambut perak itu memundurkan langkah.

Letter

Oleh:
Lagi, lagi lagi ada. Sampah apa yang telah orang kirimkan padaku. Kubuka dan kubaca lalu kuremas dan kuhempas. Siapa sih dia itu, fans atau haters. Walau baru dua kali

Penerbangan Terakhir Menuju Busan

Oleh:
Kata orang, Keluarga akan menjaga kita sampai Nafas Terakhir, namun tidak untuk Yeoja cantik Keturunan Korea-Indonesia, Kim Kara. Seoul at. 19:00 KST “Amma, Appa Palli” “Nde Chagiya” Kara, Yeoja

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *