Kekudusan dan Keperawanan
Cerpen Karangan: Era Elfriana SitanggangKategori: Cerpen Kristen
Lolos moderasi pada: 17 April 2023
Theresia, hari ini adalah cara Tuhan untuk kamu menuliskan kebesaranNya yang senantiasa masih memberika serta memanggil kamu untuk hidup dalam kekudusan yang tak terbatas. saat kamu belum mengerti dan belum paham apa yang sebebnarnya yang Tuhan inginkan dari apa yang hendak kamu persembahankan. Secara paling mendalam dari lubuk hatimu. Theresia sudah tahu bahwa itu hal yang diletakkannya dalam kedamaian batin yang senantiasa mencari Tuhan dan sungguh dirimu bahkan jiwamu pun sampai pada padang gurn yang kering.
Tapi, adakah satu kalimat yang mematahkan kerinduanmu untuk tidak mencarinya dan kamu berhenti untuk mencari serta masuk dalam kehampaan yang kosong dan lari dari jalan-jalanNya?
Sejak awal semula dirimu Theresia mengambil keputusan untuk berserah penuh akan kehendakNya, kamu masih bertanya-tanya “Tuhan, jalan apa yang harus ku tempuh? Dan apa yang dapat aku lakukan dari kehinadinaanku?”
Bahkan persoalan-persoalan yang diluar akalmu terjadi dan berkali-kali Tuhan melakukan pembelaan dan menyelamatkan diriku dari jalan yang salah dan melepaskanku dari kebinasaan.
Mungkin, jika hal ini ku tuliskan disini, bahkan seorang yang ada disekitarku tak percaya bahwa aku pernah mengalamin suatu peristiwa yang dimana imanku di uji dan Tuhan bersama Roh Kudusnya menuntunku dan memberikan jalan keluar kepadaku hingga aku mengerti bahwa Tuhan Tuhan selalu mengingikan diriku untuk hidup dalam kekudusan dan Tuhan juga memanggilku untuk suatu pernikahan yang kudus sebagaimana Sakramen Perkawinan adalah suatu hadiah terindah yang Tuhan rencanakan dan tanamkan dalam hati seorang perempuan dan seorang laki-laki.
September 2017 adalah tahun dimana aku menjawab “Ya” untuk kerinduan yang Tuhan berikan dalam hatiku untuk mengenakan kerudung misa saat perayaan Ekaristi.
Memang pada saat itu saya sudah meniatkan ketika usiaku 24 Tahun aku mau berserah penuh menjadi mempelai Kristus dan mau menudungi kepalaku saat ibadah sebab dalam Ekaristi aku berjumpa dengan mempelai priaku.
Ini adalah perikop yang menerangkan bahwa menudungi kepala adalah suatu Alkitabiah untuk dilakukan.
Di perikop ini Rasul Paulus mengajarkan agar para wanita memakai penutup kepala pada saat mengikuti ibadah. Hal ini adalah tradisi yang berlangsung pada jaman itu, yang menjadi ekspresi dari ungkapan hati. Di sini dapat disimpulkan bahwa pakaian yang terlihat dari luar menjadi penting karena mencerminkan disposisi hati/ sikap batin.
Rasul Paulus memberikan alasan teologis tentang pemakaian tudung kepala wanita adalah karena “kepala setiap perempuan adalah laki-laki, kepala setiap laki-laki adalah Kristus, kepala Kristus adalah Allah.” (lih. 1 Korintus 11:3). Saat mengatakan hal ini, Rasul Paulus tidak bermaksud merendahkan martabat wanita, sebab para wanita mempunyai persamaan hak dengan kaum pria dan sama-sama dipanggil untuk hidup kudus, namun para wanita mempunyai misi yang khusus. Semua orang, baik perempuan maupun laki- laki dipanggil untuk taat kepada Kristus, Sang Kepala, dan melalui Kristus kepada Allah Bapa. Dasar ini ditegaskan kembali yaitu pada ayat 11-12, “…… dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki- laki dan laki-laki tanpa perempuan” sebab keduanya berasal dari Allah. Ini sesuai dengan yang diajarkannya juga dalam Galatia 3:28. Jadi yang disampaikan di sini adalah adanya urutan/ struktur kebersamaan yang mengarahkan semua orang untuk dibangun ke arah persatuan dengan Kristus.
Saat aku memutuskan menjawab Ya untuk menerima dan menyiapkan diri mengenakan kerudung misa. Tuhan memakai seorang sahabat ku yang bernama Veonica Teye yang awalnya kami kenal secara online lewat grup orang muda salam fresh juice. Mantillanya menjadi sebuah kado yang terindah buatku bahwa dia membuatkan diriku dengan tangannya sendiri sebuah mantilla yang indah berwarna putih model sarung dan bahkan dengan kerinduanku tersebut pertama kali aku mengenakan Mantillanya itu justru Teye menemanin aku melakukan perjalanan ziatah ke Gua Maria Kerep Ambarawa Semarang. dan Disana lah aku mengenakan mantillaku pertama kali hingga sampai sekarang sudah memasuki tahun 2023.
“Terima Kerudung Ini” merupakan kata-kata yang saya pikir saya hanya akan mendengarkan pasangan saya katakan secara rahasia. Dan sungguh aku puas dengan jawabanku yang mau mendengar undangan dan ajakan Tuhan.
Dengan hati yang menyerah dan mau menjawab Iya, saya melepaskan keterikatan saya pada simbol kuno dan penting dari identitas pengantin saya, menyatukan kesediahan dengan salibNya dan percaya bahwa Dia akan menggunakannya dengan cara yang mungkin atau mungkin tidak saya pahami.
Kadang-kadang hanya itu yang Dia minta dari kita, bukan? Untuk melepaskan diri dari segalanya agar kasih dan belas kasihanNya datang membanjiri.
Kisah perjalananku ini adalah bukti siklus cinta dan belas kasihan yang indah ini. Dengan keajaiban, aku telah melihat hati yang paling keras dilembut dan berubah. Saya telah menyaksikan dibalik kepahitan, menyalahkan , dan luka. Saya telah menyaksikan dengan takjub saat hal-hal baik yang saya berikan dikembalikan kepada saya seratus kali lipat.
Dan hari ini, sekarang saya disini untuk memberitahukan kamu ini: “Menyerahkan Yesus keinginan kita bukanlah kekurangan. MempercayaiNya tidak akan membuat kita semakin miskin. Dan penderitaan hanya bisa ditebus ketika ditawarkan dalam cinta.
Berbulan-bulan saya yang lalu, saya bertanya-tanya mengapa Pesta Santa Faustina dipilih untuk hari konsekrasi saya. Sekarang semuanya masuk akal. Rahmat Ilahi telah bekerja di dalam jiwa saya dan di dalam jiwa mereka yang saya doakan selama ini.
Bagi saya, kerudung ini jauh lebih dari sekedar simbol dukungan dan dipisahkan untuk TUhan, itu adalah tanda pemulihan, pengampunan, dan keberanian kudus yang Tuhan gunakan untuk membakar kekasihNya dengan kasih yang penuh kasih sayang. Sehingga besok, ketika seorang uskup berkata kepada saya “Terima Kerudung ini, saya akan benar-benar menerima kepenuhan karunia yang berharga ini dengan hati yang bersyukur dan tak terkekang.
Terimalah kerudung ini yang dengannya anda tunjukkan bahwa kau telah terpilih dari wanita lain untuk mendedikasikan diri untuk pelayanan Kristus dan tubuhNya yang merupakan Gereja.
Cerpen Karangan: Era Elfriana Sitanggang
Blog: eraelfriana.blogspot.com
Youtube: Era Elfriana Sitanggang
Tiktok @theresia_sitanggang
Instagram @era_sitanggang / @elfriana_dreamer22
Cerpen Kekudusan dan Keperawanan merupakan cerita pendek karangan Era Elfriana Sitanggang, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Sadarkan Ayahku Tuhan
Oleh: Siti WidiasariKeluarga yang harmonis dapat mereka rasakan, keluarga yang bahagia dapat mereka dapatkan, tapi tidak untuk diriku, aku tak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah setiap hari ayahku pergi
Pohon Mangga Dari Misionaris
Oleh: Alfonsus K. HiaBelum semenit aku sampai di rumah kami, tiba-tiba terlihat olehku anak gadis bermata teduh sedang berdiri memainkan biolanya. Anak-anak kecil sedang bergembira ria mengelilinginya. Gadis itu lebih suka memainkan
Gadis Yang Berbakat
Oleh: Siti WidiasariNamaku Gabrelia, aku tinggal di kota kecil bersama kedua orangtuaku dan ketiga ketiga saudaraku, kita hidup berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Ya, aku memang anak yang berbeda
Dia Penolong
Oleh: Esra Elsi RunaltiDia penolong, tahu apa yang sedang kita alami dan dia mengasihi kita semua Setamatnya dari SMA Charly meninggalkan desa tempat kelahirannya dan mencoba mengadu nasib di kota. Sebagai perantau
Mengabdi Dua Tuan
Oleh: Afri DeoMarkoz adalah salah seorang dari sekian banyak remaja yang sangat rajin ke gereja. Ia tak pernah melewati hari minggu tanpa ke gereja. Baginya gereja, selain tempat beribadah, adalah juga
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply