Sssttt… I’m Here (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 31 October 2016

“Ras…” panggil wanita bertubuh agak gempal
“Oii…” jawabku santai tanpa menoleh
“Dua hari ya.” melemparkan sesuatu padaku
Aku sontak bangun dari tidur santaiku melepaskan Ipad yang sedari tadi tak bosan kutatap.
“Seriusan?! Thank you so much Nit.” kuhampiri lalu mencium pipi bulatnya.

Dengan wajah sumringah yang tak bisa dibendung, aku memacu outlander sport berwarna white pearl ke luar dari rumah melewati pagar hitam yang menjulang tinggi.
Aku bersenandung mempercepat laju, tiba-tiba bumper depan seperti menyentuh sesuatu. Aku berhenti lalu memeriksanya ke luar. Tak ada apapun.

Kulanjutkan lagi perjalanan. Setibanya di kampus, wanita berparas cantik tengah menantiku dengan senyum yang tak kalah cantiknya.
“Selamat pagi, pangeran.”
“Selamat pagi, tuan putri.” menyambutnya dengan rangkulan
“Mobil baru?”
“Hmm… iya dong.” jawabku agak lambat

Kami ke kantin untuk sarapan, baru 10 menit bersama Sam harus pergi karena kelasnya dimajukan. Tak lama Sam pergi, Anto mendatangiku.
“1,3 ya.” mengarahkan kunci padaku
“1,2 deh To.” mencoba menawar
“Yaudah 1,7.” menarik kembali uluran kuncinya
“Yah kok malah naek sih, ya udah deh 1,3.” akhirnya berdamai dengan transaksi ini.

Mataku tak lepas dari sosok wanita yang cukup familiar. Anto tengah asik menyeruput kopi susu dengan rok*k di tangan kirinya.
“Woi Ras, liat apa sih lu?” Anto membuyarkan pandanganku
“Eh To, lu tau dia siapa?” menunjuk wanita mungil yang masih di tempatnya
“Oh itu Yumira. Kenapa? Lu suka? Wah parah lu. Kalo Sam tau bisa gawat nih.” memanaskan suasana
“Apaan sih lu To. Gue cuma ngerasa kayak pernah liat itu cewek tapi bukan disini.” masih mencoba mengingat
“Hmm…” gumamnya tak percaya

Pukul delapan malam aku menjemput Sam dan membawanya ke sebuah bangunan apartemen terkenal di kawasan borju ini. Aku mengenakan setelan jas johnwin single vest hitam dengan cotton shirt mango berwarna light pastel blue dipadukan celana chino hitam dan sepatu vans hitam andalanku tentunya. Sedangkan Sam mengenakan burberry english lace dress berwarna thistle pink yang membuat tubuhnya semakin terlihat ramping dipasangkan dengan sepatu manolo blahnik berhak 10 centimeter berwarna senada. Binar matanya menunjukkan kesiapannya mendapat kejutan dariku. Senyum cantiknya pun tak pernah lepas sepanjang perjalanan yang membuatku semakin terpesona dibuatnya. Aku benar-benar mencintai wanita ini.

“Thank you for always treat me like a princess, darl.” senyumnya mengena di hati
“Because you are a real princess in my life.” kuraih tangan halusnya

Sesampainya di pintu masuk kuserahkan kunci pada valley. Tangan kanan Sam mengait pada lengan kiriku, kami memasuki lobby. Dari kejauhan aku melihat seseorang, benar saja itu Yumira. Dia bersama seorang laki-laki paruh baya yang merangkulnya dengan mesra.
“Siapa pria itu? Apa yang mereka lakukan disini? Ah biar saja. Bukan urusanku” pikirku

Makan malam super romantis telah kupersiapkan untuk memperingati hari jadi wanita yang telah menemaniku hampir 3 tahun belakangan ini. Satu set menu perancis telah tesedia di meja makan bundar lengkap dengan beberapa candle di sekitarnya. Dimulai dengan appetizer soupe a l’oignon, dilanjutkan foie gras sebagai main course, camilan waffle manis gaufres menjadi dessert dan tak lupa shiraz wine untuk penghangat suasana.

Kami menikmati makanan yang telah kurancang sedemikian rupa ini dengan lahap. Setelahnya kuajak ia berdansa dengan musik jazz kesukaannya. Meski tarianku cukup kikuk namun berhasil membuatnya tertawa lepas. Saat musik berganti, ia mengakhiri tarian lalu menepi menghadap ke arah luar gedung. Menatap kota metropolitan ini dari ketinggian 236 kaki, malam yang sangat cerah dengan dukungan langit dan seisinya. Kupeluk tubuhnya dari belakang menaruh daguku di atas pundaknya hingga membuat pipi kami saling bersentuhan.
Tiada kata yang terucap. Kami hanyut dalam irama malam.

ADVERTISEMENT

Acara belum berakhir, aku menggiringnya ke sofa besar berwarna putih yang di depannya terdapat TV LED 55 inci lalu kunyalakan video yang sudah kubuat dalam seminggu terakhir ini. Diawali dengan foto-foto masa kecilnya hingga dewasa, juga beberapa video ucapan selamat ulang tahun dari para keluarga, teman dan sahabatnya. Diakhiri video dariku sendiri yang kututup dengan memberikan kotak pink berhias pita cantik menjuntai. Ia membukanya dengan airmata yang perlahan menetes di pipi merahnya, sebuah kotak cincin berbentuk love ada di dalamnya. Kubantu ia membuka kotak love tersebut dan kutautkan cincin putih bermata rubi biru di jari mungilnya.
“Happy birthday my love.”
“Thanks honey.”
Kudapati bibir merahnya mendarat di bibirku dan beralih pada pelukan yang cukup erat. Aku sukses memanjakannya malam ini. Kurasakan tubuhnya perlahan memberat ternyata ia tertidur dalam dekapanku. Kubopong tubuh rampingnya ke kamar, kuselimuti dan tak lupa kecupan selamat malam di keningnya.

Aku pernah berjanji untuk tidak merok*k lagi pada Sam, tapi kebiasaan itu sulit ditanggalkan. Jadi saja aku turun ke minimarket di lantai dasar untuk membeli sebungkus rok*k. Pada hisapan akhir batang ketiga, kantuk mulai menyerang dan kuputuskan untuk kembali ke unit. Di dalam lift aku menekan angka 18 di antara angka 1 hingga 23. Saat menyusuri koridor aku terkejut melihat sosok wanita yang ke luar dari unitnya dengan keadaan lunglai. Wanita itu tampak mencurigakan, di bagian bawah gaun putihnya terdapat sesuatu berwarna merah yang terus menetes juga sesuatu yang dipegang di tangan kanannya. Kuperhatikan dengan seksama, wanita itu ternyata Yumira. Karena penasaran dan khawatir aku mengikutinya tiga meter di belakang. Ia berjalan naik menggunakan tangga darurat. Setelah melewati lima lantai sampailah kami di atap gedung, ia terus berjalan dan berhenti dua meter dari tepi gedung. Ia berdiri cukup lama, benda tajam yang berbalut cairan merah di tangan kanannya pun jatuh disusul dengan ambruk tubuhnya dalam keadaaan berlutut. Ia berteriak sangat keras yang terdengar seperti sebuah penyesalan.

Dia baru saja membunuh seseorang, kakiku gemetar melangkah mundur meninggalkannya. Pikiranku melayang dan semakin kacau, bagaimana bisa wanita sepertinya bertindak keji. Menuruni anak tangga masih dengan rasa tak percaya pada apa yang baru saja kulihat. Ada ketakutan yang tiba-tiba muncul menyelimutiku. Tubuhku melemas dan seketika pandanganku gelap.

Seseorang dengan seragam kebersihan menggoyangkan tubuhku.
“Mas… mas… bangun mas. Kok tidur disini sih.”
Aku terbangun dengan kepala yang terasa berat. Ternyata semalam aku terjatuh dari beberapa anak tangga dan pingsan sampai pagi. Aku kembali ke unit, Sam terlihat sibuk di dapur.
“Morning sayang, mandi gih sarapan udah siap nih.”
Aku berlalu tanpa berkata apapun. Selesai mandi, kami sarapan dan berangkat kuliah. Selama perjalanan aku lebih banyak diam. Sam mendominasi suasana dengan ceritanya. Aku tidak terlalu memperhatikan karena ada sesuatu yang menggangguku.

Kami berpisah di koridor menuju kelas masing-masing, saat melewati beberapa kelas aku melihat Yumira. Berada di barisan paling tepi dengan pandangan membatu. Terlintas lagi kejadian semalam di benakku, apa benar dia telah melakukan hal keji itu. Aku memandanginya dengan perasaan sedikit takut yang tiba-tiba tertangkap mata olehnya, langsung saja kumenghindari tatapannya dengan berjalan cepat ke arah kelasku.

Kelas berakhir, aku ke luar dengan rasa sakit kepala yang tiba-tiba menyerangku. Aku ingat sesuatu. Saat kemarin bumper mobil menyentuh sesuatu, sosok itu ada tepat disana. Yumira, wantita itu ada di depan pandanganku sebelum aku ke luar mobil. Dia ada saat kejadian itu. Tapi… saat kuperiksa tidak ada apapun. Lalu kemana dia pergi atau lebih tepatnya siapa dia sebenarnya. Kepalaku semakin sakit lalu semua gelap lagi.

Cerpen Karangan: Siti Nurhasanah
Blog: earthough.tumblr.com

Cerpen Sssttt… I’m Here (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Rumah Nenek

Oleh:
Aku melihat temanku Rito yang sedang kegirangan, sehingga aku tanya dia. “Hey Suzuro, aku dengar ada anak baru loh.” kata Rito dengan nada gembira. Dari ekspresi dan nada bicaranya

Jenazah yang Berpindah (Part 1)

Oleh:
Evha berjalan sendiri di sebuah jalan bertanah liat yang becek. Pemandangan di depannya begitu hijau, kabut samar tidak berhasil menutupi indahnya pemandangan tersebut. Di kanan Evha terdapat tebing yang

Permainan Sang Iblis (Part 1)

Oleh:
Burung-burung berkicau bersamaan cahaya matahari yang hangat. Pagi ini, desa kecil ini dipenuhi berbagai aktivitas penduduknya. Desa terpencil yang jumlah penduduknya dapat dihitung jari. Tidak banyak orang mengetahui desa

Hmm…

Oleh:
Terpaku membisu dalam keheningan malam, ingin rasanya ku menjerit dalam kesunyian, namun apa daya. Untuk apa ku menjerit dalam kesunyian, tak akan ada pula yang dapat mendengar jeritanku meski

Misteri Kost Nomor 13

Oleh:
Namaku adalah Dinda Syahputri dan satu lagi, aku mempunyai sahabat yang bernama Helena Jasmine. Kita berdua ini dulu memang satu sekolah apalagi kita juga sahabat dan sekarang kita berdua

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *