Dari Balik Jendela

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Penantian
Lolos moderasi pada: 27 September 2014

Aku ingin kembali pada masa dimana aku selalu melihat senyumanmu.
Memang cukup menyedihkan merangkai detik, menit, jam yang menyusun dirinya membentuk hari-hari yang melelahkan untuk menunggu sahabat impian, yang sejak masa kecilmu telah kau lukiskan sebagai figur yang sempurna dan menjelma menjadi malaikat di matamu.

Tiga tahun berjalan, tapi kamu masih saja melakukan ritual itu, seolah-olah sudah menjadi tradisi yang wajib kau lakukan. Di balik jendela itu, kamu selalu menancapkan dirimu pada kursi berbahan baku rotan yang tersusun apik, bercerita tentang kesedihanmu yang hanya bisa didengar oleh setangkai bunga matahari di sisi kananmu, atau didengar oleh kaca jendelamu yang lelah karena kau selalu mengucapkan satu nama yang sama –Andra. Ya… kau selalu memanggil nama itu setiap saat. Apalagi jika hari jadimu tiba. Seharian penuh bisa kau habiskan di balik jendela itu. Melamun, mengenang, menunggu saat dimana kamu selalu bisa melihat senyumannya dari balik jendela itu, dengan membawa beberapa balon warna-warni, dengan nyanyian selamat ulang tahun untukmu, atau dengan ajakan untuk bermain di taman. Tapi, inilah yang namanya takdir, dari balik jendela itu juga kau kehilangan sahabat kecilmu itu.

Mobil Honda Freed itu membawanya pergi bersama orangtuanya dan pindah ke luar kota tanpa mengucapkan kata perpisahan, hingga hari ini. Hari yang melelahkan untuk kata menunggu. Dan disinilah kamu sekarang, di tempat yang sangat hampa dan sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata yang mampu untuk ditulis. Tapi kenapa hampa akan menjadi seperti ini?

Bagimu tak ada yang lebih menyakitkan daripada menunggu. Apalagi menunggu dari balik jendela ini.

Cerpen Karangan: Aini
Blog: nurainidiah.blogspot.com

Cerpen Dari Balik Jendela merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Aksara Cinta Tanpa Tinta (Part 1)

Oleh:
“Jinan berangkat ke Sekolah dulu yah bu, Assalamualaikum,” ucapku seraya mencium tangan ibu. “Waalaikumsalam, hati-hati yah nak. Bekalnya jangan lupa di bawa, terus ini kue tolong titip di kantin

5 days in Paris (Part 2)

Oleh:
September, 26 2013 Sepertinya hari ini gue gak bisa ke taman, tugas gue numpuk parah, malah deadline nya minggu ini lagi, gue gak tau harus gimana, mungkin ngerjain tugas

Takdir Cinta Indah

Oleh:
Suasana kampung begitu tenang ketika mentari telah berlabuh di peraduannya. Angin malam selalu membawa kerinduan masa lalu serta cahaya purnama yang selalu tampak gagah di antara bintang-bintang. Aku selalu

Setitik Asa Untuknya

Oleh:
Lidahku kelu. Pikiranku kalut. Tepat seminggu yang lalu, kamu mengatakan hal yang sudah lama seharusnya kamu katakan. Tentang rasa, asa dan mimpi yang telah dirancang sedemikian rupa olehmu. Mungkin

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *