Kopi Bucin

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 19 January 2021

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, sinar rembulan tak tampak sama sekali tertutup awan hitam, tanganku asyik memainkan keyboard laptop di sebuah cafe di kotaku, hembusan asap mengepul keluar dari mulut dan hidungku, didepanku terdapat secangkir kopi hitam yang pekat, sepekat cintaku padamu, eaaa…

“Ki, udah mau tengah malam nih, pulang yuk!” ajak Romi, kawanku
“Dah kamu duluan aja, aku pulang nanti”

Nggak berlama-lama Romi pulang meninggalkanku sendirian di pojok cafe tersebut. Kuseruput kopi hitam pekat tersebut sedikit demi sedikit, sambil membayangkan cewek cantik yang kutemui kemarin, yups… Aku kemarin bertemu seorang cewek, berparas cantik, berkulit sawo matang, senyumnya semanis gula aren, cakep banget tuh cewek. Aku melihat jam dinding yang terpasang di dinding pojok cafe tersebut, ternyata waktu sudah menunjukkan tengah malam. Aku segera mematikan laptopku dan pergi bergegas meninggalkan cafe tersebut.

Aku pulang ke Kos-kosan, kos-kosan yang kusewa sejak aku bekerja di sebuah perusahaan Swasta milik negara. Aku langsung merebahkan tubuhku di kasur kamarku, kasur yang sudah berwarna pudar, dan tak lagi tebal seperti dahulu kala.

Matahari keluar dari zona nyaman, sinarnya menyinari seisi kamarku, akupun bangun guna kembali lagi ke rutinitasku. Akupun berangkat ke kantor, jarak dari kos-kosanku ke kantor lumayan dekat, aku ke kantor naik vespa matic ku, yang dibelikan orangtuaku sekitar 3 tahun lalu. Setiba di parkiran, aku melihat ke arah seberang jalan, aku melihat cewek, yang kelihatannya itu cewek yang kulihat kemarin. Ia sedang berjalan di trotoar sambil menggendong tas ransel di punggungnya.

Tanpa berbasa-basi akupun langsung lari menghampiri cewek tersebut, dan akupun berhasil mengejarnya, kutepuk pundak belakangnya, dan ia pun menoleh.

“Ada apa ya?” kata cewek cantik itu, sambil agak kebingungan
“Eh, mbak yang kemarin kan?” Jawabku, sambil senyum malu
“Iya, ada apa mas? Emangnya?”
“Enggak kok, Cuma mau kenalan! Boleh nggak?”
“Boleh kok, perkenalkan namaku Nina”
“Salam kenal, namaku Riki”

“Yaudah, aku mau pergi kerja dulu ya Mas Riki”
“Ehhh… Minta nomor Whatsapp nya dong, mbak Nina, hehehe”
“Yaudah, nihh…” sambil menyodorkan HP nya kearahku.
Akupun langsung mencatat nomornya, hehehee…

“Yaudah, Mbak Nina makasih ya.. maaf kalau mengganggu” Ucapku
“Ya.. sama-sama”

Ia pun langsung pergi begitu saja, meninggalkanku seakan-akan orang asing yak tak ia kenal, padahal kan tadi sudah kenalan. Akupun langsung kembali ke Kantor, untuk bekerja. Aku bekerja sebagai Tukang Service Komputer di Perusahaan tersebut, karena posisiku disini bisa dibilang rendah, tapi menurutku peranku lumayan penting. Tempatku bekerja berada di lantai 2 di bagian belakang, dekat dengan dapur dan ruang jenset. Aku bekerja sebagai Service komputer tak sendirian, ada 2 orang kawanku, namanya Rehan dan Dino.

ADVERTISEMENT

Tak terasa, matahari sudah berada di ufuk barat, pekerjaanku memang belum selesai, tapi tak apalah, lagian komputer di kantor ini banyak. Akupun langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah matahari sudah hilang tertelan gelapnya malam. Kini berganti bulan nan terang, seterang masa depanku, eaaa…

Perutku pun keroncongan, aku berinisiatif untuk pergi ke Cafe yang kemarin sambil mencoba PDKT sama Nina lewat WA. Akupun bergegas berangkat ke Cafe yang kemarin dengan semangat. Sesampainya di Cafe, aku memesan Kopi Ekspreso dan Ayam bakar, hehehe sesekali makan enak.

Sambil menunggu pesananku datang, aku membuka WA ku, dan mencoba chat Nina.
“Hai Nin, aku Riki, kamu lagi apa sekarang?” Memang pesanku terlihat kaku
“Iya, ada perlu apa Rik?” Jawab Nina
“Boleh nggak, kapan-kapan kita jalan bareng?” Ajakku ke Nina
“Hmmmm.. Gimana ya, kita liat aja nanti”
“Hehhee, yaudah.. nanti kalau kamu bisa WA aku aja ya..!”
“Ok”

Pesananku pun datang, aku pun melahap Ayap bakar tersebut sampai tak tersisa 1 butir nasipun, yang tersisa hanyalah tulang dan piring. Aku menyeruput kopi Ekspreso yang telah kupesan tadi, kuseruput sedikit demi sedikit, ada rasa manis dan ada rasa pahit, persis seperti kehidupanku sekarang. Pahit karena tak ada uang, dan manis karena ada Nina.

Sambil menyeruput kopi, taklupa aku udud paru-paru, biar lengkap rasanya. Suhu malam itu memang agak dingin, sedingin sifat dia ke aku, ehem-ehem… Memang benar sih sikap Nina dingin ke aku, cuek, tapi aku semangat buat nembak dia. Aku benar-benar terbutakan oleh cinta, yang ada dipikiranku sekarang hanyalah Nina nina nina dan nina.

Tak terasa hari sudah mulai larut, akupun harus segera pergi ke rumah, meskipun besok aku nggak kerja karena besok adalah hari Sabtu, yang mana hari Sabtu adalah hari libur di kantorku.

Sesampai di Kos-kosan, aku segera tidur karena besok aku harus bangun pagi untuk pergi ke salah satu Mall yang ada di kotaku. Aku pergi kesana karena diajak temanku si Rehan, katanya ia mau membeli kado buat pacarnya, iya pacarnya si Rehan mau Ulang tahun.

“Tok-tok-tok” Suara pintu diketuk
Pagi-pagi kaya gini, siapa sih yang ketuk-ketuk pintu, pikirku. Akupun langsung bergegas membuka pintu, dan ternyata itu si Rehan.

“Bro, kamu baru bangun tidur ya?” tanya Rehan, sambil tertawa kecil meledekku
“Iya, lagian pagi-pagi segini udah mau berangkat aja, Mall belum buka kalee” jawabku dengan nada sedikit kesal
“Udah jam 08.00 kali ini Ki, dah kamu cepat mandi”
“ya.. kamu duduk dulu”

Akupun langsung pergi kekamar mandi untuk mandi, setelah mandi kitapun langsung berangkat ke Mall, kita kesana boncengan, naik motornya Rehan, Rehan yang bonceng. Sesampainya di Mall kita langsung masuk, berputar-putar keliling mall.

“Eh.. Re,kamu mau cari kado apa sih untuk pacarmu?” Tanyaku kepada Rehan, yang nampak kebingungan
“Niatku sih pengen beliin baju, tapi harganya ga masuk akal Ki!”
“Emang segitu Re harganya, kalo kamu beliin yang murah seharusnya kita ga kesini”
“Emang kemana Ki?”
“Ke pasar Senen” jawabku sambil sedikit ngengas ke muka Rehan
“Gaada akhlak kamu Ki, Yaudahlah beliin coklat aja!”
“Yaudah, lu masuk aja ke Swalayan, tak tunggu di Parkiran motor ya Re!”

Rehan masuk ke Swalayan, aku pergi keluar Mall dan pergi ke Parkiran, sesampai di Parkiran, aku melihat cewek turun dari motor, dibonceng cowok, menggendong Tas Ransel, dan Tas Ranselnya itu persis punyanya Nina.

Akupun langsung mendekat, tapi cewek itu tak merasakan kehadiranku, akupun mengintai, dan saat cewek itu membuka Helm nya.. itu benar, ia adalah Nina. Nina dibonceng cowok yang tampan, tapi masih tampanan akulah.. Cowok tersebut menggandeng tangan Nina dan berjalan menuju pintu mall.

Hatiku sudah pasrah, tapi aku ingin membuktikan apakah itu pacarnya Nina atau bukan, akupun menghampiri mereka berdua yang sedang asyik bergandengan tangan. Sesampainya aku di depan mereka berdua, aku berbalik badan dan ngomong ke Nina.

“Nin.. ini cowokmu?” Tanyaku serius, dengan nada yang sedikit naik
“iya! emang kenapa?” jawab Nina terasa enteng

Akupun pergi kembali lagi ke parkiran motor, dengan hati yang sakit sekali pastinya, seperti kertas yang digunting dan dirobek. Kenapa Nina kalau sudah punya Cowok nggak ngomong dari awal aja! Iya ini salahku kenapa aku nggak tanya saat aku pertama kali kenalan. Yaudahlah memang cinta itu ya seperti itu, nggak usah kusesali.

Ingin rasanya aku menangis, teriak saat itu juga, tetapi ya gimana lagi.

Cerpen Karangan: Jaiy Zahran
Blog / Facebook: BLOG SANS

Cerpen Kopi Bucin merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bertahan

Oleh:
Berawal dari rasa yang dianggap biasa lalu tumbuh menjadi butiran mutiara penghias jiwa. Sesosok pria mencoba menyimpan sendiri rasa yang ia miliki. Seperti ingin menjadi pahlawan dalam hidup seseorang,

Just Friendship

Oleh:
Antara Cinta dan Persahabatan. Mungkin itulah permasalahan yang saat ini lagi ada di fikiranku. Aku cinta dia, tapi dia adalah sahabatku. Aaaa… Aku galau tingkat dewa. Namaku Andien. Aku

Pengagum Si Tukang Curhat

Oleh:
Seiring matahari terbit, meskipun hari ini aku tidak punya jadwal kuliah pagi, aku ingin segera berangkat ke kampus. Aku pun bergegas menyelasaikan sarapan dan langsung pergi berpamitan. Kuhidupkan motor

Betapa

Oleh:
Aku Chandra. Aku akan menceritakan sedikit pengalaman pahitku dengan orang yang paling kucintai dulu. Aku tidak bisa mengungkapkan semua ini dengan kata-kata. Jadi, kulampiaskan semua perasaanku lewat tulisan ini.

Masih Sama

Oleh:
Awal mula, aku kenal dengan seorang cowok dari sosial media. Seorang yang menurutku beda dari yang lain karena sifatnya yang dingin dan kalem. Waktu itu, dia mengirimkan pesan lewat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *