Casilira dan Rama

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 22 March 2020

“Gua mau ngomong sama lu”
“Ngomong apa ram?”
“Jangan ngomong disini, ikut gua sekarang”
Rama menarik tanganku menjauh dari orang banyak yang ada di lingkungan sekolah. Berhenti di taman belakang sekolah.

“Gua mau ngomong, kalo lu gak usah chat gua lagi, gak usah care sama gua lagi dan gua pengen persahabatan kita putus dan mulai sekarang lu jauhin gua”
“Kok kamu ngomong kaya gitu? ada yang salah sama aku atau…”

“Dring… dring..”
Alarm berbunyi tanda pagi sudah datang disambut juga dengan ayam berkokok. Aku segera mandi dan sarapan karena ingin berangkat ke sekolah. Jalan kaki, ya itulah kendaraanku sehari hari ke sekolah karena jarak antara rumah dan sekolah gak terlalu jauh. Namaku Casilira Maula Chairunnisa siswi SMP Negeri di Jakarta kelas 8. Panggilan Caca.

“Pagi caca, pagi caca, pagi caca”
Sekumpulan murid yang menyapaku karena tugas mereka untuk 3s (senyum, salam, sapa). Aku berjalan menuju kelas. Sudah beberapa jam aku lewati untuk belajar. Aku pun melirik jam tangan dan sudah menunjukan pukul 10.00 tanda sudah istirahat. Bel pun berbunyi.

“Caca, lu mau ke kantin bareng gua ya”
“Ya, nadiraa”
Aku pun ke kantin dan otomatis aku melewati kelas Rama dia sahabatku dari kelas 7.

“Hai caa” sapa Rama
Aku pun tidak membalas sapaannya karena aku trauma dengan mimpiku semalam.
“lu kenapa gak jawab sapaannya rama?”
“E..eenggak kenapa kenapa kok”
Aku pun sudah sampai tujuan di kantin dan jajan dengan secukupnya.

Bel pun berbunyi untuk yang terakhir tanda jam pelajaran sekolah sudah selesai.
“Caca, pulang bareng yaa”
“Iya karin kita pulang bareng”

Aku pun menuruni anak tangga dan aku berpapasan dengan rama.
“Ca, lu pulang lewat mana bareng gua gak?”
Aku pun tidak menanggapi pertanyaannya. Aku segera mempercepat laju jalanku untuk bisa menghindar dari Rama.
“Ca, lu kenapa?”
“Gak kar gua gak kenapa kenapa”
“Kayanya lu ada masalah sama Rama?”
“Gak gua gak ada masalah apa apa sama dia kok”

Aku pun masuk kamar dan berbaring di kasur dengan lelahnya.

Rama: lu kenapa gak jawab?
knp cuma di read doang?
lu marah sama gua atau karena apa udah seminggu lu kaya gini sama gua?

ADVERTISEMENT

Aktivitas aku kaya gitulah, sekolah, pulang, belajar dan terus berulang ulang.

“Minggir, gua mau lewat”
“Jawab dulu pertanyaan gua baru gua kasih lewat”
“Apansih Ram, gua mau lewat”
“Jawab gak”
“Oke gua jawab, gua belakangan ini mimpi kalo lu minta ke Gua untuk ngejauh dari lu”
“Itu doang”
“Dan lu mutusin persahabatan kita”
“Caca, itu mimpi buruk jangan lu ungkit ungkit, gua gak akan seburuk yang lu mimpiin kok ca, gua gak mungkin mutusin persahabatan kita”
“Tapi gua takut itu semua kenyataan”
“Gak bakal oke tenang aja”

Tanpa kusadari air mataku telah membasahi pipiku dan tanpa hentinya aku menangis. Secara refleks Rama pun memelukku.
“Jangan nangis sahabatku gua gak akan seburuk yang lu mimpiin kok”
“Iya Ram makasih”

Aku pun menjadi terasa lega karena sudah mengungkapkan dan memecahkannya bersama-sama.

Cerpen Karangan: Casilira Maula Chairunnisa
Blog / Facebook: Sirpaa
Perkenalkan Nama-ku Casilira Maula Chairunnisa. Akrap dipanggil Caca. Ku kelas 8 Di SMP Negeri 138 Jakarta karna aku senang membuat cerpen. follow IG-ku ya @_stronger0. Khamsamnidaa

Cerpen Casilira dan Rama merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sahabatku Kekuatanku

Oleh:
Pertemuan awal yang indah, Yang membuat aku merasakan dua hal yaitu kebahagiaan dan kesedihan Hujan yang lebat menguyur kota Jambi yang terkenal memiliki Sungai yang terpanjang di sumatera. Di

Jika Matahari Tak Terbit Lagi

Oleh:
Pagi ini aku terbangun dengan perasaan bahagia. Mungkin karena sudah sepekan terakhir ini Matahari, sahabatku selalu bermain bersamaku. Nampaknya sudah lebih dari sepekan. Ya, sudah sepuluh hari aku menghabiskan

Lagu Untuk Lintang

Oleh:
Suatu malam yang dingin, diguyur oleh hujan deras bersamaan dengan kilat yang diikuti sahutan gemuruh dari kejauhan, Mentari tengah berkutat pada sebuah buku hariannya dibalik selimut hangat. Sesekali matanya

Ku Telah Lama Menunggu

Oleh:
Dimana dia? Orang tua yang selalu menyayangi anaknya. Yang selalu bangga jika anaknya dapat ranking di sekolahnya. Selalu memeluk anaknya di kala merasa sedih dan senang. Tapi, bagaimana denganku?

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *