Kado Duka

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 24 March 2014

Hari ini aku kembali untukmu sahabat membawa setangkai bunga kesukaanmu, aku merindukanmu sahabat.

Lima tahun lalu di saat hari ulang tahunmu kita bersama disini mengunjungi bundamu Membawakan seikat bunga mawar putih kesukaannya, sekarang aku disini sendiri ditemani kicauan burung merpati putih datang untuk menyampaikan kerinduan ku padamu sahabat.

Tak terasa airmataku menetes di bawah batu nisanmu ini, aku rindu kamu syifa, kamu tau gak? hari ini aku datang untukmu membawa segudang curhatan untukmu ku harap kamu masih mau mendengarkan sahabatmu yang bawel ini. hati ini terus berkata, setiap kali aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhirmu aku tak sanggup untuk tidak meneteskan airmata ini, aku selalu ingat saat kita bersama 5 tahun lalu. namun takdir tuhan yang memisahkan kita sampai saat ini.

Kejadian itu terjadii empat tahun lalu saat aku merayakan hari ulang tahunku yang ke 14. waktu itu aku terus menunggu ucapan selamat ulang tahun darimu sahabatku, tapi nyatanya hingga akhir batas ulang tahunku itu kamu tak juga memberikan ucapan itu, ketika itu aku sangat kecewa tapi semuanya tak membuatku marah padamu karena aku sayang kamu sahabatku.

Tepat jam 1 malam aku belum juga bisa tidur, karena aku ngerasa di hari ulang tahunku ini ada sesuatu yang kurang, yang terus mengganjal hati ini. karena kamu tak hadir untuk ku sahabat tapi di sisi itu aku mengkhawatirkan sahabatku itu dan hati ini terus bertanya-tanya, kenapa dia tak datang ataupun ngucapin sepatah kata pun untuk ku di hari yang spesial bagiku ini? Apakah dia sakit? Apakah dia lupa? semua pertanyaan itu terbersit dalam benakku. aku terus memikirkan hal itu namun semuanya sia-sia saja karena sejak maghrib tadi, hpnya tak juga aktif aku semakin gelisah memikirkannya.

Waktu pun berlalu dengan cepat tak terasa arah jam telah menunjukan pkl 2.00 pagi aku berusaha memejamkan mata ini tapi tetap saja yang ada di bayanganku dia syifa sahabat ku yang benar-benar setia menemaniku, pendengar setia ku di saat aku curhat. aku sangat menyayangi dia aku tak mau dia pergi. tapi aku kembali teringat kenapa dia gak hadir disini sekarang.

Dan akhirnya aku tertidur ditemani bayangan dia yang tersenyum padaku dan tak terasa adzan subuh telah berkumandang dari seberang mesjid yang letak nya tak jauh dari rumahku. aku terperanjat dari tempat tidurku untuk segera bangun dan niat ku setelah sholat subuh aku akan pergi ke rumah syifa untuk memastikan apa yang terjadi, moga saja gak ada apa-apa dengan syifa itulah yang aku fikirkan saat aku bangun.

Sholat-sholat nak udah adzan cepet ambil air wudlu, suara itu terdengar dari balik pintu hal itu rutinitas dilakukan oleh umi dan abi untuk membangunkan aku dan adeku yang masih terlelap tidur dalam balutan selimut tebal yang umi berikan pada kami. Dan tak seperti biasanya aku langsung bangun dari tempat tidurku secepat itu, karena biasanya aku susah sekali dibangunkan tapi saat itu tidak aku seakan akan-akan ingin cepat ada di rumah syifa.

Setelah itu aku pergi mengambil air wudlu tapi disaat aku membasuh mukaku tiba-tiba ada bayangan syifa sahabatku lewat di depanku, aku langsung mencari-cari bayangan sahabatku tapi hasilnya nihil bayangan itu hilang dengan sekejap hatiku terus bertanya. Ya alloh ada apakah dengan sahabatku?

Tiba-tiba abi mengagetkanku, nak cepat sholat malah ngelamun di kamar mandi! gak baik. memang lagi mikirin apa gitu nak? dan aku menjawab hanya dengan anggukan saja lalu aku meninggalkan abi untuk sholat. seusai sholat aku menangis dalam sujudku sambil terus berdoa pada sang khalik semoga tidak terjadi sesuatu pada sahabatku syifa.

ADVERTISEMENT

Seusai melaksanakan sholat hatiku semakin gelisah tak menentu aku langsung mengganti pakaian tidurku dengan gamis yang syifa berikan padaku saat ulang tahunku tahun kemarin aku ingin syifa melihatnya dan menyadarkan dia akan hari ulang tahunku. dan umi bertanya padaku kakak mau kemana? Lalu aku menjawab aku mau pergi ke rumah syifa umi aku kangen dia umi, tapi masih gelap kak nanti aja pas udah agak siang. lalu aku menjawab, umi aku takut terjadi sesuatu pada dia, insyaalloh engga kak. tapi… di saat aku akan menjawab lagi pertanyaan dari umi tiba-tiba terdengar suara telpon berdering, lalu umi pergi untuk mengangkat telepon itu. Lalu suara umi terdengar jelas saat mengangkat telpon itu tapi lama kelamaan suara umi samar-samar lalu aku bertanya dari kamar dengan sekeras mungkin agar umi dapat mendengar pertanyaanku. Umi ada apa? Berkali-kali aku bertanya tapi umi masih tidak menjawab. aku sangat penaasaran sekali apa yang terjadi. lalu aku melihat umi menghampiri abi aku melihat umi dengan wajahnya sayu dia menyimpan kesedihan. aku maasih terpaku bingung. lalu dengan langkah goyah umi dan abi menghampiriku.

Tiba-tiba umi menepuk pundaku dan terus berbicara, sabar yah nak, tawakal kan qalbumu nak.. lalu aku terus bertanya ada apa sebenernya umi abi. syifa telah pulang ke rahmatullah meninggalkan kamu dan kita semua tadi malam di rumah sakit Hasan Sadikin tepat jam 2 tadi pagi.
Lalu tubuhku seakan akan ambruk seketika dan setelah itu aku tak sadarkan diri.

Ketika aku bangun aku melihat abi dan umi ada di sampingku menemaniku. lalu aku bertanya apa yang terjadi umi? Semua itu adalah mimpi kan umi? Iya kan umi? Umi jawab? Lalu umi pun menjawab itu semua benar-benar terjadi nak. takdir yang alloh berikan pada sahabatmu itu. umi yakin ini jalan yang terbaik yang alloh berikan pada syifa nak! kita tidak boleh mengelak atau menyalahkan takdir, yang sekarang kita harus lakukan yaitu berdoa pada alloh agar syifa diberikan tempat yang terbaik disana. kamu jangan menangis terus nak ibu yakin kalau kamu kaya gini terus alm. syifa gak akan tenang disana. kamu mau seperti itu? Engga umi. ya udah sekarang ambil air wudlu terus tunaikan sholat ghaib lalu doakan sahabatmu dan setelah itu kita sama-sama berangkat ke rumah syifa untuk melayat.

Dan tidak sampai setengah jam aku dan keluargaku sampai di rumah sahabatku. disana banyak kerumunan orang-orang tapi aku masih saja belum menerima kenyataan bahwa yang terbaring tak berdaya di depanku itu adalah sahabatku syifa.
Dan syifa sahabatku sekarang telah terbaring di peristirahatan yang terakhirnya, di rumah masa depan yang kekal. aku terdiam tanpa sepatah kata pun dan setelah orang-orang pergi aku masih saja melihat batu nisan yang disana tertuliskan siti syifa, lahir 21 1994, wafat 24 agustus 2009.

Syifa sahabatku apakah pertanda ini, bayanganmu hadir di malam tadi. sahabatku sekarang kamu mungkin sudah bertemu dengan bundamu disana, titipkan salam dari ku pada bundamu. sahabatku terimakasih atas kado ulang tahunnya walaupun mungkin ini adalah kado duka bagiku. semoga engkau bahagya disana. amin.

Tak terasa airmata ku membasahi batu nisaan ini, aku rindu kamu sahabatku, walaupun kita sudah berbeda alam tapi kita tetap kan jadi sahabat untuk selamanya.

Aku menenggadah kan kepala ku menatap langit biru nan indah di atas awan, Ya alloh tempat kan sahabatku di tempat yang sebaik-sebaiknya, ampuni segala dosanya. hatiku terus berucap seperti itu.
Sahabat kuharap kelak Alloh akan mempertemukan kita lagi. amin.

Cerpen Karangan: eulis patimah az-zahra
Facebook: els Zahra alkasah
Lahir : 23 agustus 1994
sedang kuliah di universitas nasional passim bandung jurusan manajemen informatika

Cerpen Kado Duka merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Wasiat

Oleh:
Hari semakin larut. Suasana kian senyap. Kenderaan sudah tidak ada lagi yang berlalu lalang. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Maesa membantu Bu Surti menutup warungnya yang kecil. Setelah itu

Novel Terakhir Putri

Oleh:
“Kruyuk… kruyuk” berberapa kali Leona mendengar suara itu tepatnya dari perut sahabat di sampingnya. “Putri lapar ya?” tanya Leona. “Nggak ah!” jawab Putri. “Put, kalau kamu lapar mending Aku

Saudara Berasa Pacar

Oleh: ,
Namaku Arzania Rachelia Aurelia, biasa dipanggil Ara. Aku tinggal di desa dan aku mempunyai saudara bernama Rizki Aditya, biasa dipanggil Adit. Aku dan Adit dari kecil selalu bermain bersama

Because Of You (Part 2)

Oleh:
Aku duduk di antara kekosongan tempat ini. Ya tidak ada bangku atau sejenisnya di sini, hanya berupa ruangan kosong, tapi masih bersih, hanya saja tak pernah ditempati. Aku menyebutnya

Terima Kasih Senja

Oleh:
Langit senja sudah menampakkan lembayungnya, burung-burung sudah berterbangan kembali ke sarangnya. sambil melambaikan tangan dan saling mengucapkan salam perpisahan, aku dan sahabatku berpisah untuk pulang kembali ke rumah. “sampai

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *