I am Sorry

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 24 July 2017

Senior High school. Duduklah beberapa remaja, yang sedang berbahagia karena pulang lebih awal dari pada biasanya karena guru yang sedang rapat.

Tania Micell Darwin yang sedang duduk Di koridor bersama sang pacar yang sedang bermain game coc, sudah dua jam menunggu Rival Bramasta sang pacar yang belum juga selesai bermain game.

“Tan, kita ke tempat biasa aja” ujar rival.
Tania hanya menanggapi dengan angukan dan mengikuti rival dari belakang.

Sampai di kafe seven elenven tempat dimana rival dan tania biasa menghabiskan waktu bersama. Rival langsung melanjutkan permainan game Coc dan tidak mempedulikan kehadiran Tania.
Tania hanya bisa maklum dan menghabiskan waktunya dengan membaca novel. Bosan itulah yang ada di benak gadis itu saat ini, tak ada suara antara dia dengan rival.

Hari semakin sore, tak ada tanda tanda dari rival yang akan menyelesaikan permainannya.
“Rival, udah sore pulang yuk!” Ujar Tania
Tak ada jawaban yang di berikan hanya rival hening.
“Rival, ayok pulang”
“Hmm”
“Rival Bramasta aterin aku pulang dulu”
“Kamu nggak tau apa aku lagi main game, kalo mau pulang ya pulang aja” ujar rival dengan nada tinggi
“Iya udah, aku pulang dulu” lalu tania berlalu meninggalkan rival. Sebelum mencapai pintu keluar cafe tania mengingatkan rival dengan janjian mereka di taman malam ini pukul 7 wib.
Seperginya tania rival malah asik dengan dunia gamenya.

Dengan semangat tania menuju taman dimana dia dan rival janjian untuk bertemu. Sebelum berangkat tania menelepon rival, tapi tidak diangkat. Tania mengirimkan sms jika dia sudah jalan menuju taman.

Di lain tempat rival yang berada di rumahnya sambil bermain game, tadi setelah tania pulang rival juga ikut pulang, sedang asik main game handphone yang terus berbunyi tak dihiraukan malah handphonenya dinonaktifkan.
Karena terlalu asik bermain game sampai tengah malam rival jadi kesiangan untung hari ini, hari minggu.

Tok!! tok!
Suara ketukan pintu memaksa rival untuk bangkit dari mimpi indahnya.
“Iya” teriaknya
“Lo, masih bisa molor jam segini” ujar dito
“Apaan sih lo bang, ganggu aja” katanya sambil mengacak ngakak rambutnya
“Rival, pacar lo meninggal!” Ujar dito sambil prihatin
“Lo nggak usah bercanda deh” ujar rival sambil tertawa paksa
“Rival Bramasta, kalo lo nggak percaya pergi aja lihat ke rumahnya” kata dito yang tersulut emosi karena tingkah rival.
Rival tak tau harus melakukan apa saat ini pikirinya masih menganggap bahwa abangnya pasti bercanda, baru kemarin dia masih bersama sama tania. Dengan tidak semangat rival pergi kerumah tania.

Rival hanya diam di depan melihat banyak orang dan bendera kuning di depan rumah Tania.
“Rival” seruan itu keluar dari mulut Talia saudara Tania
“Ini cuman bercandakan tal”
“Nggak Tania udah dipanggil tuhan” sambil menahan tangis.
Rival terduduk dan menangis ini semua salahnya, jika saja dia tidak bermain game pasti dia tidak akan lupa jika ada janji bertemu dengan tania

“Lo nggak masuk?”
Tanpa menjawab pertanyaan Talia, rival menuju rumah yang dua bulan ini sering di kunjungannya. Hanya tatapan datar yang ditunjukkannya.

ADVERTISEMENT

Pemakaman telah selesai satu persatu pelayat menuju rumah masing masing, rival pun hendak beranjak dari pemakaman tapi suara Talia membuatnya berhenti.

RIVAL POV
“Gue mau bicara” kata talia lalu beranjak pergi
Aku mengikuti talia dari belakang sampai kami berada di rumahnya. Dan sekarang kami berada di kamar talia Aku Tak menyangka banyak sekali fotoku bersamanya di dinding.
Kami masih saling diam aku menunggu talia untuk memulai pembicaraan.

“Tania sayang banget sama lo rival”
“Gue udah nyuruh dia untuk pulang, tapi lo tau dia bilang lo pasti akan datang”
“Dia nunggu lo sampai 10 malam, lo tau seharusnya saat ini tania masih di sini tapi kenapa penjahat itu nusuk saudara gue val kenapa?” katanya sambil terisak.
Aku hanya diam, mendengar semua unek uneknya. Sampai akhirnya talia memberikan sebuah jam tangan kepada rival yang merupakan hadiah terakhir yang diberikan tanya.

Aku menghidupkan handphone ada 20 telepon dari tania dan 9 sms. Aku membuka pesan dari tania

sms 1 pukul 6.40 wib
Rival aku udah otw

Sms ke 2 pukul 7.00 wib
Aku udah sampai di taman

Sms ke 3 pukul 7.15 wib
Kenapa telfonnya nggak diangkat?

Sms ke 4 pukul 7.30 wib
Kamu udah di jalan?

Sms ke 5 pukul 8.00 wib
Val, kok telfonnya dimatikan?

Sms ke 6 pukul 8.20 wib
Rival kamu masih di jalan?

Sms ke 7 pukul 9.00 wib
val aku takut ada yang merhatiin

Sms ke 8 pukul 10.05 wib
Val kalau kamu udah baca sms aku, cepat ke sini val aku takut

Sms ke 9 pukul 10.08 wib
Orang yang merhatiin aku mendekat val!

Aku terkejut saat membaca pesan dari tania. Sekarang aku merasakan kehilangan sosok yang selalu ada untukku yang selalu mengingatkanku tapi sekarang orang itu sudah tak ada lagi bersamaku. Penyesalanku sudah tak ada gunanya TANIA MICCELL DARWIN sudah pergi.

Aku hanya bisa berkata I AM SORRY buat semuanya. Aku terlambat, aku janji sama kamu aku akan berubah.

End

Cerpen Karangan: Mori Hovipah
Facebook: Mori Hovipah
Hai, salam kenal. semoga suka sama ceritanya iya.

Cerpen I am Sorry merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pacarku Daun Muda (Part 3)

Oleh:
Hatiku hancur… aku baru menyadari jika aku telah meninggalkan seseorang yang sangat istimewa di dalam hidupku. Aku merasa sangat kehilangan Rico, yaa Tuhan aku sangat menyesal dengan perbuatanku. Benar

Andai Saja

Oleh:
Andai saja waktu dapat kuhentikan.. Kan kuperbaiki semua kesalahan kupadamu.. Andai saja waktu dapat kuputar kembali.. Aku kan berteriak lantang dan mengatakan bahwa ku mencintaimu.. Sangat.. Aku terlalu lemah

Kamulah Hidupku

Oleh:
Tentang hidup yang semua orang membicarakannya, begitu juga aku, yang belum tahu banyak tentang kehidupan, yang belum mengerti arti hidup. Orang bilang dalam hidup ada jalan yang berliku, aku

Karena Iklan

Oleh:
“Fitri!” panggil Dinda ketika baru saja tiba di sekolah. Fitri yang baru saja memarkir sepedanya langsung menoleh. Di kejauhan, Dinda melambaikan tangan. “Ada apa?” tanya Fitri setibanya di hadapan

Pulang

Oleh:
Sejuk pagi hari, harum embun membuat kehidupan di desa begitu menenangkan dan damai. Berdiri di sana, di puncak gunung yang melihat matahari terbit seperti harapan yang ingin dia wujudkan,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *