Bersama Hujan Kamu Datang Lalu Memilih Untuk Pergi
Cerpen Karangan: Elviad GheaKategori: Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 27 October 2017
Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang, rasa lelah menghantam tubuhku setelah pulang dari perjalanan luar kotaku karena urusan bisnis.
Aku tiba-tiba mengingat Rena perempuan yang menjadi kekasihku empat tahun ini, pertemuan kami diawali karena kecintaan kami terhadap hujan, kala itu aku sedang duduk di teras rumahku memandangi setiap tetes air hujan yang turun dari langit, aku sangat suka dengan hujan, memandang tiap tetesnya seakan membawa larut masalah yang sedang aku alami, suaranya saat menyatu dengan bumi membuat perasaanku tenang namun tak lama menjelang aku melihat seorang perempuan sedang bermain-main dengan hujan di jalan raya tak jauh dari rumahku berada, aku terus memandangi perempuan itu, rasanya dia sangat bahagia, sepertinya dia juga menyukai hujan. Tanpa komando aku memutuskan untuk menemui perempuan itu.
“suka hujan?” tanyaku padanya yang membuat dia sangat kaget “iya, aku sangat suka hujan karena bisa menyamari air mataku, bisa meneduhkan hatiku” jawabnya padaku “aku frans” aku mengulurkan tanganku padanya “Rena” balasnya “apakah kamu juga suka hujan Frans?” tanyanya kemudian “sebaiknya kita duduk dulu, itu rumahku” aku mengajaknya sembari menunjukkan arah rumahku padanya.
Aku mengambilkannya handuk kecil dan segelas teh hangat setelah dia sudah duduk di kursi teras rumahku “terimakasih” jawabnya disertai dengan senyum manisnya “aku sangat suka hujan Rena, hampir mirip dengan yang kamu katakan hujan seakan bisa membawa larut masalah, menenangkan hati” “apakah aku bisa mengajakmu untuk terus menikmati hujan?” tanya Rena “oh tentu Rena dengan senang hati”.
Sejak saat itu kami selalu menikmati hujan bersama hingga disaat kami sedang duduk di taman kota, hujan tiba-tiba jatuh dari langit, aku memandangi Rena yang begitu menikmati tetes demi tetes hujan yang jatuh ke permukaan wajahnya, dia menatap langit serta menutup matanya aku merasa ini saatnya aku ungkapkan apa yang aku rasakan, jujur aku sudah jatuh cinta dengannya dan ingin memilikinya.
“Rena…” aku mulai mengumpulkan keberanianku “iya Frans” jawabnya halus “kecintaanku pada hujan membawaku bertemu dengan orang yang membuatku jatuh cinta, apakah kamu mau untuk aku milikimu selamanya melewati hujan demi hujan bersama?” mengatakan itu membuat aku merasa sangat lega, apapun jawabannya nanti aku sudah siap mendengarnya, Rena lalu menatapku dalam dan tersenyum manis lama dia terdiam, aku terus menunggunya memberi jawaban dengan rasa gugup takut ditolak.
“aku kira perasaanku kepadamu yang tak berani kuungkapkan sekarang sudah terjawab Frans…” aku lalu mencerna kata demi kata yang ia ucapkan, batapa bahagianya aku mendengarnya aku lalu memeluknya erat sekarang dia sudah menjadi milikku, hujan menjadi saksi atas cinta kami…
Aku tersadar dari lamunanku tentang pertemuanku dengan Rena, semenjak dua bulan terakhir aku merasa Rena benar-benar berubah dia sudah sering menolak untuk pergi bersamaku dengan alasan kesibukan kantornya. Aku sudah berusaha memberikan waktu di sela kesibukanku tapi dia selalu tak peduli, bahkan tak jarang dia marah tak jelas, kabar darinya sekarang sudah sangat jarang kudapat. Aku memutuskan untuk memberikan surprise malam ini untuknya aku ingin memperbaiki hubungan kami saat ini, aku sudah memutuskan untuk melamarnya aku tak ingin dia direbut oleh orang lain.
Aku melihat jam di dinding kamarku jam enam sore aku lalu mempersiapkan diri, tak lupa kubawa cincin yang kubeli beberapa bulan lalu, cincin yang diidamkan oleh Rena sejak lama, “malam ini rena pasti bahagia” bisikku dalam hati.
Aku mengambil handphoneku dan menghubunginya “Rena, kamu apa kabar?” jawabku setelah teleponku diangkat “aku baik Frans” jawabnya singkat “maaf ya Ren, aku baru bisa pulang besok” kataku berbohong “oh begitu, ya sudah nggak apa-apa kamu baik-baik ya di sana” katanya perhatian “kamu malam ini ke mana?” “aku ada janji makan malam jam tujuh sama teman-teman di cafe tempat kita biasa makan” aku begitu senang bisa mendapat informasi penting ini “salam buat teman-teman kamu ya, selamat sore” jawabku lalu menutup telepon.
Masih ada kurang lebih empat puluh lima menit lagi ke sana aku lalu memutuskan pergi sekalian membeli bunga untuknya, dengan jarak rumah yang tidak begitu jauh dari cafe itu, aku sampai lima belas menit lebih awal aku lalu memilih untuk menunggunya di kursi depan cafe, aku sudah sangat grogi aku mengulang-ngulang kata apa yang harus aku katakan untuk melamarnya nanti, detak jantungku sudah tak karuan.
Tiba-tiba hujan turun membasahi bumi lagi malam ini, aku sedikit tersenyum apakah ini pertanda bahwa kami akan terus bersama dengan hujan sebagai saksinya, tak jauh dari situ aku melihat Rena keluar dari mobilnya, betapa bahagianya aku, dia begitu cantik tanpa mempedulikan hujan aku bangkit berdiri dari kursi itu melangkah menemui Rena, betapa kagetnya aku lima langkah aku berjalan dari kursi itu aku melihat ada seorang pria menggandengnya “Rena…!!!” aku berteriak, aku emosi, aku melewati hujan yang semakin deras dan melangkah mendekatinya bersama pria itu “Frans…” jawabnya sedikit gugup serta kaget dengan kedatanganku “dia siapa sayang…?” aku berusaha setenang mungkin “aku minta maaf Fans” dia menundukkan kepalanya “tolong jelaskan Rena…” sekarang dia diam, pria itu terus memandangi kami, aku tak peduli lagi dengan hujan saat ini, aku memegang dagunya dan mengangkat kepalanya “plis rena jelaskan siapa dia” suaraku sudah mulai melemah ditelan kekecewaan.
“dia calon suamiku Frans” jawabnya kembali menunduk, aku kaget, aku remuk, hatiku seakan di sambar petir jutaan volt sakit sekali, aku menangis “apa arti empat tahun rena, apa…?!!!” aku berteriak “kamu lihat ini, cincin yang kamu idamkan sejak lama aku menabung demi beli ini untuk kamu!!! kenapa kamu berbohong, kenapa kamu berkhianat Rena…!!!” aku mengeluarkan cincin yang aku bawa, aku tak bisa mengungkapkan rasa emosiku, marahku, kecewaku saat ini “maaf Frans” rena menangis “kenapa rena…? kenapa…!!! akh…!!!” aku terus mengeluarkan air mataku “kamu tahu gimana sakitku sekarang ren…?!!!” dia lalu memelukku dan menangis kencang “lepas rena…!!! aku tak butuh perempuan seperti kamu…!!!” aku mendorongnya dengan kasar “aku minta maaf frans, aku benar-benar minta maaf” dia sedikit berteriak, aku tak ingin penjelasan lagi kenapa dia memilih jalan seprti itu, hatiku yang sudah dia sayat-sayat membuatku memilih untuk pergi “aku minta maaf frans” dia berteriak berusaha mengejar namun pria itu menahannya aku berbalik dan melihatnya “semuanya sudah jelas selamat rena, trimakasih sudah menyakiti…!!!” balasku dengan terik.
Aku memilih untuk ke atas gedung tempatku bekarja, di sana aku menangisi semuanya, aku melihat bunga serta cincin yang aku bawa untuk perempuan itu begitu sakit sekali aku tak tau kenapa dia bisa mengkhianatiku “akh…!!!” aku berteriak kencang sangat kencang sekarang dalam tangis kekecewaanku aku benci hujan, hujan yang membawaku bertemu dengannya, hujan juga yang membawaku kepada pengkhianatan.
Cerpen Karangan: Elviad Ghea
Facebook: Elviad ghea
Cerpen Bersama Hujan Kamu Datang Lalu Memilih Untuk Pergi merupakan cerita pendek karangan Elviad Ghea, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Jomblo Stadium 4
Oleh: Damayanti ChildieshDi pelataran parkiran belakang kampus tepatnya di bawah pohon Akasia, tampak si Andi yang dari tadi merayu Nita. Ribuan rayuan gombal sudah Andi terapkan demi meluluhkan hati Nita, namun
White Blue Love Story
Oleh: Ranita Nurul LailyKu nikmati sepi malam ini, bagaikan di tengah hutan tanpa cahaya yang menerangi. Masih duduk di tempat yang sama, suasana yang sama hanya saja waktu yang membedakan. Kepala ini
Lelah Menanti
Oleh: Maylya IsnaeniDi bawah pancaran sinar matahari, dua orang pemuda yang sedang asik memperebutkan bola oranye itu seakan tidak mempedulikan keringat yang bercucuran membasahi wajahnya. Mereka tertawa lepas tanpa memperlihatkan wajah
Ketika Dia Yang Aku Harapkan Untuk Masa Depanku, Ternyata Bukan Dia
Oleh: Niluh Ayu Mutiara AriyantiDi atas gundukan tanah merah tawa kita merekah. Dulu kita bahagia bersama, menghabiskan masa sebelum kita benar-benar serius ingin menggapai asa. Dulu berlarian tanpa alas kaki dan merebah pada
Sebuah Ikatan
Oleh: Ulul Albabiyatul HusnaMoodku hilang. Berubah seketika ketika kau ucapkan hubungan kita tak akan berujung. Selama ini? Aku membuang waktuku denganmu. Menanti pagi, bermain dengan siang hingga senja, lantas berpisah ketika malam.
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply