Memory of Us

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 15 December 2016

Seulas senyum terukir di bibirku saat kembali mengingat kilasan memory tentang kita.
7 tahun lalu kami dipertemukan, di sebuah ruangan yang penuh dengan berbagai hiasan origami yang beraneka bentuk, di ruangan itu juga terdapat susunan meja dan kursi yang sudah tertata rapi. Ruangan itu dinamakan sebagai kelas. Suasana kala itu sangat gaduh mengingat saat itu adalah hari pertama bagi murid-murid lain -termasuk aku- memasuki jenjang sekolah yang baru, yaitu Sekolah Dasar (SD). Kali pertama bertemu dengan mereka, aku yang notabenenya merupakan anak yang pemalu pun merasa enggan untuk berbaur. Buktinya saat kita semua disuruh untuk berkenalan aku lebih memilih untuk berdiam diri di tempat dudukku. Hingga tiba-tiba 3 orang anak perempuan datang menghampiriku, aku merasa canggung. Mereka lalu meminta berkenalan denganku. Dan dari perkenalan itulah kami bisa berteman dekat. Hingga 7 tahun pun berlalu…

Aku sangat ingat saat kami tertawa bersama, bergembira dan berceloteh ria hanya karena candaan biasa. Mulai dari Dhienda yang tak pernah marah bila dipanggil Bob Marley. Annisa yang selalu sabar dengan keusilan kami. Atau melisa yang selalu ngambek bila dibilang pendek. Hanya dengan candaan sederhana itu, selalu ada cerita menarik di setiap harinya.

Dan tak lupa pula saat kami dimarahi bersama karena tak sengaja membawa hasil dari tugas prakarya. Kami pun dihukum membersihkan perpustakaan sekolah. Namun, bukannya membersihkan perpustakaan kami malahan asyik membaca buku-buku yang ada disana hingga lupa akan hukuman yang diberikan oleh guru kami untuk membersihkan perpustakaan sekolah. Akibatnya, hukuman untuk kami pun bertambah.

Mengingat semua itu membuatku rindu dengan mereka. Ya, rindu… Aku merasa bahwa baru saja kemarin kita tertawa bersama, menikmati hari-hari indah bersama, saling berpegangan tangan bersama, dan berbahagia bersama. Menikmati kebersamaan yang kuharap takkan pernah berakhir. Hingga aku pun mulai menyadari bahwa cepat atau lambat kalian akan pergi. Satu persatu dari kalian akan pergi untuk berlari, berlari mengejar mimpi, mimpi yang sudah lama ingin kalian raih. Sedangkan aku? Aku disini hanya akan meringkuk kaku, menangisi esok yang takkan sama lagi.

Tak akan ada lagi tawa yang menggema, tak akan ada lagi candaan yang muncul dikala kita berjumpa. Kalian yang dulu terasa sedekat nadi kini seakan sejauh matahari. Tak bisakah kita kembali bersama seperti dulu? Tanpa perubahan sedikitpun. Kembali bersama di masa saat-saat aku merasa bahwa hanya ada aku dan kalian. Aku hanya bisa tertunduk lesu. Sibuk dengan pertanyaan yang sama sekali tak bisa kucengkram. Bukankah kita tak akan kehilangan sebelum benar-benar kehilangan? Ah… lucu ternyata, aku bahkan sudah merasakan kehilangan, sebelum akhirnya benar-benar kehilangan…

Cerpen Karangan: Indy Rahmawati

Cerpen Memory of Us merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Ranking Satu

Oleh:
Sama seperti hari kemarin. Selesai mandi, sarapan dan berangkat menuju Sekolah, Jihan kembali tersenyum penuh arti. “Jihan, kamu, Ranking satu, ya!” Tebak Kak Indri, Kakak Jihan. “Wah! Hebat Kak

Persahabatan Vs Cinta

Oleh:
Tepat pukul setengah dua siang, bel pulang sekolah berbunyi. Walaupun bel telah berbunyi tanda sudah berakhir jam pelajaran, tetapi kami tidak diperbolehkan pulang karena kami harus ikut belajar tambahan

Spikes Before Flowers, Rainbow After Storm

Oleh:
Embun menutupi jendela kamar. Varielle terbangun dari peraduannya. “Udah pagi?” katanya sambil menguap. “Kak Emily, bangun. Opening Ceremony loh hari ini kak,” Varielle membangunkan Emily. “Eh…,” Emily menggeliat dan

Liburan (Part 2)

Oleh:
Karena aku sudah tidak sabar, aku langsung menepuk pundak Saira lalu menatapnya. Aku ingin mendengar penjelasannya. “Saira aku tanya sama kamu, ada apa? Apa ada sesuatu yang membuat kamu

Kusadari

Oleh:
Tersedu-sedu suaraku menyuarakan kesedihan, aku menangis hingga terkuras sudah semua linang air mata yang ada dalam sumur airmataku ini, tak henti-hentinya aku terisak membual dan menyumpah serapah orang yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *