Harapan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Perpisahan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 22 May 2014

Aku terbangun. Dari tidurku. Aku merasa di sebuah tempat yang sangat asing. Di padang rumput yang sangat luas dan cuacanya sangat cerah. “adit.. Kesini dong..” terdengar suara perempuan memanggilku. Segera ku terbangun dan melihat sekitar. Dengan senyum manisnya dia menghampiriku.. Semakin dekat dan dekat. Ternyata anita. “adit. Bangun.. Bangun..” sahutnya dengan centil. Dan tiba tiba mendung sangat gelap menyelimuti langit.
Dan… *byurrr!!! Aku terbangun melihat ibu membawa ember ke arahku. Ternyata ibu menyiramku karena aku kesiangan lagi. Bangun! Udah jam berapa ini!!! Suara keras ibu membuatku langsung lari ke kamar mandi dan bergegas mandi karena gak mau lama lama dengerin omelannya hehe..
Sial ternyata tadi cuma mimpi. Padahal udah hampir bisa megang tangannya anita. Hihihi. Gumamku dalam hati.

Aku pun bergegas mandi lalu bersiap berangkat ke sekolah. Hari ini hampir telat karena gak ada angkutan sama sekali. Terpaksa jalan kaki deh. “huhh sial banget deh hari ini” ngomong sendiri gak jelas di jalan.
“kenapa sih dit. Kok ngomong sendiri gak jelas gitu? Hihi” Terdengar suara cewek menyahutku sambil ngetawain.
Dan dia pun tiba tiba di depanku.. “eh a ani… Ta..” sahutku gugup
Sejujurnya cuma dia yang paling bisa buat aku gugup. Sejenak ku terdiam kaku. “adit.. Kok diem?” sahut anita kebingungan melihatku. “eng… Enggak papa kok. K… Kamu ke.. Kenapa telat juga?” tanyaku gugup.
“anu dit. Tadi gak ada yang nganter aku jalan kaki deh hihi. Eh malah ketemu kamu. Ada temennya dong kalau telat hehehe” jawab anita.

Aku dan anita pun sampai di sekolah. Untungnya gak telat. Hehehe
“eh adit. Pulang sekolah tungguin aku ya. Ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu”
Sahut anita sambil tersenyum masuk ke kelas. “i.. Iya nit. Aku tunggu kamu kok” dalam hati melompat kegirangan. Ini lah saat yang tepat buat ungkapin perasaanku.. Setelah sekian lama hehe
Karena aku dan anita beda kelas. Jadi kami berpisah. Aku kelas xii ips sedangkan anita xii ipa.

Seharian aku selalu kepikiran dia. Hingga akhirnya ketiduran pas pelajaran matematika hehe. Mungkin karena kepikiran tadi akhirnya ngantuk.
“adit!!! Bangun.” suara keras. Disertai gebrakan meja. Membuatku kaget. Hingga terbangun. Dan semua nertawain. Untungnya pak latif. Guru matematika ku. Untungnya gak ngehukum aku. Cuma nyuruh aku buat cuci muka aja.

Lalu kemudian bel pulang berbunyi. Aku pun bergegas nyamperin anita ke kelasnya. Kupikir ini saat yang tepat buat ungkapin perasaanku. Karena selama ini aku memang suka sama dia tapi gak tau ngomongnya gimana.

Akhirnya aku samperin dia di depan kelasnya. Dia ngajak aku ke halaman belakang sekolah. “eh nit. Ngapain kita disini?”. Tanyaku. “gak papa dit, eh iya kira kira kalau suatu hari nanti kita ketemu lagi. Apa kamu masih ngenalin aku ya? Hehe”. Tanyanya sambil senyum senyum gak jelas. “maksudnya. Nit? Aku gak ngerti deh sama pertanyaan mu.” tanyaku bingung. Kami pun terdiam beberapa saat. Seketika suasana menjadi sepi dan angin pun gak berhembus. “setelah lulus. Aku lanjut kuliah ke australia dit.” sahutnya setelah diam beberapa saat. “apa?. Jadi… Kamu bakal pergi. Setelah lulus” tanyaku kaget. “iya dit. Ayahku pengen aku lanjut kuliah ke luar negeri. Dan australia pilihanku.” lanjut anita. Aku pun hanya terdiam mendengar dan selalu kepikiran tentang kepergian anita.

Dan akhirnya aku pun pulang. Sampai rumah aku hanya bisa terdiam dan mengurung diri di kamar. Kenapa gak dari dulu aku nembak anita? Kenapa aku tak pernah punya keberanian buat ungkapin. Dalam benakku selalu bertanya tanya. Sampai kapankah pertanyaanku dapat terjawab.

Keesokan harinya kucoba beranikan diri ungkapkan semuanya sebelum aku menyesal. Pulang sekolah aku samperin dia. Kebetulan dia masih di depan gerbang.
“eh adit… Sori aku pikir tadi kamu udah balik.” sahut anita.
“aku nyari kamu kemana mana. Ternyata disini rupanya. Hehe” Sambungku.
“ada apaan dit?” tanya anita penasaran.
“emm nit. Aku kan udah lama banget kenal kamu… Aku.. aku…” aku pun gugup.
“udah deh dit. Kamu kenapa? Sakit?” tanya anita.
“engg… Enggak kok. Sejujurnya aku suka sama kamu udah sejak lama. Aku ingin kamu tau ini sebelum kamu pergi.” ucapku gugup. “aku selalu ingin kamu jadi bagian hidupku. Mau gak jadi pacarku…?” lanjutku.
“adit.. Kamu itu gak pernah berubah. Kamu temenku yang paling aneh, maaf aku gak bisa menyayangi kamu lebih dari sahabat.” ucap anita halus.
Aku pun terdiam sejenak. “thanks. Udah selalu ada buatku dit. Aku sayang sama kamu. Tapi sebagai sahabat. Belum bisa lebih. Maaf dit.”
Lanjut anita. Mungkin aku yang terlalu banyak berharap hingga aku jadi seperti ini. Tapi setidaknya aku udah tau jawaban dari pertanyaanku selama ini.

Kelulusan pun tiba. Aku mendapat nilai terbaik. Aku berlarian mencari anita di seluruh sisi sekolah. Tapi tak kutemui. Hanya bertemu dengan ibunya. Beliau bilang kalau anita gak dateng ke sekolah karena hari itu dia udah terbang ke Australia.

Thanks atas semuanya. Kamulah semangatku. Kelak aku kan menyusulmu disana

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Faisal Aditama
Facebook: aditama faisal
nama saya adit. saya penulis amatir .
hal yg saya tulis adalah cerita nyata yg dikonversi menjadi cerita fiktif 🙂

Cerpen Harapan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sepatu Putih

Oleh:
“Andine… Andine… bangun nak” teriak ibu semakin lama semakin terdengar, namun seperti tak menghiraukan aku kembali menarik selimut dan tidur lagi, karena aku tau jam alarmku belum berbunyi, “Andine”

Sahabat Scouts Selamanya (Part 4)

Oleh:
Aku bangun lalu berjalan dan berhenti di tengah-tengah mereka semua. “Teman-teman semua,” panggilku lemas, mereka semua mengarahkan pandangannya kepadaku, juga teman-teman Ulfa. “Semuanya harap tenang, dalam situasi seperti ini

Sahabat Khianat

Oleh:
Gatot, dia adalah kakak kelas ku di SMP, dia termasuk cowok yang ramah dan murah senyum. Awal mula aku kenal dengannya karena waktu itu aku dikenalkan oleh temannya sahabatku

Sahabat Ku Dan Mantan Ku

Oleh:
Namaku Latin. Cerita ini berawal ketika liburan kenaikan kelas di sebuah pantai. Saat itu pukul 11.00 wib aku dan rombonganku masing-masing mencari tempat yang sesuai dengan suasana hatiku, “Hampir

Rasa

Oleh:
Ketika itu, ia berada di ujung jalan yang berbeda denganku. Kita belum saling mengenal. Kita tak saling menyapa. Dari jauh kupandanginya dengan tatapan sinis karena gayanya yang sombong. Sombong

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *