Semua Gak Bisa Dibayar Dengan Uang
Cerpen Karangan: Afidatul Putri AisyiyahKategori: Cerpen Anak, Cerpen Nasihat, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 27 October 2017
Hai namaku Rehan, aku duduk di bangku dasar kelas 5 sd. Hari ini aku dan temanku yaitu; Nina, Syakib dan Dona akan makan bersama di kantin saat istirahat ini. Tak ada satupun hari tanpa bersama teman. Aku sambil bercanda dan makan sampai tak terasa kalau makanannya sudah habis dan saatnya membayar semua makanannya.
“Hari ini aku yang traktir oke!!” ucap Syakib sambil menunjukkan uangnya.
“Wih… , banyak duit nih!!” sahut Dona.
Tapi aku merasa tak mau kalah dari Syakib dan ingin dipuji lalu aku langsung menunjukkan uang yang lebih banyak dari Syakib. “Udah Kib, gak usah hari ini aku traktir”
Yang lain pun gembira tapi, Syakib tampak murung.
Istirahat selesai, waktunya memulai pelajaran lagi. Pelajaran kali ini adalah pelajaran matematika dan biasanya guruku menyuruh muridnya menggunakan pensil tapi aku lupa membawanya. Aku yang duduk sebangku dengan Syakib langsung minta izin untuk meminjam pensil miliknya.
“Syakib pinjam pensilnya ya!!” izinku sambil melirik tempat pensil milik Syakib.
Namun Syakib terlihat ragu-ragu untuk meminjamkannya.
“Gimana nih!, ini adalah pensil peninggalan ibuku!!, aku pinjemin gak yah?” tanya Syakib dalam hati.
Aku memandang Syakib. “Boleh gak nih?”
“I-iyah deh boleh!”
“Gitu dong, aku kembalikan besok oke!” kataku tersenyum.
Syakib mengangguk tersenyum.
Saat pulang sekolah kami selalu berjalan kaki bersama-sama. Tanpa kusadari tasku terbuka lalu pensil Syakib jatuh ke selokan dengan barangku yang lainnya. Semua berusaha menolong termaksud Syakib yang terlihat khawatir dengan pensilnya.
“Udah gak usah dipungut aku bisa beli lagi kok!!” ucapku sombong.
“Tapi pensilku!!” ucap Syakib
“Udah tar aku ganti!, banyak kok pensil kayak gitu!!”
Semua temanku pun menatapku dengan serius.
“Eh, gak semua barang bisa kamu bayar dengan uang!!, asal kamu tau!, itu pensil peninggalan ibuku!!” ucap Syakib sambil menangis.
Syakib langsung menangis dan pergi meninggalkan semua.
“Jahat banget sih Rehan!!” ucap Nina.
Semua pun pergi meninggalkanku.
Keesokan harinya Syakib tidak masuk sekolah, disitu aku merasa bahwa aku bersalah. Semua orang menjauhiku termasuk temanku.
“Maafkan aku teman-teman!!” ucapku meminta maaf.
“Harusnya kamu minta maaf sama Syakib!, bukan kita!!” ucap Dona.
“Kalian mau kan bantuin aku ke rumah Syakib untuk minta maaf sama Syakib?, pasti dia gak masuk karena aku!!” ucapku menunduk
Semua temanku mengagguk senyum.
Saat pulang sekolah kami semua pulang ke rumah Syakib, untuk menunjukkan sesuatu pada Syakib.
Syakib keluar dengan wajah pucat menghampiriku
“Im, sorry Syakib ini untuk kamu!!” ucapku sambil menunjukkan hadiah bertuliskan maaf.
“Iya aku maafin kok!!” balas Syakib
Aku belajar bahwa tidak semua bisa dibayar dengan uang dan aku tidak akan mengulang kesalahan ini lagi.
Cerpen Karangan: Afidatul Putri Aisyiyah
Facebook: Ahyu Dindalik
Cerpen Semua Gak Bisa Dibayar Dengan Uang merupakan cerita pendek karangan Afidatul Putri Aisyiyah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Hanya Sebuah Puisi Sederhana Untuk Ibu
Oleh: Afra Fazila Abdul KadirHai namaku lisa aisyah zahra. Kalian bisa memanggilku lisa. Oke lanjut saja ke cerita. “Lisa sini bentar dong” kata temanku vivi. “Iya kenapa vi?” Jawabku, “ini katanya ada lomba
Kebahagiaan Kakak Mendatangkan Seorang Sahabat
Oleh: Sofiah KhasinahLiburan sekolah telah tiba. Laura gadis SMP kelas 2, telah menerima hasil raportnya. Nilai-nilai raportnya tidak ada yang mengecewakan. Laura berencana untuk berlibur ke rumah neneknya yang tinggal di
Tetesan Air Mata
Oleh: Devi Purnama SariAku punya teman namanya Riri dia adalah seekor kucing berwarna putih, Ibukku bernama Lilik, dan Ayahku bernama Untung, Adikku bernama Nanda. Dulu saat aku masih sekolah SD, aku selalu
Cinta Kakek
Oleh: Siti ZubaidahSaat itu aku masih berumur 8 tahun. Aku dan seluruh keluargaku pergi untuk mengunjungi kakek dan nenek menggunakan mobil. Aku masih ingat saat itu hari sangat mendung. Angin berhembus
Beli Ibu Di Mana Ya?
Oleh: Musaiyaroh Kamaliatun KarimaNamaku kiki, usiaku saat ini 8 tahun dan aku duduk di kelas 3 SD. Jarak antara rumahku dengan sekolah tidak terlalu jauh, sehingga aku tidak pernah diantar oleh orangtuaku
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply