Karena Hati Memberontak

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 17 September 2016

Kau tahu sulitnya menghentikan hati yang memberontak? Sulit bukan. Begitu juga aku, sulit menghentikan diriku sendiri ketika berbuat suatu hal yang dianggap buruk bahkan oleh diriku sendiri. Sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya, tapi hari itu aku melakukannya. Alasannya? Karena hatiku memberontak. Hati menginginkannya walaupun otak menyangkalnya. Hati yang terluka, membuatku sulit mengontrol diri.

Hari itu aku membeli sebuah kartu kuota. Sebelumnya aku berpikir apa pentingnya kuata? Toh aku tak punya pacar juga dan menurutku nothing special. Tapi, setelah aku mengetahui rama mempunyai seorang pacar dan aku pun tahu siapa pacarnya, Pacar rama bernama hapera. Aku langsung membeli kartu kuota. Lalu mengaktifkan akun bbmku. Tak lama menyambungkan, akhirnya terhubung. Tujuanku memanglah buruk, logika pun menyangkalku melakukan itu. Tapi entahlah ada suatu hasrat untuk melakukan itu. Aku segera melihat kontak perempuan itu. Aku tak melakukan apapun saat itu.

Keesokan harinya, yang aku tunggu-tunggu menghampiri. Menghampiri disini bukan berarti kita bertemu, melainkan hapera membuat pm. Aku segera menyindir pm yang dia buat, tapi dia tak memperdulikan sindiranku itu, mungkin karena dia tak merasa disindir karena nyatanya kami tak saling mengenal, hanya aku yang tau sedikit tentang dirinya. Kucari akun instagramnya, melihat foto-fotonya.

Siang hari pun datang, perempuan yang bernama hapera itu membuat pm lagi, aku menyindirnya kembali. Tapi kali ini, dia membalas sindiranku dengan menghadirkan satu kata yang membuatku sedikit kesal dan juga satu kata yang lain yang membuatku makin kesal. Kata pertama tak perlu kukatakan, adapun kata yang berikutnya adalah kata yang berisi nama “rama”, yah laki-laki yang membuatku terus menyindir perempuan itu. Perempuan itu seakan menunjukan kalau dia punya kekuatan, yaitu rama. Kami saling berbalas pm. Namun tak terlalu banyak, karena dia tak membalasnya kembali.

Keesokan harinya
Kali ini aku duluan yang membuat pm yang dengan jelas menyindir hapera dan rama. Dia membalas, kali ini pm kami berbalas cukup panjang. Kegiatan yang aku sendiri namakan pertarungan ini cukup panas. Tak lama ada orang yang menginviteku, siapa dia? Dia adalah teman hapera. Aku segera meng acceptnya. Aku tahu apa maksudnya, mungkin untuk membantu perempuan itu. Kali ini bukan aku dan hapera yang berbalas pm, melainkan aku dan temannya. Pertarungan kali ini, lebih panas dari sebelumnya. Beberapa orang mengomen aksi sindiran ini, ada yang bilang “perang dunia ke 3” lah ada juga yang bilang “banyak yang ribut di bbm”. Hapera dan temannya itu adalah kakak kelasku, mereka duduk di bangku kelas 11 sedangkan aku duduk di bangku kelas 10. Mungkin sebagian orang akan merasa takut dengan kakak kelas, tak bisa dipungkiri otakku pun berfikir seperti itu. Tapi kali ini hatilah yang berbicara, hati yang ingin terus mengoceh mengeluarkan sebongkah batu yang menjanggal yang membuat dadaku sakit. Sampai pada akhirnya, perempuan itu mengirim pesan lewat bbm. Dia bertanya cukup banyak, salah satunya kenapa aku terus menyindirnya? Apa masalahnya? Dan banyak lagi pertanyaan. Sebenarnya aku tak membenci perempuan itu sedikitpun, aku hanya membenci statusnya, status dia yang sebagai pacar laki-laki yang aku sukai. Aku membalasnya dengan tenang. Kami berbalas pesan. Sebenarnya dia mengetahui masalahnya, iya karena pacarnya itu. Bukannya aku kalah, aku tak ingin kalah, justru kali ini aku mengalah untuk menang. Aku meminta maaf atas apa yang aku lakukan. Di pesan, dia berbicara sudah memaafkanku, tapi entah yang sebenarnya. Aku tak peduli dia memaafkanku atau tidak, toh aku sudah meminta maaf. Tapi yang membuat aku menyesal adalah karena perempuan itu berbicara kalau pacarnya mengetahui dan pacarnya itu kesal kepadaku. Kesal? Pantas memang, tapi dia tak berfikir panjang kenapa aku melakukan itu, ya karena dia. Singkat cerita, semuanya selasai.

Aku tahu, aku mengerti apa yang aku lakukan memang salah. Tapi, berandai-andai jika perempuan itu menghiraukanku mungkin semua ini takkan terjadi. Jika dia tidak merasa apa yang aku katakan, dia takan membalasnya. Tapi sudahlah semuanya telah terjadi. Aku berkata kepada perempuan itu alasannya “karena hatiku memberontak” dia cukup pintar mengartikan apa yang yang aku katakan, dia mengerti apa yang aku rasakan. Tapi tak sepenuhnya mengerti, hanya diriku sendiri yang mengerti. Siapa yang merasakan? Aku sendiri. Sakitnya aku, sedihnya aku, hancurnya aku. Perempuan itu bertanya apa yang aku inginkan, aku menjawab aku tak ingin apapun. Tak ingin apapun, hanya ingin dia, itulah yang sejujurnya. Tapi aku tak sebodoh itu megatakan hal yang membuatku terlihat bodoh, aku cukup pintar mengatakan apa yang harus aku katakan.

Akibat dari apa yang aku lakukan itu cukup banyak. Ketika berjalan di sekolah, terduduk di koridor atau sekedar baris ketika upacara, banyak orang yang memperhatikan. Bukan karena mereka semua menyukaiku, tapi mereka tak menyukainya, bukan hanya memperhatikan tapi juga mereka saling berbisik. Mungkin saja salah seorang di antara mereka berbisik “oh yang itu si renita” atau mungkin kata-kata yang lain. Mereka semua bukanlah laki-laki tetapi perempuan, yah memang perempuanlah yang selalu kepo dan ingin tahu urusan orang. Sudah biasa aku dibicarakan, aku tak merasa sedih atau apalah, cukup tersenyum kepada mereka. Yang harus aku lakukan adalah menutup kedua telingaku bukanlah menutupi mulut mereka yang tak terhitung.

Cerpen Karangan: Renita Melviany
Facebook: Renita melviany

Cerpen Karena Hati Memberontak merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sulit Dilupakan

Oleh:
Setiap orang pasti punya cinta pertama. Cinta pertama adalah hal yang paling membekas dalam hidup, bukan? Hal yang sulit dilupakan dan tergantikan. Namun, hal itu tidak padaku. Cinta pertama

Dua Sebangku

Oleh:
Pagi yang cerah. Kicauan burung pun ikut mengiringi. Kendaraannya tampak telah terparkir rapi. Ia segera turun dan melangkah menuju kelasnya. Kakinya berhenti bekerja tepat setelah ia sampai di tempat

Kebahagiaan di Akhir Cerita

Oleh:
Dengan langkah malas aku berjalan ke koridor sekolah, melihat nilai ujian sekolah yang sudah tertera di papan informasi. Sebenarnya aku tak perlu melihat ini, toh nilaiku juga rendah. Yaps!

Cinta Ketiga Belas

Oleh:
“Uh.. ah.. uh…” aku terus berlari. “Uh.. ahh.. huh…” ku lihat gerbang sekolah hampir tertutup. Sekolah adalah tempat kita untuk mencapai masa depan dan gerbang itu adalah gerbang masa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *