Petualangan Deputi: Pembunuhan Neona
Cerpen Karangan: Aurellia Khadeliu SusantoKategori: Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 16 December 2015
Sesuatu pernah ada di sini. Jemariku menyentuh lantai di sekitar tumpukan abu di pojok ruangan, mencari jejak yang mungkin tertinggal. Yang ku temukan malah jejak baru yang tidak pernah ku temui sebelumnya. Bukan hewan atau manusia. Penasaran, aku menyapukan tangan sejauh yang bisa ku jangkau dan merasakan jejak asing tadi.
“Sungguh kejadian yang sangat tragis..” Ucapku. “Neona harus meninggal secepat ini, padahal anaknya kan masih kecil.. Sungguh pria yang malang,”
“Betul,” Kata Inspektur Chloe. “Ini memang yang pertama, pembunuhan yang sangat sadis..”
“Hmm. Sepertinya kita butuh lebih banyak petunjuk,” Ujarku. “Kasus ini belum selesai,”
“Tentu saja, deputi. Kita perlu menangkap pembunuhnya,” Inspektur Chloe tersenyum, “Yang ku tahu, pembunuhnya sangat cerdik.”
Aku menatap Inspektur itu tajam. Mengapa ia tahu kalau pembunuhnya sangat cerdik?
“Oh.. Dari mana anda tahu kalau pembunuhnya sangat cerdik?” Tanyaku memastikan. “Bukankah selama jam penyaksian, kita ada di kantor komando?”
Inspektur Chloe menelan ludah. Wajahnya muram penuh makna. “Ah, deputi, kamu terlalu serius. Saya tahu hal itu dari CCTV Kru Lightning,” Ujar Inspektur Chloe.
“Pembunuhnya menyeret korban ke kamar mandi dan mencincangnya dengan golok berdarah, lalu menutupi mayat dengan debu. Bukankah itu cerdik, yah?”
“Hmm. Kalau begitu cepatlah pergi! Aku tak butuh kamu lagi.” Ucapku. Inspektur Chloe pun angkat kaki dari TKP kotor itu.
Kru lightning menemaniku menganalisis satu per satu barang dan menyuruh Jihan si kepala komputer untuk menemukan DNA yang cocok untuk barang-barang itu.
“Jadi bagaimana, Jihan?” Tanyaku. “DNA siapa yang cocok?”
“Ini aneh sekali, deputi. DNA yang cocok dengan golok itu adalah salah satu dari kita,” Ucap Jihan.
“Oh. Sudah pasti Inspektur Chloe, ya kan?” Aku menebak. Samar-samar, Jihan mengangguk pelan.
“Ini tidak mungkin, deputi. Inspektur Chloe itu adalah orang-orang pilihan,” Ucap Jihan.
“Aku tak sanggup melawannya. Lagi pula, aku adalah pangkat yang paling rendah, sedangkan dia, seorang pakar.”
“Tenang saja, Jihan. Pangkatku lebih tinggi darinya, aku seorang deputi. Jadi, tak masalah bagiku.” Kataku sembari menepuk bahu Jihan.
Setelah itu, aku pun memanggil Inspektur Chloe untuk menjelaskan mengapa DNA-nya ada di dalam golok berdarah itu.
“Itu mustahil! Kenapa kau senang sekali memfitnah aku?!” Sentak Inspektur Chloe. “DNA-ku ada di situ karena.. karena tadi aku memegangnya!”
“Tenang, inspektur! Jangan menyela ucapanku!” Tegasku. “Jelaskan yang sebenarnya. Kau! Pakar”
Inspektur Chloe terdiam dulu sebentar, lalu tertawa.
“Kau bodoh, deputi! Aku tak mungkin melakukanya! Neona adalah pacarku. Jadi aku tak mungkin membunuhnya!” Seru Inspektur Chloe.
Semuanya, Kru Lightning, Jihan, Komando, Alice, dan Sersan Edi menatap Inspektur Chloe dengan wajah marah.
Atas keputusan bersama, Inspektur Chloe dijebloskan ke penjara untuk seumur hidupnya karena kebohongan dan kelancangannya melawan Deputi.
Cerpen Karangan: Aurellia Khadeliu Susanto
Cerpen Petualangan Deputi: Pembunuhan Neona merupakan cerita pendek karangan Aurellia Khadeliu Susanto, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter Google+" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Misteri Jasad Dalam Air (Part 3)
Oleh: Ari IrawanSelagi dia berfikir, tiba-tiba pemuda bernama Lamidin memanggilnya. “Kang, apakah harus kupanggil Kepala Kampung untuk melaporkan kejadian ini?” Daud mengangguk saja. Setelah Lamidin menghambur pergi, Daud melangkah lebih dekat
My Son Is My Brother
Oleh: NinaMasa liburan belum tiba tapi karena aku akan lulus tahun ini jadi aku dan teman-temanku bisa berlibur lebih cepat untuk menghilangkan penat setelah ujian selesai. Hari ini kami putuskan
Joana (Part 1)
Oleh: Deas Vigary Paxia“Clara…! Apakah kau sudah siap sayang?” Terdengar dari lantai bawah rumah ibuku yang memanggil, sepertinya ia sedang memanggang roti dengan selai blueberry aromanya sungguh lezat. “Baik bu, aku akan
Nyanyian Alam Fana
Oleh: Hidar AmaruddinTangisan itu mulai terdengar kembali. Rintihan demi rintihan ia lantunkan di balik gubug nan tua. Rani, begitu mereka memberi nama bayi tersebut. Pardi yang sehari-hari bekerja sebagai guru magang
Teka Teki di Origami (Part 1)
Oleh: Ayi AdistaKanzia Nadhifa adalah namaku. Aku biasa dipanggil dengan sebutan zia. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Bisa disebut aku adalah anak terakhir atau anak bungsu. Aku masih duduk di
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Bagus critanyaaa:) Ditunggu cerpen slanjutnya