Sahabatku Ternyata Iblis

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 27 July 2013

“jangan Va, aku mohon” teriak seseorang.
perempuan itu hanya menengok dengan senyum sinis, lalu.. ‘bruk’ terdengar seperti suara benda jatuh,
“Eva…” lalu orang itu berlari ke bawah sambil menangis,
“maafin aku Va, kenapa kamu begini Va? bangun Va, bangun..” Ara menggoncangkan tubuh temannya yang sudah tidak bernyawa itu sambil menangis.

1 tahun kemudian..
“hey, kenapa lo bengong terus?” tanya seorang temannya,
“ah, ga gua cuma lagi kangen sama..” belum sempat dia meneruskan bicaranya, tiba-tiba temannya yang lain datang,
“udah deh jangan sebut-sebut dia lagi!” kata seorang temannya dengan wajah agak pucat,
“memang kenapa cha? eva juga sahabat kita” tanya ara,
“pokonya aku ga mau denger nama dia lagi!” kata icha,
lalu ara pun pergi, “mau kemana lo?” tanya ami,
“bukan urusan lo!” jawab ara dengan sinis.
Setelah kejadian itu, teman-temannya mulai menjauhinya,

Keesokan harinya,
“aku kangen kamu Va, kamu dimana sih?” batin Ara,
lalu Ara kembali mengulang ingatannya 1 tahun lalu, dimana dia melihat kejadian tragis yang menimpa sahabatnya dan membuat dia depresi,
lalu dia mencoba untuk bunuh diri, sama seperti sahabatnya 1 tahun lalu, belum sempat dia melompat, tiba-tiba ada tangan yang menariknya sehingga ia terjatuh ke belakang, “kamu mabuk ya?” tanya orang itu,
“siapa lo?” tanya Ara,
“kamu bodoh Ara, untuk apa mengorbankan nyawamu demi mereka, sudah cukup Eva yang mengorbankan nyawanya”
Ara pun kaget, “lepas! siapa sebenarnya kau? apa perdulimu?” tanya Ara,
“hahaha, apa kau lupa? aku adalah anak laki-laki yang selalu kalian ejek dan kalian hina 1 tahun lalu”, ara masih bingung, namun orang itu langsung melanjutkan bicaranya, “hahaha, apa kau lupa? aku Ivan!”
“apa? bukannya kau?”
“ya, aku memang sudah mati Ara, tapi dendamku tak pernah mati, hahaha..”
“lalu kenapa kau menolongku?”
“aku ingin membalas dendam, kau juga kan?”
“tidak, aku memang benci pada mereka, tapi aku tak akan balas dendam”
“dasar bodoh! kapan lagi kau akan menumpahkan kebencianmu pada iblis-iblis itu?” Ara diam sejenak.
“baiklah, lalu apa yang harus kulakukan?”
“bunuh mereka!”
“apa?”
“bunuh mereka semua, supaya mereka bisa merasakan apa yang kita rasakan!”
“ok, aku akan bunuh mereka semua” jawab Ara dengan senyum penuh kebencian.
“akan kutunggu janjimu!” lalu orang itu pergi meninggalkan ara.

Keesokan harinya,
“hey, Ra.. ke kantin yu” ajak seorang temannya,
“yu” jawab Ara singkat,
lalu mereka berdua pun pergi ke kantin, “Ra, aku mau ke toilet dulu ya”
“iya” lalu Ara pun tersenyum,
“saatnya balas dendam” katanya dalam hati,
lalu dia pun masuk ke dalam dengan membawa gunting yang telah disiapkannya,
“bagus, toilet sedang sepi” batinnya,
lalu dia menunggu sampai temannya keluar, setelah temannya keluar Ara langsung menancapkan gunting tepat di perut temannya,
temannya pun jatuh tersungkur bersimbah darah, setelah memeriksa ternyata temannya sudah tidak bernyawa, dia pun tersenyum “tinggal 4 iblis lagi” batinnya.
Lalu dia mencuci tangan dan membersihkan gunting yang penuh darah.
Setelah itu dia keluar.

Beberapa saat kemudian toilet sudah penuh oleh murid-murid yang ingin melihat apa yang terjadi, tak lama kemudian polisi datang, lalu meyelidikinya, dan polisi menyimpulkan kalau dia dibunuh.
“lo udah liat kondisi Mia?” tanya Ami,
“udah” jawabnya santai.
“aku ga nyangka kalau mia dibunuh” kata Icha sambil menangis.
“iya, siapa si pembunuh itu, tega banget dia” sambung Sifa.
“pulang yu, kampus udah mulai sepi” ajak Icha yang sudah mulai ketakutan.
“ya udah, yu, kita pulang duluan ya” kata Devi sambil menggandeng icha.
“eh, gua juga ya” kata Sifa.
“iya” sahut Ami.
“lo ga pulang Ra?” tanya Ami,
“ya, ntar”,
“oh, ya udah gua pulang duluan ya” lalu Ami pun meninggalkan Ara yang masih duduk di tangga kampus,
“saatnya balas dendam” batin Ara.
Lalu Ara menyusul Ami, ketika Ami sedang menyebrang, Ara memanggil Ami,
“Ami..” teriak Ara,
dan saat Ami menengok, ‘brak… ‘, Ami langsung terpental karena ditabrak truk yang melaju sangat kencang,
lalu Ara menghampirinya, dia tersenyum saat melihat Ami sudah tidak bernyawa dan dia langsung pergi.

Keesokan harinya,
“Cha, Ami Cha.. Ami” kata Sifa sambil menangis.
“kenapa sama Ami Cha?”, “Ami meninggal Cha, dia tertabrak truk sepulang kuliah kemarin” jawab Sifa sambil menangis.
lalu Sifa mendekati Devi “bener Dev, apa yang Sifa bilang?”
Devi hanya mengangguk sambil menangis,
“ada yang ga beres”, kata Sifa,
“maksud lo?” tanya Devi.
“ehm.. engga Vi” .

Di kantin kampus,
“eh, ntar malem main ke rumah gua yu” ajak Ara.
“tumben lu ngajak kita ke rumah lu?” kata Devi,
“iya, biar kita happy-happy, ngilangin stress lah, gimana?”
“ok deh, nanti malam kita dateng” kata Icha,
Ara pun hanya tersenyum.

Malam pun tiba,
“akan kuhabisi kalian semua” batinnya.
‘ting.. tong..’
“akhirnya mereka datang juga”
lalu Ara pun membukakan pintu, “gua kira lo ga pada dateng, ayo masuk” kata Ara
lalu mereka bertiga pun masuk.
“gua ambilin makanan & minuman dulu ya” kata Ara
“iya” jawab Sifa.
“eh, gua mau ke toilet dulu ya” kata Sifa.

Lalu Sifa pun berjalan menuju toilet, saat mau masuk ke dalam, tiba-tiba ada tangan yang menyekap mulutnya, lalu Sifa pun tak sadarkan diri, tanpa fikir panjang Ara pun langsung menancapkan pisau di perut Ara, dan dia memeriksa, ternyata Sifa sudah mati.

Dia pun langsung mencuci tangan dan membersihkan pisaunya.
“ini minumannya” kata Ara sambil membawa minuman dan cemilan kecil.
“eh, ko Sifa ga balik-balik sih?” kata Icha
“emang Sifa kemana?” tanya Ara pura-pura.
“tadi dia ke toilet, Icha cek dulu ya”
lalu Icha pun pergi ko toilet untuk mengecek

ADVERTISEMENT

‘Aaaaaa… Sifa…’
Devi pun kaget, dia langsung berlari menuju toilet disusul Ara.
“kenapa Cha?” tanya Devi bingung.
“Sifa, Vi..” katanya sambil menangis, lalu dia berlari pergi,
“Icha..” panggil Devi,
“aku mau nyusul dulu ya” kata Ara.
Lalu Devi pun masuk ke dalam, dia sangat kaget ketika melihat Sifa sudah tak bernyawa bersimbah darah,
lalu dia teringat pada Icha, dia pun langsung berlari keluar,
‘Aaaaa.. jangan Ra…’, terdengar teriakan Icha,
Devi pun langsung berlari ke sumber suara,
“Icha…” teriak Devi,
‘bruk’ Icha akhirnya terjatuh dari lantai 2 rumah Ara.
Sifa hanya menangis ketika melihat ke bawah,
“hahahaha… akhirnya dendamku terbalas”
Devi kaget, saat melihat asal suara itu yang ternyata adalah Ara,
“jadi… kamu Ra?” tanya Devi kaget.
“iya.. akulah pembunuh semua temanmu, haha..”
“jadi ini hanya jebakan? kenapa Ra?”
“iya, kalian sangat bodoh. aku dendam pada kalian semua, setelah kejadian Eva bunuh diri, aku depresi, lalu aku bertemu dengan Ivan, dia sangat ingin balas dendam pada kalian, jadi aku harus rela mengotori tanganku hanya untuk membunuh kalian supaya dendam dan kebencianku terbalas” katanya.
“aku fikir kamu sahabatku Ra, tapi ternyata kamu iblis” kata Devi ketakutan.
Ara terus mendekati Devi dengan membawa pisau ditangannya,
tapi Devi terus menghindar lalu berlari keluar.
Karena terlalu tergesa-gesa Devi tidak memperhatikan langkahnya saat menuruni tangga,
dan.. ‘bruk..’ Devi terjatuh dari tangga.
Setelah mendengar suara itu Ara pun langsung melihat apa yang terjadi,
dia pun langsung turun untuk melihat keadaan Devi, dan ternyata sudah tak bernyawa.
“hahaha… akhirnya dendamku terbalas”

Keesokan harinya,
seperti biasa Ara berangkat ke kampus, tapi setelah sampai dia tidak langsung masuk ke kelas, tetapi dia berjalan menuju loteng kampus,
dia bertemu dengan ivan,
“janjiku sudah ku tepati, bolehkah aku pergi sekarang?” tanya Ara
“ya, semoga kita dapat berjumpa lagi” kata Ivan dengan senyuman.
Lalu… ‘bruk..’
ternyata Ara melompat dari loteng itu untuk dapat bertemu dengan temannya yang lain..

END –

TERIMA KASIH

Cerpen Karangan: Elfrida
Facebook: elfgeisha alexandria

Tips dari admin: untuk pengulangan kata sebaiknya jangan menggunakan angka 2 seperti jangan2, berjalan2 dan sebagainya, sebaiknya gunakan kata sebagaimana seharunya seperti: jangan-jangan, berjalan-jalan dan seterusnya, teta semangat ya! ^_^

Cerpen Sahabatku Ternyata Iblis merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Dulkamdi (Part 1)

Oleh:
Aku mengenal Dulkamdi kala sekolah di SMP dan SMA Kendal. Di kedua sekolah itu aku satu kelas dengannya, jadi aku tahu betul bagaimana Dulkamdi menghadapi gadis. Aduh…, minta ampun,

Antara Cinta dan Persahabatan

Oleh:
Namaku Dellia Salshabilla Putri, aku kerap disapa Shalsa. Aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Aku mempunyai sahabat, dia bernama Aldina Larasari yang kerap disapa Laras. Kami sudah bersahabat

Luka Hati Jeno

Oleh:
Masa remaja Jeno begitu suram. Cowok itu senang bergaul dengan geng mobil yang nakal tidak beraturan. Malam itu terdengar ceramah lagi dari orangtuanya. “Sudah Ibu bilang jangan ngerusak nama

Maafku Pada Sahabatku

Oleh:
Sedih rasanya ketika kebahagiaan ku bersama sahabatku direngut paksa oleh ego dari diri kita masing-masing, masalah ini bermula pada saat temanku menanyakan sesuatu, tetapi aku menjawabnya dengan kebohongan bukan

Tentangmu Sahabat

Oleh:
Tampak suasana pagi yang lumayan cerah. Seorang gadis duduk seorang diri di teras depan rumah. Gadis yang cantik, Ririn namanya. Jari-jemarinya begitu lincah menari di atas tombol ponselnya. Tiba-tiba,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Sahabatku Ternyata Iblis”

  1. elfrida says:

    trima kasih ya admin,
    buat sarannya..

  2. Taufik sp says:

    Tidak ngeri sama sekali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *