Tantangan Gila

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Lucu (Humor), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 29 March 2017

“Andi, Dian, Rio…” panggil Leo.
“Ada apa Leo. Kok kayaknya lo serius banget. Ada hal penting yang mau lo omongin sama kita?” Tanya Dian.
“Yupz, bener. Gue punya sesuatu yang spesial buat lo semua.” Jawab Leo.
“Sesuatu yang spesial?” Apaan tu Leo?” Tanya Rio penasaran.
“Tadaaaa…” Leo menunjukkan 4 lembar tiket.
“Tiket apaan tu Leo?” tanyaku.
“Ini tiket ke Jepang.” Jawab Leo.
“Buat siapa Leo?” Tanya Rio yang makin penasaran.
“Gini loh. Nie kan ada 4 lembar tiket, yang 1 buat gue dan sisanya buat lo bertiga.” Jawab Leo.
“Haaahhh… yang bener lo.” Aku, Dian dan Rio mengatakannya secara bersamaan sambil mulut menganga.
“Iya beneran. Gue serius loh. Bukan Cuma tiket nie aja, gue bakal ngasih sarana dan prasarana secara gratis. Jadi lo bertiga cuma bawa badan aja deh.” Kata Leo.
“Asyiiiikkk, kita bakalan ke luar negeri. Gue jadi gak sabaran nie.” Kata Dian.
“Gue juga nie.” Timpal Rio.
“Eitsss, tunggu dulu. Kalo lo mau tiket ini lo harus terima tantangan dari gue.” Kata Leo.
“Tantangan? Jadi ada tantangannya juga.” Kataku.
“Ya iyalah.” Kata Leo.
“Masa pake tantangan segala sih Leo. Pelit amat lo sama kita bertiga.” Kata Rio dengan raut wajah kecewa.
“Kalo lo nggak mau tantangan dari gue juga nggak papa kok. Gue bisa cari orang lain yang mau terima tantangan dari gue.” Kata Leo.
“Jangan gitu dong Leo. Kita kan best friend. Kalo gitu gue mau deh terima tantangan dari lo.” Kata Dian.
“Kalo lo berdua gimana? Mau gak?” Tanya Leo.
Aku dan Rio saling berhadapan lalu saling mengangguk.
“Emangnya tantangannya apa sih Leo?” tanyaku.
“Kalo soal tantangannya sih gue belum dapet ide, tapi kalo gue udah dapet idenya gue pasti langsung kasih tahu sama lo semua.” Jawab Leo.
“Oh, ya udah deh. Tapi tantangannya jangan yang susah-susah ya Leo.” Pinta Rio.
“Kalo soal itu sih urusan gue dong.” Jawab Leo sambil pergi meninggalkan kami.

Tak heran jika Leo mau memberikan kami tiket itu. Karena Leo merupakan anak orang kaya. Ayahnya adalah seorang wirausaha yang terkenal. Meskipun anak orang kaya, dia rendah hati dan tidak sombong. Dia adalah sahabatku dan juga sahabat Rio dan Dian. Kami berempat bersahabat.

Kriiiiinggg…!
Bel pertanda masuk telah berbunyi. Kami pun masuk ke dalam kelas dan mulai belajar. Aku terus memikirkan tentang tantangan yang akan diberikan Leo. Apakah tantangannya? Kita lihat saja nanti.

Sepulang sekolah, Leo mengajak kami ke kantin untuk membicarakan tentang tantangan itu. Kami duduk dan Rio langsung memulai percakapan.
“Apaan tantangannya Leo?” Tanya Rio yang tidak sabaran.
“Sabar sedikit dong.” Jawab Leo.
“Ni dia tantangannya. Dengerin gue dulu baik-baik baru deh lo boleh komen. Kalian bertiga harus pergi ke sekolah dengan mengenakan rok.” Tambah Leo.
“Whaaattt…!” teriak mereka setengah kaget.
“Lo gila ya Leo. Masa tantangannya kayak gitu sih, emangnya nggak ada tantangan yang laen apa.” Kataku setengah kesal.
“Iya nih. Masa kita disuruh pake rok sih. Kan malu, mau ditaruh dimana muka kami.” Balas Dian.
“Tau nie si Leo. Masa cowok cakep plus keren kayak kami bertiga pake rok sih. Gak cool dong.” Timpal Rio.
“Ya udah gue gak maksa lo bertiga kok. Kan udah gue bilang kalo lo nggak mau juga nggak papa kok.” Kata Leo.
Aku, Rio dan Dian saling memandang dan menelan ludah dengan berat. Kami berdiskusi lalu memutuskan untuk menerima tantangan dari Leo. Leo mengatakan bahwa tantangannya dimulai besok hari. Demi tiket ke Jepang plus sarana dan prasarana gratis, mau tidak mau mereka harus pergi ke sekolah dengan memakai rok.

Keesokkan harinya, seperti biasa Leo pergi ke rumah temannya satu persatu untuk menjemput mereka dan pergi ke sekolah dengan mobilnya. Leo yang melihat teman-temannya memakai rok, tertawa terbahak-bahak. Dia tidak tahan menahan tawanya ketika melihat 3 temannya yang rela melakukan itu demi tiket ke Jepang.

Mobil yang dikendarai Leo pun sampai ke sekolah. Leo memarkirkan mobilnya ke tempat parkir dan keluar dari mobilnya. Aku, Rio dan Dian masih tetap berada di dalam mobil karena merasa malu. Namun demi tiket ke Jepang plus sarana dan prasarana yang gratis kami pun keluar dari mobil. Saat keluar dari mobil terdengar sorakkan dari teman-teman seisi sekolah melihat kami. Kami berjalan dengan tertunduk malu dan kami tidak menghiraukan sorakkan dari teman-teman. Kami langsung berlari masuk ke kelas. Sampai di kelas, teman-teman pun menyoraki mereka dengan sangat kuat. Wajah kami sudah sangat merah menahan malu.

Kriiiinggggg…!
Bel pertanda masuk sudah berbunyi. Bu Sri masuk ke kelas dan sangat terkejut melihat aku, Dian dan Rio. Dia memanggil kami dan menyuruh kami untuk menghadap kepala sekolah. Sesampainya di ruang kepala sekolah, kami dimarahi habis-habisan dan kami dihukum.

Pulang sekolah, Leo memberi selamat kepada kami karena telah menjalankan tantangan yang telah diberikan olehnya. Kami sangat senang sekali. Leo memberikan 3 tiket itu kepada kami. Tapi sebelum tiket itu jatuh ke tangan kami, tiba-tiba angin yang kencang menerbangkan 3 lembar tiket yang ada di tangan Leo. Kami berusaha mengejar tiket itu dengan sekuat tenaga namun tiket itu malah jatuh ke parit besar yang tidak berada jauh dari tempat itu.

Aku, Rio dan Dian hanya terpelongo melihat kejadian itu. Semua usaha yang telah kami lakukan jadi sia-sia saja. Kami lalu menangis sekuat-kuatnya karena tak bisa menerima kenyataan. Leo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah 3 orang temannya itu.

Cerpen Karangan: Siti Aisyah (Polar Bear)
Facebook: Siti Aisyah

ADVERTISEMENT

Cerpen Tantangan Gila merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Gedung Badminton

Oleh:
Bagaimana bisa hari ini tiba tiba aku asing dengannya, aku sibuk bermain sedangkan dia sibuk saling melontar kalimat dengan kawannya. Bagaimana bisa hari ini dengan kegiatan yang sudah diagendakan

Bayang Bayang

Oleh:
TIN-TIIINNN!!! Ckiiiittt BRUAGH!! Disinilah aku. Berdiri di samping sesosok gadis yang tergolek lemas di tengah jalan. Dengan darah segar yang terus mengalir dari kepala dan tulang-tulangnya yang patah. Setelah

Hidupku Berawal Dari Sini

Oleh:
Kenalin namaku Sharita Sania, di sekolahan aku sering dipanggil dengan Rita. Aku duduk di kelas 3 SMP, waktu itu umurku masih 13 tahun yang lebih muda dari teman-temanku karena

Si Kancil Suka Bersedekah

Oleh:
Halo aku adalah seekor kancil hidupnya di hutan hujan tropis di Pulau Jawa, tepatnya di daerah Kabupaten Bandung, di hutan tempat tinggalku belum ada sistem pemerintahan, dan mungkin tidak

Once Upon A Time

Oleh:
Aku menyeka air mata yang perlahan keluar dari mataku. Orang yang nggak tahu pasti ngira aku lagi nangis. Padahal aku lagi mati-matian nahan biar nggak ketahuan lagi ngantuk, ujung-ujungnya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *