Gelap

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 25 April 2014

Setiap malam aku selalu melihatnya berdiri di depan pintu kamarku. Terlihat bayangannya dari celah bawah pintu. Hanya diam, dia tidak melakukan apapun. Ku rasa dia sedang memperhatikanku dari lubang kunci. Melihat sampai aku lengah dan ia akan menyerangku sama dengan apa yang ia lakukan pada kedua orangtuaku. Aku hanya meringkuk di atas kasur dan menarik selimut sampai menutup kepala, terjaga hingga pagi.

“Hei, sepertinya kau kurang tidur lagi”
“Ya, aku memang tidak tidur sama sekali. Semalaman makhluk itu mengintaiku”
“Makhluk itu lagi, sudah berapa kali aku bilang semua hanya khayalanmu saja”
“Apakah kematian kedua orangtua ku juga hanya khayalan begitu?” Dengusku kesal
“Bukan begitu maksudku tapi… hei kau mau kemana?”
Aku langsung meninggalkan Karin berjalan menuju kantin.

Setiap kali aku membicarakan tentang makhluk itu Karin tidak pernah mempercayainya. Lantas pada siapa aku akan bercerita. Pada Rama? ah tentu saja tidak. Padahal hanya dia lah satu-satunya orang yang dekat denganku.

Malam ini aku masuk ke kamar tepat jam 9. Aku begitu lelah, bagaimana tidak aku tidak tidur selama tiga hari berturut-turut. Makhluk itu telah membuatku tak berani untuk memejamkan mata. Ayah dan Ibu pasti merasakan juga hal yang sama sebelum kematian menjemputnya. Ku rebahkan tubuhku dan hendak memejamkan mata. Namun sekilas aku melihat bayangan di bawah pintu. Makhluk itu datang lagi. Desahan nafasnnya yang berat juga geramannya terdengar jelas dari balik pintu. Oh Tuhan sampai kapan ini akan berakhir. Apakah malam ini aku tidak tidur lagi. Aku tidak berani keluar kamar. Bahkan sekedar menelpon seseorang untuk meminta bantuan pun aku tak bisa. Aku takut ia tahu dan marah lalu menyerangku. Lagi pula siapa yang akan percaya denganku. Seperti biasa aku hanya membeku di atas kasur menunggu hingga pagi datang.

Empat hari sudah aku tidak tidur. Kepalaku terasa sangat pusing. Ku putuskan untuk tidak ke kampus dulu hari ini. Tok… tok terdegar suara ketukan pintu. Dengan langkah gontai aku berjalan menuruni tangga untuk membuka pintu.
“Rene, kau kenapa? Kamu terlihat kacau sekali” Rama langsung memelukku erat.
“Karin bilang kau sudah tidak tidur beberapa hari terakhir, ada apa sayang? Rama melepaskan pelukannya lalu menatapku dengan khawatir. Rama adalah pacarku. kita sudah menjalani hubugan selama sebulan. Tapi sebenarnya aku tidak memiliki perasaan apapun padanya. Aku hanya menganggapnya sebagai kakak.
“Kalau aku ceritakan kepadamu apakah kau akan percaya? Dan bukankah Kau sudah tahu apa masalahku?”
“Kau tidak tidur karena kau merasa ada sesuatu yang mengintaimu”
“Bukan merasa tapi memang kenyataanya begitu!!”
“Oke sayang, jika begitu tidurlah aku akan menjagamu di sini”
“Kau janji?” Tanyaku memastikan.
“ya, pergilah ke kamarmu dan tidur. Aku akan disini menemanimu sampai sore”

Ku rasa saatnya bagi ku untuk istirahat. Lagi pula ada Rama yang menemaniku di sini. Itu cukup memberiku sedikit rasa aman. Meskipun harus ku cek terlebih dahulu sebelum tidur apakah ada bayangan di bawah pintu.

Sebenarnya makhluk itu hanya muncul pada malam hari saja, tapi tetap saja aku tidak bisa tidur jika dalam keadaan sendiri. Jam menunjukkan pukul setengah lima sore saat aku bangun. Aku segera turun ke bawah dan melihat Rama sedang menonton tv.
“Kau sudah bangun sayang? Bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Lebih baik” Jawabku singkat lalu duduk di sebelahnya.
“Kenapa kamu nggak keluar dari rumah ini, kamu kan bisa ngekos”
“Enggak Ram, aku sayang sama rumah ini. Begitu banyak kenangan yang terjadi di sini bersama ayah dan ibu”
“Lalu bagaimana dengan makhluk yang sering mengganggumu itu?”
“Entahlah, yang pasti aku akan berusaha untuk bertahan di sini”
“Baiklah, hmm.. Ren sebenarnya aku sangat ingin menemanimu malam ini. Tapi masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan. Nanti jika aku sudah selesai aku akan kesini”
“Enggak apa-apa Ram. Kamu sudah cukup menemaniku seharian tadi. Setelah kamu selesaikan pekerjaanmu istirahatlah. Aku akan baik-baik saja” Aku tahu Rama sangat menyayangiku dan mengkhawatirkan keadaanku. Itu semua terlihat dari raut wajahnya saat hendak keluar dari rumahku.

Sebentar lagi malam, waktu yang mendebarkan akan segera tiba setelah selesai makan malam, aku segera masuk ke kamar. Ku rebahkan tubuhku di kasur sambil melihat di bawah celah pintu. Sepertinya makhluk itu belum muncul. Ku perhatikan terus dan ia kembali. Hawa dingin bercampur rasa takut menyelimutiku. Sebuah pikiran terlintas untuk mengakhiri semua ini. Ku ambil sebuah gunting di dalam laci. Aku akan keluar untuk membunuhnya. Meskipun aku tak tahu makhluk apa itu dan apakah akan mempan membunuhnya dengan senjata manusia. yang ada di pikiranku saat ini adalah makhluk itu atau aku yang mati.

Aku beranjak dari tempat tidurku berjalan perlahan. Ku dengar suara geramannya semakin jelas. Rupanya dia tahu aku akan melawannya. Sekuat tenaga aku lawan rasa takut itu bagaimanapun juga makhluk itu telah membunuh orangtuaku. Ku genggam gagang pintu dengan cepat kubuka pintu kamarku dan ku serang bertubi-tubi dengan gunting yang ku pegang. Darahnya membasahi kedua tanganku. Aku tersenyum puas.

Pagi ini para petugas berseragam mendatangi rumahku. Mereka memborgol kedua tanganku dan membawaku ke dalam mobil. lalu mereka memasukankku ke dalam sel tahanan. Sebenarnya aku masih bingung apa salahku. Mereka bilang aku di penjara karena membunuh orang. Ada juga seorang wanita paruh baya yang datang ke sel ku lalu menghujatku habis-habisan.
“Dasar pembunuh! Mengapa kau tega membunuh putraku!! Sudah dari awal aku melarang putraku berhubungan denganmu dan juga untuk bertemu padamu malam itu…”

ADVERTISEMENT

Siapa yang membunuh anaknya, dasar wanita gila. Pada hari berikutnya Ku lihat Karin datang menjengukku. Ia sedang berbicara dengan salah seorang polisi. Lalu ia menatap iba ke arahku. Pada akhirnya aku terbebas dari makhluk itu. ya setidaknya aku aman di sini. Tapi di mana Rama sejak dua hari aku ditahan di sini aku tak pernah melihat dia menjengukku. Ah sudahlah…

Cerpen Karangan: Intan Hanana
Blog: hananazahra.blogspot.com
Facebook: Intan Hanana

Cerpen Gelap merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Lega

Oleh:
Perasaan tidak enak langsung menyelimutiku ketika pintu apartemen terbuka. Hampir seluruh ruangan dipenuhi cipratan cairan kental berwarna merah kehitaman. Dari pandangan pertama aku sudah tahu kalau itu adalah darah.

Catatan Ruang Semu (Part 2)

Oleh:
Minggu ke-3 sudah berjalan hari demi hari dan juga setiap harinya aku selalu dan selalu mencoba berjalan kearah pintu keluar dan meraihnya namun pada akhirnya selalu dan selalu gagal

Rumah No. 31

Oleh: ,
Udara tengah malam yang dingin menusuk tulang bagaikan pedang. Bintang, Dony dan Riska berjalan menyusuri lorong kelas. Entah perasaan apa yang ada di benak mereka sekarang ini. Seperti tak

Misteri Senandung di Rumah Tante

Oleh:
“Sesaat lagi kereta akan berhenti di Stasiun Waru. Penumpang yang akan turun, harap segera bersiap-siap.” Ting. Tong. Ting. Tong. Suara perempuan pegawai kereta api, membangunkanku. Mataku terbuka, menampilkan pemandangan

Paradox

Oleh:
Di pagi hari buta, aku dikejutkan dengan satu mayat di halaman depanku. Keramaian para tetangga mengitari rumahku. Sentak aku meminta ayah untuk mengecek rekaman CCTV dan aku meminta ibu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

8 responses to “Gelap”

  1. Vindy Putri says:

    agak berbau thrill. Bagus, alurnya nyaman dan aku bisa mengikuti ceritanya.
    Endingnya cukup mengejutkan. Meski aku belum mendapat jawaban alasan bayangan itu mengintip. Memang berniat membunuh atau ada gangguan psikologis suka mmgintai? Hehee over all, i likeit

  2. Angela says:

    ceritanya bagus. tapi di ending, agak ‘ngegantung’ aja. seperti, akan ada kelanjutanya…

  3. Carissa says:

    Harusnya ada lanjutan nya dong ending nya ngegantung, seru sih tapi harusnya ada lanjutannya ???? but i like it

  4. suci says:

    Bagus,aku suka tapi terlalu menggantung yang awalnya penasaran,menegangkan tiba-tiba jadi putus gitu aja deh.

  5. tarnno hassan says:

    lumayan, tapi memang kaya film holywood abisnya. Mungkin yang meneror selama ini adalah Rama?…

  6. Julyanniza says:

    Serem… Agak merinding sih dan yang membunuh dan menerornya selama ini Rama.

  7. novia sekar ayu says:

    serem juga tapi kalau ada lanjutannya pasti lebih serem

  8. fredley says:

    Kayakny memang rama makhluk itu.tapi kenapa si cewek gak dibunuh pas sore ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *