Misteri Malam Renungan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Misteri, Cerpen Rohani
Lolos moderasi pada: 19 June 2013

Hari ini adalah hari yang paling menegangkan buat kami semua, tepatnya semua yang ada di SMK Negeri 1 Bakti Terpadu. Di SMK Bakti Terpadu ini aku menuntut ilmu. SMK Negeri 1 Bakti Terpadu ini merupakan satu-satunya sekolah seni di Indonesia bagian timur. Sekolah ini terkenal dengan kenakalan dan kebebasan siswa-siswanya. Walaupun demikian tak jarang kami temui alumni dari sekolah ini yang dapat meraih kesuksesan.

MOS atau (Masa Orientasi Siswa) adalah merupakan salah satu kegiatan yang paling di benci oleh siswa baru, tetapi bagi panitia MOS tidak terkecuali saya merupakan hal yang paling di tunggu-tunggu. Karena selain kami dapat mengambil keuntungan dari mereka kami juga dapat melakukan aksi balas dendam.

“Fir… gimana persiapannya sebentar malam?” Tanya ina sambil memandang firda yang lagi asyik makan cokelat. “Ih…ganggu aja” jawab firda dengan muka sebel. “Lebih jelasnya sih Tanya Ilo sama deni aja, nah tuh mereka datang” kata firda sambil menunjuk ilo dan deni.
“Ilo, den gimana acara sebentar malam, kamu sudah siapin kan susunan acaranya?” Tanya ina dengan tergesa-gesa. “Semuanya sih sudah beres tapi…!” “Tapi kenapa?” Tanya ina lagi. “Begini sebenarnya ada beberapa guru yang melarang kita untuk melaksanakan malam renungan lagi” jawab deni. “Tapi den, ini kan salah satu tradisi dari sekolah kita.” balas ina. “Ngak tau lah, kita lihat saja sebentar jadi tidaknya.” jawab firman dengan muka ragu-ragu.
“Kalau pemikiran kamu begitu kamu salah besar den, ini bukan masalah sepele. Gimana seandainya acara ini ngak jadi pasti kita selaku panitia juga kan yang disalahkan karena tidak memberika informasi terlebih dahulu.” balas ina dengan kesal. Tiba-tiba ilo angkat bicara “gimana kalau masalah ini kita rundingkan dengan bapak Kepala Sekolah?”. “Ih… wauw ide kamu bagus juga, ternyata kadang-kadang otakmu bias encer juga yah?” ledek ina.

Mereka bertiga pun bergegas menuju ruangan Kepala Sekolah. Setelah 15 menit mereka merundingkan masalah itu dengan Kepala Sekolah, akhirnya masalah itu mendapatkan titik terang juga. Mereka berhasil membujuk Kepala Sekolah agar acara malam renungan tetap di laksanakan. Mereka bertiga keluar dari ruangan dengan muka berseri-seri. “Pak kepsek baik juga yah selain itu bijak sana lagi, ih…wauw keren deh.” puji ina pada kepsek. “Dasar fans fanatiknya indra sampai-sampai cara bicaranya juga ditiru” ledek deni. “Indra siapa sih yang kalian bahas?” Tanya ilo. “Mulai deh lemotnya, tadi kan kamu dah pintar kok lemot lagi sih” jawab ina dengan kesal.
“Makanya, jangan Cuma mengurung diri dikamar kerjaannya setiap hari. Sekali-kali kek nonton TV jadi kamu ngak KUPER atau (kurang pergauan)” sambung ina. Tak lama kemudian mereka bertiga meninggalkan sekolah dan pulang kerumah masing-masing.

Acara demi acara telah di tampilkan, kini saatnya acara yang paling dinanti-nanti bagi siswa baru yaitu acara hiburan. Dimana acara ini melibatkan langsung antara panitia dengan peserta. Di acara ini mereka mengekspresikan kemampuan masing-masing sesuai dengan bidang atau jurusan yang mereka pilih. Seperti musik, tari, teater dan lain sebagainya. Tak lama kemudian acara di tutup sembari menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan puncak dari acara malam renungan.

Para peserta siswa baru diberi kesempatan untuk tidur sekaligus istirahat sebelum acara puncak dilaksanakan. Setelah peserta mulai tertidur, maka beraksilah para panitia-panitia penyelenggara malam renungan. Selain panitia mereka juga di bantu oleh para alumni-alumni lulusan dari sekolah tersebut.

“Fir… sumpah deh, kamu benar-benar mirip kuntilanak yang asli. Saya saja takut melihat make-up mu yang seram, apalagi para peserta yang baru bangun dari tidurnya. Bisa-bisa peserta pingsan atau mati berdiri lagi” ledek ina. “Bagus dong, sekalian saja panggil para sutradara film horror kesini supaya saya bisa lulus casting” jawab firda sambil cengengesan “Oh… iya ngomong-ngomong kamu jadi apanya dong?” Tanya firda. “Ya biasalah, bangunin para peserta” jawab ina dengan singkat “Terus yang jadi pocong, suster ngesot dan bla…bla…siapa dong?” Tanya firda lagi. “Tenang, masih banyak kok panitia yang lain selain itu para alumni juga banyak yang bantu kok” balas ina. Mereka pun kembali ketempat masing-masing.

“Kok perasaanku ngak tenang yah, seakan ada yang mengikutiku” bisik ina dalam hati. “Mulai saat itu pikiranku mulai kacau, keringat dingin menghujangi tubuhku. Cemas, takut, bingung semuanya campur aduk jadi satu. Jeritan, kepiluan, dan suara tangisan seakan membanjiri pikiranku. Entah apa yang terjadi padaku saat itu. Untunglah peristiwa itu tidak berlangsung lama.

Ina menangis menyesali semua ini dan berkata dalam hati “seandainya kemarin aku mengikuti saran dari beberapa guru yang menolak diadakannya malam renungan mungkin hari ini kami tidak akan menemukan sosok mayat yang bersimbah darah”. “Ina, kenapa kamu menangis?” Tanya bu lastri. “Aku kasihan bu dengan sita karena dia harus pergi diusianya yang masih sangat muda” jawab ina. “Ina, ibu minta tolong kamu suruh teman-teman kamu untuk berkumpul di aula sekarang, soalnya ada hal yang penting yang ingin ibu sampaikan pada kalian semua” pinta bu lastri. “Baik bu, kalau begitu ina permisi dulu.”

“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu” “Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatu”, jawab seluruh siswa. “Pertama-tama ibu ucapkan banyak terimah kasih pada anak-anakku sekalian karena kalian semua sudah berkumpul di tempat ini. Ibu menyuruh kalian kumpul di tempat ini karena ada hal yang penting yang harus anak-anakku sekalian ketahui. Ini masalah kematian teman kalian yang masih menjadi misteri bagi kalian. Ibu akan menceritakan misteri di balik ini semua.” Bu lastri pun mulai bercerita panjang lebar di depan ratusan siswa. Kini teka-teki di balik kematian sita pun terungkap sudah. Sebagian siswa banyak yang merasa ketakutan. Selain itu ada juga yang menjerit histeris. Ina hanyut dalam cerita bu lastri, dia seakan-akan berada di dunia lain dimana dia dapat menyaksikan peristiwa di masa lalu.

ADVERTISEMENT

Tanpa sadar ina sudah berada disebuah rumah sakit. DARMA BAKTI nama rumah sakit itu. Luas, bersih dan ramai, itulah suasana yang aku dapatkan disana. “Permisi sus, sus… suster, kok ngak menjawab.” Tanya ina dengan bingung. Tiba-tiba saja ina telah berada diruangan lain, ternyata itu gudang rumah sakit. Ina mendengar suatu percakapan, tidak begitu jelas sih tapi ina terus mencari sumber suara itu.

“Astaga…!, dok…dokter jangan, jangan lakukan itu dok.” Ina terus mencoba mencegah peristiwa tersebut tapi ina tidak bisa berbuat apa-apa. Ina merasa bagaikan pecundang yang tidak berguna. Melihat peristiwa pemerk*saan itu. Ina hanya bisa menangis melihat itu semua dan tidak bisa berbuat apa-apa. “Ya…tuhan, apa yang akan dilakukan oleh dokter itu?.” Sebilah pisau tajam berada di tangan kanannya. “Tolong…tolong, jangan dok jangan bunuh aku” pinta suster itu. Sekejap pisau tajam telah menancap di perut suster itu. Sungguh memilukan, jerit perih karena kesakitan yang dialami oleh suster itu. Untuk kedua kalinya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa berinteraksi langsung dengan mereka. Seakan-akan aku ini tidak ada bagi mereka.

Ina keluar dari gudang untuk mencari pertolongan. Sepi dan gelap itu yang dirasakan ina saat keluar dari gudang rumah sakit. Ina heran, dia merasa waktu cepat sekali berlalu. Usaha ina mencari pertolongan sia-sia saja karena tidak ada satupun orang yang menghiraukan keberadaannya. Sepintas ina melihat dokter itu menyeret mayat yang barusan dia bunuh. “Mayat itu mau dibawa kemana yah?” ucap ina. Tanpa pikir panjang ina pun mengikuti dokter itu dari belakang. Mayat itu terus di seret sampai akhirnya dokter itu masuk kesalah satu ruangan, ternyata ruangan laboratorium. “Rasanya aku ingin muntah mencium bau busuk dalam ruangan ini” ucap ina. Entah bau itu berasal dari mana. Semakin lama bau itu semakin menyengat. Uoh… uoh… tiba-tiba muntah melihat tumpukan mayat yang dikerumuni lalat. Tidak kuat rasanya aku melihat ini semua, ina pun pingsan seketika. “Aku dimana, kenapa ruangan ini diselimuti oleh asap?” ucap ina yang baru sadar.

“Bakar dokter gila itu…bakar dokter gila itu.” teriak warga di luar sana. “Permisi pak kalau boleh tau ini ada apa yah?” tanya ina pada salah satu warga “Begini neng saya beserta warga kampung ini berencana membakar rumah sakit ini beserta dokter gila itu”. Jawab bapak itu. “Oh… ternyata dokter itu psikopat, pantas saja banyak pasien dan suster yang di perk*sa terus di bunuh.” ucap ina dalam hati. Seketika rumah sakit, dokter psikopat itu beserta tumpukan mayat yang berada dalam rumah sakit itu di bakar oleh warga. Dokter itu minta tolong dan menjerit kepanasan. Dia terus menjerit kepanasan. “Brengsek kalian semua, lihat saja pembalasanku nanti. Aku kutuk tempat ini” ucap dokter psikopat itu.

“Ina… ina kamu kenapa?” tanya firda sambil mengguncangkan badan ina. Ina tersentak dan sadar ternyata jiwa ina barusan telah berpisah dengan raganya. Jiwanya telah berpetualang untuk mengungkap misteri di balik malam renungan ini. “Ngak apa-apa kok” jawab ina. “Fir, sekarang aku tahu semua masalahnya” ucap ina. “Ternyata hari dimana kita melaksanakan malam renungan itu ternyata bertepatan dengan hari dimana dokter bimo di bakar oleh warga sampai-sampai dia mengucapkan kutukan itu.” “Memang kamu tahu dari mana peristiwa itu?” tanya firda. “Ada deh, anak kecil belum saatnya untuk tahu semuanya. Khusus 17 tahun keatas, OK” jawab ina sambil meledek.

Cerpen Karangan: Damayanti Childiesh
Facebook: Damayanti Childiesh

Pesan dari admin: Untuk kedepan penggunaan tanda petik (“) dan kesalahan dalam pengetikkan coba di perbaiki lagi ya

Admin ambil contoh semisal untuk beberapa kalimat ini: Bisa-bisa peserta pinsang atau mati berdiri lagi “ledek ina”. Bagus dong , sekalian saja panggil para sutradara film horror kesini supaya saya bisa lulus casting “jawab firda sambil cengengesan “.

sebaiknya di ubah menjadi seperti ini: “Bisa-bisa peserta pingsan atau mati berdiri lagi” ledek ina. “Bagus dong, sekalian saja panggil para sutradara film horror kesini supaya saya bisa lulus casting” jawab firda sambil cengengesan.

Cerpen Misteri Malam Renungan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Ai dan Gadis Misterus

Oleh:
Ai memakai jaket tebalnya. “Mau kemana Ai?” Tanya Papa. “Ah, aku hanya ingin ke rumah Merry saja, kok, Pa.” Papa menggeleng, “Tidak boleh Ai. Rumah Merry jauh. Lagipula salju

Perjamuan Terakhir

Oleh:
Tulisan “Dijual” di tembok pagar rumah itu telah hilang, menandakan penghuni baru akan segera datang. Satu bulan yang lalu aku masih duduk di bangku taman rumah bertembok batu bata

Pussy

Oleh:
“Meong… meong…” “Suara kucing? Dari mana? Aduh geli, apa ini? Ha? Kucing? Kucingnya siapa ini? Ayah Bunda kucingnya siapa ini?” “Itu kucing kamu Haura.” Kata Bunda “Kucing Haura?” “Iya

RM Kurma

Oleh:
Ruwetnya suasana lalu lintas jalan tol Bekasi pada pukul 19-an tak perlu dijelaskan. Bram terjebak di dalamnya. Kesal dan berupaya sabar saling bertindihan. Lembutnya suara penyiar di radio tidak

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *