Happiness
Cerpen Karangan: Haifa TauhidientaKategori: Cerpen Perjuangan
Lolos moderasi pada: 7 May 2016
Segumpalan awan yang menyelimuti bukit-bukit di Cikajang kini mulai terlihat jelas oleh Aila Dari jendela kamarnya. Ya, rumah Aila memang berada di pedesaan. Aila tinggal bersama keluarga kecilnya di rumahnya yang sederhana, walaupun begitu Aila tetap mencintai keluarganya. Aila tidak kaya, tetapi hatinya baik sekali. Setiap hari selalu membantu ibunya yang bekerja sebagai petani. Ibunya bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Aila mempunyai adik yaitu Iqbal yang sekarang sedang duduk di bangku Kelas 1 SD, Aila berusia 19 tahun dia tidak melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi. Iqbal? Dia bisa sekolah karena dibantu oleh Bude Aila. Di saat seperti ini Aila masih ingat perkataan budenya. “Aku bisa membiayai Iqbal, tapi Aila, maaf karena biaya kuliah cukup mahal.” ucap Bude Aila suatu hari. Tentu Aila sedih tapi hatinya tetap kuat menghadapi hidupnya ini.
‘Gluduk..’ Suara petir yang membuat Lamunan Aila buyar, dan tersadar bahwa ia belum menyelesaikan pekerjaan rumah. “Cause if you like the way you look that much oh baby you should go and love yourself.” Aila bernyanyi lagu Justin bieber sambil membereskan ruang tengah rumahnya, Yups, Aila sangat mahir bernyanyi bisa dibilang suaranya sangat indah, hanya bakat inilah yang Aila punya, selesai menyapu halaman rumah, Aila mulai tersadar, balkon rumahnya serasa sepi, Aila pun berencana untuk pergi ke rumah temannya, tak disangka saat di rumah tetangganya, di TV, ada iklan yang menayangkan berita tentang audisi menyanyi di Jakarta acara itu adalah the Voice yang dipandu oleh Agnez Mo. Siapa yang tidak tahu Anez Mo? Artis multitalenta yang sudah dikenal banyak orang, perasaan senang sangat terlihat jelas dari wajah Aila. Ia harus mengikuti audisi itu apa pun resikonya. karena inilah salah satu cita-cita Aila, yang juga akan memperbaiki ekonomi keluarganya. Lagi pula, Aila masih punya tabungan untuk ongkos pergi ke Jakarta.
Aila menatap ibunya lurus, kata-kata yang ada di otaknya mulai terlontarkan lewat bibirnya.”Bu, hari ini Aila akan pergi ke Jakarta, untuk mengikuti audisi. Maukah Ibu mengizinkan Aila untuk pergi?” Ibunya mengangguk, sebenarnya ada rasa khawatir yang menghantui pikiran ibu Aila, kekhawatiran yang selalu ada di benak para orangtua lainnya, siapa yang tidak sedih jika anaknya pergi jauh? Butiran halus mulai ke luar dari kelopak mata ibu Aila, “Tunggu Aila Bu, Aila akan menjaga diri Aila.” ibunya mengangguk. Aila pun pergi. Bus mulai membawa Aila pergi jauh dari rumahnya, kini Cikajang sedikit demi sedikit mulai hilang dari pandangannya. Sepanjang perjalanan hanya deru mobil yang melekat di gendang telinga Aila, bosan mulai menguasainya. Tak ada yang bisa Aila lakukan selain diam. Tiupan angin berhembus mulai menyentuh pipi Aila. Akhirnya, perasaan bosan itu telah hilang seketika saat Monas mulai terlihat dari kejauhan, Aila sampai di Jakarta.
Ah.. Monas yang menjulang tinggi itu tidak henti hentinya membuat Jantung Aila terus berdegup kencang, tempat audisi digelar di dekat Monas. Aila mendapatkan No kontestan ke-188 yang membuat Aila harus menginap seharian di tempat audisi, tapi Aila malah senang bukan kepalang karena dengan menginap di tempat audisi Aila bisa mengurangi biaya untuk menginap di hotel. Semalaman ia habiskan untuk berlatih di tempat audisi, akhirnya Aila dipanggil untuk menampilkan bakatnya itu di depan juri. Gugup? Tentu.
Melodi-melodi yang diiringi suara indah Aila yang mulai membuat Ari lasso membulatkan matanya begitu pun Agnez Mo, badannya bergetar, tangannya ia tempelkan ke telinganya untuk memastikan suara Aila yang benar-benar indah. Ternyata pilihan lagu Aila yaitu safe and sound mampu membuat Ari lasso benar-benar terkesan, dan ‘Bush.. Bush.. Bush.. bush..’ suara tombol yang ditekan oleh 4 coach terdengar jelas oleh Aila. Seusai menyanyi Aila tak menyadari bahwa air matalah yang telah membasahi pipinya. “Tunggu Aila sampai nanti final, Bu.” gumam Aila ditengah 4 coach sedang berkomentar.
Saat itu memang angin malam hari di Jakarta sangat kencang, makanya, Aila mulai merapatkan jaket yang sedari tadi ia pakai. Kebimbangan mulai menari nari di pikirannya, ketika Aila sedang duduk di kamar karantina Aila sempat berpikir bagaimana jika dia tidak lolos di babak selanjutnya? Ah! Tapi itu semua Aila abaikan, Aila tetap semangat dan melanjutkan latihan. Sampai ke babak final itu tidak mudah, peminat the voice sangat banyak, bahkan beribu ribu peminat, berbagai macam suara, berbagai macam orang, berbagai macam daerah, dan berbagai macam sifat. Suara Aila adalah salah suara yang paling bagus menurut Ari lasso, tidak salah jika Aila sampai ke babak final, tinggal 2 orang yang tersisa, Aila dan junior, junior memang mempunyai suara yang bagus juga, bahkan Aila rasa junior lah yang layak mendapatkan juara pertama the Voice Indonesia.
Terangnya rembulan menembus malam, ini lah penentuan siapakah juara the Voice Indonesia, di atas panggung junior sudah berdiri dan menampilkannya dengan baik dan bagus, kini giliran Aila, aila membawakan lagu almost is never enough yang dipopuler kan oleh Ariana grande. Seperti biasa, Aila mampu membuat Ari lasso, Agnez Mo, Kaka, dan Judika terkagum kagum sampai membuka mulutnya. Daniel Mananta mulai mengumumkan juara the Voice. “Seperti Yang telah diketahui, juara pertama akan mendapatkan hadiah sebesar 50.000.000 dan tentunya piala the Voice ditambah si pemenang akan mendapatkan lagu yang diciptakan oleh Ari lasso dan Agnez Mo yang berjudul winner”.
Perasaan tegang selalu datang ketika di saat seperti ini, padahal Aila tak menginginkannya, tapi untungnya Aila mampu melawan perasaan gugup dan tegang yang menyergapnya. ‘Deg..Deg..Deg..deg’. “And the winner is… Junior.” BYAR!! Bagaikan suara petir yang menyambar dirinya tanpa perantara, sebuah panah panah yang menusuk badannya, ‘Cobaan apa lagi ini?’ Rasanya ingin sekali Aila cepat cepat pulang dan memeluk ibunya, menumpahkan segala kekesalannya, kekecewaannya, di pelukan ibunya itu.
Tapi apa daya? Dia harus menunggu acara sampai selesai. Di sisi lain Saat Aila sedang sibuk dengan perasaan kecewanya yang akut, Daniel bergegas ke backstage saat ia dipanggil oleh salah satu Crew, 1 menit berlalu Daniel kembali ke Stage, “Mohon maaf pemirsa, terjadi kesalahan teknis, the winner is…. A..I..L..A! congratulation Aila!!” sambung Daniel yang disambut tepukan tangan penonton yang meriah, perasaan kecewa, sedih, dan malu sangat tersirat di wajah junior. Sontak Aila kaget dan terbangun, memastikan yang terjadi. “Apakah benar? Aku pemenangnya?” Daniel menjawab hanya dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kini, Aila merasa terbang ke langit, semua kebimbangan yang selalu ia kecewakan terjawab semua, nyatanya ialah pemenangnya.
Aila menebarkan senyumannya yang indah kepada pemirsa dan para coach. “Terima kasih semuanya, Ibu aku berhasil. Ini semua untuk Ibu.” ucap Aila ke kamera sambil menangis, ibunya yang sedari malam sudah dihubungi lewat telepon oleh Aila, bahwa hari ini ia akan tampil di Stage penentuan, langsung bergegas menuju rumah tetangganya hanya untuk melihat anak perempuan satu satunya. Ibunya Aila pun ikut sedih, karena anaknya yang berbakat itu telah meraih cita-cita yang sedari kecil selalu diceritakan kepada ibunya. Kini cita-cita Aila tercapai sebagai penyanyi terkenal di TV, walaupun begitu Aila tak sombong, dan masih berbaik hati. Akhirnya Aila merasakan kebahagiaan, dia bisa meneruskan sekolah di Bandung. Susah selalu ada akhirnya, roda itu berputar. Semua orang tahu apa akhir dari kesusahan itu, Ya kebahagiaan.
Cerpen Karangan: Haifa Tauhidienta
Facebook: Haifa Tauhidienta
Cerpen Happiness merupakan cerita pendek karangan Haifa Tauhidienta, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Mati Dalam Angan (Part 2)
Oleh: Affiantara Marsha YafenkaKami berenam langsung berlari keluar dari lubang perlindungan menuju tempat yang direncanakan. Sementara Kapten Ade berlari ke arah lain untuk memancing perhatian regu tembak dan berhasil, semua tembakan langsung
Detektif Kaca
Oleh: Muhammad Septian RachmandikaTelah kuperhatikan kaca itu, penuh retakan, dan ku lihat bayanganku tak sempurna. Tercipta di otak ku rasa keingintahuan akan retakan kaca itu. Ku selalu ingin tahu apa dan bagaimana
Pengkhianatan Anak Angkat
Oleh: Henri KoreyantoGambaran langit merah di sore itu betul-betul sulit hilang di ingatan bocah cilik yang mendekam di kereta kuda. Tak sempat ia mengucap sepatah kata untuk bapaknya yang lebih dulu
Seberkas Cahaya Di Kampung Biru
Oleh: Aisyah Nur HanifahKampung Biru, adalah salah satu kampung terkecil dan terasing di daerah pedalaman Kepulauan Ubud, Desa Waerobo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sebuah perkampungan yang kecil, berdirilah aku, seorang anak
Chip Robot (Part 3)
Oleh: Nur HidayatAku terbaring di atas sebuah kasur lantai yang sedikit koyak. Perlahan aku buka mataku. Lalu bangun dengan perlahan sambil menahan sakit di tanganku ah.. Ah.. Aw.. Dan terlihat seorang
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply