Kenapa Harus Cinta

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 22 December 2015

Keheningan malam yang mulai mengayun pada pejaman mata. Gemerisik angin sedang begitu kasar mengoyak nuansa gulita tanpa bintang. Sorot lampu jalan masih tetap benderang. Gadis itu terpojok di antara sudut taman kota yang hanya kenang sunyi tertinggal. Jaket tebal berbulu pada tiap-tiap topi penutupnya agak ragu untuk sejenak melekat di atas kepala.

“Selamanya masa lalu itu memang ada, Ve..” pemuda di sampingnya menatap serakan bintang yang hampir hilang.
“Siapa pun orangnya, dia pasti punya Ibu…” dengan napas tertahan, sinar luka dari mata itu mulai gamblang.
“Panti udah jadi tempat aku sejak bayi, Re. Bu Hesti yang selama ini ngerawat aku sampai aku udah segede gini,” kata Veranda pada pemuda di sampingnya. “dia nggak pernah sayang sama aku. Kalau Ibuku sayang, kenapa aku dititipin ke panti?” pahit mengatakan hal yang selama ini dicoba bungkam. Membalut goresan yang membanjir pula darah ke luar.

“Ibuku sudah jauh. Ku kira dia telah mendapatkan seorang anak dan melupakan aku. Kemudian, keluarga barunya tentu tanpa pikir tidak akan menerimanya. Oleh karena itu sampai saat ini Ibu tidak menjemput.” Gumam yang selama ini ia tandur seperti baru kemarin kalimat itu terucap. Dan sekarang Veranda di sini. Dalam keadaan duduk sambil menyeka bulir-bulir air mata yang menguras habis semangatnya melangkah. Semua pemikirannya benar.

“Kak Alvyn…” Veranda berhenti berlari ketika dilihatnya lelaki tinggi jangkung serta tegap itu menyetop langkah yang hampir sampai ke pintu mobil.
“Ada apa, Ve?”
“Beneran Kak Alvyn udah ada rencana nikah sama Kak Ara?”
Pria di hadapan Veranda tersenyum ringan. Kepalanya pun mengangguk perlahan.

“Apa menurut Kak Alvyn, Ve harus balik ke panti?” kali ini wajah gadis itu memucat. Mata indah yang selalu berbinar setiap kali menangkap bayangan Alvyn kini meredup bahkan hampir mati. Mengenal Alvyn dua bulan lalu saat Kak Ara mengenalkan pada Veranda. “Ve, Kak Alvyn ini temen sekampus Kak Ara.” bibir Kak Ara yang gemulai merangkai semua itu, Veranda hapal betul. Pendengarannya masih baik dan belum rusak. Tapi, kenyataannya Kak Alvyn adalah tunangan Kak Ara. Ia tidak mengerti segala silam yang dilalui di rumah itu sebelum kehadirannya. Termasuk pertungan Kak Ara dan Kak Alvyn beberapa bulan yang lalu. Saat Veranda belum tahu kapan Ibu kandungnya datang dan membawanya.

“Kamu bicara apa, Ve? Kak Ara nggak suka denger kalau kamu mau ke panti lagi. Dia sayang sama kamu,” kata Alvyn seraya memegang pundak Veranda.

“Sebelum Ve datang Kak Ara dan Kak Alvyn udah tunangan. Sebelum Ibu jemput Ve, tempat Ve di panti. Teman-teman Ve ada di sana. Saudara Ve di sana. Kebahagiaan Ve di sana. Dan sekarang…” ia tampak menggit bibirnya yang tak punya keberanian mengungkap semua rasa itu. Getar cinta yang pertama kali dirasakannya. Untuk Kak Alvyn dadanya terasa lebih berdetak, darahnya mengalir hebat, napasnya ke luar satu-satu. Berbeda.

Veranda sudah cukup sesak mengatakan uneg-an itu. Ia berbalik badan dan segera berlari dengan langkah lebar. Kalau ini tidak terlalu menyakitkan, maka ia akan tetap tegak dan bicara tentang perasaannya. Mustahil kata-kata itu bisa sampai. Bahwa dia mencintai Kak Alvyn dan sangat tersiksa saat tabir pertunangannya dan Kak Ara tersingkap. Mereka akan menikah. Apalagi yang akan Veranda katakan. Ia tak punya hal merusak kebahagiaan kedua orang itu.

Tepat di hari ini pernikahan Ara dan Alvyn akan digelar di sebuah hotel berbintang yang akan di Kota. Sudah seminggu Veranda tidak pulang ke rumah megah yang lima bulan lalu menjadi tempatnya tinggal. Ia tidak bisa kembali ke panti ataupun tempat lain di mana Ibunya bisa menemukan dan mengajaknya pulang.

ADVERTISEMENT

“Aku menyesali cinta yang ku punya…” air mata Veranda mulai merembes dari sudut-sudut matanya. “Kenapa harus mencintai Kak Alvyn yang seharusnya bukan sama aku…”

Gadis itu menyandarkan kepala pada tiang peyangga saung. Sekarang di sawah ini Veranda bekerja dan hidup. Seringkali kenangan-kenangan di Panti memutar. Tetapi, ia mesti tegar. Semata kakinya sanggup tegak dan berjalan, apapun itu Veranda akan berusaha bangkit demi dirinya sendiri. Setidaknya saat ini perasaannya sudah mulai menata dan adem seperti saat kecil dulu.

Cerpen Karangan: Fitri Nur Hijrahtun
Facebook: Fitri Nur Hijrahtun

Cerpen Kenapa Harus Cinta merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Di Bawah Payung Merah Jingga

Oleh:
Di sana di bawah pohon yang rindang aku masih menunggu kedatanganmu di temani bunga-bunga sekitar taman dan kupu kupu yang terbang melengkapi keindahan taman kota ini, namun keindahan ini

My Life But Actually Not

Oleh:
Tak bisa dipungkiri bahwa semua orang mengharapkan sebuah ending bahagia dalam kehidupannya. Setiap orang adalah pemeran utama dalam hidupnya masing-masing. Seseorang tidak menjadi pemeran utama dalam kehidupan orang yang

Pria LDR ku

Oleh:
Aku mengenang kisah beberapa bulan yang lalu. Dia teman dari salah seorang temanku. Dia tidak ku impikan dan juga tidak ku kagumi. Setiap pesan yang masuk darinya aku balas

You’re The Part Of My Life

Oleh:
Aku Kellin Thalia Mourischa panggil saja kellin. Aku punya teman, namanya Kelvin. Dia sahabatku sejak SD, tak pernah terbayang kalau saat SMP, aku akan pisah sekolah dengannya karena, perbedaan

Fine

Oleh:
Aroma petrichor menemani hujan pertama yang turun tahun ini. Aku memejamkan mataku, menghirup dalam-dalam aroma yang menenangkan tersebut. Aku berdiri di balik jendela kamarku, tangan kananku memegang mug berisi

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *