Misteri Sandal Yang Hilang

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 19 March 2016

Azan berkumandang saling bersahutan para warga desa pun mulai berbondong-bondong pergi ke musala desa.
“Yogi, sudah azan itu loh!”
“Yah, Bu!” Sudah menjadi kebiasaan di desaku setiap azan sudah dikumandangkan semua aktivitas akan terhenti dan semua warga akan pergi ke musala terdekat. Siang itu tepatnya pada saat waktu salat zuhur misteri sandal yang hilang dimulai. Seusai salat zuhur para warga langsung bergegas untuk melanjutkan aktivitasnya tapi salah satu jama’ah ada yang celingukkan.

“Ada apa Pak?”
“Ini loh yok sandal Bapak hilang padahal sandal Bapak baru beli.”
“Yogi dan temen-temen bantu cari ya Pak.” Aku mulai menyusuri sudut-sudut musala tapi hasilnya nihil tak ditemukan jejak apa pun. Waktu salat asar pun telah tiba seperti biasa para warga datang dan seusainya semua bergegas pulang tapi kejadian siang tadi terulang lagi sandal salah satu jam’ah ada yang hilang.
“Paman, cari apa?” tanya Yogi.
“Sandal paman hilang Yog, malah baru beli pas mau berangkat tadi lagi.”

Dan seperti biasa Yogi dan teman-temannya membantunya untuk mencari tapi hasilnya nihil. Hingga beberapa hari kejadian serupa terulang tapi anehnya sandal para jama’ah yang hilang adalah sandal yang baru saja, dan akan hilang hanya pada waktu salat dhuhur dan asar selain waktu salat yang lain sandal tak ada yang hilang. Para jama’ah pun merasa resah karena sudah sepekan sandal di musala hilang, akhirnya para marbot mesjid sepakat untuk merundingkan masalah ini ba’da magrib. Setibanya ba’da magrib semua jama’ah laki-laki tak ada yang pulang semua berkumpul untuk menyelesaikan masalah yang meresahkan warga ini.

“Yogi ayo pulang!” ajak ibu.
“Nanti aja Bu Yogi ingin ikut rundingan!”
“Ya, nanti kamu ke sini lagi ikut rundingan sekalian kamu bawa jajan buat suguhan.” ibu meyakinkanku.

Itu sudah menjadi tanggung jawab ibu ketika ada perkumpulan di musala karena ayahku adalah ketua marbot musala. Satu demi satu usulan warga muncul saat diskusi dan akhirnya disepakati bahwa jama’ah akan dibagi dua kloter satu menjaga satu jama’ah salat itu menjadi kesepakatan bersama. Dan keesokan harinya itu telah diterapkan tapi masih saja ada jama’ah yang kehilangan sandal. Ini semakin membuat pusing kepala ayahku, akhirnya ayah ingin semua jam’ah berkumpul untuk mendiskusikan ini semua.

“Bagaimana para jama’ah yang dapat giliran jaga? Apa ada yang kalian curigai saat berjaga.” kata pembuka ayahku.
“Nggak ada Pak Ustad semua terkendali.” jawab salah satu jama’ah.
“Lalu bagaimana bisa masih ada jama’ah yang kehilangan sandal? Apa ada sesuatu yang kalian curigai.”
“Tak ada yang aneh Pak Ustad semua aman saat kita jaga tak ada seorang pun yang berkeliaran yang ada juga hanya ayam jago yang lagi cari makan!” celoteh sala satu jama’ah.

Sontak celotehan itu memecah keseriusan para jama’ah semua tertawa kecuali ayahku dia sangat menganggap serius masalah ini. Sesampainya di rumah aku menyampaikan usulku pada ayahku soal ideku dengan teman-teman untuk menyelesaikan misteri ini. Ayah menyetujui ideku dan mempercayakan semua padaku dan teman-teman. Saat azan duhur berkumandang aku dan teman-teman berkumpul sejenak untuk melaksanakan rencana ini ayah pun sudah memerintahkan agar penjagaan tidak dilaksanakan lagi.

“Arif apa kamu suda beli sandal baru?” tanyaku.
“Sudah Yogi,” jawab Arif.
“Hamdan benangnya mana?” pintaku pada Hamdan.

Hamdan mendekat kepadaku dengan membawa benang dan sandal baru yang diberi Arif. Rencana pun dimulai. Sandal kita letakkan di tempat yang mudah untuk diambil, tepat seperti dugaan kita seusai salat sandal baru itu hilang, tapi tenang semua telah diatur secara matang oleh Yogi beserta kawan. Semua jama’ah terdiam di depan musala dan Yogi beserta kawan mengikuti arah yang ditunjukkan benang yang telah diikatkan pada sandal baru dan betapa terkejutnya mereka di semak-semak dekat musala.

Dia menemukan ayam jago yang terlilit benang jebakan mereka dan mereka menemukan tumpukan sandal baru para jama’ah yang hilang itu di dalam semak-semak, mereka pun langsung memanggil para jama’ah untuk menghampiri dan betapa lucunya ternyata pencuri sandal para jama’ah itu adalah ayam jago Pak Karjo orang yang pertama kali kehilangan sandalnya. Tawa para jama’ah pun pecah seketika.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Imama Al Mufidah
Facebook: Imama Al-Mufid

Cerpen Misteri Sandal Yang Hilang merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Jumpa Menebus Janji (Part 3)

Oleh:
“Niko… Niko… Bangun Niko” suara samar-samar terdengar di telingaku, aku mulai sadar dan perlahan membuka mata. Aku perhatikan sekelilingku, ternyata aku ada di dalam mobil, dan suara yang memanggilku

Mimpi (Part 2)

Oleh: ,
Aurae, Meira, Hugo sekarang yang mencoba mengintai pria itu. Mereka berharap pria itu pulang ke rumahnya agar mereka tahu rumah pria itu di mana. “Apakah kalian serius akan mengikuti

Kantong Ajaib Si Tikus

Oleh:
Doraemon adalah karakter kartun kesukaan Ciko. Saking sukanya, anak lelaki 8 tahun itu membuat kamarnya dipenuhi gambar robot kucing itu. Suatu hari setelah Ciko selesai menonton film doraemon di

Cerita Kakek Hanif

Oleh:
Menjelang Maghrib, penduduk di Desa Mekar jati berduyun-duyun menuju masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Arwan masih di rumah ketika teman-teman yang lainnya telah ke masjid. Ia memang selalu menunggu

Taman Rahasia

Oleh:
“Hai namaku Nina zabrina, panggil saja nina” kata anak itu memperkenalkan dirinya, aku hanya melihatnya dari kejauhan, karena bangkuku paling ujung dari belakang jadi tidak begitu kelihatan seperti apa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *