Medul dan Nedul (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Penyesalan, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 2 March 2015

Sialnya itu cuman harapanku saja. Masalah ini semakin kronis saja. Selang 4 hari dari problem coklat itu. Amel kembali mengadukepada ku. Namun kali ini sepertinya Yoyo tidak bisa dimaafkan. Ia sudah kelewatan. Yoyo telah menembak Amel. Yoyo mengungkapkan perasaannya melalui chat fb. Setelah kubaca pesan nya. Ternyata kalimat yang diucap Yoyo tidak berbeda dengan kalimat yang biasa ia gunakan untuk mengelabui wanita wanita lain. Spontan emosiku meninggi. “Nedul anj*ng!!” sambil memukul keras meja komputerku. Kemudian mataku melirik ke bola persahabatan kami. Lalu aku mengambilnya. Lalu melemparnya sejauh mungkin ke luar melalui jendela kamarku. Lemparan tadi secara tidak langsung sudah mengartikan bahwa persahabatan kami cukup sampai disini. Persetan dengan Medul dan Nedul.

Lalu aku keluar rumah, tujuanku tidak lain rumah Yoyo. Tangan ku sudah gatal ingin memukul. Tapi di tengah perjalanan aku memberhentikan sepeda motorku. Aku menepikan motorku di trotoar jalan. Aku membuka helm ku lalu membantingnya sekuat tenaga ke trotoar jalan. Aku tidak peduli dengan orang orang yang memperhatikan ku. Lalu aku menginjak injak helm itu hingga kaca pelindungnya pecah. Lalu aku menendangnya sekuat tenaga. Aku tidak sanggup jika harus menghajar teman yang sudah banyak membantuku. Yoyo tadinya sudah seperti saudara kandung buatku. Tapi kenapa bisa persahabatan kami menjadi seperti ini.

Kemudian aku pulang dengan masih memikirkan hal yang sama. Aku meninggalkan bangkai helm dan emosiku di trotoar jalan itu. Kini aku jauh lebih tenang. Aku masuk kamar dan duduk di depan sahabatku sebenarnya. Dia tidak lain komputerku. Aku membuka akun facebookku. Terlihat di deretan online akun Amel dan Yoyo sedang on. 2 orang yang berpengaruh besar tentang rusaknya helm tadi. Ada yang ingin kukatakan kepada Amel. Tapi sebelum itu, Amel sudah mengirim chat terlebih dahulu.
Amel: Yank kemana aja? Kok gada kabar?
awi: gak kemana mana. di depan komputer aja dari tadi.
Amel: lalu kenapa pesan amel gak dibalas?
awi: iya maaf. Lagi gak mood aja. sekarang awi yang nanya. boleh kan?
Amel: gak mood kenapa? Pasti ragara Yoyo itu kan. Dan yang ingin ditanya pasti juga tentang itu kan?
awi: iya iya. Kamu itu ya selalu aja bisa baca pikiran awi.
Amel: hehe, ya udah mau nanya apa tadi?
awi: hmm… Amel suka gak sama Yoyo? Kalau suka Awi rela kok.
Amel apaan sih, pertanyaan nya gah penting banget.
awi: ya awi kan Cuma mau tau.
Amel: amel serius dengan hubungan ini, jadi tolong jangan sekalipun ragukan amel. Jika memang amel ada niat buruk, kenapa harus amel beritahu kalau Yoyo nembak amel?
awi: maaf mel maaf. awi nyesal nanya gitu. Iya awi percaya. iya mulai sekarang awi gak akan ragukan amel lagi. awi janji.
amel: makasih ya yank :*
awi: :*

Kurasa sekarang aku hanya perlu bicara ke 1 orang lagi. ya Yoyo. Jangan sebut dia sahabatku. Mungkin mantan sahabat lebih tepat. Sekarang emosiku memang sudah reda, tetapi yoyo sudah mengajarkan aku bagaimana untuk membencinya dan mengajariku untuk menyimpan dendam untuknya. Yoyo tidak ada mengirimku chat, seperti tidak ada apa apa di antara kami. Mungkin sebaiknya memang harus aku duluan yang bicara.

Aw : Sebaiknya mulai besok menjauh la dariku. Bahkan aku gak mau denger napas kau. Karena aku gak mau punya temen serendah kw, yang bisanya nyakitin hati cewek. Dan semunafik kau yang bisanya nekong orang dari belakang. Salam hangat dari jari tengahku

Aku menulis kalimat itu tanpa ragu. Sudah tidak ada lagi simpati untuknya. Di pikiranku sudah terpikir kalimat kalimat yang selanjutnya. Untuk menjawab balasan dari Yoyo. Tapi ini sudah 15 menit berlalu. Inboxku tak kunjung dibalas. Tak lama akun nya hilang dari deretan online. Kupikir ia hanya off. Ternyata dia memblok fbku. Menurutku saat di dumay memblok akun lebih kasar daripada hanya menghapus pertemanan. Baiklah kalau itu permintaan nya, aku akan memperlakukan nya lebih dari memutuskan pertemanan.

Seminggu kemudian semuanya berjalan lancar, tak ada yang berbeda di hariku. Walau tak ada seorang sahabat. Kini Amel adalah pacarku sekaligus sahabat buatku. Dan ku ingin itu selamanya. Jika aku berpapasan dengan Yoyo, sudah tidak ada lagi sapaan hangat. Sekarang kami layaknya 2 siswa yang tidak saling kenal dan tidak mau untuk saling mengenal. Dan semenjak putusnya silahturahmi kami. Semenjak itu juga Yoyo keluar dari Pramuka. Ia sangat menghindari ku.

Dan 2 minggu kemudian aku dan Amel putus. Aku gak nyangka ini bisa terjadi. Bisa bisa nya Amel selingkuh. Kehilangan Amel tak seperti kehilangan Yoyo. Aku dilanda galau dari hari ke hari. Aku terus penasaran, apa sebenarnya yang membuat Amel pindah ke lain hati. Dan lebih parahnya setelah kami putus, silahturahmi kami juga putus. Berulang kali aku menyapanya ketika berpapasan, tetapi ia tidak membalas sapaanku. Senyum pun tidak ada. Apa salahku?. Sampai ia membenciku seperti itu.
Aku berusaha mencari jawaban dari Uki.. Tapi Uki selalu menghindariku. Ia seolah lari menghindariku.

Sudah seminggu aku menjomblo, tetapi aku masi belum bisa move on. Hari hari ku suram belakangan ini. Biasanya saat seperti ini, Yoyo sangat bisa diandalkan untuk menyemangatiku. Di hari hari ku yang kesepian ini aku terkadang teringat Yoyo. Tetapi mengingat tingkahnya dulu. Aku kembali ilfil.
Dalam lubuk hati terdalam aku masi mengharapkan Amel. Bodohnya aku. Orang yang jelas jelas telah mengkhianati aku, masih saja kuharapkan.

Sebulan telah lewat. Aku masih belum juga bisa move on. Aku terkadang kasihan dengan diriku sendiri. Terkadang kesetian memang tidak terlalu dibutuhkan ya. Hari hari hanya dihiasi teman teman biasa sangat membosankan. Ku merindukan sahabat lamaku. Si Nedul. Terkadang terpikir olehku untuk meminta maaf. Tapi gengsiku lebih tinggi daripada niatku. Dan perasaan yang aku benar dan yang salah adalah Yoyo, juga mempengaruhi niatku meminta maaf.

ADVERTISEMENT

Besok adalah ultahku. Yang ke 17 an. Aku masih berharap orang yang pertama ngucapin selamat ke aku adalah Amel. Tapi itu cuman mimpiku. Seseorang memakai private number menelponku di tengah malam itu, suaranya seperti kakek kakek. Ia mengucapkan “selamat ulang tahun broo.” Lalu mati. Mungkin itu hanya teman sekelasku yang iseng. Aku tidak terlalu memikirkan sapa orang tua yang memberiku selamat tadi.

Beberapa orang yang peduli terlihat di tengah malam itu. Tapi Amel tidak ada diantaranya. Tepat jam 1 malam. Aku keluar duduk di teras rumahku. Sedikit mendengak kan kepala melihat langit malam. Berharap ada bintang yang mengisi kesepianku. Tapi lagi lagi harapanku ini kosong. Aku hanya menatap hitamnya langit. Tetapi ia masih terlihat indah. Walau tak ada bintang dan bulan menemani. Andai aku bisa setegar langit. Hatiku seperti sudah bicara kepada langit. langit… aku benar benar kesepian. Aku sudah kehilangan sabahat baik dan orang yang kucintai. Oh bodohnya diriku.. kenapa aku menyia nyiakan mereka. Lalu tanpa sadar air mataku sudah menetes sampai pipi.
Sekarang aku sangat butuh sandaran. Sandaran yang bisa menghapus luka tak terlihat ini. Langit seperti tertawa keras melihat aku menangis. Lalu aku masuk kembali ke kamar meninggalkan langit sendirian.

Tak sabar aku menunggu gelap hari ini. Tepat jam 20.00 nanti malam. Di rumahku akan diselenggarakan acara kecil kecilan untuk menyambut 17 ku. Semua teman diundang. Seorang mantan pun mendapat undangannya. Tapi tidak ada untuk mantan sahabat. Gengsiku masih cukup tinggi untuk itu.

Aku sangat senang malam ini. Banyak makanan. Banyak teman. Dan tidak lupa banyak kado. Bebanku sedikit terlepas dengan hadirnya teman temanku malam ini.

Sudah jam setengah 12. Tamuku sudah tidak ada. Dimas teman sebangkulah yang terakhir pulang. Aku berdiri di teras rumah. Menatap arah jalan yang gelap yang hanya terdapat beberapa cahaya dari lampu jalan. Berharap sekali Amel datang dari sisi gelap itu di saat terakhir ini. Kulihat jam tanganku, sekarang sudah pukul 00.15 dini hari. Sangat tidak memungkinkan seorang wanita keluar dari rumahnya. Ya sudahlah pikirku. Mungkin aku harus bekaca kembali. Sapanya aku ini?. dan aku kembali masuk ke rumah. Aku akan berjanji setelah kututup pintu rumah ini, maka tertutuplah hatiku untuk Amel.

Belum lama aku menutup pintu. Aku mendengar suara sepeda motor dari kejauhan. suara knalpot yang seperti sudah tak asing bagiku. Ia menepi di depan rumahku. Aku penasaran. Siapa gerangan orang itu. Aku mencoba mencari tahu dari kaca jendela. Tetapi cahaya lampu motornya membuat pandanganku sayup. Aku pun keluar memastikan. Orang itu turun dari motornya. Masih belum jelas siapa dia. Helm nya masih menyembunyikan identitas nya. Tiba tiba ia melempar sebuah bola ke arahku. Aku pun sigap menangkapnya. Aku sangat kaget. Ternyata itu bola persahabatanku dengan sedikit kotor. Lalu orang itu membuka helm nya. Dan kagetku bertambah gak karuan. Ternyata orang itu adalah Yoyo. Lalu ia berjalan ke arahku..
“kenapa gak undang aku?”, tanya nya yang membuatku tak dapat berkata. Yang secara tidak langsung telah menyindirku.
“aku gak mau persahabatan kita hancur hanya gara gara perempuan. Apalagi perempuan seperti amel”, tambahnya
“maksud kamu?”, aku bingung dengan perkataannya.
“Amel itu temen smpku, aku sebelumnya udah tau persis gimana dia. Awalnya pikirku dia itu udah berubah. Dan waktu itu juga aku melihatmu begitu kesepian tanpa seorang wanita. Dan sebelum aku nembak amel.. aku udah tau kalau dia…”
“ok ok cukup.. makasi Yo. Aku tau maksud kamu. Aku sepertinya sudah tau alur ceritanya. Aku juga nyesal telah mengenal Amel. Maaf juga karena tidak mengundangmu tadi.”
“ya sudah lah, lupakan semuanya. Sekarang maaf kan lah aku, jika aku mempunyai salah kepadamu.”, mata Yoyo tiba tiba berkunang kunang. Seolah menunjukkan ketulusan nya.
“tidak tidak.. justru aku lah yang seharusnya meminta maaf kepadamu. Sebelumnya aku tidak tau niat baik kamu. Aku langung emosi gak jelas. Makasih yo.. telah begitu baik denganku.” Lalu aku memeluk Yoyo.
“ok med.. aku maafin. Maafin juga aku, karena memperkenalkanmu dengan Amel. Eh tapi jangan peluk peluk aku dong.”
”iya iya.”, aku melepas pelukan ku.
”ah cemen lu med.. jangan nangis juga kali..”, sindir Nedul. tak sadar ternyata aku sudah menangis lagi.
”hahah..” kami tertawa bersama
“Selamat ulang tahun med, sorry telat”, sambil mengulurkan tangannya.
“ok makasi”, aku menyambut tangannya tanpa gengsi lagi
“sorry aku gak bawa kado. Tapi terima lah yang satu ini”, Yoyo melepas kaos yang dipakainya dan memberikannya kepadaku sebagai kadonya. Ia rela telanjang dada.
“wah gak usah. Jadi lu pake apa?”
“uda terima aja, pemberian orang gak boleh ditolak loh”
“ya udah deh”, Menerima kaos pemberian Yoyo. Kaos nya memang terlihat biasa. Tapi sebenarnya penuh makna.

Ternyata aku salah paham terhadap Nedul. Aku tidak tau kalau sebenarnya Yoyo berniat baik. Bodohnya aku mengharapkan Amel. Bahkan mengharapkan nya untuk datang di partyku. Aku tak sama sekali mengingat sahabatku. Sahabat yang masih ingat tanggal hari jadiku. Walaupun ia sedikit telat datangnya. Bicara tentang bola persahabatan itu. ternyata saat aku melemparnya dengan emosi ketika itu. Saat itu juga Yoyo datang ke rumahku yang sebelumnya berniat menjelaskan semua masalah itu. Tetapi di tengah jalan ia mendapatkan bola itu. Ia pun mengurungkan niatnya untuk ke rumahku. Dan kalau diingat ingat setelah pacaran aku tidak bisa membagi waktu antara pacar dengan sahabat. Tidak seperti Yoyo yang selalu bisa hadir di dekatku walaupun pacarnya banyak. Aku akan berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi.

Sekarang kami sudah SLBK. Sahabat Lama Bersemi Kembali. Bola itu tentu akan kami wariskan ke penerus kami.
Begitulah.. di Persahabatan kami.. Yoyo lah yang menjadi air panasnya. Dan kami pun menjadi teh yang sempurna berkatnya. Tidak mudah menjadi sosok air panas. Ia harus bisa melawan gengsinya, harus bisa setegar langit, Dan harus berani membagi waktunya. Ya itulah dia. Sahabatku Yoyo Sudibjo. Alias Nedul.

Cerpen Karangan: Adrian Wahyudi
Blog: newbie-yahaa.blogspot.com

Cerpen Medul dan Nedul (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Anak Baru Sahabatku

Oleh:
Selamat pagi dunia, aku sangat bahagia karena ini pertama masuk sekolah SMA setelah libur panjang semester 1, semuanya tampak sama, kecuali salah satu dari seorang murid yang duduk di

Cantikmu, Hatimu

Oleh:
Pelan. Selangkah demi selangkah kakiku berjalan. Ku kontrol sekali agar kedatanganku tidak diketahuinya. Tangan kiriku membawa kue kecil. Sedangkan tangan kananku siaga menghalau angin agar tidak membunuh api lilin

Aku Tak Punya Tangan

Oleh:
16 tahun berlalu aku hidup tanpa ada sepasang tangan tapi itu semua tidak apa-apa yang penting aku dapat hidup bahagia bersama kedua orangtuaku. Kejadian itu berlangsung ketika aku masih

Bintang dan Angkasa

Oleh:
Tania menghela napas, lagi. Entah hari ini sudah keberapa kalinya, ia juga tidak tahu. “Hey,” Tania tersentak. Semua hal yang ada di pikirannya mendadak lenyap saat sebuah suara memasuki

Cukupkah Kata Maafku ini?

Oleh:
“karena kamu yang aku tunggu..” kata itu menjadi kata yang paling berkesan yang pernah aku dengar. Bisa dibayangkan bagaimana tersanjungnya hati seorang cewek kalau dapet pujian seperti itu dari

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *