Waktu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Pengalaman Pribadi
Lolos moderasi pada: 24 June 2016

Sesuatu yang datang menghampiri pasti akan pergi meninggalkan. Sesuatu yang mengingatkan akan pergi terlupakan. Sesuatu memori indah di akhir akan hanya menjadi sebuah kenangan. Itu pasti. Sudah hukum alam. Kebersamaan pun hanya sesaat, karena pasti perlahan akan ada yang hilang yaitu waktu. Dia selalu yang memengaruhi, mengubah dan bertahta.

Pernahkah kamu merasakan orang yang begitu dekat pada masa lalu menjadi seseorang yang asing bahkan tak kita kenal pada masa depan? Aku merasakannya. Dulu aku sampai menginap, berbagi cerita, tertawa, menangis, marah bersama. Sekarang kenyataannya berbeda, aku berada disini memikirkan untuk bagaimana cara menyapa namun aku tak pernah berhasil. Aku lupa bagaimana cara menyentuhnya, bahkan lupa bagaimana cara agar dia menganggap aku ada. Waktu yang mengubahnya.

Suatu hari aku melihat seorang anak dilahirkan dengan kelamin laki-laki menangis dan ibunya tersenyum bahagia, ayahnya memeluk ibunya sambil tersenyum melihat kedua orang yang dia cintai bahagia. Anak itu tumbuh dengan baik dan nakal tentunya. Ibunya menjaga dan merawatnya dengan baik, ayahnya mencari nafkah dari subuh hingga kadang sampai larut malam. Mereka hidup bahagia, hingga mereka melewati beberapa masalah kecil hingga besar. Mereka bertiga saling menjaga dan anak itu tetap mencoba membuat kedua orangtuanya tersenyum. Dia sekolah setinggi-tingginya dan lulus dengan prestasi yang cukup memuaskan. Diakhir, ayahnya pensiun dan anak laki-lakinya menggantikan ayahnya mencari kerja dan menafkahi kedua orangtuanya. Semakin tua, semakin tua dan keduanya meminta anaknya agar cepat menikah karena mereka ingin memiliki cucu. Beberapa tahun kemudian anaknya menikah dan langsung dikaruniai anak sebulan setelah mereka menikah. Anak laki-laki itu pergi meninggalkan ibunya dan hidup bahagia besama istrinya. Waktu mengubahnya.

Kebahagian pun bukan kita yang mengatur, tapi waktu. Semua bisa berubah seperti apapun mau sang waktu. Sejauh ini, waktu yang membuat kita bisa merasakan semuanya.

Disaat aku sedang menyayanginya sungguh, waktu memutuskan hubungan kami. Setidaknya, aku masih sayang. Aku berlari menuju angan masa lalu yang sempat aku buat, aku bawa hingga aku bermimpi dan tersenyum. Hari-hari menjadi cemerlang tanpa hujan rintik yang menyebalkan. Senja abadi yang tak akan ditelan malam ada membuatku tenang. Namun semua itu runtuh, hilang. Karena apa? Waktu.

Setidaknya aku bisa mencintai dan menatapnya dari jauh. Aku ikut bahagia melihatmu bahagia walau tanpaku. Kamu memencet tuts keyboard dan bergema ke penjuru mall tersebut. Akhirnya aku bisa mendengar permainanmu. Walau dari jauh, walau melampaui jarak, aku bahagia. Waktu itu cepat ya mengubah kebersamaan, mengobrak-abrik sebuah perasaan. Kata orang-orang sih “Time heals” katanya sih. Semoga memang iya. Senyummu yang biasa mengisi hari-hariku, yang dapat aku lihat dari dekat sekarang kunikmati dari jauh. Seakan ada tembok lebar di antara aku dan dia. Ah.. waktu.

Waktu membantu membuka rahasia dan kebohongan yang dipaksakan. “Kami menyayangimu seperti anak kami sendiri”. Setidaknya sebelum semuanya terlambat. Setidaknya waktu juga menyelamatkan. Waktu juga yang membuktikan setiap kata yang keluar dari mulut-mulut berlidah tak bertulang, membuktikan bahwa ada yang lebih baik. Tapi kenangan indah dari orang yang berbeda tak bisa digantikan bukan?

Waktu juga menyakitkan. Datang secara tiba-tiba, pergi tiba-tiba. Aku tak bisa secepat itu menerima dan bahagia. “Butuh waktu lice, coba deh rehat dulu.” Semudah itu mengatakan, tak semudah itu untuk melakukan dan melupakan. Aku hanya butuh pelampiasan. Aku juga lelah harus terus menangis dan terpuruk. Aku mohon, jangan secepat ini mengambil sesuatu yang membuatku bahagia.

Dia mengalun, indah. Hati ini seakan damai. Aku hanya butuh ada di sampingnya, tapi aku tak kuasa. Ada hal yang berbeda, antara mengejar dan berlari. Aku benci, aku sakit. Aku mohon cukup dengan berlari, aku hanya ingin mendekat. Aku menangis ditelan malam. We’re running out of time.

Salahku jika aku memilih untuk melebihi hubungan kita. Salahku jika kamu pergi. Salahku jika aku menangis. Aku yang membuat semua itu terjadi. Aku ingin kembali menjadi kita yang dulu. Kakak adik pun cukup, selama kamu ada disisi. Aku mohon. Aku ingin kau kembali.

ADVERTISEMENT

Terlalu Manis – Slank (playing)

“Di malam yang dingin dan gelap sepi. Benakku melayang kepada kisah kita. Terlalu manis untuk dilupakan, kenangan yang indah bersamamu tinggallah mimpi. Terlalu manis untuk dilupakan, walau kita tak saling cinta, tak kan terjadi di antara kita.

Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana, tak menggapai dan tak menyapa namun saling menghangatkan. Aku ingin mencintaimu dengan diam, tak perlu tukar kata, bertatapan pun tak apa. Aku tak peduli jika kamu berpura-pura seakan semua tak pernah terjadi, melupakan dan berusaha lari dari masalalu. Aku tak apa, aku akan berakhir dilupakan. Sepercik cinta akan kembali tumbuh di atas cinta yang telah mati. Bermimpi menggapaimu tak apa kan? Tak melawan arus waktu, disini aku hanya bermimpi. Karena mencintaimu bukan lagi yang waktu mau.

Jika pergi, pergi lah. Aku akan tetap disini, bermimpi. Menunggu hingga sang waktu mengasiani aku. Waktu, lakukan apa yang seharusnya aku rasakan dan lakukan

“Tik.. Tik.. Tik.. Waktumu habis, mari kuganti dengan perasaan baru.”

Cerpen Karangan: Crepusculo Rains
Blog: crepusculorains.blogspot.com

Cerpen Waktu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Dilema Antara Cinta dan Persahabatan

Oleh:
Kicau burung pipit di samping jendela kamar terdengar bahagia menyambut sang mentari yang mulai nampak malu-malu menunjukan keperkasaannya. Aku terbangun dan menyimak suara kicau burung pipit itu. Aku menerka-nerka

Study Tour

Oleh:
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu olehku. Hal yang sangat menyenangkan itu akan segera tiba. Yup, Study Tour!!! Yey I like it! Hari ini tanggal 18 Desember 2013,

Cinta Pertama

Oleh:
Seperti biasa hari senin merupakan hari tersial bagiku kamar seketika berubah menjadi kapal pecah. mencari kaus kaki dan dasi yang tiba tiba hilang entah kemana. Aku berlari menuruni anak

Pertemuan Tanpa Nama

Oleh:
Perkenalkan namaku adetia. Hobiku adalah menulis puisi. Aku tak suka dengan keramaian. Yang kadang membuat aku seperti terasingkan. Namun ku juga benci dengan kesepian. Yang membuatku selalu sendiri. Aku

Hasil Dari Sebuah Usaha

Oleh:
Hiduplah seorang anak yang bernama Andhik, sejak kecil ia hanya tinggal dengan Ibu dan adiknya, Bapaknya pergi merantau ke Jakarta dan hanya pulang 3 bulan sekali, namun walaupun begitu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *