Cafe 29

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 27 April 2016

Hari ini, aku berpikir tentang kafeku yang akan diresmikan besok tepat tanggal 29 Februari. Tapi, aku takut. Apakah orang-orang terdekatku akan datang ke kafeku? Karena waktu bulan Januari lalu, aku umumkan kalau peresmian kafeku akan dilaksanakan tanggal 1 Maret. Di situ aku tidak tahu kalau nanti akan ada tanggal kabisat, yaitu tanggal 29 Februari. Ya sudah, aku ubah saja tanggal peresmianku jadi 29 Februari tanpa aku kasih tahu pada mereka. Dan juga, mereka tidak tahu kalau akan ada tanggal kabisat.

Aku pun melihat kafe yang hampir selesai itu. Semuanya sudah siap untuk peresmian besok. Kursi, meja, dan dekorasi kafe semuanya sudah siap. Kalau masalah pegawai, banyak orang terdekatku yang mau menjadi pegawai, termasuk Yoan. Yoan adalah cewek yang ingin ku rekrut menjadi pegawai di kafeku. Tapi, aku canggung karena aku belum mempekerjakan seorang wanita. Aku pun mengajak Yoan ke dalam kafe guna membicarakan soal pekerjaan.

“Yoan, sungguh kau mau bekerja di sini?”
“Iya, tapi… sesuai kontrak kan tidak boleh memperkerjakan seorang wanita.”
“Tapi, saya rasa tidak ada di dalam kontrak. Saya hanya menulis pekerja yang ingin bekerja secara giat saja. Itu saja, kok.”
“Tapi, aku pernah mengalami ini saat aku melamar menjadi pegawai di restoran.”
“Lupakan saja soal itu. Aku hanya ingin melihat kau giat dalam bekerja. Jadi bagaimana?”
“Hmm… iya deh. Saya akan kerja.”
“Oke.”

Aku pun menerima Yoan sebagai pegawaiku. Kafeku sudah 98% selesai dan dan itu hampir sempurna. Tapi, bagaimana dengan orang-orang terdekatku yang akan datang ke peresmian kafeku nanti? Beberapa jam kemudi ponselku berbunyi tanda ada pesan BBM. Aku memeriksanya dan ternyata itu adalah Dita, wakil kepala kafe sekaligus teman karibku.

“Hei, bagaimana dengan peresmian kafemu? Bukannya tanggal 1 Maret?”
“Tidak jadi, Dita. Aku juga mau bilang kalau besok tanggal 29 Februari itu tanggal peresmian kafeku.”
“Hah? Kok kamu tidak bilang sama aku sih? Katanya tanggal 1 Maret.”
“Ya justru itu, Dita. Aku mau kasih tahu kamu kalau besok tanggal peresmian kafeku. Datang ya, besok!”
“Baik. Aku akan datang. Sekalian ku ajak teman-teman yang lain.”
“Sip!”

Setelah itu, aku melihat kafeku sudah sempurna 100%. Dekorasi cafe, hiasan peresmian, kursi dan meja cafe, dan yang lainnya semua sudah tersedia. Tinggal menunggu peresmiannya besok. Keesokan harinya, tepat di tanggal kabisat 29 Februari, semua pegawai dan staf di kafeku sudah bersiap. Sementara aku, bertugas untuk menerima tamu yang akan datang ke peresmian. Oke, aku akan menunggu Dita. Masih jam 9 pagi. Aku terus menunggu dan menunggu sampai akhirnya seseorang datang. Seorang barista, beliau adalah ayahnya Dita. Aku menyambutnya dengan hormat.

“Bagaimana dengan kafemu?”
“Ini, masih dalam persiapan, Pak. Kok, Anda lebih dulu datang?”
“Aku memang ingin melihat kafe ini lebih dulu daripada si Dita.”
“Terus, si Dita-nya mana?”
“Tadi, katanya ‘masih dalam perjalanan’. Tapi kok belum datang juga, ya?”
“Katanya dia juga mau lebih dulu datang, Pak.”
“Oke, kita tunggu saja.”

Tak berapa lama, Dita pun datang dengan naik motor. Tapi, ke mana semua orang? Katanya dia mau ngajak teman-temannya.

“Hei, Dita. Kok sendirian aja?”
“Ini, semua teman-temanku terjebak macet. Jadi, agak lambatlah sedikit.”
“Yaaah, kau ini bagaimana sih?”
“Maaf, ya… Gak apa-apa kok kalau sedikit.”

Aku sedikit kecewa dengan ini. Kan gak seru kalau orang sedikit. Dan tak berapa lama, orang-orang bermunculan. Wah, rencana Dita kayaknya membuatku menjadi terkejut. Banyak teman-temanku yang datang ke acara peresmian kafeku. Aku sangat bahagia, dan rasa kecewaku yang tadi melanda langsung menghilang begitu saja.

ADVERTISEMENT

“Kok kalian semua datang sih? Gak bilang-bilang lagi.”
“Kami sengaja membuat kejutan untukmu,” sahut seorang temanku.
“Wah, kalian semua membuatku deg-degan.”
“Ah, kau ini. Bagaimana, kau bisa mulai sekarang?” seru yang lainnya pula.
“Oke, aku akan mulai peresmiannya.”

Aku pun memulai acara peresmian. Setelah membawakan sambutan, aku sebagai pemilik kafe memotong pita peresmian sebagai tanda peresmian kafeku. Dan akhirnya, ‘Cafe 29’ sudah resmi. Setelah acara peresmian, Dita memberiku sebuah sesuatu.
“Ini kadomu. Nanti kamu buka, ya. Selamat, karena kamu sudah meresmikan kafemu di tanggal kabisat ini.”
“Makasih.”
“Hmm… kalau boleh, aku mau pesan kopi di sini sebagai pelanggan pertama.”
“Boleh, boleh. Tapi khusus untukmu, gratiiss…” candaku.
“Aaa, makasih,” sahut Dita dengan bibir dimonyong-monyongkan.

29 Februari, benar-benar momentum yang tepat untuk kafeku. ‘Cafe 29’.

Cerpen Karangan: Farid Usman
Blog: mininoveling.blogspot.com

Cerpen Cafe 29 merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bapak Baru

Oleh:
Aku, Firza, Faris, dan Hendra sedang menyusuri trotoar depan sekolah. Firza dengan sepatu mahalnya dan Hendra dengan sepatu butut yang dibelikan Firza. Kita berempat menuju rumah Firza. Sekedar untuk

Berawal Dari Bertukar Foto

Oleh:
Namaku Adiba Anindya Putri, Aku biasa di panggil Adiba, hari ini, aku dan teman-temanku sedang melaksanakan try out kabupaten ipa. Ya mapel dari try out yang ketiga atau yang

First Love

Oleh:
Namaku Sera, aku duduk di bangku kelas satu SMA. Aku memiliki kisah yang paling dramatis, dimana kisahnya, aku menolak cinta seorang kakak kelas tetapi kini aku merasa galau. Di

Hati Yang Terluka (Part 2)

Oleh:
“Lo kok bisa ada di sekolah ini?” Tanya Kenneth bingung melihat keberadaan Karin di sekolahnya. “Gue pindah ke sini, Ken. Gue bakalan bikin lo balik lagi sama gue.” Ucap

Selalu Ingin Bersamanya

Oleh:
Namaku Rian Febryansyah, aku bersekolah di SMA Tunas Bangsa. Hari itu, hari pertamaku masuk sekolah lagi. Sekarang aku duduk di kelas VIII yaitu VIII D. Aku tak sabaran melihat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *