Bukan Hakku Untuk Cemburu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Perpisahan
Lolos moderasi pada: 23 August 2017

Hari ini adalah hari terakhirku di Negara tercintaku ini. Besok aku akan terbang ke Belanda, melanjutkan kuliah S1 ku di sana. Untuk urusan pendidikan aku berasalan untuk melanjutkan studiku di sana tetapi untuk masalah hati mungkin aku sedang “kabur” untuk meninggalkan masalahku di sini.

“anne, kamu yakin mau ke Belanda” Tanya mama
“iya, ma. Keputusanku udah bulat. Mama gak perlu khawatir, kan di sana aku sama oppa oma.”
“gak, mama gak khawatir. Tapi tujuan kamu ke sana kalo kamu hanya ingin lupain Adrian itu yang bikin mama khawatir sama kamu.”
“gak, ma. Aku ke sana niat mau belajar. Mama tau sendiri kan cita-cita aku setelah lulus SMA mau kuliah di sana?”
“iya, sayang. Kalo keputusan kamu udah bulat, mama izinin kamu”
“tapi mah, tolong kalo Adrian nanyain aku, tolong jangan kasih tau dia ya mah”
“iya”

Sebenarnya Adrian adalah cowok yang ngedeketin aku sejak sma, dia perhatian dan baik banget sama aku. Tapi pada akhirnya dia gak seperti yang aku pikirkan. Setelah aku mempunyai rasa dengan dia, tiba-tiba dia bersama cewek lain. Aku gak tau siapa cewek itu, yang jelas aku sudah kecewa banget sama dia, ditambah lagi dia yang sering mengupload foto mereka berdua di sosmed. Pada saat pertama kali aku melihat dengan mata kepala aku sendiri, sejak saat itu aku mulai menghindar darinya. Toh alasanku untuk mengatakan cemburu juga tidak akan ada artinya karena aku gak punya hak untuk cemburu, aku bukan siapa-siapa dia. Rasanya aku ingin segera meninggalkan negeri ini dan berharap aku gak pernah ketemu lagi sama dia.

Malam terakhir aku tidur di kamar ternyaman ini, disertai rintik hujan di luar terasa menambah kedamaian malam terakhirku di sini. Aku ingin segera tertidur dan berharap waktu berjalan lebih cepat untuk malam ini. Tapi nyatanya mataku tak mau berkejasama dengan keinginanku untuk segera tidur.

Tiba-tiba aku mendengar handphoneku berbunyi, telfon dari Aira.
“ya, hallo”
“Ne, kok kamu gitu sih?”
“gitu gimana sih Ra?”
“tante bilang, kalo kamu besok mau ke Belanda. Gitu ya kamu, mau pergi tanpa pamit sama aku.”
“gak gitu sih Ra, kan biar kejutan aja.”
“kejutan, kalo kamu tiba-tiba ninggalin kita semua ke Belanda gitu?”
“tenang Ra, aku ke belanda mau kuliah di sana”
“nah itu, kan lama ne kalo kuliah, kamu emang kamu gak bakalan kangen apa sama aku?”
“iya-iya, besok kalo aku liburan bakalan pulang deh. Oiya besok kamu juga boleh kok ikut nganterin aku ke bandara. Tapi inget jangan telat ya”
“okelah, besok aku ke rumah kamu deh.”

Keesokan paginya, Aira datang dengan waktu yang bener-bener on time.
“tumben Ra, kamu datengnya tepat waktu”
“kan ini terkahir kalinya aku liat kamu di sini”
“ya udah deh yuk berangkat sekarang aja, mah pah ayo kita berangkat sekarang aja”
“iya sebentar, nungguin papa”
“ayo, papa udah siap”

Di sepanjang perjalanan aku cuma mikirin Adrian, sebenernya aku pengen banget ngucapin kata perpisahan tapi nyatanya rasa kecewa ini lebih besar daripada ucapan perpisahan ini. Kalaupun aku ketemu dia juga aku gak bakal sanggup berkata-kata di depan dia. Setelah berpikir panjang di perjalanan tentang Adrian, akhirnya sampai di bandara. Tetapi aku melihat sesosok yang tidak asing bagiku. Andrian, ya itu Adrian, gimana dia bisa tau kalo aku ada di bandara. Aira pasti anak itu yang udah kasih tau Adrian.

“Ra, jangan bilang kalo kamu yang ngasih tau Adrian kalo aku di sini sekarang”
“maafin aku Ne, kan gak ada salahnya kan kamu nyelesain masalah kamu sebelum kamu pergi”
“gak ada gunanya Airaaa”

Adrian akhirnya mendekati aku dan ngajak bicara sama aku, entah apa yang dibicarakannnya aku udah siap dengan segudang jawabanku.
“Ne, kenapa kamu tiba-tiba gini mau pergi? Kenapa Ne? setelah kamu menghindar dari aku sekarang kamu mau pergi ke Belanda bahkan tanpa pamit ke aku”
“apa gunanya aku harus pamit sama kamu? Gak ada kan?”
“tapi kenapa kamu jauhin aku ne? apa salah aku?”
“gak, kamu gak salah. Aku yang banyak salah sama kamu, maafin aku tapi aku mohon sama kamu jangan pernah lagi muncul atau hubungin aku lagi”
“tapi Ne…”
Tanpa aku mendengarkan dia berbicara aku pergi darinya, rasa kecewa itu sangat menyakitkan hingga aku tak bisa lagi menahan air mataku. Aku berpamitan sama papa mama dan Aira.

“mah, pah, Aira, aku pergi dulu ya. Kalian jangan khawatirin aku. Kalo aku udah sama sana aku bakalan ngabarin kalian”
“Iya sayang hati-hati ya. Jangan lupa berdoa”
“iya ne, kamu hati-hati ya, aku pasti bakalan kangen banget sama kamu”
“oiya Ra, tolong jangan ngasih tau apapun lagi tentang aku ke Adrian ya, ini semua udah cukup bagi aku. Dan aku harap dengan ini aku bisa lupain dia secepatnya”
“iya ne, maafin aku ya tentang masalah tadi”
Aku hanya mengangguk tak tahan untuk berbicara lagi. Aku berjalan masuk, saat aku akan men-nonaktifkan hpku, aku mendapat pesan dari Adrian.

ADVERTISEMENT

“aku gak tau alasan kamu jadi kayak gini ke aku ne, aku gak tau salah aku ke kamu itu apa. Tapi aku harap kamu maafin aku. Aku harap kamu bakal inget aku selalu”
Pesan itu hanya kubaca tanpa aku membalasnya. Kalaupun aku menjelaskan alasannya juga tidak ada artinya karena aku tidak memiliki hak untuk cemburu dan menjelaskan perasanku padanya. Aku ingin pergi dan melupakannya, tetapi yang jelas aku telah memaafkannya karena aku gak mau pergi dengan rasa kecewa dan sakit hatiku ini.

selesai

Cerpen Karangan: Isti Yuli A.
Ig: @istiyuliii

Cerpen Bukan Hakku Untuk Cemburu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kisah Tentang Musim Dingin

Oleh:
Delapan tahun yang lalu… Aku merasakannya… saat rasa dingin yang membekukanku ini semakin parah… kau datang dengan kehangatanmu,… dan membantuku menemukan harapan. — Pagi itu salju berjatuhan dengan deras.

Kurang Sedetik Kita Bersama

Oleh:
13 Februari “Hari ini dia sibuk, iya, dia, siapa lagi jika bukan Fakhri. Fakhri yang dulu perhatian, tidak egois, selalu membantu akhir-akhir ini dia menjadi seseorang yang super sibuk,

Cinta Yang Hilang

Oleh:
Pagi ini mentari bersinar cerah menyapa makhluk hidup untuk segera bangun dari tidurnya. Ku lihat jam dinding menunjukkan pukul 06.30. Sudah saatnya berangkat ke sekolah. Setelah berpamitan kepada kedua

Four For Forever (Fo3)

Oleh:
Suatu Hari di kelas, kedatangan murid baru (perempuan). Anak itu datang dari Surabaya, ia pindah karena Ayahnya yang bekerja di Bank memiliki tugas disini. Pada hari pertama kedatangannya itu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *