Bernafas Tanpamu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 27 January 2013

5 Agustus 2011, Medan, Indonesia -Mentari pagi lembut menyapa, Mengintip dari celah bilikku dengan kehangatannya kian merayap mengusir dingin yang sedari tadi menusuk tulang.
Disaatku membuka mata, aku menatap jam bekerku yang menunjukkan kearah jam 6 lewat 45 menit 7 detik. ”Terlambat”. Pikirku.
Tiba disekolah, jam tanganku tepat menunjukkan jam 7 lewat 30 menit, segera aku berlari dari lantai bawah hingga menuju lantai paling atas.
“Gubrakk”. Aku terjatuh karena penyakit jantungku kambuh lagi, untungnya ada seorang murid perempuan yang menolongku saat itu. Murid itu menolongku kelihatan ikhlas.
“Kamu gak apa-apa?”. Tanya murid itu dengan senyumannya.
“Yah aku gak apa-apa kok”. Jawabku dengan wajah pucat menahan sakit.
“Yakin? aku antar kamu kekelas ya ! “. Kata murid itu sambil merangkulku dan membawaku kedalam kelas. Awalnya aku menolak, tapi ia tetap memaksa diri untuk membawaku kedalam kelas. Kelihatannya ia khawatir dengan kondisiku saat itu.

Tiba dikelas, “Oia nomor handphone kamu berapa? Entar kalau terjadi sesuatu dengan kamu hubungi aja aku, ini nomor handphone aku”. Ujar murid itu sambil memberikan sebuah kertas kecil yang bertuliskan nomor handphonenya , kemudian ia pergi meninggalkan
Aku kelihatan sangat terburu-buru karena ia juga terlambat saat itu. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih padanya karena ia sudah menolongku, aku juga lupa menanyakan siapa namanya.

Sepulang sekolah setelah kondisiku lumayan membaik, aku mencoba untuk sms Murid itu dan sms itu berisi ucapan terima kasihku padanya karena ia sudah menolongku, dari sms itu pula aku mengetahui namanya. Namanya adalah Fita khairani, kelasnya hanya
Bersampingan dari kelasku.

Semenjak itu fita sering kali memperhatikanku, ia selalu menjagaku dan kami selalu bersama bagai api dengan asap yang tak mungkin bisa terpisahkan. Aku dan fita akhirnya menjalin hubungan persahabatan, dalam persahabatan itu saling ada perhatian dan pengertian diantara kami.

Gak lama kemudian, keadaan berubah. Mungkin fita menyadari bahwa persahabatan kami terlalu dekat sehingga ia sedikit menjauh dariku atau mungkin sebaliknya, ia malu punya sahabat yang penyakitan sepertiku. Aku dan fita saling melangkah berjauhan. Jarak itu
Membuat aku dan fita bertengkar, pertengkaran itu membuat kami lupa akan adanya Persahabatan diantara kami.

Tak mudah bagiku untuk melupakan semua kenangan manis, rindu takkan bisa meng-halangi kami. Akhirnya kami bersahabat lagi hingga pada akhirnya aku tahu kalau ternyata fita juga memiliki penyakit yang lumayan parah. Kasihan fita, setiap 2 jam sekali ia harus
Menahan sakit. Fita memiliki penyakit ginjal yang cukup serius tapi ia tetap saja berkeras hati untuk tetap bertahan tanpa harus menajalani operasi.

Mendengar kabar buruk itu, sikapku terhadap fita agak lebih perhatian dari pada yang sebelumnya. Fita ternyata tidak suka dengan sikapku yang terlalu memperdulikannya.
“Udalah shaf, kamu gak usah terlalu peduli sama aku, lagian hidup aku gak bakal lama lagi kok !”. Ujar fita padaku. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut fita, aku spontan sangat terkejut. Aku dan dia sama-sama terserang penyakit yang keadaanya lumayan parah, tapi
sanggupkah aku harus bernafas tanpanya? , lebih baik aku yang akan pergi. Pikirku.
“Gak akan fit ! . Disini ada aku, selama masih ada aku dan selama kita masih bersama percaya kamu akan baik-baik saja”. Ujarku dengan senyuman menyemangatinya.

Hari akhirku sekolah dan hari terakhirku bersamamu Fita. Aku akan menjadi bintang dimana yang akan menjaga tidurmu tepatnya dimalam hari, aku juga akan menjadi kupu-kupu yang ingin terbang menghiasi hari-harimu.
“Kamu pucat banget , badan kamu juga panas banget shaf”. Begitulah kata fita dengan kekhawatirannya. Aku hanya tersenyum.
“Fit boleh aku minta pelukanmu?”. Pintaku padanya. Fita langsung memelukku
Dengan pelukan hangatnya sebuah persahabatan.
“Makasih atas semuanya”. Ujarku dalam kata-kata terakhirku didunia dan melepaskan semua beban-beban penyakit yang kurasakan dalam pelukan hangatnya fita. Teriak histeris fita yang saat itu menghebohkan seluruh siswa beserta guru-guru disekolah. Fita menemukan sebuah surat kecil disaku bajuku yang saat itu sempat aku tuliskan sebelum berangkat ke sekolah.

“Maafkan aku. Sebenarnya aku gak mau ninggalin kamu, tapi aku gak mau liat kamu harus terus menerus menahan sakit.
Ginjal ini !
Semoga ginjalku ini bermanfaat bagimu, jagalah ginjal ini seperti layaknya persahabatan kita.
Sekarang aku bernafas tanpamu, jadi kita tak perlu melangkah berjauhan lagi. Aku sudah mengikhlaskan semua. Maafkan aku yang jika selama hidupku tak berguna bagimu, maafkan aku yang jika pernah menyakitimu dan maafkan aku yang tak bisa disampingmu sampai detik ini sebagai sahabatmu, tapi tahukah kamu?aku akan tetap menjagamu disana bersama bintang – bintang . Lihatlah keatas dan curahkan semua isi hatimu, maafkan aku yang saat ini tak mampu menghapus air matamu. Kamu perlu tahu, jangan berikan aku hiasan butir-butir tangismu, tapi berikanlah aku senyuman terindahmu disaat kepergianku”. (Shafa vhierani)
Itulah isi surat kecil yang sempat aku tuliskan sebelum aku berangkat kesekolah.

Selesai

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Sindi violinda
Facebook: sindi.violinda[-at-]yahoo.com
Kelahiran: MEDAN, 11 MEI 1996
ALAMAT: MEDAN, Jl. Marindal 1 Gg. family pasar 5
Facebook: Sindi violinda
Twitter: @xiundong

Cerpen Bernafas Tanpamu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kafe Horor

Oleh:
Dimalam yang dingin penuh rintik hujan, tiba-tiba dering telfon memecah keheningan malam itu. Kringgg… kring… Sial ternyata itu telfon dari si Alena “Ri keluar yuk ke kafe baru dekat

Homecoming

Oleh:
“Kemana katamu?” Sam melotot sejadi-jadinya mendengar ucapan Owen barusan. “Hutan, kataku,” tegas Abangnya. “Kita pergi ke hutan besok pagi, mencari Tessa.” “Kau gila!” dengan itu Sam buru-buru menuju sepedanya

Good Bye Winter

Oleh:
Putih. Sejauh mata memandang hanya terlihat putih. Gumpalan salju bekas badai semalam masih menyisakan angin dingin yang menusuk kulit. Di pagi tanpa mentari yang tersenyum bukanlah hal suram bagi

Story About Me and Friends

Oleh:
Aku dan Shara sedang bergurau. Teman-teman yang lain juga, Icha, Dhiya, Salsa, Kiara, Siska, Dea, dan semuanya sedang bercanda tawa, karena dua pelajaran terakhir ini kosong. Kuputar mataku ke

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *