Bintang Sang Juara
Cerpen Karangan: Flora Maleeka AfriyantoKategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 28 May 2023
Hari masih gelap, bulanpun masih senantiasa menyinari bumi. Hawa yang begitu dingin menyelimuti tubuh, membuat semua orang malas untuk terbangun dari tidurnya. Ditambah lagi saat ini musim hujan, membuat hawa dingin menjadi bertambah. Pagi masih buta matahari belum mengeluarkan senyuman manisnya, manusia masih tertidur lelap. Namun pagi yang begitu dingin tidak membekukan semangat Bintang, setiap pagi sebelum berangkat sekolah Bintang selalu membantu ibunya berjualan nasi uduk.
Bintang merupakan anak gadis yang cantik, dia juga anak yang rajin dan pintar. Sedari ia duduk di bangku SD, Bintang selalu menjadi ranking 1. Prestasi tersebut berhasil ia pertahankan hingga saat ini. Bintang selalu mengutamakan sekolahnya dibandingkan bermain bersama temannya seperti anak pada umumnya. Terkadang di sekolah, Bintang sering dibully karena gaya hidupnya yang sederhana. Walau hidup dalam keluarga yang sangat sederhana, Bintang tidak pernah malu maupun malas untuk belajar. Justru, dengan adanya kekurangan tersebut Bintang menjadi semangat belajar agar bisa membanggakan ibunya. Bintang hanya hidup berdua Bersama ibunya. Ayahnya meninggal dunia saat Bintang kelas 5 SD. Ayah Bintang menderita kanker stadium akhir dan akhirnya kembali ke pangkuan pencipta. Pedih rasanya, namun Bintang percaya bahwa semua yang ia alami adalah takdir yang ditulis sedemikian rupa oleh Tuhan.
Suatu hari, saat Bintang sedang mengerjakan praktik menggambarnya di kelas, salah satu teman sekelasnya, Bima menghampirinya. Bima hendak meminjam peralatan gambar milik Bintang, beralasan bahwa miliknya tertinggal di rumah. Bintang dengan senang hati meminjamkan alat gambarnya. Zora, teman dekat Bintang lalu mengusulkan bahwa kedua siswa tersebut berbagi peralatan gambar, sehingga keduanya masih bisa berproses dalam praktik masing-masing.
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba kepala Bintang dilempar menggunakan pensil warna, sontak membuat Bintang memekik kaget dan langsung menoleh ke belakang. Bimalah sang pelaku. Setelah melihat bahwa pensil warna Bintang sudah mengecil dan usang, ia merasa geli dan berpikir untuk mengolok-olok Bintang.
“YAAAAH MISKIN! GA MAMPU BELI LAGI YA!?” seru Bima dengan suara cukup kencang yang mampu memancing perhatian beberapa murid untuk melihat mereka.
“INI PENSIL ATAU PENGHAPUS?! KECIL AMAT!” ejek salah seorang teman Bima.
Zora yang tidak terima melihat sahabatnya diolok-olok begitu saja langsung mengambil pensil warna yang terlempar dan memarahi Bima. Ia dengan geram memberitahu bahwa perilaku yang mereka lakukan tidaklah terpuji. Namun seolah telinga mereka sudah ditutupi, mereka lanjut tertawa seakan Zora tidak memarahi mereka. Pada akhirnya, Zora tidak akan didengarkan juga. Bintang juga tidak memedulikan perlakuan Bima dan kawan-kawan. Ia memilih untuk kembali fokus pada gambarnya.
Bagi Bintang, hal seperti ini sudah biasa. Sudah kesekian kalinya Bintang diolok-olok. Seperti saat itu, dimana buku-buku Bintang sengaja diletakkan di atas lemari, dan bukannya membantu Bintang menurunkan bukunya, mereka malah menertawakan Bintang yang bersusah payah mengambil bukunya kembali. Zora bingung dengan sikap Bintang yang acuh tak acuh terhadap para penindas. Jika ditanyakan gadis itu hanya akan menjawab;
“Tidak ada gunanya melawan mereka. Pada akhirnya, mereka pasti akan lelah.”
Bintang sungguh anak yang tangguh, dia dapat menangkal semua ejekkan dari temannya. Di tengah-tengah pembelajaran tersebut, terdapat pengumuman bahwa US (Ulangan Sekolah) untuk kelas IX akan dimulai minggu depan dan diharapkan semua peserta didik siap untuk mengikuti US tersebut. Mendengar hal tersebut membuat Bintang menjadi semakin semangat untuk belajar.
Tak terasa hari semakin sore, pembelajaran sekolah pun telah selesai. Seperti biasa Bintang dan Zora pulang bersama. Mereka berbincang satu sama lain dan saling menukar cerita lucu yang terjadi di sekolah, tiba tiba Zora bertanya kepada Bintang.
“Tang, kenapa sih kamu kalo diejek diem doang? ‘Kan bisa ngelawan atau marah gitu. Aku ga tega kamu diginiin terus,” tanya Zora dengan nada melas. Bintang hanya tersenyum tipis.
“Aku bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang. Aku tidak merasa keberatan dengan kondisi ekonomiku yang sederhana, maupun olokan teman-teman sekelas. Aku ingin bisa menempuh ilmu yang banyak dan menjadi orang sukses di masa depan. Untuk mewujudkan hal itu, tentu aku akan dihadapkan dengan banyak tantangan, makanya aku tidak apa-apa,” jawab Bintang panjang lebar.
Mendengar perkataan tersebut Zora terdiam sejenak, kemudian tersenyum kepada Bintang. Walaupun selalu diinjak-injak oleh orang lain, Bintang tidak memedulikan kata-kata negatif yang ia terima. Justru dia dapat membuat kata negatif tersebut menjadi sebuah motivasi untuk terus menempuh ilmu. Sesampainya di rumah Bintang memberitahu kepada ibunya semua hal yang telah terjadi di sekolah. Bintang juga tidak lupa memberitahu ibunya bahwa minggu depan dia akan mulai US. Ibu Bintang membalas putrinya dengan senyuman, sembari mengelus lembut kepala sang buah hati.
“Yang sabar ya dek, kamu ga perlu malu dan ga perlu takut karena kamu tidak salah disini biarkan saja orang seperti mereka yang terpenting kamu fokus belajar ya raih cita-citamu jangan mau kalah sama mereka,” ujar ibu kepada Bintang. Bintang membalas ucapan ibunya dengan anggukkan kecil. Bintang segera belajar dengan giat untuk mempersiapkan USnya.
Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, hari dimana semua murid fokus untuk mengerjakan US, tak terkecuali Bintang. Ia telah menyiapkan dirinya sedari lama. Bintang ingin lulus SMP dengan nilai terbaik di angkatannya, dan ujian ini adalah penentu nasib Bintang. Apakah Bintang bisa melewati semua ini? Semua jawaban ada di tangannya.
Hari pertama US berjalan dengan sukses, lalu diikuti oleh hari kedua, hari ketiga, hari keempat, dan seterusnya. Hingga akhirnya hari penentuan nilai murid telah datang juga. Semua berkumpul di satu ruangan untuk melihat hasil kerja keras mereka. Satu persatu nama murid ditayangkan, hasil ujian dan pembelajaran tercantum sebagai penentu kelulusan murid. Bintang dan Zora menunggu nama mereka keluar, dan akhirnya terlihatlah nama Bintang. Betapa terkejutnya Bintang. Dia lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya! Berita ini sontak membuat semua terkejut sekaligus kagum akan prestasi Bintang yang luar biasa.
“Selamat ya, Bintang kamu hebat!!!” seru Zora dengan penuh semangat.
“Kamu keren Bintang!!!” ucap teman-teman seangkatan Bintang.
Tak bisa menahan air matanya, Bintang menangis tersedu-sedu. Dia bangga dengan dirinya sendiri yang berhasil lulus dengan nilai tertinggi di angkatannya. Bintang telah memenuhi janjinya kepada ibunya: lulus dengan nilai terbaik dan membanggakan ibunya. Ibunya yang berada di ruangan yang sama dengan Bintang juga merasakan kebanggaan yang hebat terhadap putrinya. Semua orang pasti bangga jika bisa menjadi seperti Bintang. Perjuangannya tidak terbuang sia-sia, semua proses belajar yang ia lalui hari demi hari membuahkan hasil yang memuaskan.
Lalu bagaimana dengan Bima dan kawan-kawan yang dahulu sering menindas Bintang? Mereka lulus sama seperti Bintang. Hanya saja, dengan nilai yang pas-pasan. Melihat Bintang dapat berada di atas mereka membuat mereka malu akan perlakuan mereka terhadap Bintang. Bima dan teman-temannya meminta maaf kepada Bintang atas perbuatan mereka selama ini.
“Jangan selalu menindas orang dari penampilannya, karena kita ga tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang nanti,” balas Bintang hangat, membuat Bima semakin malu akan perbuatannya. Pada akhirnya, Bintang memaafkan semua perlakuan Bima dan kawan-kawan.
Mereka lulus dengan hasil perjuangan mereka masing-masing. Bintang dapat lulus dengan nilai tertinggi berkat ketekunannya dalam belajar. Bintang juga tidak peduli dengan ucapan buruk yang dia dapatkan dari teman-temannya, karena bagi Bintang yang utama adalah belajar dan dapat lulus dengan segala prestasi. Kita juga dapat bertindak seperti Bintang, mengubah perkataan negatif menjadi sebuah hal positif dan menjadikannya motivasi untuk meraih cita-cita kita.
Cerpen Karangan: Flora Maleeka Afriyanto
instagram: @Rinsukoo
Cerpen Bintang Sang Juara merupakan cerita pendek karangan Flora Maleeka Afriyanto, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Bagai Bintang Sirius
Oleh: Dini FebriyantiPlak! Tamparan keras mendarat di pipi Nella yang mulus. “tampar aja terus! Tampar!” ujar Nella penuh emosi. “beraninya kamu dengan ayah kamu sendiri!” balas ayah Nella. “ayah? Ayah gue
Nabi Adam dan Manusia Purba
Oleh: Nalar CahyatiPada hari ini kita hidup di mana kekayaan dianggap sebuah tonggak kesuksesan. Kesuksesan hanya diukur dari banyaknya materi atau harta yang dimiliki seseorang, dan bukan diukur dari banyaknya prestasi
Ketika Wanita Itu Menghampiri Mu
Oleh: Akarifah AtiekahKala itu aku sedang duduk santai di bangku taman kampus, sambil membaca buku kuperhatikan satu-persatu halaman demi halaman yang kuharapkan bisa menembah wawasanku. tak lama kemudian ku mendengar suara
Kejutan
Oleh: Heni Wiji UtamiTet… tet… tet… Bel tanda istirahat berbunyi terdengar nyaring di telinga siswa siswi SMK Negeri 1 Purwodadi, selang beberapa detik kemudian terdengar teriakan dari seorang siswi, teriakan itu mengagetkan
Kisahku Yang Tak Berjalan Mulus
Oleh: Zaki AsngadiPerkenalkan namaku Revan, sekarang aku kelas XI di Madrasah yang terkenal di kotaku. Aku akan menceritakan sebuah kisah cintaku yang berakhir dengan kebencian dan tidak berjalan lancar. Sebut saja
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply