Bukan Rio Tapi Sureno

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 27 May 2013

— Rissya P.O.V —
“KYAAAA… Kak Rio! Jangan gangguin gue mulu bisa kan!” bidik ku pada sosok kakak kelas yang setiap hari membuat mood-ku turun.
“gak bisa deh! Bisa kudisan kalo gak ganggu loe tau” kak rio mencolek dagu ku. Ia tersenyum jahil sembari matanya yang di kedipkan. Setiap orang yang melihat kejadian itu pasti akan iri padaku. Secara si kak rio yang terdaftar dalam ‘most wanted boy’ SMA BUDI LUHUR gitu loh. Katanya si ganteng, iya aku akui tapi sedikit pun aku tak pernah suka padanya. TIDAK AKAN SUKA! camkan itu.
“Loe ngalamunin gue kan? Ngaku loe!” ledek kak rio padaku. Aku hanya begidik.
“gue, adinda syufarrissya gak akan pernah ngalamunin kak mario sureno eh sevano erlangga”
“apa loe kata? Sureno? Jelek banget, itu gak cocok sama gue cantik” kembali kak rio mencolek dagu ku.
“DASAR KAK SURENO! Omesh, sengak!” aku pun segera lari menjauh dari kak rio. Kak rio masih menatap punggung ku yang semakin menjauh. Aku terus berlari dengan rasa puas telah membentak lelaki sengak macam sureno eh rio.

“hosh.. hosh..” nafasku tersenggal-senggal. Tepat di depan ku berdiri dua orang gadis yang tak lain adalah prissy dan angel. Mereka menatapku heran.
“loe kena jahil kak rio lagi?” aku hanya mengangguk kesal. Angel merangkulku. Akhirnya kami duduk pada bangku yang tersedia di depan kelas.

— Author P.O.V —
Rio berjalan bersama sahabat dekatnya. Semua mata para hawa nampak tertuju pada kedua pemuda tampan yang menjadi ‘most wanted boy’ SMA BUDI LUHUR. Yah, siapa yang tak kenal dengan Mario Sevano Erlangga, pemuda blasteran prancis-indo ini memiliki mata berwarna coklat bening. Tubuh atletis serta berkulit sawo matang. Pemuda yang sukses menjadi kapten basket dan selalu menjadi juara kelas. Pemegang sabuk hitam tae kwon do yang sekarang mulai menggeluti judo. Orang tuanya adalah pemilik perusahaan besar yang tersebar di Asia dan Eropa. Dan pemuda yang berjalan di sebelahnya adalah Gabriel Stev Latto pemuda blasteran Belanda-indo yang tak kalah tampan dari rio. Badan atletis, kulit coklat serta mata almond yang hitam pekat. Sukses menjabat sebagai ketua OSIS yang akan lengser. Juga sebagai Kapten renang dan futsal. Pemegang sabuk hitam karate. Orang tuanya adalah direktur sebuah bank ternama dan memiliki beberapa hotel besar. Mereka terlalu sempurna bagai malaikat. Di sisi lain seorang gadis sedang duduk sambil tertawa. Adinda Syufar Rissya gadis cantik blasteran turki-jerman-indo ini sangatlah manis dengan dua lesung pipi yang dalam. Matanya coklat tua dengan alis yang sedikit tebal. Kulit putih bersih dengan tubuh semampai. Rambutnya panjang menggelombang. Anak kandung dari direktur perusahan besar di Asia dan Eropa sama seperti rio. Bagi kaum adam, rissya adalah gadis tersempurna si dunia.

— Rio P.O.V —
Aku duduk dengan santai di sebelah gabriel. Aku dan gabriel menunggu bel datang.
“loe kenapa ganggu si rissya mulu, yo? Kasian dia kayaknya frustasi banget ngadepin loe” aku hanya tersenyum manis tanpa menatap gabriel.
“dia beda jadi gue suka” jawab ku tenang. Sudah 15 menit bu wuni menjelaskan berbagai mecam rumus-rumus fisika. Gabriel nampak tertidur dengan buku yang sengaja ia berdirikan agar menutupi wajahnya. Dan setelah 4 jam pelajaran, istirahat telah tiba dan menarik semua hasrat para siswa SMA BUDI LUHUR. Aku membangunkan gabriel yang sedari tadi tertidur saat pelajaran.
“hooooaaammm, mau kemana? Kantin?” tanya gabriel padaku. Aku mengangguk lalu beranjak. Gabriel tampak mengekori langkahku layaknya bodyguard. Saat sampai di kantin aku bingung mencari tempat sedangkan gabriel sibuk memesan makanannya dan makannan ku. Aku melihat sosok yang sangat ku kenal. Aku mendekati sosok itu dengan pelannya aku duduk disebelahnya. Aku menaruh jari telunjuk di bibirku. Tampaknya prissy dan angel mengerti. Ya, prissy dan angell lah yang duduk satu meja dengar rissya. Rissya menatap heran ke arah teman-temanya. Ia sedari tadi di perhatikan prissy dan angel. Rissya hanya cengo. Ia lalu mengikuti pandangan prissy dan angel.
“KYYYYAAAA.. loe ngapin disini hah?” tariak rissya.

–Author P.O.V —
Gabriel nampak membawa baki yang penuh dengan pesanannya.
BRRAAAKK
Gabriel menaruh baki itu seakan membantingnya. Semua orang di kantin sempat melirik kearahnya.
“nih pesenan loe yo” gabriel menatap rio yang tengah beradu mulut dengan prissy.
“iya iya, bawel loe” rio pun menarik semangkuk mie ayam dan segelas greentea.
“apa gak ada tempat lain!” ucap rissya dengan sinis. Matanya melirik ke arah rio, yang di lirik pun membalasnya.
PLETTAKKK
“cisss, sakit SURENO!”
“rissya! Saveno bukan sureno bodoh!”
“masa bodo lah. Gue maunya sureno, bweeekkk” rissya menjulurkan lidahnya. Saat ini rissya telah berlalu meninggalkan rio dan gabriel yang sibuk makan. Sementara prissy dan angel telah mengekori rissya. Gabriel nampak menggeleng melihat kelakuan sahabatnya kepada rissya.
“loe suka dia? Cara loe salah sureno, makanya dia kabur terus” celetuk gabriel asal.
“nama gue bukan sureno! Dengan cara ini pasti dia lama-lama runtuh juga” rio menoyor kepala gabriel. Ia memfokuskan matanya pada makanannya. “bagusan sureno, yo haha lebih gimana gitu” gabriel memecah tawanya dengan puas.
“rese lo, yel! Mau gue bogom ha?” gabriel begidik ngeri saat rio mengangangkat kepalan tangan dengan kuat-kuat.
“iya ampun deh, ampun kak sureno” rio memelototkan matnya menatap gabriel yang lari pontang-panting. Riopun ikut beranjak. Para kaum hawa mengembangkan senyum saat rio melewati mereka. Dengan tampang santai rio berjalan dengan memamerkan lesung pipi di bagian kanannya. Langkah rio terhenti saat tatapannya di suguhi oleh pemandangan tak enak. Ia menghampiri dua manusia yang tengah bercengkrama.

— Prissy P.O.V —
Aku menatapi setiap lekuk wajah lelaki yang ada di hadapan ku. Lelaki tampan itu tersenyum begitu manis ke arah ku.
“loe buat jantung gue serasa mau copot, kak” ucapku dalam hati. Aku merasakan panaspada kedua buah pipiku. Ku yakin bahwa sebentar lagi pasti pipiku akan seperti kepiting rebus. Aku dengan gerak cepat menundukan kepala sembari menyesap air berperisa mangga di hadapanku. Aku tertunduk dalam. Setengah mataku kadang melirik ke arah lelaki itu yang tampak sedang memperhatikanku. Dia adalah kakak kelas yang ku sukai bahkan ku cintai sejak aku MOS. Lelaki yang akrab di sapa gabriel inilah yang telah berhasil membuatku gila. Sesuatu yang gaduh menyadarkan ku. Akum engerutkan kening saat melihat rissya sahabatku tengah beradu mulut dengan kak sureno ups salah maksudku kak rio. Tiba-tiba saja angel menarikku yang masih cengo dengan kelakuan dua manusia tadi. Aku meninggalkan kak rio dan gabriel yang kini mulai tenang menyantap mie ayam mereka. Saat di kelas aku dan angel duduk sambil sibuk mengotak-atik akun twitter, sedangkan rissya tampak sedang bercengkrama dengan seorang lelaki berkulit coklat tua. Dapat kukenali bahwa lelaki itu adalah sepupu rissya yang bernama ALAM KURNIAHUNGLON. Aku cukup kenal dengan sepupum rissya, angel pun begitu. Sampai-sampai aku memanggilnya ALE sama seperti rissya dan angel. Mataku membelalak saat seorang lelaki menghampiri rissya dan ale yang tengah bercengkrama. Lelaki itu tampak mengganggu kenyamanan rissya. Senyumku mengembang kala seorang yang ku puja pun sedang menuju kesitu. Setelah mendengar keributan kecil dari kak rio dan rissya, akupun keluar.
“kak,temen loe hobby banget sih jailin rissya?” tanyaku yang sudah berada di samping gabriel.
“loe tau sendirikan semboyannya rio?” aku mengangguki jawaban gabriel. Aku cukup mampu mengendalikan kegugupanku saat dekat dengan gabriel. Tiba-tiba ponselku bergetar. Sebuah pesan masuk dari angel. Hah angel? Aku celingukan mencari angel. Ku buka pesan itu yang isinya:

From: Angellica
WOY! mojok loe? :p

Aku terkekeh. Tak kusangka gabriel malah menatapku heran. Dia menempelkan punggung tangannya pada keningku.
“loe panas?” aku menggeleng sambil menguatkan diri dari getaran pesona gabriel.
“ngapa loe ketawa-ketawa, bodoh! Obat loe abis” gabriel menoyor kepalaku. Aku hanya manyun gak jelas.
“loe pikir gue gila, kak. Ah loe nyebelin ah” aku masih mengerucutkan bibir sambil mengembungkan pipi. Kedua tangan ku lipat di dada.

— Rissya P.O.V —
Hari ini aku terduduk di balkon. Aku menatapi setiap kesialanku di sekolah.
“tuh orang gak cape apa ganggu hidup gue?” gumam ku. Tepat saat aku ingin mengambil ponsel, ternyata ponselku bergetar. Ku tekan tombol hijau.
“iya, hallo”
“….”
“mau pulang mah? Serius?! Yeee”
“….”
“hm, cuma mau kenalin aku ke anak tante manda? Ya ya”
“….” aku hanya mengangguk pasrah mendengar orang dari balik telefon itu berkata. Aku tau resiko jika aku menolak keinginannya kali ini. Yah, orang tua ku memaksaku bertunangan dengan anak tante manda. Kepasrahan yang kini ku genggam, aku tak mau mengorbankan les-les pentingku karena masalah ini. Bukankah masalah cinta bisa nanti?.
“iya mah, rissya ngerti kok. Tapi kalo rissya gak sreg jangan di paksa lagi!”
“….Tut. Tut. Tuttt” aku meletakan kembali ponselku setelah ibu ku mengakhiri komunikasi yang membuat mood ku makin buruk.
“kayaknya gue hidup dalam kesialan deh. Tiap sekolah di ganggu si kak sureno itu sekarang malahmau di jodohin! Emang gue gak laku” gumam ku.
“aishh,gue kok bisa sial gini. Dulu perasaan beruntung mulu, ini pasti gara-gara kenal kak sureno nih!” aku menggerutu hebat. Pintu kamarku terbuka pelan namun dapat ku dengar.
“rissyaaaaaaa” seorang gadis nampak celingukan. Aku melambaikan tangan berharap dia melihatnya.
“hayoooo loe ngapain di sini? Mikirin kak rio ya. Cieee rissya” gadis itu mengeluarkan jurus cerewetnya. Aku tersenyum sinis.
“najis! Gue mikirin kak sureno mah bisa gempa ni bumi” jawabku dengan wajah datar.
“eh iya deh. O iya riss, gue mau loe ikut ke puncak besok?” aku mengangkat bahu.
“engga ah, ngel. Gue males ke puncak. Mamah gue juga besok balik”
“yah gak asik banget loe” aku terkekeh menatapi angel, gadis yang tadi menghampiriku. Angel memasang wajah kecewa.
“yah kok loe manyun si?” angel masih terdiam. Ia hanya memanyunkan bibirnya. Aku terkekeh renyah menatap tingkah angel.
“oke gue akan usahain ikut liburan loe deh”
“waaaao! SERIUS LOE RIS? Asikk”
“tapi kagak janji gue ya”
“yang penting loe udah mau usahain buat ikut”
“iya iya” Aku tertawa saat angel merangkulku dengan wajah sumringah.
“gue balik dulu ya. Ada janji sama koko” ucap angel lalu berdiri dari duduknya.
“yehhh, mojok aja loe sama apin?” aku pun ikut berdiri mengantar angel untuk enyah dari rumahku. Setelah sampai diluat terlihat seorang lelaki berwajah oriental. Lelaki itu bersandar pada sebuah mobil nissan juke sambil tersenyum ke arah ku dan angel. Angel langsung mengampiri lelaki yang tak lain adalah kekasihnya, alvin.
“rissya, gue balik dulu ya” ucap angel melambaikan tangan.
“duluan ris, jangan ngalamunin rio kalo loe lagi sendiri” ucap alvin yang memang satu sekolahan dengannya. Ia adalah kakak kelasnya dan teman rio yang berbeda kelas sehingga jarang bersama.
“cissss.. Gak sudi gue mikirin sureno hoek.. Hoekk” jawabku sambil menirukan gaya orang ingin muntah. Alvin dan angel tampak tertawa.
“oke gue balik duluya riss, ayo ko” angel memasuki mobil yang di ikuti oleh alvin. Klakson mobil itu berbunyi lalu melaju meninggalkan rumahku. Rumah megah kini sepi kembali. Saat membalikan badan timbul niat untukn geluyur pergi. Pergi dari keheningan rumah dan untuk sejenak menupakan kesialan ku.
“ke mall ah” ucap ku lalu menuju kamar untuk ganti pakaian. Setelah 5 menit aku sudah siap dengan kaos warna biru langit dan celana kodok pendek. Kaki ku pun sudah terbungkus flat shoes warna senada.
“oke. Capcus rissya” kataku saat mulai keluar dari kamar. Aku sampai tepat di depan mobilku. Aku langsung melajukan mobilku meninggalkan rumah yang hening itu.

— Rio P.O.V —
“hallo, yel”
“…”
“loe dimana, gue ke rumah loe ya?”
“…”
“pergi sama sapa loe?”
“…”
“prissy, mojok loe? Haha”
“…”
“ya udah gue jalan sendiri aja. Bye. Have fun bro” aku mematikan sambungan telefon ku dengan gabriel. Aku segera bangun dari atas ranjang lalu menyomot handuk. Setelah bebersih dan memakai pakaian yang santai aku keluar dari kerajaanku (kamar). Ku lihat mamah sedang menikmati teh hangat sambil melihat acara gosip.
“pagi mah” sapa ku pada mamah.
“pagi sayang. Mau kemana kamu?” tanya mamahku heran.
“mau pergi mah, bete nih” mamah hanya mengangguk.
“besok ada acara jangan lupa!” kini gantian aku yang mengangguk dengan wajah malas.
“mah emah gak ada cara lain? Masa anak mamah yang ganteng ini mau di tunangin sama cewek yang gak rio kenal?” aku menatap mamah yang tampak memalingkan wajah menatapku.
“kalau gak mau gak apa-apa, yo”
“tapi rio gak mau ikut papah di paris”
“itu sudah keputusan mamah, yo. Lagi pula anaknya tante winda cantik kok”
“hem, aku mau pergi dulu mah” aku pun beranjak pergi meninggalkan mamah yang langsung fokus dengan acara gosip. Aku memasuki mobil sport ku yang ada di garasi luar. Ku injak pedal gas agar melaju. Melaju jauh, jauh dan jauh hingga aku berada tepat di sebuah pusat perbelanjaan mewah. Setelah memarkirkan mobilku, aku langsung berjalan menuju keramaian.
“siapa tau dapet barang bagus” gumamku yang masih berjalan santai. Semua mata kaum hawa tampak memandang ke arah ku entah kagum atau gayaku yang aneh, entahlah. Aku masih terus berjalan santai tak menghiraukan tatapan itu.

ADVERTISEMENT

–Author P.O.V —
Rio berjalan ke arah suatu toko yang menjual buku. Ia menyusuri rak demi rak untuk memilih buku yang di sukainya. Matanya tertuju pada sebuah buku bercover hantu. Ia melangkah dengan cepat dan meraih buku itu. Namun saat ia meraih buku itu sebuah tangan lain juga meraihnya.
“eh gue dulu tuh yang ngambil” ucap rio lalu mengangkat wajahnya. Tangannya melepas buku itu.
“ya udah kalo loe emang mau buku ini, nih buat loe aja” ucap orang yang tadi di bentak rio. Rio melihat orang itu dari bawah ke atas.
“hm buat loe aja deh” rio pun membalikan badannya. Namun tangannya nampak di tahan oleh tangan orang yang berada dihadapannya tadi.
“baik banget? Boleh aku berteman sama kamu?” rio meneguk ludah saat orang yang ada di hadapannya dengan gemblang mengajaknya berteman. Orang beda jenis kelamin dengannya. Rio pun mengangguk. Di belakang gadis itu nampak berdiri seorang gadis yang sedikit lebih pendek dari gadis di hadapannya.
“kita makan siang bareng dulu yuk, gue yang traktir kok” kata gadis itu.

Tiba di cafe mereka terduduk di meja nomor 09. Seorang pramu sajimen datangi mereka dengan membawa buku menu. Setelah memesan merekapun bercakap-cakap. Rio nampak sudah dekat dengan gadis yang baru dikenalnya beberapa menit lalu. Sejak mereka duduk dan menikmati makanan pesanan, mereka masih tetap bercengkrama.
“gue ke toilet dulu, yo” rio mengangguk dan mengedarkan pandangan pada setiap sudut cafe. Seorang gadis dengan kaos warna biru langit menjadi perhatiannya. Ia lalu beranjak saat melihat gadis itu akan hengkang dari cafe brush. Ia mendekati gadis itu dengan senyum jahil. Sedangkan gadis yang di kenalnya tadi ia tinggalkan di cafe.
“loh rio mana, Din?” tanya gadis itu pada temannya.
“dia pergi tadi, gue gak tau juga kemana, nya”
“shit! Gue bales nanti, udah buat gue terbang main tinggal aja!” bidik gadis itu sambil tersenyum sinis. Gadis itu kembali duduk manis dan menikmati minumannya. Sedangkan Rio nampak masih mengikuti gadis berkaos biru langit.
“ayo ikut gue!” bentak rio pada gadis itu. Rio membekap mulut gadis itu. Gadis berkaos biru langit itu mencoba berontak namun apa daya tenaganya tak mampu melawan rio. Rio masuk ke dalam lift.
“hosh hosh” gadis itu memburu nafasnya. Ia masih menungging menghilangkan kepengapan nafasnya tadi. Rio malah tertawa puas melihat expresi gadis di depannya. Gadis itu mulai mengangkat wajah saat mendengar suara tawa rio yang sangat khas.
“kyyaaaa.. Sureno! Loe mau nyulik gue hah?” gadis itu mencak-mencak tak jelas.
“bwahaha loe lucu banget tadi haha” rio masih tertawa memandangi wajah cantik gadis di depannya yang sudah agak pucat.
“gila loe!” bidik gadis berkaos biru langit itu yang tak lain adalah rissya.
“terus kalo gue gila loe mau apa, gue ganteng inih” ucap rio dengan pede-nya. Ia mendekati rissya yang tampak memundurkan langkahnya. Rissya mentok pada dinding dan kini rio sudah menguncinya.
“please kak jangan gila deh” ucap rissya yang nampak ketakutan. Rio malah semakin dekat dengan rissya.
CUP
sebuah sentuhan lembut dari bibir rio menyentuh pipi rissya. Ketika lift terbuka rio pun keluar meninggalkan rissya yang cengo sembari memegangi pipi. Rio berjalan dengan santainya tanpa mempedulikan rissya.
“dasar sureno, omesh! Muka mesum!” umpat rissya menatapi kepergian rio. Ia pun kembali memencet lift ke arah lantai bawah. Sambil mangut-mangut tak jelas di dalam lift. Lift yang belum tertutup sempurna itu pun di masuki seseorang. Kini hanya ada rissya dan orang itu di dalam lift. Orang yang berbeda kelamin dengan rissya itu menatap rissya dari bawah ke atas. Rissya yang merasa risih pun ikut memandangi lelaki di depannya. Hingga lift sampai pada tempat tujuan rissya dan lelaki itu hanya mencuri pandang.
“ngeri banget tuh cowok! Lebih ngeri dari sureno” gumam rissya pelan hingga tak terdengar. Rissya terdiam lalu berbalik untuk mencari sesuatu.
“hey, ini punya loe?” ucap suara sopran tepat dari sisi kanannya. Rissya menoleh ke arah suara dan tersenyum kaku. Ia menganggukan kepalanya.
“makannya jangan buru-buru mbak” ucap pemilik suara sopran itu dengan ramah. Rissya mengambil tas kertas bertuliskan nama sebuah toko yang tadi terjatuh saat sedang bersama rio di lift.
“thanks ya, jangan panggil mbak deh, gue masih unyu kali” lelaki itu tampak terkekeh mendapati kenarsisan rissya. “oke kalo gitu, eh kenalin gue dika kalo nama loe?” tanya lelaki yang mengaku bernama dika.
“gue? Gue rissya” jawab rissya sambil tersenyum kepada dika.
“cantik banget!” batin dika masih menatap rissya yang tersenyum. Rissya menjentikkan jari di depan wajah dika berkali-kali.
“eh” dika mulai tersadar.
“ngeliatin apa si loe?” tanya rissya sambil celingukan.
“engga kok. Lagi liatin loe yang cantik banget hehe”
“gombal loe. gue duluan ya, ka” dika mengangguk dengan senyum simpul. Rissya pun berlalu meninggalkan dimana dika berdiri.

–SKIP —

Hari-hari yang di lalui selama satu minggu ini masih tetap sama. Berita tentang rio dan rissya tengah berpacaran pun semakin gencar di bicarakan di seluruh antero sekolah.
“kak rio! Balikin BB gue!” teriak rissya sambil mengekori rio yang tengah berlari.

“ayolah kak balikin BB gue hosh.. hoshh.. kak ple hosh.. please” mohon rissya yang ngos-ngosan. Rio nampak berhenti dan memandang rissya yang sudah berwajah agak pucat. Tampak buliran peluh mengalir membasahi wajah rissya. Tak sedikit yang memandang iri ke arah rissya dan rio yang selalu bertengkar.
“gue balikin asal loe mau ngaku kalo loe CINTA SAMA GUE!” rio mendekati rissya yang masih menungging mengatur nafas. Rissya mengangkat wajahnya menatap rio yang telah berdiri tegap di hadapannya.
“sini in BB gue! Gaku sah jail sehari aja bisa kan kak”
“bisa panuan gue kalo gak jailin loe haha” rissya mulai sempoyongan saat mencoba menegapkan tubuhnya.
BRRUUUKK
Rissya terjatuh lemas di lapangan basket. Dengan gerak cepat rio mendekati rissya yang telah terkulai lemas. Tampak dari jauh gabriel, prissy, alvin dan angel menghampiri rio yang tengah mencoba menyadarkan rissya. Tampak mimik panik menghiasi wajah rio.
“minggir” ucap rio yang telah membopong rissya. Sontak gabriel, prissy, alvin dan angel memberi jalan.

“tenang priss” ucap gabriel yang melihar raut kepanikan di wajah prissy. Mereka pun ikut mengekori arah kaki rio. Setiap mata yang melihat adegan rio tengah membopong rissya pun hanya dapat berharap bisa bernasib sama dengan rissya.
BRAKKK
Rio membanting pintu UKS lalu membaringkan rissya yang masih lemas.
“yel, beliin minumbuat rissya. Please” mohon rio saat gabriel dan yang lain sampaidi UKS. Rio menatap penuh harap agar gabriel mau di suruhnya. Gabriel mengangguk lalu berlari menjauh dari UKS. Rio nampak masih panik. Ia terus
memegangi tangan kanan rissya.
“sorry, riss. Gue gak maksud buat loe pingsan” ucap rio mencium tangan rissya dengan penuh rasa bersalah. Gabriel nampak telah memasuki UKS dengan sebotol air mineral di tangan kanannya. Rissya nampak belum sadarkan diri. Rio nampak semakin cemas dan merasa bersalah. Setelah delapan menit menutup mata rissya mulai merintih. Matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit.
“ngapain gue di sini?” tanya rissya polos sambil memijat kepalanya yang masih berdenyut.
“loe pingsan tadi” jawab alvin yang terduduk di dekat angel.
“sorry riss” ucap rio dengan wajah yang sangat bersalah. Rissya melirik ke arah rio.
“balikin BB gue sureno” ucap sinis rissya. Rio mengulurkan tangannya yang menggenggam ponsel rissya. Dengan sigap rissya mengambil ponselnya.
“awas loe kalo bajak BBgue!” bidik rissya dengan ketusnya.
“engga kok, loe cek aja” rio nampak sudah mulai menetralkan kecemasannya kepada rissya.
“dasar sureno! Sengak loe!”
“gue rio bukan sureno!”
“gue maunya manggil sureno! Rio terlalu keren buat cowok playboy kaya loe!”
“dasar cewek gak tau terimakasih loe! Gue cium mau?” rio mulai mendekatkan wajahnya ke wajah rissya. Rissya mendorong-dorong wajah rio yang terus mendekati wajahnya.
“dasar sureno omesh loe!” bidik rissya masih mencoba menjuhkan wajah rio. Tapi apa daya ia tak berhasil.
“loe jangan gakal-galak honey. Nanti muka loe jadi jelek gue gak mau itu” bisik rio dengan lembut. Rissya nampak memejamkan matanya.
“woy inget tempat!” ucap koor gabriel dan yang lainnya.
Keempat orang yang tengah menatapi setiap adegan yang di perankan oleh rio dan rissya hanya mampu terkekeh-kekeh pelan. Rio pun menjauhkan dirinya dari rissya.
“istirahat loe, biar cepet sembuh! Gue gak mau malaikat gue sakit”
“cisss…” rissya langsung sibuk dengan ponselnya.

— Gabriel P.O.V —
“pris, gue mau ngajak loe dinner, kira-kira loe mau gak?” ucapku pada seorang gadis yang duduk manis di kursi penumpang.
“oke, gue mau” jawab gadis itu. Aku berteriak dalam hati. Meluapkan semua kebahagiaan ku.
“aku jemput jam tujuh ya priss” gadis itu hanya mengangguk sambil menatapku teduh.
“yes! Sebentar lagi gue dapet cewek” ucapku kegirangan dalam hati. Saking senangnya aku sampai tak sadar bahwa gadis di sebelahku tengah memperhatikan ku yang senyam-senyum gak jelas.
“loe kumat kak? Prissy takut haha”
“emang gue sengak?”
“kirain loe sama kaya kak sureno, sama-sama sengak haha” aku mengerucutkan bibir ku kala mendengar jawaban dari prissy.
“ih kak gabriel ngambek. Gak asik loe kak”
“engga kok” aku tersenyum. Ku acak poni prissy yang bergaya mangkok. Aku membanting stir ke kanan. Sebuah rumah bergaya clasic dengan cat warna putih susu.
“makasih ya kak!” ucap prissy lalu membuka pintu mobil. Aku turut keluar dari mobil dan mendekatinya.
“jangan lupa nanti jam 7, dandan yang cantik ya” ucapku sambil mengacak kembali poni mangkok prissy.
“gak pake berantakin rambut gue kan bisa kak” protesnya sambil menata kembali poninya dengan jemari lentik miliknya. Aku terkekeh pelan.
“iye bawel, gue balik dulu ya pris” pissy mengangguki ucapanku. Seketika itu aku pun berjalan menuju mobilku. Setelah menstaternya aku tekan pelan klakson dan tersenyum ke arah prissy yang melambai.

— Author P.O.V–
Seorang lelaki beserta dua orang paruh baya tengah menunggu pemilik rumah bergaya eropa itu.
“ini bukanya rumah rissya? Jangan-jangan” gumam seorang lelaki muda yang mengenakan kemeja putih di padu dengan jas warna hitam pekat.
“kamu siap ketemu tunanganmu?” suara lembut itu keluar dari wanita paruh baya yang berdiri di sebelahnya. Pemuda itu hanya mengangguk dengan senyum yang amat manis.

CKLEKK
Seorang wanita paruh baya dengan dress malam warna merah tua tengah berdiri di belakang pintu.
“winda, apa kabar” ucap suara lembut milik wanita yang berdiri di tengah dua orang lelaki yang tak lain adalah ibunda rio. Mereka saling bercipika-cipiki ria.
“ya ampun manda, ayo masuk masuk lama nih gak ketemu kalian” pemilik rumah itu pun mempersilahkan keluarga rio dengan marga erlangga untuk masuk.
“pah, manda, urgo serta anaknya sudah datang” pekik agak keras si wanita paruh baya bernama winda itu. Terlihat seorang lelaki paruh baya berkacamata mendekat ke arah keluarga erlangga yang bertamu dirumahnya.
“hay urgo, lama tak berjumpa kita” ucap lelaki paruh baya bernama renaldi yang tak lain adalah suami dari winda.
“duduk, duduk. Aku panggilkan putri cantikku dulu” winda meninggalkan keluarga erlangga yang tengah bercengkrama dengan suaminya. Ia menuju sebuah kamar bergorden manik-manik warna biru muda.
“keluarga tante manda sudah datang sayang” Seorang gadis keluar dan menyibak tirai biru muda itu.
“cantik sekali anak mamah ini” puji winda kepada anaknya yang mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna putih susu dengan pita biru di bagian pinggang. Peep-toe warna senada membungkus rapi kakinya.
“ayo mah, jangan memuji rissya terus” gadis yang ternyata bernama rissya pun menggampit lengan ibundanya. Mereka berjalan dengan anggun. Menuruni setiap anak tangga dengan halusnya. Sampai di ruang makan yang nampaknya telah ramai mereka lalu duduk pada kursi yang tersisa. Gadis bernama rissya itu masih tertunduk tak mau menatap calon tunangannya.
“ini putrimu, di. Cantik sekali dia” ucap papah urgo yang memandangi rissya. Mamah manda tampak mengangguk.
“anakmu juga tampan, go.” balas papah renaldi memuji.
“ayo dong kalian kenalan jangan nunduk melulu” ucapan mamah winda sontak membuat kedua orang yang sedang di singgung mengangkat wajahnya. Saling menatap dengan tatapan kaget.
“kak rio!” pekik rissya yang mengenali pemuda dihadapannya. Rio tersenyum.
“kalian sudah saling kenal?” rissya dan rio nampak mengangguk. Raut wajah mereka sangat bertolak belakang, rio nampak senang namun tidak dengan rissya yang wajahnya langsung di tekuk.
“kenal dong tante, rissya kan pacar rio, ya gak ris?” ucap rio asal. Rio mengedipkan matanya ke arah rissya yang nampak kaget dengan kata-kata rio barusan.
“bagus dong, jadi gak ada keterpaksaan” ucap mamah manda.
“maaf tante tapi rissya bukan pacar kak rio. Kita cuma sebatas kakak dan adik kelas kok tan” jelas rissya.
“sudah lebih baik kita makan dulu, ayo silahkan loh nak rio, manda urgo ayo di makan” akhirnya semua orang yang tengah berkumpul itu pun menyantap hidangan yang tersedia. Namun rissya nampak bosan atau bahkan geram. Ia hanya mengolah-olah makanannya dengan raut wajah yang super di tekuk. Rio menatapi setiap gerak rissya.
“loh ris, kok gak di makan? Kamu gak doyan?” tanya rio mencairkan keheningan.
“rissya sakit?” tanya mamah winda. Rissya hanya menggeleng.
“aku kebelakang dulumah, pah, om tante” rissya beranjak. Rissya berjalan tanpa menghiraukan mamahnya yang terus memanggilnya. Rio ikut beranjak dari duduknya.
“mau kemana yo?” tanya mamah manda yang melihat rio beranjak.
“mau ngejar rissya mah, boleh kan tan?” jawab dan tanya rio. Mamah winda mengangguk. Rio akhirnya menyusul arah perginya rissya. Ia celingukan saat mencari rissya di taman belakang.
“mana sih tu bocah!” gumam rio yang masih celingukan. Rio menghentikan pandangannya pada seseorang yang terduduk di kursi taman. Ia menghampiri orang itu dengan mengembangkan senyum.
“lod gak kuat liat kegantengan gue hah?” orang itu menoleh dan menatap rio tajam.
“pede gile loe! Gue malahan enek liat muka loe tau!”
“jangan galak sama calon suami dong”
“amit-amit deh! Gue gak bakal mau kalo tau gue ditunangin sama seorang sureno, gue terima ini aja gara-gara gue terpaksa!”
“stop manggil gue sureno ris, loe mau gue nekat ke loe” rio mulai mendekatkan wajahnya pada rissya.
“yaaaa! Sureno omesh loe! Jauh jauh loe dari gue” bidikan rissya tak mempan bagi rio. Rio terkekeh. “gue nekat nih ke loe!” rissya menghela nafas panjang.
“gue gak takut! Awas loe sureno omesh!”
CUP
Sebuah ciuman mendarat di pipi dan kening rissya.
“jangan buat gue nekat! Sekali aja loe baik dan bersikap manis ke gue bisa?” rio menjauhkan diri dari rissya yang cengo.
“dasar omesh loe! Gue benci loe”
“hust, udah deh kita masuk aja dan anggap gak terjadi apa-apa” rio berjalan mendahului rissya yang menatapnya tajam.
“damn damn! Sial gue kenal sama sureno!” umpat rissya yang mulai melangkah mengekori rio.

— SKIP –

Plang besar bertuliskan SMA BUDI LUHUR menyambut kedatangan para pelajar sekolah tersebut. Dua orang berbeda jenis tengah berjalan menyusuri koridor. Dengan tangan yang terus terpaut itu membuat mereka menjadi sorotan.
“eh stopppp!” pekik keras dua orang perempuan yang melihat kedua orang itu berjalan layaknya raja dan permainsurinya.
“hem kenapa ngel, riss?” tanya perempuan berkulit sawo matang itu.
“LOE BERDUA…” ucap rissya dan angel dengan tangan yang saling di kerucutkan lalu di tempelkan.
“eheng.. engga kok” ucap kedua orang yang tak lain adalah prissy dan gabriel. Mereka nampak salting lalu melepas tautan jemari mereka.
“gak usah bohong loe berdua, kalo bohong nanti ilang loh cintanya!” goda angel. Prissy nampak menunduk malu menyembunyikan semburat merah di pipinya yang yang sudah mulai muncul.
“tuh kan prissy salting, kalian pacaran ya cie” ledek rissya sambil terkekeh ringan.
“udah ah, ke kelas yuk. Daaahhh kak gabriel” ucap prissy yang langsung merangkul angel dan rissya. Mereka berjalan dengan santai dan masih menggoda prissy. Sampai di kelas mereka pun duduk di tempat biasa.
“ngaku loe pris, loe jadian sama kak gabriel kan?” prissy mengangguk malu. Angel dan rissya terkekeh puas.
“gue malu tau, ih loe bedua kepo banget” angel dan rissya masih terkekeh menanggapi kesaltingan prissy.
“cerita dong gimana kak gabriel nembak loe” mohon rissya dengan wajah memelas.
“iya priss, cerita dong” angel ikut memohon. Prissy nampak senyam-senyum tak jelas.
“yeeeeh malah senyum-senyum, kumat loe pris?” Angel menoyor kepala prissy.
“gak pake noyor woy!” bidik prissy yang juga membalas toyoran angel.
“stopp! Gimana ceritanya priss” ucap rissya tak sabaran.

FLASHBACK ON

Pukul19.15 menit tampak dua orang sedang berjalan. Seorang lelaki tengah menutupi mata seorang gadis di sampingnya dengan telapak tangannya.
“aduh ribet banget pake tutup mata kak” protes gadis yang mengenakan dress merah.
“iya ini udah sampe kok pris, siap?” gadis itu mengangguk. Perlahan telapak tangan yang tadi membekap mata gadis itu pun terurai.
“kak? Keren banget” puji gadis itu yang melihat sebuah tempat yang telah di dekorasi sedemikian bagusnya.
“loe suka pris?” tanya lelaki yang ternyata gabriel. Gadis itu mengangguk.
“em priss, gue mau ngomong sama loe!” ucap gabriel menatap prissy sang gadis di sampingnya yang juga adik kelasnya.
“ngomongapa kak?” tanya prissy polos. Gabriel meraih kedua tangan prissy yang halus lalu menggenggamnya. Mereka saling bertatapan.
“gue sayang banget sama loe pris” ucap gabriel langsung to the point. Prissy nampak speechless mendengarkan ucapan gabriel.
“jangan becanda deh, kak” ucap prissy sambil terkekeh. Gabriel menggelengi ucapan prissy.
“siapa yang becanda bodoh!”
PLEETTAAKK
Sebuah jitakan mendarat di kepala prissy. Prissy mengelus kepalanya.
“gak romantis banget loe, kak”
“ya elah, tadi gue udah usaha biar romantis nah loe malah cekikikan” gabriel manyun sejadinya. Prissy malah kembali terkekeh.
“ini gue serius, gu.. gue sayang sama loe! Loe maugak jadi pacar gue?” prissy cengo mendengar perkataan gabriel yang sebenarnya selalu ia inginkan.
“kalo loe gak mau juga gak papa kok yang penting kita masih bisa deket” gabriel mulai melesu. Suaranya terdengar berat.
“ehh cubit tangan guedeh!”
“aww… Sakit” lanjut prissy mengaduh akibat sengatan di lengannya.
“kenapa loe minta cubit? Ini gak mimpi priss, aku serius” ucap gabriel. Prissy menatap gabriel dengan sangat teduh.
“gue juga sa.. sayang sama loe kak” ucap prissy jujur. Gabriel mengerutkan kening.
“jadi? Loe mau gak?” tanya gabriel minta penjelasan. Prissy masih terdiam. Ia masih menimang-nimang jawaban.
“jadi gimana priss?” tanya gabriel penasaran. Prissy mengangguk halus sambil tersenyum malu. Gabriel menarik prissy dalam rengkuhannya.
“gue sayang banget sama loe, makasih priss” bisik gabriel dengan nada semangat. Ia melonggarkan dekapannya.
“iya sama-sama kak” jawab prissy malu-malu. Mereka pun kembali berpeluk mesra.

FLASHBACK END

“haha gokil tuh, priss” comment angel yang terkekek mendengar cerita prissy.
“dapet PJ nih, ngel” ucap rissya senang.
“yeeeh minta PJ ke kak gabriel aja sonoh gue bokek nih” jawab prissy datar. Angel dan rissya pun terkekeh.
“kita maunya dobel, loe sama kak gabriel yang PJ. Ya gak, ngel?” tanya rissya merangkul angel. Angel mengangguk semangat.
“loe bedua hobby banget makan yang gratisan, hueh” protes prissy sambil mengerucutkan bibirnya.
“rezeki gak boleh di tolak. Lagi pula dulu gue juga dobel PJ kan!” bela angel yang mengingat dobel PJ-nya sewaktu dua harinya berpacaran dengan alvin. Prissy hanya terkekeh dan mengangguk. Sementara itu di sebuah ruangan seorang lelaki tampan tengah terduduk sembari tersenyum-senyum.
“ishh loe sakit yo?” tanya seorang lelaki yang baru saja menjejari keberadannya.
“eh loe gab, loe kudu cerita ke gue tentang kejadian tembak menembak loe tadi malem” lelaki yang terduduk itu membulatkan matanya.
“rio, rio. Loe tadi ngalamun sekarang cerewet banget” lelaki yang berdiri itu geleng-geleng dan di lanjutkan dengan gerakan duduk. Dua lelaki tampan yang tak lain adalah rio dan gabriel itu saling menatap.
“cepet loe cerita! Sukses gak loe?” tanya rio dengan cerewetnya.
“wuihhh sukses dong secara gabriel gitu loh” rio mengacungkan jempol ke arah wajah gabriel.
“gimana ceritanya? Loe hebat juga gab haha” ledek rio. Gabriel menoyor kepala rio seenak udelnya.
“dan loe kudu cerita ke gue siapa cewek yang di tunangin ke loe. Em jadi gue nembak prissy tuh… Bla …Bla ..Bla” gabriel menceritakan semua kejadian tadi malam. Rio mengangguki setiap ucapan gabriel. Selesai bercerita gabriel pun menatap rio.
“sekarang loe dong yang cerita yo” rio masih terkekeh akibat cerita dari gabriel tadi.
“ketawa mulu loe”
“loe gak sabaran banget sih gab. Kayak emak-emak nanyain gosip hot aja”
“kaya loe gak aja! Cepet lo cerita dong”
“oke gini jadi gue.. Bla.. Bla.. Bla” rio menjelaskan semua kejadian pertemuannya dengan keluarga tunangannya yang tak lain adalah keluarga dari rissya. Gabriel nampak kaget.
“what! Rissya?” pekik gabriel saking kagetnya. Murid kelas yang sudah datang sontak menatap ke arah pekikan gabriel.
“hust loe diliatin bodoh?” ucap rio menunjuk teman-teman kelas dengan dagunya. Gabriel celingukan lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“sorry bro” ucap gabriel agak keras. Murid kelas XII-IPA 1 pun tak memandangnya lagi.
“tapi bener bro, loe jodoh kali tuh. Seneng banget pasti loe kemaren!”
“tau aja loe, saking senengnya sampe tadi gue masih mikirin itu”
“ooo jadi tadi loe ngalamunin si rissya?” rio mengangguki ucapan gabriel.
TETTET TET
Bel masuk kun berbunyi menggema di seluruh antero SMA BUDILUHUR. Murid-murid SMA BUDI LUHUR nampak berlarian di koridor. Berlari menuju kelas masing-masing. Dan keheningan mulai datang. Jam KBM pun berlalu dengan cepat berganti dengan jam bebas (istirahat).

Didalam ruang kelas XI-IPA 1 tiga orang perempuan cantik bersiap untuk pergi memenuhi hasrat perutnya.
“ayo cepet priss, ngellape…” ucapan seorang dari tiga perempuan itu terhenti kala tubuhnya menabrak sesuatu. Tiga orang lelaki nampak sudah berada di depan kelas XI-IPA 1.
“yaaaaah! Sureno ngapain loe di sini” tanya perempuan yang berada di hadapan seorang dari tiga lelaki itu.
“mau jemput princess kita dong riss, ya gak gab, vin?” tanya lelaki itu kepada dua lelaki yang ada di sisi kanannya.
“udah jangan ribut gue yuk ke kantin gue traktir deh” ucap lelaki disebelahnya lalu di angguki oleh yang lainnya. Enam orang yang tak lain adalah rissya, prissy, angel, rio, gabriel dan alvin pun memutuskan untuk segera ke kantin sekolah.
“ni PJ ceritanya gab?” celetuk alvin saat sampai di kantin. Mereka mencari tempat kosong.
“haha iye gitu deh” jawab gabriel dengan sumringahnya.
“tapi loe tau dari mana, pin?” tanya gabriel lagi. Alvin melirik ke arah angel yang terduduk di sebelahnya. Gabriel hanya mengangguk-angguk saja. Ia lalu memesan makan dan minuman untuk dia dan yang lain.

— SKIP —

PENGUMUMAN
to: all student
Pentas seni untuk mengisi one free day akan dilaksanakan dua hari lagi. Bagi yang mengisi acara di haruskan mengikuti geladi resik pada hari rabu besok. Atas perhatian semua murid SMA BUDI LUHUR saya ucapkan terima kasih.

SekertarisOSIS,
Rashelamalia

“baru dirapatin dua minggu lalu eh udah cepet aja mau tampil huehhh” gerutu seorang perempuan yang baru saja menatap kertas pengumuman.
“udah lebih baik kita ke kelas yuk” ajak perempuan berponi mangkok. Mereka berdua berjalan meninggalkan papan informasi yang terletak di dekat ruang OSIS itu.
“hoyyyy!” pekikan keras itu membuat mereka berbalik lagi.
“kak rio kenapa?” tanya polos perempuan poni mangkok yang tak lain dan tak bukan adalah prissy. Rio nampak diam. Tatapan rio menuju ke arah perempuan di sebelah prissy.
“apa loe, sureno!” ujar perempuan itu dengan ketus.
“rissya loe mau gue nekat lagi hah!” balas rio sambil menggenggam erat lengan kanan perempuan yang bernama rissya. Rissya yang kini menjadi calon tunangannya pun mengaduh.
BUUUKKK
Sebuah pukulan mendarat di pipi mulus rio. Seorang berbadan atletis berdiri menutupi rissya.
“ishh, siapa loe? Apa-apaan mukul gue?” tanya rio heran sambil memegangi pipinya yang terasa pegal.
“gue gak suka loe kasar sama cewek” jawab lelaki atletis itu. Rio cengo apalagi rissya dan prissy.
“gak usah belagak bego loe tadi kasarin ni cewekkan!” lanjut lelaki itu menunjuk ke arah rissya.
“eh tunggu deh, kayaknya gue pernah liat loe deh” rissya membuka suaranya. Rio menatap rissya dengan tampang super heran.
“iyaris, gue dika. Gue anak baru si BUDI LUHUR. Baru pindah sekitar semingguan” dika telah berbalik badan ke arah rissya. rissya mengangguk-angguk mengerti.
“ooo. Em tadi kak rio gak kasarin aku kok, loe di kelas mana nih?”
“terus kenapa dia megang tangan loe terus loe kesakitan. Gue kelas dua belas ipa empat ris”
“kakak kelas gue dong kak” rissya tertawa disertai dengan dika yang mulai tertawa.
“eh stopp! Riss, ayo loe ikut gue kita latihan!” rio menggapai lengan kanan rissya dengan lembut. Hatinya sudah tak kuat menatap kedekatan rissya dengan anak baru belagu bernama dika itu.
“sekarang kak?”
“iya sweety, masa lusa!”
“yaaaah! APA LOE BILANG? SWEETY! DASAR SURENO OMESH, SENGAK, GILA LOE!”
“udah gue bilang gue bukan sureno, loe mau gue nekat di sini kaya dulu di taman rumah loe” rissya menggeleng-geleng. Kaki mereka melangkah pergi menjauh dari dika dan prissy.

Seorang lelaki berkulit hitam manis datang menghampiri dika. Prissy sudah berbalik arah menuju kelas XI-IPA 1.
“loe naksir ya sama rissya?” tanya lelaki itu kepada dika. Dika mengangguk mantap.
“dia itu pacarnya rio. Jangan deketin rissya deh kalo gak pengen dapet masalah”
“gue bakal kejar dia, persetan sama rio, za!” ucap dika dengan mata menatap tajam lelaki di depannya.
“dika loe itu baru di sini jangan buat gara-gara sama rio deh”
“fahreza zulfaris! Gue selalu yakin sama ucapan gue! Dari SMP kita sahabatan loe gak paham juga sifat gue?” dika akhirnya meninggalkan lelaki yang di panggil reza itu.
“cisss, gak berubah loe dik” gumam reza yang segera menyusul langkah dika. Sementara itu di sebuah ruang yang di isi oleh berbagai macam alat musik nampak ribut.
“loe kenal sama orang yang buat pipi gue biru ini?” tanya lelaki pada gadis di depannya.
“hem. Sini gue obatin deh” gadis itu beranjak ke arah kotak P3K yang tersedia di ruangan itu. Saat gadis itu berbalik lelaki tadi ternyata sudah ada di depannya.
“gue sayang sama loe ris, gue gak mau seorang rissya di ambil sama orang seperti dika tadi” ucap lelaki itu sambil merengkuh gadis tunangannya itu.
“em lepasin gue kak!” bidik gadis itu ketus. Rissya dan rio yah itulah mereka.
“sini gue obatin bibir loe ngeluarin darah” rissya menuntun rio ke sofa ruang musik.
“thanks” ucap rio saat rissya mulai membersihkan darah di bibirnya. Mata mereka saling bertemu saat rio mengentikan tangan rissya yang tengah mengompres luka lebam di pipinya.
“minggu besok gue tinggal di rumah loe. Tante winda nyuruh gue jagain loe selama dua hari. Tante winda sama om reynaldi gak tega liat loe sendirian di rumah saat selama mereka ke jerman” jelas rio. Rissya lalu beranjak menjauh untuk menaruh air kompresan di sebuah meja bundar.
“gue tau! Asal loe gak macem-macem aja ke gue!” rissya menatap tajam ke arah rio. Rio pun beranjak dan mendekat dengan senyum jahilnya.
“loe mau apa kak. Hush hush jangan deketin gue!”
“mumpung sepi riss”
“yaaahh SURENO! OMESH LOE KUMAT LAGI HAH DASAR SENGAK!”
“wah makin nantang loe ris” rio mengunci rissya yang sedari tadi memundurkan langkahnya hingga mentok di tembok. Rio mengunci keberadaan rissya.
“jangan buat gue nekat ini lagi sepi sayang” ucap rio sambil menelusuri lekuk wajah rissya dengan jari-jarinya. Rissya menutup matanya dengan dada yang berdegup cepat. Dapat di rasakannya wangi parfum maskulin rio. Rio semakin dekat. Deru nafas rio dapat di rasakan olehnya. Ia menggigit bibir bawahnya.
“gue akan jaga loe, lagi pula ada saatnya nanti loe gue milikin seutuhnya sweety” ucap rio menowel dagu rissya dan menjauh. Risyya membuka matanya dan tersenyum lega. Ia mengambil stick drum yang terletak pada meja yang berada di sebelah kanannya.

CTTAAAKKK

“DASAR OMESH LOE! GUE GAK SUDI PUNYA TUNANGAN KAYAK LOE! SENGAK, OMESH, GILA, SINTING AAAAA DASAR SURENO” pekik rissya keras tanpa ampun. Rio malah tersenyum jahil lalu meninggalkan rissya di dalam ruang musik.

Bel pulang nampak berkumandang hebat di SMA BUDILUHUR. Semua orang nampak berhamburan keluar dari sekolah itu.
“Yo, ke cafe brush dulu ya gue pengen makan dulu” ucap lelaki dengan tas punggung yang telah melekat di punggungnya. Orang yang di tanya hanya mengangguk saja. Mereka yang tak lain adalah rio dan gabriel pun berlalu meninggalkan ruang kelas XII-IPA 1. Mereka melaju menuju cafe brush yang ada di sebuah pusat perbelanjaan besar dan ternama. Setibanya di cafe brush mereka terduduk di meja nomer 10.
“yo loe liat deh, tuh” gabriel menunjuk dua orang gadis yang dipunggungi rio. Rio menoleh lalu kembali menatap depan.
“dari tadi loe di liatin dia tau”
“gue kenal dia, tapi gak hafal namanya. Gue pernah makan di sini bareng cewek itu”
“wuuuh dasar loe ya, playboy gagal”

–SKIP —

Pentas seni sudah berlalu. Anggapan rissya yang akan bebas ternyata salah. Ia melupakan perkataan mamahnya bahwa dua hari kedepan ia akan tinggal serumah dengan rio. Kini pun rio sudah berada di rumahnya.
“Aduh riss, masak kek gue laper tau” ucap rio memohon.
“beli aja sana loe”
“yah kok gitu ini malem ujan ris, dingin lagi. Belajar jadi istri yang baik dong, please masak yah, yah, yah” rio memohon-mohon. Akhirnya rissya pun menuruti kata-kata rio. Ia segera ke dapur untuk memasak.
PETTTTTT
“YAAAH SURENO MATI LAMPU GUE TAKUT” pekik rissya dari dapur.
JDERRRRR
suara petir makin membuatnya takut. Ia menangis sejadinya setelah berhasil menaruh pisau di meja makan yang berada tepat di depannya.
“rissya loe dimana” rissya mendekap rio yang mendatanginya dengan membawa senter.
“gue takut, gue gak suka gelap”
“gue disini sama loe ris. Yuk gue temenin kita ke ruang tamu”
“tapi jangan tinggalin gue”

Mereka pun berjalan hingga akhirnya terdudukdi sofa empuk.
“loe tidur di sini aja dulu. Gue jagain” ucap rio. Rissya pun membaringkan tubuhnya di sofa. Keesokan harinya nampak mereka yang sebenarnya yang saling jahil dan membenci (mungkin). Sebuah mobil sport keluar dari garasi rumah rissya.
“Gue tinggal ya” ucap rio yang agak berat.
“hem, gue juga ada janji sama kak dika. Udah loe pergi deh biar gak ada yang tau kalo loe tinggal di sini” akhirnya rio pun meluncur meninggalkan pelataran rumah rissya. Tak beberapa lama sebuah volvo hitam datang. Dan seorang lelaki tampan yang mungkin di kagumi rissya itu keluar dari volvo hitamnya.
“hey ris” sapa lelaki itu sambil melambai.
“hay kak dika. Ayo masuk” ujar rissya tersenyum. Dika dan rissya pun memasuki rumah rissya itu.
“loe sendirian?”
“iya, papah mamah lagi ke jerman kak”
“bebas dong”
“maksudnya?” dika mendekati rissya yang terus melangkah mundur hingga terjatuh di sofa.
“mau kemana sayang? Aku tuh jatuh cinta banget sama kamu. Dan tuhan baik jadi aku bisa disini”
“kak loe mau apa?”
“jangan jual mahal ris, gue mau kok ngasih semuanya buat loe”
“jaga ya omongan kakak. Aku gak murahan!”
“disini kita berdua gak ada yang ganggu kok”
“help me help me god, ya tuhan rio cepet balik dong tolongin gue” ucap rissya dalam hati. Saat dika ingin melecehkan rissya sebuah suara bantingan pintu menghentikan aktivitas dika.
“jangan sentuh tunangan gue!” pekik orang yang ternyata adalah rio.
“ini milik gue rio, loe bukan siapa-siapa! Baru tunangan” rio mendekati dika lalu menghajarnya. Terjadilah adu pukul di situ. Rissya tampak menangis terisak-isak.
“pergi loe cowok psychopath! Jangan balik lagi kesini!” pekik rio menatap kepergian dika dengan wajah penuh lebam.

Dua bulan kemudian
Semenjakkejadian itu rio dan rissya nampak sedikit akur. Sampai pada suatu hari seorang gadis mengisi kehidupan SMA BUDI LUHUR tepatnya di kelas XI-IPA 1.
“hay, nama gue Anita Covero Tania. Kalian panggil gue nita aja”
“silahkan duduk di sebelah gina”
“baik bu”
Perkenalan yang singkat yang seminggu lalu nampaknya membuat rissya dan nita telah berteman baik. Hingga hari ini.
“gue benci banget tuh sama si rio anak dua belas ipa satu itu” ucap nita kala dia berkunjung di rumah rissya.
“kenapa emang. Dia emang nyebelin banget” jawab rissya yang masih sedikit sebal dengan rio. Namun taukah anda bahwa sebenarnya dia menyayangi rio.
“yah gitu deh, kalo bisa gue bakal bunuh dia deh saking sebelnya” rissya nampak mengernyitkan kening lalu mengangguki saja perkataan nita.
“Gue pulang dulu deh udah malem ini” pamit nita yang tengah mencoba berdiri. Rissya mengikuti nita sampai di luar rumahnya. Setelah nita pergi sebuah getaran dari ponselnya terasa menggelikan. ia merogoh saku hot pans-nya dan memencet tombol hijau setelah melihah si penelpon.
“haloo, tante”
“…”
“apa? Sekarang dia dimana tante?”
“…”
“aku kesitu sekarang”

Dengan sigap ia mengambil kunci mobilnya lalu melajukan mobilnya ke sebuah tempat. Sebuah gedung bercat putih dengan sebuah nama besar di depannya telah menyambut kepanikan rissya. GRAHA MEDIKA. Yah itulah tempat yang ia datangi sekarang.
“sus, pasian bernama mario sevano dikamar nomer berapa?” tanya rissyapada suster.
“12 VVIP” rissya segera menyusuri koridor setelah mengerti kamar dari calon tunangannya. Ia berhenti di sebuah ruangan saat seorang wanita paruh baya terduduk di tempat tunggu.
“tante?”
“rio, ris.. rio”
“rio kenapa tante?”
“rio di perkirakan buta karena kecelakaan itu”
“hah!”
“dan papahnya menyuruh tante agar rio menjalani operasi di paris. Ini barang yang tadi rio bawa untuk mu” rissya menerima bungkusan mungil nan indah dengan warna biru toska. Sebuah cincen dengan goresan namanya terpampang indah di dalamnya.
“sekarang rio akan di rujuk ke paris. Tante mohon kamu dapat menunggunya” ucapan mamah manda membuat rissya meneteskan air mata. Ia berlari menjauh sambil membawa bungkusan itu.
“rissya… rissyaaaaaa” panggilan mamah manda tak di hiraukannya. Ia terus berlari hingga sampai pada sebuah taman di rumah sakit itu.
“kak rio, gue sayang loe! Kenapa di saat begini loe malah mau pergi hah?” gumam rissya masih terisak. Ia pandangi cincin pemberian rio dan mengambil sebuah kartu ucapan warna putih susu.

Dearrissya
nih gue kasih cincin!
Baguskan. Gue sebenernya seneng loe manggil gue sureno karena itu bikin loe inget gue!
Guemau pergi sebentar ris.

Love,
mario (sureno)

rissya terisak sejadinya membaca tulisan itu.

THE END

Cerpen Karangan: Mayangsari Purwaningsih
Facebook: Mayang Sari Purwaningsih

Tips dari admin: banyak sekali kata kata yang tidak di pisahkan oleh spasi sehingga tersambung begitu saja sehingga menjadi gabungan kata yang tidak semestinya, sebaiknya untuk kedepan sebelum di kirimkan harap di periksa kembali terlebih dahulu untuk memperbaiki dan meminimalisir kesalahan penggabungan kata yang terjadi, ini juga akan mempermudah proses moderasi cerpen nantinya, terus berkarya ya! ^_^,

Cerpen Bukan Rio Tapi Sureno merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hal Terindah Yang Ku Miliki

Oleh:
Ayu begitulah orang memanggilku. Namaku Ayu Sulastri aku masih berumur 13 tahun bertepatan dengan aku kelas VIII SMP. Aku bersekolah di SMPN 1 sukanagara pertama aku masuk sekolah ini

Semua Tentang Kita (Part 2)

Oleh:
Jiko melantunkan lagunya dengan gitar kesayangannya. Kejadian tadi siang di sekolah membuat dia gelisah. “Bro, tumben lo nyanyi lagu galau. Biasanya juga Rock?” kata Eiji “Diem lo, gue memang

Sudut Pandang

Oleh:
Pernah semasa SMP dulu, ada teman yang ditindas. Bisa dikatakan, dia kurang menyenangkan. Sering menentang otoritas dengan lidah yang tajam meski mempunyai pendapat baik. Sikapnya dingin, cuek, mudah marah

Sesal

Oleh:
“Rendy kamu dimana? aku sakit Ren, aku sakit” tubuh gadis cantik ini terkapar di lantai “ya ampun nay kamu kenapa? aku telpon Rendy ya” Lisa yang melihatnya segera memapah

Kisah Hari Ini (Part 1)

Oleh:
Karena Dokter bilang bahwa aku harus istirahat, jadi aku tak masuk sekolah di hari Sabtu. Padahal hari itu sebenarnya banyak kepentingan yang harus aku selesaikan di sekolah. Tapi, Ibu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

3 responses to “Bukan Rio Tapi Sureno”

  1. Alkisa says:

    Keren
    jadi penasaran deh

  2. lusi says:

    Ending cerita nya bikin penasaran, tapi beneran ini cerita kocak abis, romantis, yang baca juga ga bosen. Semuanya ada dalam cerita ini. Tapi endingnya itu yang kurang, and kata-katanya yang kurang spasi! Spirit! 🙂

  3. liana rahmawati says:

    cerpennya kerennn..kak..
    tapi endingnya kurang bgus…
    bkin kanjutan cpennya yha kak..
    ^_^

Leave a Reply to Alkisa Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *