Diary Ellen
Cerpen Karangan: Naira Khansa NabilaKategori: Cerpen Anak, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 16 October 2017
Aku Audrey. Audrey Yisha Anggata tepatnya. Aku tergabung dalam sebuah geng. Geng persahabatan. Namanya GAC.
G: Lisha Givha Ulna (Givha)
A: Audrey Yisha Anggata (Aku)
C: Alina Cila Hisya (Cila)
Kami terbentuk karena banyak misteri di kelasku. Kasus kali ini yang harus kami pecahkan adalah Diary Ellen. Ellen adalah anak baru di kelasku. Dia pindahan dari Bandung, sama sepertiku.
Teet! Teeet! Teeet!
Bel istirahat telah berbunyi. Aku, Givha dan Cila tetap di kelas. Seperti biasa jika istirahat Ellen tinggal di kelas. Kami mulai menyusun strategi.
“Gimana, Drey?” tanya Cila.
“Eum… gini aja, lo ajak si Ellen nanti istirahat kedua. Nanti, gue sama Givha yang nyari tu diary” ujarku menyusun strategi.
“Siip…” ujar Givha setuju.
“GAC!!!” teriak Cila.
“Sahabat selamanya!” Givha dan aku menimpali.
Teet! Teet! Teet!
Bel istirahat telah berbunyi. Kami mulai menjalankan strategi.
“Ellen!” Cila mulai mendekati Ellen. Ellen hanya menoleh.
“Temenin gue ke kantin yuk!” Cila membujuk-bujuk Ellen.
“Tapi…” Ellen berusaha menghindar.
“Ayooo…” Cila duluan menarik tangan Ellen.
Setelah Ellen keluar kelas, aku dan Givha bergegas mencari diary Ellen.
“Giv, lo cari di kolong, gue di tas” aku membuka tas Ellen. Isinya sederhana, hanya buku pelajaran.
“Drey, gue nemu!” Givha menunjukkan buku diary Ellen.
“Oh, cepat buka!” Aku membolak balik halaman diarynya. Ada satu yang mencurigakan. Salah satu catatan Ellen. Isinya:
Dear diary,
Diary, tau gak hari ini gue lagi bete sama temen lama gue waktu di Bandung, Audrey. Dia tuh bener-bener ngelupai gue tau. Dia aja gak ngenalin gue. Udah jelas nama Elleny Riva Haju, harusnya dia tau gue nih Leny! Iih, bete bangeet!
Ellen
28 Mei 2013
“Jadi…” Givha tidak mengerti.
“Mungkin, Giv, nanti kita ceritain ke Cila, terus kita tanya sama Ellen langsung” ujarku ragu.
Teet! Teet!
Bel masuk telah berbunyi. Ellen dan Cila sudah masuk dari sebelum bel. Aku dan Givha juga sudah menceritakannya sama Cila. GAC segera menghampiri Ellen.
“Ellen gue mau lo jujur. Siapa lo sebenernya?” aku langsung to the point.
“Gue Ellen” jawabnya lesu.
“Jujur!” Givha menambahkan.
“Lo Leny, temen gue dulu? Jujur!” aku bertanya lagi. Ellen menatapku dengan terkejut.
“I.. i.. ya..” jawab Ellen takut-takut.
“Kenapa, lo gak salah Len, gue yang salah, sekarang lo tetap akan menjadi Ellen, tapi lo harus gabung sama GAC, deal?” aku membukakan pintu persahabatan untuk Ellen. Givha dan Cila hanya tersenyum meyakinkan.
“Oke” jawabnya singkat.
“Berarti kita ganti nama geng, jadi… GECA? Setuju?” tanya Cila.
“Siip. GECA!”
“Sahabat selamanya!” Kini bukan aku, Givha, dan Cila saja yang mengucapkan itu, sekarang Ellen juga ikut.
Senangnya
Cerpen Karangan: Naira Khansa Nabila
Cerpen Diary Ellen merupakan cerita pendek karangan Naira Khansa Nabila, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter Google+" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Seindah Pelangi
Oleh: Katrina Pradnya AssyifaNana adalah anak tuna netra. Ia tidak bisa melihat apapun di dalam hidupnya. Warna-warni hidupnya hanya hitam, kelam. Dulu, sebenarnya Nana belum tuna netra. Semenjak kecelakaan, mata Nana menjadi
1000 Amplop Maaf
Oleh: Dede Supriatna“Ada apa dengan kalian? Kenapa akhir-akhir ini sikap kalian berubah?” tegasku. Johan, Mail dan Laras masih bergeming. “Kami? Berubah? Ada juga kau, Kassim!” bentak Mail. Dan tak lama kemudian
Kado Teristimewa Dari Papa
Oleh: Arachelly Dwi AyuniNamaku Arnold Greevano, panggil saja Arnold, besok adalah hari ulang tahunku ke 12 tahun. “Mama, apa yang akan diberikan Papa di ulang tahunku?” tanyaku. “Sabarlah Arnold, besok kau juga
Ubahlah Pikiranmu, Maka Dunia Akan Berubah
Oleh: Aldi Rahman UntoroKenapa matahari berputar pada porosnya? Kenapa awan bisa terbentuk? Kenapa gunung bisa meletus? Kenapa rasa cinta tumbuh di hatiku? Kenapa? Sebenarnya aku bernama Sofi, aku tinggal bersama kedua orangtuaku.
Dia Sahabat atau Pacarku
Oleh: Diyah Novi SekariniSejak lama ku sudah menjalin persahabatan dengannya. Sebut saja nama samarannya Dewa. Setiap kali ku selalu bertatapan dengannya, tapi ku malu untuk tersenyum dengannya. Ku sering mengecewakannya. Tapi ia
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Aku suka cerpenmu.com