Titipan Untuk Sahabat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Jepang, Cerpen Perpisahan, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 17 February 2016

“Onii-chan… ayo bangun. Bukannya onii-chan harus pergi ke sekolah untuk wisuda?” tanya adik Shika.
“Hoamm… acaranya dimulai jam 12 siang!! Masih lama!” jawab Shika dengan mata masih tertutup rapat.
“Lama?! Ini sudah jam setengah 12!!” jawab adik Shita mulai gemas.
“APA?!”

Langsung saja Shika menuju kamar mandi. Ia nyaris menabrak dinding karena saat itu matanya belum benar-benar terbuka. Byur, byur, byur. Tidak sampai 3 menit, Shika sudah selesai dengan mandinya. Dengan terburu-buru, Shika memasukkan barang-barang yang diperlukannya ke dalam tas. Lalu ia mengambil 3 box yang nanti akan dibagikannya kepada 3 sahabatnya dan menyimpannya di bagasi mobil. Ia tidak sempat makan siang, namun ia sempat mengambil sebuah apel.

“Berangkat!” pamit Shika masih dalam keadaan terburu-buru. Brum… Brum…

Sampai di sekolah, untung saja Shika belum terlambat dengan upacaranya. Langsung saja Shika mencari 3 sahabatnya, Lyfa, Sagi, dan Nina. Dia meminta maaf atas keterlambatannya itu.
“Aku minta maaf ya…” ucap Shika kepada 3 sahabatnya.
“Yaa… apa boleh buat. Untung saja upacaranya belum dimulai,” jawab Sagi.
“Jangan marah, ya?”
“Nggak apa-apa kok!”
“Sebaiknya kita segera ke aula saja, yuk!” ajak Lyfa.
“Yuk!” jawab mereka bertiga serempak.

Langsung saja mereka berempat berjalan menuju aula. Sampai di sana, baru ada beberapa kursi saja yang sudah diisi. Mereka menempati kursi di barisan keempat. Sambil menunggu, mereka bercanda ria. Setelah lama menunggu, upacara pun dimulai. Acaranya dimulai dengan pembukaan, sambutan dari kepala sekolah, pidato, dan masih banyak acara lainnya. Suasana berubah ketika Lula -murid yang bertugas mebaca pidato- sedang membaca pidato.

Hampir semua murid menangis mendengarnya. Terutama murid perempuan. Untung saja Shika sudah menyiapkan beberapa tisu di dalam kantongnya. 2 jam berlalu, upacara hari itu pun selesai. Nina yang feminin, tampak masih terisak. Shika mencoba menenangkannya. Begitupun yang lainnya. Sekarang sudah pukul 17.15. Waktunya pulang, sekaligus berpisah. “Teman-teman… ini aku punya sesuatu buat kalian. Masing-masing aku kasih satu kotak. Tapi dibuka di rumah, ya. Aku pulang duluan, sayoonara!” Shika memberikan masing-masing sahabatnya sebuah kotak. Lalu, ia pulang dengan mobilnya.

Esoknya. Kring… Kring. Pagi-pagi begini, handphone Nina sudah berbunyi. Dengan malas, dia membukanya.
“Halo.”
“Halo. Na, sebaiknya kamu cepet mandi, kita ketemuan di rumah Lyfa. Cepettt..”
“Apaan sih? Masih pagi tahu!”
“Pokoknya cepetan! Ada kabar buruk!”
“Oke, tunggu di sana.”

Dengan terburu-buru, Nina mandi dan bergegas ke rumah Lyfa. Sampai di sana, ia melihat Lyfa sedang menangis tersedu-sedu dan Sagi sedang mencoba menenangkannya. Setelah Lyfa tenang, Lyfa menceritakannya kepada dua sahabatnya. “Co-coba kalian baca surat ini. Aku menemukannya dari kotak yang kemarin diberikan oleh Shika.” Nina dan Sagi segera menerima surat dari Lyfa. “Fa, tolong sampaikan pesan ini kepada Sagi dan Nina, ya..” Itu yang tertulis pada sampul surat. Dengan penasaran, Sagi dan Nina membuka surat itu dan membacanya.

“Kepada semua sahabatku. Sebelumnya, maafkan aku ya.. Aku baru memberitahukan hal ini. Padahal bisa saja aku memberitahukan kalian sewaktu kita masih bersama. Aku berterima kasih kepada kalian semua yang telah menemaniku ketika aku sedih, yang sudah memberiku inspirasi ketika semangatku lemah, yang sudah mau melihatku, yang sudah mau berteman denganku, yang selalu hadir untukku, yang menyeka air mataku ketika aku menangis, kita selalu bersama, kita selalu ada, kita selalu berempat, maaf jika aku salah,”

“maaf jika aku nggak bisa ngebahagiain kalian, aku sahabat yang tidak sempurna, aku punya banyak kekurangan, aku akan selalu mengingat masa-masa kita. Walaupun kita berjauhan, aku yakin kita masih ada dalam satu ikatan. Jangan sedih, setiap satu tahun sekali, aku berjanji untuk pulang ke sini. Sekarang aku berada di Tokyo, Jepang. Aku mendapat beasiswa bersekolah di sini. Aku juga sekalian pulang ke rumah nenekku. Aku berangkat malam ini. Love you.. Shika.” Lalu, dengan sekejap suasana berubah menjadi tangisan. Walaupun begitu, ketiga sahabat Shika tetap bahagia karena sudah pernah bersahabat dengan orang sebaik Shika.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Salsabila Hantoro
Facebook: Salsabila Hantoro

Cerpen Titipan Untuk Sahabat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kenangan Yang Tak Terlupakan

Oleh:
Namaku Nita ryaningsih. Aku mempunyai sahabat bernama Tania daniarti, sudah cukup lama aku bersahabat dengannya. Hari demi hari kami lewatkan bersama dengan penuh canda. Kami sangatlah akrab, bahkan kami

Sahabatku Cintaku

Oleh:
Hai aku steven, aku memiliki sahabat yang sangat baik dan cantik dia adalah bella. bella adalah sahabatku dari umurku 1 tahun bisa dibilang sudah lama sekali ya, dia sahabat

Sleeping Beauty (Part 2)

Oleh:
Promnite akan dimulai satu jam lagi, aku masih duduk mematut di depan kaca dengan bertopang dagu. Memikirkan apa yang akan terjadi setelah promnite nanti. Pasalnya, aku benar-benar menyetujui ide

Blue Hour

Oleh:
Dedaunan pohon mepel yang berwarna jingga mulai berguguran diterbangkan angin musim semi. Seorang lelaki sedang duduk di bawah salah satu pohon mepel yang ada di taman mepel. Ia hanya

Sahabatku SG

Oleh:
Mentari telah terbit dari ufuk timur menandakan satu hari baru telah datang, sungguh indah ciptaan Tuhan menghiasi pagi ini, bagi setiap insan pastinya ingin memulai hari baru ini dengan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *