What Is Love? I Don’t Know Love! (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 29 September 2014

Chapter 1 (Pertemuan yang tidak direncanakan sama sekali, ini sangat mendadak)

Seoul, South Korea 06.00 AM KST
Cahaya matahari menyeruak masuk ke dalam kamar seorang gadis yang masih tenggelam dalam dunianya sendiri. Alarm pun berbunyi, seorang gadis bernama Sang Rae In pun terbangun dari mimpinya. Ia mematikan suara alarm yang membangunkannya pagi ini, matanya menerjap berkali-kali agar dapat menyesuaikan dengan cahaya di kamarnya. Kesadarannya perlahan-lahan mulai menyatu, setelah kesadarannya penuh, ia duduk di pinggiran kasurnya. Setelah beberapa menit kemudian, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 30 menit berlalu, ia keluar dari kamar mandi menghampiri lemarinya yang terletak di pojokan kamar dekat dengan tempat tidurnya. Ia memakai baju lalu berisiap-siap untuk pergi ke kampus.

“Rae In-ah, kajja (ayo) kita sarapan, kami sudah menunggumu” teriak suara perempuan dari bawah, tepatnya di ruang makan. Rae In begitu kenal dengan suara familiar itu, ya itu suara ibunya.

“Ne (iya)” jawab Rae In singkat. Ia pun langsung turun ke bawah menemui ibunya. Tepat sampai di bawah, ia melihat ayahnya, ibunya, kedua dongsaengnya (adiknya) dan seorang pria ‘Mwo? Namja? (Apa? Cowok?) Siapa namja itu?’ batinnya.

“Rae In-ah, ayo duduk disini chagi (sayang)” ayahnya menunjukkan kursi di depan pria itu, Rae In pun duduk di tempat yang ditunjuk ayahnya tadi.

“Chagiya (sayang), kenalkan dia Lee DongHae. Dia anaknya rekan kerja appa (ayah)” Ayahnya menjelaskan sambil menunjuk ke arah pria itu. Lalu pria itu tersenyum manis.

“Annyeong haseyo, Lee DongHae imnida (halo, saya DongHae)” ucap namja itu memperkenalkan dirinya kepada Rae In dengan senyum yang sangat manis.

“Annyeong, Sang Rae In imnida (halo, saya Sang Rae In)” jawab Rae In dan membalas senyum pria di depannya.

“Chagiya, mulai hari ini DongHae akan tinggal disini. Dia juga akan satu kampus denganmu. Appanya menitipkannya pada kita, dia pindahan dari Amerika. Jadi mulai sekarang, kau harus akrab dengannya. Arraseo? (Mengerti?)” Ayahnya menjelaskan detail tentang pria itu dengan panjang lebar.

Rae In hanya mengangguk “Dia pindahan dari Amerika? Lalu kenapa dia bisa berbahasa Korea?” Tanya Rae In sambil mengambil sehelai roti, ia mengolesi roti itu dengan selai coklat dan strawberry.

ADVERTISEMENT

“Mau kuceritakan?” Sela DongHae.

“Ah aniyo (Ah tidak), nanti saja kau ceritakan kepadaku di kampus nanti” ucap Rae In sambil memakan rotinya perlahan. Setelah roti itu habis, ia meminum susu coklatnya yang mulai mendingin. “Ya sudah, aku pergi ke kampus dulu” Rae In berdiri dari duduknya hendak pergi ke garasi.

“Rae In-ah…” Panggil ibunya dengan suara yang lembut.

Rae In menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah ibunya “Eoh? (Ya?)”

“Kau pergi ke kampus dengan DongHae! Arra? (Ngerti?)”

“Aih eomma (ibu), dia kan bisa pergi sendiri. Dia punya mobil kan? Ya udah suruh dia pergi saja sendiri” jawab Rae In dengan raut wajah kesal.

“Rae In-ah, DongHae tidak tahu jalan menuju kampusmu, jadi kau harus pergi bersamanya!” Lanjut ayahnya.

“Tapi, kenapa harus pergi bersamaku? Dia bisa mengikutiku dari belakang. Jangan bersamaku. Merepotkan saja” nada bicara Rae In mulai mengeras.

“Nanti kalau DongHae tersesat bagaimana? Kau mau bertanggung jawab?” Ancam ibunya. DongHae tertawa kecil, dia daritadi hanya menonton perdebatan di keluarga Sang.

“Ya sudah dia ikut denganku” Rae In memutuskan untuk mengalah, daripada ia melanjutkan perdebatan itu, nanti tidak akan selesai. Rae In pun berjalan ke garasi, lalu disusul dengan DongHae yang berlari kecil menghampiri Rae In.

Ayah dan ibunya pun tersenyum, “Akhirnya kita bisa mendekatkan mereka berdua ya” ucap Min Young, beliau adalah ibu Rae In.

“Ne, tidak sia-sia” jawab Sang Hwan Hae, beliau adalah kepala keluarga Sang. Mereka berdua tersenyum. “Ya sudah, aku berangkat kerja dulu ne (ya)” sebelum Hwan Hae pergi, Min Young merapihkan pakaian suaminya itu. Hwan Hae pun mencium kening istrinya dan pergi “Aku jalan yeobo (sayang)”.

“Kau kan yeoja (cewek), jadi biarkan aku yang menyetir mobilmu” ucap DongHae, ia mengambil kunci di tangan Rae In.

“Yak! Kau kenal denganku? Jangan sok kenal! Kembalikan kunci mobilku!” Rae In pun merebut kunci itu dari tangan DongHae. Tetapi kunci itu malah disembunyikan oleh DongHae “Ini kan mobilku, jadi aku yang menyetirnya”.

“Rae In-ssi, yeoja secantikmu tidak boleh marah seperti itu. Nanti kau cepat tua loh” ledek Donghae.

“Mwo? Tua? Dan apa katamu tadi? Aku cantik? Cih, siapa yang bilang aku cantik? Mengarang saja kau!” Semburat merah muncul di pipi Rae In.

“Kata aku dan semua orang yang ada di dunia ini. Siapa sih yang bilang kau jelek? Semua orang pasti bilang kalau kau cantik, Rae In-ssi” gombal DongHae.

“Aih kau ini. Cepat berikan kunci mobilnya kepadaku!”

“Dasar yeoja aneh, dibilang cantik tidak mau” gumam DongHae, ia memberikan kunci mobil itu.

Rae In tidak menjawab gumaman DongHae, ia menulikan telinganya dan masuk ke mobilnya. Saat menutup pintu mobil, ia membantingnya karena kesal akibat ulah DongHae.

DongHae masih saja bergumam tidak jelas di luar mobil, sampai akhirnya Rae In kehabisan kesabaran “Yak! (Hey!) DongHae-ssi! Kau tidak mau ikut denganku? Kalau tidak mau, aku bisa jalan sekarang” teriak Rae In dari dalam mobil.

“Chankamman (tunggu)” DongHae pun segera masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kemudi. Mobil Rae In bermerek Renault SM5 berwarna biru itu pun pergi meninggalkan rumah mewah di belakangnya. Mobil itu melaju menuju Seoul National University yang tidak lain adalah kampus Rae In dan kampus baru DongHae.

Mouse Rabbit 07.30 AM KST

Seorang gadis yang bernama Lee Hye Na sedang duduk di dalam cafe sambil menyantap milk shake strawberry. Dia duduk sendirian menunggu seseorang yang ingin ditemuinya di cafe itu. Sesekali ia melihat layar ponselnya, barang kali ada sms atau telfon masuk dari seseorang. Ia berdiri dari duduknya, melihat ke arah pintu masuk dan tiba-tiba…

BRUKKK…

Gadis itu terjatuh, ada seseorang menabraknya. Ia merintih kesakitan.

“Mianhaeyo (maaf)” ucap pria di depannya, tangan pria itu memegang bahu Hye Na membantunya berdiri.

“Ne, gwenchanayo (ya, tidak apa-apa)” ucap Hye Na, ia memandangi wajah pria itu. Pria itu menatapnya heran, tetapi tidak dihiraukan oleh Hye Na.

“Nona, apa kau baik-baik saja?” Tanya pria itu membalas tatapan Hye Na.

Mata Hye Na membulat “Oh ani, jeongmal gwenchanayo (oh tidak, sungguh tidak apa-apa)”

“Baiklah, saya pergi dulu” pria itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Hye Na.

“Senyum yang manis” gurau Hye Na. Ia pun terbayang-bayang oleh pria itu, setengah sadar, Hye Na kembali menatap pintu masuk sampai ada seorang pria yang wajahnya sangat familiar menurut Hye Na.

Pria itu menghampiri Hye Na sambil melambaikan tangannya “Annyeong Hye Na-ya (halo, Hye Na)”

“Nado annyeong oppa (halo juga kakak)” jawab Hye Na.

Hye Na duduk di kursi yang didudukinya tadi, pria itu pun mengikuti Hye Na dan duduk di depan Hye Na.

“Kau ada apa memanggilku? Ini masih pagi sekali, aku butuh tidur yang banyak untuk bekerja nanti”

“Jadi oppa tidak mau menemuiku? Ya sudah oppa pulang saja sana, aku tidak melarangnya” Hye Na memalingkan muka dari tatapan pria di depannya. Tangannya disilangkan di depan dada.

“Bukan begitu Hye Na-ya, jadi begini… Gini… Ah susah aku menjelaskannya” pria itu mengacak-ngacak rambutnya.

“Oppa tidak mau menemuiku kan? Bilang saja begitu, susah sekali”

“Ah maafkan oppa, Hye Na-ya. Oppa tidak bermaksud begitu”

“Ehm…”

“Jadi, ada apa kau memanggilku kesini?” Tanya pria itu terang-terangan.

Hye Na membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah ponsel, ia menyentuhnya dengan lincah. Lalu ditunjukkannya sebuah foto yang terpampang di ponsel itu ke pada pria didepannya. “Ini, kau mengenalnya atau tidak?”

Pria itu memandangi foto seorang gadis berambut hitam panjang, ia menggeleng setelah beberapa saat melihat foto itu.

“Yah oppa, kau tidak mengenalnya?” Wajah Hye Na memelas.

“Sungguh aku tidak mengenalnya, Hye Na-ya”

“Kau bisa membantuku?”

“Membantu apa?”

“Ini” Hye Na menunjuk ponselnya.

“Kau mau menjual ponselmu?” Pria itu membulatkan matanya.

Hye Na menyipitkan matanya, menatap pria itu tajam “Yak! Lee Hyuk Jae! Kau mau mati eoh? Mengapa aku punya oppa sepertimu? Merepotkan!” Teriak Hye Na.

Namanya Lee Hyuk Jae, dia kakak tirinya Hye Na. Biasa dipanggil Eunhyuk “Terus kalau tidak menjual handphone lalu apa?” Tanya Eunhyuk kebingungan.

“Kau benar-benar pabo (bodoh), Eunhyuk-ah”

“Yak kau! Beraninya sekali kau tidak memanggilku ‘oppa’! Maumu apa?” Teriak Eunhyuk.

“Mianhaeyo oppa (maaf kakak)”

Eunhyuk hanya mengangguk paham, “Nanti aku usahakan untuk mencarinya” Eunhyuk mencubit hidung Hye Na.

“Aww.. Appo! (Sakit!)” Ucap Hye Na, ia mengelus-elus hidungnya.

“Mianhae Hye Na-ya”

Hye Na tidak memperdulikan ucapan Eunhyuk, ia malah memainkan ponselnya. Sekarang ia sibuk dengan dunianya sendiri.

Seorang pria yang duduk di samping pengemudi sibuk memandangi seorang gadis yang sedang terfokus pada jalanan didepannya. Sejak mobil itu pergi meninggalkan rumah, tidak ada satupun dari mereka berdua yang membuka pembicaraan. Di dalam mobil itu hanya ada keheningan.

DongHae ingin membuka pembicaraan tetapi sangat takut untuk memecahkan keheningan, ia hanya bisa memandangi Rae In disamping kemudi. Wajah Rae In sangat cantik, mungkin DongHae terpesona padanya. Tetapi sifat Rae In dingin, cuek, mudah marah, dan itu yang membuat DongHae takut padanya. Biasanya semua gadis yang melihat DongHae pasti akan mengejarnya sampai kapanpun, tetapi gadis disampingnya? Rae In sama sekali tidak mengejar atau tidak menunjukkan ekspresi kalau dia tertarik pada DongHae. Dia dingin pada DongHae, atau ini hanya permulaan? Karena dia baru bertemu dengan DongHae? Ah molla (tidak tahu)

“DongHae-ssi, kau tidak bosan?” Akhirnya Rae In memecahkan keheningan.

Rae In berbicara padanya? Ah tidak mungkin! Atau ini hanya ilustrasinya saja? “A–apa?”

“Kau tidak bosan?” Ulang Rae In.

Ternyata benar! Rae In berbicara padanya. Suara gadis itu sangat lembut, membuat hati DongHae meluluh. “Bosan kenapa?”

“Ah sudah lupakan saja” Rae In kembali fokus pada jalanan di depan.

DongHae diam sejenak, mencerna kata-kata yang diucapkan Rae In tadi. Bosan? Bosan kenapa? DongHae terus berfikir “Ah ya aku bosan sekali, tidak ada hiburan di mobilmu eoh?” Akhirnya DongHae menemukan kebosanannya.

“Itu dia maksudku, nyalakan saja radionya”

DongHae menggeleng.

“Waeyo?”

“Aku ingin bermain game, tetapi ponselku tidak ada game” wajah DongHae memelas.

“Oh begitu, ya sudah pakai saja ponselku”

“Ah? Jinjja? (Benarkah?)” Ucap DongHae kegirangan.

Rae In tidak menjawab, ia memberhentikan mobilnya di pinggiran jalan yang cukup sepi. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya “Ini, tapi kau jangan buka macam-macam ya” ia menyerahkan ponselnya ke DongHae.

DongHae menggangguk, ia menyentuh layar ponsel Rae In dan mulai asik dengan dunianya. Rae In menjalankan lagi mobilnya, sesekali ia mendengar DongHae mengucapkan “I’m lose” tetapi ia tidak memperdulikannya. Yang terpenting, DongHae sudah sibuk dengan dunianya sendiri.

Hye Na masih sibuk memainkan ponselnya. Eunhyuk yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka pembicaraan “Hye Na-ya, aku lapar”

“Ya sudah, kau pesan saja. Aku juga lapar” Hye Na memanggil seorang pelayan dan memesan makanan untuknya dan Eunhyuk.

“Gomawo (terimakasih) Hye Na-ya, kau sudah berbaik hati padaku” Eunhyuk tersenyum.

Hye Na membulatkan matanya “Terimakasih untuk apa?”

“Karena kau sudah mau mentraktirku hari ini” lagi-lagi Eunhyuk tersenyum.

Mata Hye Na menyipit, “Benar-benar pabo (bodoh) kau oppa! Siapa yang mau mentraktirmu makan? Aku tak mau! Uangku sudah habis dibelikan jaket kulit untuk musim dingin nanti. Jadi kau yang membayarnya”

“Mwo? Aku yang mentraktirmu? Menyusahkan! Shireo (tidak mau)”

Hye Na mendengus kesal, “Oppa tidak mau mentraktirku makan?” Nada bicara Hye Na meninggi.

“Ya udah, aku tidak mau berdebat denganmu. Aku akan mentraktirmu makan tetapi kau harus menggantinya bulan Desember pas natal nanti! Arra?”

Hye Na mengangguk paham “Lagian sekarang masih bulan Agustus, masih banyak waktu untukku menggantikan uangmu, oppa”

“Baiklah”

Beberapa menit kemudian, pelayan datang membawakan pesanan yang tadi di pesan oleh Hye Na, mereka berdua memakannya dengan lahap.

“Aku sudah selesai, emm… Aku ada pekerjaan hari ini, mungkin aku akan kesana sekarang. Hye Na-ya, kau tidak apa-apa kalau aku tinggal sendirian?” Ucap Eunhyuk sambil mengelap sisi bibirnya yang penuh kotoran makanan.

“Baiklah, aku juga ingin pulang. Oppa, kau jangan lupa ya” Hye Na memincingkan sebelah matanya.

“Uhmm…” Gumam Eunhyuk, ia pun berdiri dari kursi yang didudukinya. “Ya udah, aku pergi dulu. Pai pai Hye Na-ya (bye bye Hye Na)” ia berjalan ke pintu keluar, membelakangi Hye Na.

Hye Na menatap punggung pria itu sampai akhirnya ia menghilang di balik pintu keluar.

Hye Na menaruh beberapa uang lalu hendak pergi, tetapi ada seseorang yang menarik tangannya. Ia menoleh ke belakang, ternyata pria yang tadi menabraknyalah yang menarik tangannya.

“Mianhaeyo, aku tidak bermaksud mengganggumu nona” ucap pria itu.

“Ah ne, gwenchanayo” Hye Na duduk di bangkunya tadi, sedangkan pria itu duduk di depan Hye Na.

“Ah ya, aku belum mengenalmu dan kau juga belum mengenalku. Naneun Kim RyeoWook imnida (namaku Kim Ryeowook)” ucap Ryeowook.

“Naneun Lee Hye Na imnida, bangapseumnida (namaku Lee Hye Na, senang kenal denganmu)” ucap Hye Na.

“Ah nona, aku ingin mengembalikan barang punyamu. Tadi terjatuh” Ryeowook merogoh kantong celananya dan mengambil sebuah sapu tangan berwarna biru bertuliskan nama ‘HYE NA’.

Hye Na mengambil sapu tangannya dari tangan Ryeowook “Ini sapu tanganku, kamsahamnida RyeoWook-ssi (terimakasih Ryeowook)”

“Cheonma (sama-sama), soal yang tadi maafkan aku nona”

“Itu tidak apa-apa RyeoWook-ssi” mata Hye Na dan mata RyeoWook berpandangan, terjadi kontak mata di antara keduanya. ‘Senyum yang indah, mata yang indah, semuanya indah’ batin Hye Na.

Cerpen Karangan: Putri Mustika
Facebook: https://m.facebook.com/poetri.kelinci
Annyeong haseyo (Hallo) naneun Putri Mustika imnida (nama saya Putri Mustika) ini cerpenku yang aku kirim^^ masih banyak cerpen yang lain. Sebenernya ini FANFICTION, saya dan temen-temen saya pada bikin fanfiction buat hiburan kalo ga ada guru wkwkwk mohon kritikannya ya disini @putri_pumus kamsahamnida^^ (terimakasih)

Cerpen What Is Love? I Don’t Know Love! (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Lubang Hitam Perubah Takdir

Oleh:
Seorang gadis cantik bernama Bulan adalah istri seorang artis tampan asal korea. Kisah cinta mereka begitu berliku sampai akhirnya berakhir dengan kematian Bulan yang tragis karena kesalahan kecil suaminya.

Sorry, I Love Him (Part 2)

Oleh:
Taman, Korea. “Ahh.. aku merindukan taman ini. Dulu aku dan Soohyun selalu ke sini, kami berdua.. ahh.. aku sangat sen-.” Suzy terdiam, saat melihat ekspresi Wooyoung berubah jadi sedikit

Unexpected

Oleh:
Aku masih tidak mengerti dengan takdir Allah yang sekarang terjadi. Dia telah memberikan kebahagiaan sebesar ini. Meskipun aku dulu menginginkan seorang pria yang memiliki akhlak yang baik dan dari

Iro no Reinboo (Part 1)

Oleh:
Di sebuah dunia yang kosong dan hampa, tepatnya di dunia seorang gadis pengembara. Dia terbaring di puncak menara istananya yang hancur karena tembakan cannon-nya. Ia menatap langit gelap itu

Paris Say Goodbye

Oleh:
“Saranghaeyo Jung-In” ungkap Jin-Hyuk. “Saranghae Jin-Hyuk” balas Jung-In, salju pun turun dan membuat romansa keromantisan semakin kuat. Jin-Hyuk pun Mencium Kening Jung-In dan mengatakan “Aku akan Mencintaimu Selalu.” 5

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “What Is Love? I Don’t Know Love! (Part 1)”

  1. Sayako says:

    Hehe.. Enak dibaca nya dah xD wkwk Saran saya, disini lebih banyak silent reader ,jadi bagusnya kalau mau publish fanfiction tuh di wattpad Atau ngga fanfiction.net. tapi terserah Aja sih ^^ tetap berkarya ok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *