Sahabat Masa Lalu Ku (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 24 October 2014

– Aku sangat menyukainya, mengaguminya, bahkan mencintainya. Menyayangi dirinya bukanlah kesalahan besar bukan? Cinta itu buta, dan terkadang sulit untuk meraihnya dengan mudah. Tapi, aku yakin di balik itu semua. Tuhan sudah merencanakan yang terbaik dan terindah untuk memberi cinta dan kasih sayang itu untuk kita kelak. Aku menginginkan sosok dirimu, Aldo Pandu Winata –

Kututup buku diary ungu ber-cover barney ku, aku menghembuskan nafasku sejenak sebelum aku memasukan kembali buku diary dan pulpen ku ke dalam tas saat mengetahui bel masuk telah berdering 32 detik yang lalu. Aku menenteng tas selempang ku dan bergegas menuju kelas sebelum Mr. Andrey memasuki kelas.

Sebelum nya perkenalkan, namaku Angel Natasya. Terbiasa disapa dengan sebutan Angel. Aku menduduki kelas XII SMA Global Art, SMA terfavorit yang diminati banyak orang. Umurku masih 18 tahun, masih tergolong muda. Aku ini tipe perempuan yang pemalu, pendiam dan penyendiri alias kuper. Dari kesekian banyaknya siswa di sekolah ini, aku hanya memiliki satu teman sekaligus sahabat terbaikku yaitu Vita. Aku dan Vita bersahabat baik sejak kelas satu SMP sampai sekarang, lama sekali bukan? Vita itu cantik, baik, ramah, enak diajak ngobrol, ceria dan periang. Karena itu, banyak laki laki yang terpikat oleh nya termasuk kekasih nya, Mevaldi. Tak seperti diriku, cari teman saja susah apalagi mencari kekasih.

“Pagi Vita..” sapa ku pada Vita yang sedang sibuk berkutat dengan BB nya sambil tersenyum sendiri. Sudah kuduga, tersirat jelas dari senyuman nya kalau dia sedang bercakap dengan kekasih nya lewat BBM. Aku menjadi kacang disini. “Sesibuk itukah kau dengan Valdi sampai kau tak menghiraukan sapaan ku?” ujarku malas. Vita berlonjak kaget, sepertinya reaksi ku berhasil membuat nya menoleh pandangan menatapku, dia cengengesan. “Maaf ngel, aku sedang asik soalnya” tukasnya. Aku tak menjawab ucapan nya dan segera menduduki bangku ku di samping Vita. Semua murid memasuki kelasku sebelum menunggu kedatangan Mr. Andrey.

“Oh ya ngel, ini ada kiriman bunga buat kamu” Vita memberi sebucket mawar merah untukku. Kiriman bunga lagi? Aku heran, belakangan ini seseorang misterius yang tak tau wujud dan asal usul nya selalu mengirimkan berbagai macam bucket bunga untukku setiap hari. Dimanapun aku berada pasti bucket bunga itu selalu sampai padaku. Awal awal nya aku biasa saja, tapi lama lama aku bosan. Sudah menumpuk bucket bunga di kamarku. Tapi sampai saat ini aku sama sekali belum mengetahui siapa orang yang mengirimkan bunga bunga itu untukku. “Kiriman bunga lagi?” ucapku mengernyit. “Kau mendapatkan ini darimana?” tanyaku pada Vita. “Tadi ada seorang anak kecil menitipkan ini padaku. Kata anak kecil itu, dia disuruh seorang pemuda untuk menitipkan bunga itu padaku dan menyampaikan nya padamu” jelas Vita. Aku terdiam sejenak, pemuda? Apa pemuda itu pengagum rahasia ku? Tapi siapa pemuda itu? Kenapa ia mengagumi ku? Padahal aku sendiri orang yang penyendiri. Aku makin penasaran, ahh sudahlah. Soal ini tak usah kuambil pusing dulu. Lain kali akan ku selidiki pemuda tersebut.

“Kau beruntung ngel ada yang mengagumi mu” bisik Vita karena Mr. Andrey telah memasuki kelas. Aku hanya diam dan menyimpan bucket mawar itu di bawah kolong meja ku. “Aku bersumpah, di lain hari aku akan menyelidiki pemuda itu” bisik ku. Pelajaran pertama pun dimulai.

Pemuda tampan berketurunan Chinese blasteran ini menghentikan langkah nya di depan sebuah toko bunga Flowers Sweet’s. Ia tersenyum dan memasuki toko bunga milik kakak sepupu nya itu dan duduk di sofa sudut ruangan toko bunga tersebut. “Hey David..!” panggil seorang pria menepuk pundak pemuda yang memiliki nama asli David Alson alias David itu menoleh dan tersenyum mendapati kakak sepupu nya dengan seragam pegawai toko bunga, ia berdiri sejajar dengan kakak sepupunya, Rangga Narendra Saputra atau sering disapa Angga.

“Selamat pagi Angga, bagaimana bunga lili putih pesanan ku? Sudah ada?” Tanya David antusias. “Emh aku sangat minta maaf padamu, bunga lili yang kau pesan belum tersedia” ujar Angga yang sedikit menyesal. Terlihat raut kekecawaan tersirat jelas di wajah David. “Tapi Angga, aku mohon padamu untuk segera menyediakan bunga itu untukku. Aku sangat membutuhkan nya” mohon David dengan wajah memelas. “Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk mencari bunga itu, kau tenang saja” Angga menepuk pundak David memberinya semangat. David hanya mengangguk tersenyum.

ADVERTISEMENT

Kriiinnggg…

Bel umum SMA GA berdering nyaring, bertanda jam istirahat pertama telah tiba saatnya. Semua murid tanpa terkecuali berhamburan keluar kelas nya masing masing dan mengisi kegiatan harian mereka saat istirahat untuk menghilangkan kepenatan dan beban pikiran mereka. Angel dan Vita memutuskan untuk pergi ke kantin sekedar mengencerkan beban pikiran yang semenjak tadi terpadati oleh rumus rumus teori pelajaran yang masuk ke otak mereka. Angel dan Vita melangkah lurus di sepanjang koridor menuju kantin. Sampai di kantin, Angel menatap jelas pandangan nya ke arah Aldo yang sedang tertawa bersama teman teman nya di meja kantin yang tak terlalu jauh dari tempat Angel berdiri. Angel tersenyum memandang Aldo. Matanya sama sekali tak berkedip menatap Aldo yang membuat dirinya terpana. Seakan akan melelehkan hati Angel dan membawa Angel terbang ke atas langit. Aldo Pandu Winata alias Aldo, Angel sangat mengagumi Aldo dari kelas X. Entah daya tarik apa yang Aldo punya sehingga membuat Angel terpikat dengan nya. Namun sayang nya, Angel tak punya nyali lebih untuk mendekati Aldo seperti gadis gadis lain nya yang bertekuk hati mendambakan Aldo dan berani mendekati Aldo. Tapi berbeda dengan Angel, ia tak berani mendekati Aldo dan sekedar bicara dengan Aldo. Ia gugup, ia gadis yang pemalu dan kurang percaya diri untuk mendekati seorang pria. Jangankan berkenalan, menjumpai nya secara dekat pun Angel tak berani.

“Hey Angel Natasya, apa yang kau lihat? Ayo duduk” pekik Vita membuat Angel terbuyar dari lamunan nya. Angel hanya tersenyum dan duduk bersama Vita di dekat jendela yang kaca yang tembus pandang. “Kau ingin memesan apa? Biar aku yang membayar” tawar Vita. “Aku, ingin es teh manis saja. Aku tak lapar” ucap Angel tersenyum tipis. Vita mengangguk dan memanggil ibu ibu kantin untuk melayani pesanan nya. “Bu Keni, pesan es teh manis satu. Jus jeruk satu sama bakso satu mangkok ya bu” ucap Vita menyebutkan pesanan nya. “Baik mba Vita mba Angel, tunggu sebentar ya” Bu Keni selaku ibu kantin berlalu untuk menyiapkan pesanan Angel dan Vita. Tak lama kemudian pesanan pun datang, bersamaan dengan Mevaldi yang datang. “Hey gadis gadis cantik, aku boleh bergabung?” kejut Valdi. “Eh Valdi, boleh dong ayo duduk” sambut Vita dengan senang nya. Valdi pun duduk di dekat Vita.

Angel View’s
Huft, karena ada Valdi aku jadi kacang disini. Sepasang sejoli itu sibuk bermesraan tanpa bertoleh pandang padaku. Lama lama aku makin merasa bosan. Valdi selalu menggoda dan menggombali Vita, sedangkan aku jadi kacang di tengah tengah mereka berdua. Karena bosan, aku memalingkan pandangan ku menatap ke arah luar jendela. Untuk sekedar mencuci mata, aku tertegun melihat dua burung merpati yang berdiri berdempetan di dahan pohon. Begitu indah untuk kulihat. Burung merpati itu sungguh romantis. Seandainya aku dan Aldo seperti dua burung merpati itu. Aku bersedia menjadi merpati betina untuk Aldo yang akan menjadi merpati jantan nya. Walau hanya sekedar teman, tapi dapat menumbuhkan kedekatan ku pada Aldo. Entahlah, kurasa itu hal yang mustahil. Mengenal Aldo saja belum apalagi memiliki hubungan dekat dengan Aldo.

“Angel, aku dan Valdi duluan ya. Kau mau ikut atau disini sendiri?” gurauan Vita mengganggu penglihatan ku. Aku menolehkan pandanganku ke arah Vita dan menatapnya risau yang sedang bergandeng tangan mesra dengan Valdi. “Hmm lebih baik aku disini sendiri saja. Aku tak mau jadi kacang di antara kalian berdua” ucapku mengambil keputusan. Vita dan Valdi tertawa kecil dan mengangguk. “Baiklah kalau gitu, byee Angel..” Vita melambaikan tangan nya dan berlalu dari hadapan ku menarik Valdi pergi. Lagi lagi aku sendiri, tak akan ada orang yang mau menemaniku disini.

“Sendirian saja nona” seseorang duduk di hadapanku. Aku terkejut dan membelalakan mataku. Sepertinya aku salah duga dan apa aku tak salah liat? Dia, Aldo ada di hadapan ku saat ini. Jantungku serasa berdegup kencang, perasaan ku berdebar debar tak karuan. Apa yang Aldo lakukan disini? Apa dia ingin menembakku, kurasa tak mungkin. Oke baiklah, Angel tenangkan hati dan perasaanmu. Jangan gugup!

“Tidak usah gugup seperti itu. Aku memperhatikanmu tadi, dan kurasa kau kesepian karena tak ada teman lain yang mau menemanimu iya kan?” Kenapa Aldo bisa tau? Hmm apa mungkin Aldo tau kalau aku gadis satu satu nya di sekolah ini yang terkenal pendiam dan penyendiri, ya tak salah lagi pasti itu alasan nya kenapa Aldo tau tentang ku. Aku mengangguk menanggapi ucapan Aldo. Sepertinya rasa gugup ku telah hilang dan berganti dengan ketenangan. Ya, tenang yang kurasakan saat lelaki yang kukagumi berhasil berada di dekatku. “Kalau gitu, masih ada harapan kan untukku bisa menjadi temanmu” ucap Aldo berhasil membuat jantungku berhenti berdetak. Menjadi teman? Astaga! Apa indra pendengarku tak salah? Baru sekali dalam status ku sebagai siswa disini ditawarkan untuk berteman dengan orang lain. Sejak kelas X aku tak pernah ditawarkan untuk berteman. Dan baru kali ini, aku mendapatkan tawaran pertemanan dari seorang pria yang kukagumi, secara langsung. Aaaa… betapa senang nya aku hari ini. Aku menunjukkan ekspresi wajahku yang berbinar binar. “Benarkah? Kau serius kan?” tanyaku dengan perasaan senang. “Tentu saja, aku akan belajar menjadi teman setia mu” ucap Aldo tersenyum tulus.

Jam 15:25 kelas bubar, semua siswa SMA GA bergegas pulang menuju rumah mereka. Saat ini Aldo masih setia berdampingan dengan Angel. Angel yang tadinya pendiam dan jarang tersenyum, kini tersenyum ceria saat bisa bersama Aldo.

“Ngel, aku antar kamu pulang ya. Sekalian aku mau tau dimana rumah kamu” ajak Aldo. “Boleh, ayo!” semangat Angel. Aldo pun mengantar Angel untuk pulang sampai ke rumah nya.

Mobil sport merah Aldo mendarat mulus di depan rumah mewah Angel. Angel turun dari mobil Aldo dan tersenyum manis kearah Aldo. “Aldo, makasih ya atas semuanya. Aku bersyukur dapat memiliki teman sebaik dirimu. Hari ini dan seterusnya tak akan pernah aku lupakan jika ada kamu” ucap Angel dengan senangnya. “Sama sama ngel, ternyata kamu beda dari gadis yang lain nya. Kau lebih lembut dan santai tidak seperti gadis centil yang lainnya” puji Aldo berhasil membuat Angel bersemu. “Hmm oh ya kau mau mampir?” tawar Angel. “Ehh hmm nggak usah deh ngel, aku ada urusan lain soalnya. Besok pagi kita berangkat bareng ya, aku jemput kamu” ucap Aldo. Angel tersenyum mengangguk. Aldo membalas senyuman Angel dan kembali melajukan mobilnya. Angel menatap mobil Aldo hingga benar benar menjauh dan menghilang. Lalu dengan senyuman yang tiada luntur Angel melangkah memasuki ke rumah nya. Saat memegang knop pintu, kaki Angel menyenggol sesuatu di bawah nya. Ia melihat ke bawah dan mendapati sebucket bunga mawar kuning. Angel meraih nya. ‘Kiriman bunga lagi’ batin Angel, lalu ia memasuki rumah nya.

David View’s
Aku melihat gadis cantik dan imut itu, ya dia sungguh manis. Aku mengagumi nya. Dia Angel, teman masa kecil ku yang sudah lama tak berjumpa. Andai saja kau tau ngel, aku telah kembali dari Aussie hanya ingin bertemu dengan mu. Setelah 10 tahun kita tidak saling berjumpa. Aku ingin kau peka dengan tanda tanda yang kuberikan padamu. Huft, entah sampai kapan kau merasakan jika aku berada di dekat mu saat ini, aku akan menunggu mu Angel Natasya.

Hei, tapi siapa pria yang mengantar Angel pulang tadi? Apakah dia kekasih Angel? Tapi bagaimana bisa? Setahu ku Angel adalah gadis penyendiri di sekolah nya, jika benar pria tadi adalah kekasih Angel, aku benar benar tak punya harapan lagi untuk memiliki nya. Ku berharap kau masih mengingatku ngel. Aku tak akan berprasangka buruk selagi aku belum mendapatkan bukti.

Aku menginjakkan kaki di rumah kakak sepupuku, Angga. Ya, selama sebulan aku di Indonesia, aku tinggal bersama Angga. Karena kabarnya saat aku di Aussie, mama dan papa ku meninggal karena sebuah kecelakaan tragis.
“Dav, kau sudah pulang?!” Angga bersuara saat aku memasuki rumahnya. “Ya! Aku lelah..” singkat ku dingin dan berjalan menuju kamar. Entah mengapa hari ini mood ku tidak baik, pikiranku masih tertuju kepada pria yang mengantar Angel pulang tadi. Aku masih penasaran dengan pria itu, tersimpan rasa kecemburuan di dalam lubuk hatiku. Saat kupandang wajah Angel, sepertinya dia sangat senang jika bersama pria itu. Huft, kuharap tak tersimpan hubungan apa apa di antara mereka berdua.

David View’s Off

David menghempaskan tubuhnya di kasur, memejamkan mata berusaha untuk tidur. Dia merasa sangat lelah seharian memata matai Angel tanpa waktu istirahat.

“David..” tiba tiba Angga memasuki kamar David dan menghampiri David. “Hemm..?” dekhem David. “Kau kenapa? Wajah mu kusut seperti itu? Jika ada masalah, ceritakan saja padaku” Tanya Angga mengintimidasi David. David tertunduk dan berfikir ragu. “Jangan ragu, ceritakan saja” Angga. “Ahh tak usah lah Angga, aku hanya sedikit cemburu saat aku melihat seorang pria mengantar Angel pulang ke rumahnya” jelas David. “Seorang pria?” Tanya Angga mengernyit heran. “Setahu ku Angel gadis penyendiri” lanjut Angga. “Ya, aku juga beranggapan sama denganmu. Tapi ketika aku menatap ekspresi Angel, kelihatannya dia sangat senang jika berada di dekat pria itu. Begitupun sebaliknya. Perasaan ku tak enak, aku takut. Insiden dan inisiatif ku berkata bahwa Angel menyukai pria itu. Apa kau tau siapa saja pria yang Angel kagumi?” Tanya David meminta pendapat dan jawaban dari Angga. Angel sangat berharap Angga mengetahui nya.

Angga menopang dagu nya dan berfikir sejenak. “Hmm.. hanya ada satu pria yang Angel kagumi di sekolahnya” ucap Angga yang membuat David penasaran tak kepalang. “Hah? Siapa? Kau tau orangnya? Beritahu padaku!” desak David. “Angel pernah bercerita padaku, bahwa dia mengagumi sosok pria yang bernama… Aldo! Ya namanya Aldo!” seru Angga. David menautkan satu alisnya. “Baiklah! Aldo. Angga, Boleh aku minta bantuan dengan mu?” mohon David. “Bantuan apa?” Tanya Angga. “Tolong tanyakan dengan Angel apakah dia dan Aldo memiliki hubungan lebih. Please, tolong tanyakan dengan nya ya” mohon David dengan wajah yang memelas. Angga tak tega jika melihat adik sepupu nya seperti itu, Angga berfikir sepertinya David sangat tak ingin kehilangan harapan untuk memiliki Angel. “Hmm baiklah kalau begitu akan ku usahakan” jawab Angga mengambil keputusan. “Yeayyy… makasih Anggaaa!!!” pekik David senang.

Malam ini, Angel masih terdiam dan memandang kosong ke arah bucket bunga bunga yang tertumpuk dimeja hias kamar Angel. Pikiran nya menerawang jauh mencari tau siapa pria misterius yang hobi mengirim bucket bucket bunga untuk Angel. Setahu Angel, ia tak pernah berteman ataupun dekat dengan pria kecuali Aldo. Tak mungkin Aldo yang mengirimkannya, karena Aldo baru mengenal Angel. Atau mungkin Angga? Pegawai toko bunga langganan nya? Mustahil bagi Angel.

Karena bosan, Angel keluar kamar dan menemui mama nya yang sedang merenungkan diri di ruang tengah. Angel merasa heran melihat mama nya yang tampak kebingungan.

“Mama kenapa? Kok melamun?” Tanya Angel duduk di sofa samping mamanya. “Ngel, ini ada kiriman bucket bunga lagi buat kamu” mama Angel menyodorkan sebucket mawar lili putih yang indah pada Angel. Angel meraihnya. “Dan ada surat ini dari pengirimnya” mama Angel memberikan amplop berwarna ungu. Angel segera membuka dan membaca nya. Ia sangat penasaran dengan seseorang yang selama ini mengirimnya bunga.

‘Angel, andai kau tau siapa aku. Dan andai kau tau aku selalu berada di dekatmu. Kuharap kau masih mengingat ku. Mengingat masa lalu kita, mengingat semua kenangan kita, mengingat janji janji kita, dan mengingat kebersamaan kita yang telah lama tidak kita rasakan. Aku disini, aku telah kembali. Aku akan menemui mu, secepat waktu berjalan, dan disaat waktu yang tepat. Tunggu aku Angel’

Secret Name

Angel benar benar tak mengerti dengan isi surat itu. Seseorang yang saat ini berada di dekatnya? Tapi Angel sama sekali tak tau. Masa lalu, kenangan, janji janji, kebersamaan, Angel sama sekali tak mengingat semuanya. Padahal Angel tak pernah mengalami amnesia. “Ngel, lebih baik kamu tunggu petunjuk selanjutnya. Siapa tau pengirim itu memberi tanda dan kode untukmu” tukas mama Angel. Angel hanya terdiam, tak bisa berkata apa apa. Karena rasa penasaran, kebingungan, keresahan, kegundahan dan kegelisahan telah memenuhi relung hatinya.

Pagi hari selanjut nya. Angga hendak pergi untuk membuka toko bunga nya, tapi tiba tiba David mencegahnya. “Angga, tunggu!” cegah David. “Ada apa? Aku harus membuka toko bunga ku! Kau mau ikut?” Tanya Angga. David menggeleng. “Aku hanya ingin memesan bucket bunga sedap malam padamu. Dan aku membutuhkannya nanti sore” pinta David. “Huft, kau ada ada saja! Baiklah akan ku usahakan” desah Angga. David tersenyum lebar. “Oh ya ga, kurasa kau tak perlu bertanya pada Angel dia memiliki hubungan dengan Aldo atau tidak” kata David. “Loh kok gitu? Bukannya kau yang sangat mendesakku untuk menanyakannya?” Tanya Angga heran. “Iya sih! Tapi aku tak ingin merepotkanmu, aku akan mencari tau sendiri..” kata David. “Ohh.. baiklah terserah kau saja..” Angga

Cerpen Karangan: Anisa Rizky Rubbyanti
Facebook: Anisa Rizky

Cerpen Sahabat Masa Lalu Ku (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinderella’s After Story

Oleh:
Orang berkata cinta akan tumbuh seiringnya waktu tapi apakah itu benar? Mungkinkah cinta akan tumbuh di hatinya untukku? Aku hanya bisa memandanginya saat dia tidur seperti ini, memperhatikan matanya

My Secret Admirer

Oleh:
Aku masih duduk di Delight’s cafe lantai 3, kafe kenanganku sambil menatap sunset yang sangat indah. Setangkai mawar putih dan seorang kekasih menemaniku. Aku sangat merindukan momen-momen ini. Momen

Gengsi

Oleh:
“Tiap hari aku membayangkan kamu, Nadin Dinda Syafitri. Senyuman bibir merah itu, tatap manja itu, desah nafas saat kamu kedinginan, wajah memelasmu menahan ngantuk, hangat genggaman tanganmu, semuanya. Semakin

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *