Kapuas (Part 2)
Cerpen Karangan: Christa ShallomKategori: Cerpen Anak, Cerpen Fabel (Hewan), Cerpen Lingkungan
Lolos moderasi pada: 24 June 2022
20 Menit kemudian. “Astaga ayahmu kenapa nak” ibu berteriak histeris sembari menangis saat melihat kondisi ayah, akupun menjelaskan kronologinya secara lengkap ke ibu dari awal hingga akhir. “astaga ya tuhan”
Dokter heri mendekat dan menjelaskan kepada ibuku “e permisi benar dengan ibu Bellza?” dokter heri bertanya “Iya saya sendiri kenapa ya dok” jawab ibuku “jadi begini bu disebabkan benturan yang lumayan keras, kepala bapak ini agak sedikit retak, jika ibu mengijinkan kita akan melaksanakan operasi sekarang, bagaimana?” ibuku menghela napas pendek dan menjawab “boleh dok, jika itu yang terbaik, laksanakan saja” dokter heri tersenyum “baiklah operasi akan kita mulai beberapa menit lagi, jika ibu ingin masuk kedalam silahkan, tapi-“, “aku boleh ikut ga dok” tanyaku sambil berharap “mohon maaf, tidak. Nanti asisten saya Leni dia tidak ikut proses operasi jadi dia yang akan menemanimu. Mau?” dokter heri tesenyum sambil menunjuk Leni yang saat itu juga sedang tersenyum kearahku. Tak ada pilihan lain, akupun menjawab “okelah dok gapapa saya disini saja”Aku tersenyum dan melihat dokter heri bersiap.
1 jam 2 jam 3 jam. Astaga kenapa dokter heri dan ibu belum juga keluar lama sekali. aku memegangi perutku yang terasa lapar Membuatku tidak sadar bahwa sedari tadi Leni memerhatikanku dan mulai berjalan ke arahku “Hei” Ucap leni mengejutkanku “Arghhhh hantu tolong” jawabku menjerit “hey tenanglah ini aku, leni.” Leni tertawa “Huh ga lucu tau ga” jawabku sembari pura-pura marah “Yea im sorry about that, btw kamu mau makan ga, kebetulan aku ada bawa moluska goreng nih mau coba ga?” leni menawarkanku “Em boleh deh, Coba satu ya” dan saat ku memakannya WOW RASANYA ENAK BANGET aku tidak pernah merasakan moluska yang seenak ini, dan saking keenakan, tanpa sadar aku telah menghabiskan setengah moluska yang leni bawa dan aku baru sadar itu setelah leni berbicara “hei pelan-pelan aja makannya, nanti tersedak lho” dan aku segera melihat ke arah kotak bekal leni dan melihat moluska yang ia bawa sudah hampir habis. Akupun langsung berhenti makan dan meminta maaf kepadanya tetapi leni malah tersenyum dan berkata “ah gapapa kok, habisin aja kalo mau aku masih ada bawa bekal lain kok, nih” sambil tersenyum malu aku berterimakasih kepadanya “makasih ya kak leni” leni tersenyum dan berkata “ga usah panggil kak, panggil nama aja, biar akrab gitu kan hehe”.
“Btw kamu mau kemana tadi sama ayahmu, kok bisa sampai ke daerah terumbu karang?” tanya leni “tadinya sih mau ke balai pendapat, tapi ayah kena musibah jadinya ga jadi deh” jawabku sambil terus melahap moluska goreng yang nikmat itu. “oh mau ke balai pendapat to, mau ngapain emang?” tanya leni lagi. “kamu tau kan, permasalahan kita tentang sampah plastik? Nah aku mau ngusulin aksi pengembalian sampah gitu ke mereka” jawabku, “wait what aksi pengembalian sampah gimana tuh maksudnya i dont get it” tanya leni bingung “gini loh, jadi aksinya tuh kalau kita lihat sampah plastik bertebaran di laut kita kembaliin ke pantai lewat ombak, ngerti?” jawabku menjelaskan. leni tampak menerawang sejenak ucapanku dan menjawab “oh i see i see, kenapa ga dari lama kamu ngusulin ini?” leni bertanya. “ya waktu itu udah ada mau ke balai pendapat Cuma belum matang idenya” jawabku “oh gitu, oh ya mau kutemanin ga ke balai pendapat, mumpung masih sore nih?” Tanya leni menawarkan. Aku menjawab dengan mata berbinar “Emang boleh? Bukannya kamu masih kerja?”tanyaku “Hey gapapa kali, aku bisa ijin sebentar, urusan ekosistem ini gapapalah” aku bertanya lagi “tapi bukannya dari sini ke balai pendapat lumayan jauh ya?” leni mendekat kepadaku dan membisikkan sesuatu “Aku tahu jalan rahasia” Jawabnya sambil tersenyum. Aku pun mengganguk dan langsung mengatakan ayolah kepadanya dan kami langsung pergi keluar dari healthy house.
Saat di jalan persimpangan leni tiba-tiba menarikku dan berkata “ga usah lewat persimpangan, lama. lewat jalan rahasiaku aja, Mau?” akupun menepuk jidatku tanda lupa dan mengganguk padanya “Boleh” ucapku.
Sesampainya di balai pendapat, Kebetulan disana ada Walikota Shawn si lumba-lumba, akupun menghampirinya dan menyampaikan ide aksiku kepadanya dan saat aku selesai menyampaikan seluruh rencana aksiku dia langsung mengganguk dan mengatakan “BRAVO BRILILIAN, ide aksimu sangat keren nak, okelah akan langsung kudiskusikan bersama para petinggi ekosistem. Kau mau menunggu disini? Sebentar saja.” Tanyanya, akupun mengganguk dan mengatakan “baiklah walikota.” walikota shawn tersenyum dan langsung menuju ke para petinggi.
Tak sampai semenit Walikota dan para petinggi datang menghampiriku dan Leni dan mengatakan bahwa mereka menyukai ideku dan mereka setuju untuk segera melakukan aksiku itu di keesokan harinya. akupun langsung pamit pulang kepada Walikota dan segera ke Healthy House, Sesampainya disana teryata ayah sudah sadarkan diri dan ia menanyakan tentang rencanaku yang ingin ke balai pendapat dan aku menjelaskan bahwa aku sudah ke balai pendapat bersama leni dan semuanya setuju untuk menjalankan aksiku esok hari, tidak lupa aku pun menjelaskan siapa itu leni.
Sesaat sesudah mengobrol sebentar dengan dokter heri dan berterimakasih kepada leni, aku dan orangtuaku pulang dan segera beristirahat karena esok adalah hari yang sangat mendebarkan.
Keesokan harinya aku ibu dan ayah serta semua biota kapuas berkumpul di lapangan dan kamipun sudah mengumpulkan sampah yang kami lihat dan saat ada ombak kami bersama-sama meletakkan sampah itu dan seketika sampah itu tersapu ombak dan kembali ke pantai.
2 hari 3 hari 4 hari hampir setiap hari kami melakukan hal itu dan sepertinya para manusia itu sudah mulai sadar akan apa yang mereka perbuat karena tiba-tiba ada kapal besar yang mengangkut sampah dari lautan dan dibawa ke pantai dan para manusia memunguti sampah itu dan membuangnya ke truk pengangkat sampah dan yang pasti akan dipindahkan ke tempat pembuangan akhir dan sesaat setelah itu para biota laut termasuk aku dan orangtuaku bersorak riang karena akhirnya tempat tinggal kami bebas dari sampah plastik.
Huh kuharap tak akan ada lagi sampah yang menggangu di ekosistem Kapuas eh tidak maksudku semoga tak akan ada lagi sampah yang menggangu di semua ekosistem bawah laut di seluruh dunia.
Cerpen Karangan: Christa Shallom
Blog / Facebook: Christa Shallom
Hai friend, Perkenalkan namaku Christa Shallom. Call me Christa!
Cerita ini adalah cerita pertama yang mungkin akan menjadi karya debutku di dunia percerpenan, hehe doain ya!
Cerpen Kapuas (Part 2) merupakan cerita pendek karangan Christa Shallom, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Impian Kayra
Oleh: Sharifa Hasna MahiraHalo! Namaku Kayra. Aku lahir dalam keluarga kurang berada. Aku tidak bisa sekolah karena tidak bisa membayar buku-buku sekolah. Kehidupan ini tidak akan berlangsung lama, kok. Pagi itu, aku
Nomor 9
Oleh: Shifa Putri DPerkenalkan namaku Shifa (yah walaupun itu nama panggilan sih). Sekarang aku duduk di kelas 5 di salah satu SD di Bandar Lampung. Pada bulan Maret, sekolahku sedang mengadakan Ulangan
Alna
Oleh: HerliantianssNamaku Alna Arasya Rena panggilanku Aar, umurku 17 tahun dan aku masih kelas 1 SMP. Ya umurku tak sesuai dengan tingkatan sekolahku, harusnya di umur 17 tahun ini aku
Goodbye My Friend
Oleh: Nasywah Azzuhrah Islamiyah“Duh besok adalah ulang tahunnya Reina lagi aku sampe lupa, hem.. mau ngado apa yah?, aha ngado buku diary aja dia kan suka nulis” ucapku panjang lebar, oh iya
Dunia Kita Semakin Gelap
Oleh: Salsabila HusniyyaJam menunjukkan pukul 06.30 pagi. Namun, asap kendaraan sudah menyebar ke mana-mana. Klakson-klakson mobil dan motor terus berbunyi yang menandakan kekesalan pengendara ketika macet. Ya, rumah Putri memang berada
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply